Grup : 2K1
Kelompok :2
Anggota : Wahyu Robi’ah N. (16020009)
Sunandita Fadilah (16020012)
Hafilda Narulita (16020014)
Nabila Ainaya (16020022)
Dosen : Wulan S., S.ST., M.T.
Asisten : Desti M., S.ST.
Sukirman, S.ST., MIL.
b. Penampang Melintang
Kutikula
Kutikula merupakan lapisan terluar yang mengandung lilin, pektin, dan
protein, yang tahan air, dan melindungi bagian dalam serat.
Dinding primer
Merupakan dinding sela yang asli yang mengandung selulosa, pektin,
protein, dan zat yang mengandung lilin. Selulosa ini berbentuk benang-
benang yang sangat halus ataau fibril yang susunannya membentuk spiral
dengan sudut 65-70O mengelilingi sumbu serat.
Lapisan antara
Merupakan lapisan pertama dari dinding sekunder dan strukturnya sedikit
berbeda dengan dinding primer maupun sekunder.
Dinding sekunder
Merupakan lapisan-lapisan selulosa yaitu fibril-fibril yang membentuk
spiral dengan sudut 20-30o mengelilingi sumbu serat.
Lumen
Merupakan ruang kosong di dalam serat yang bentuk dan ukurannya
berbeda untuk tiap serat. Lumen berisi zat-zat pada sisa protoplasma yang
sudah kering dengan komposisi terbesarnya adalah nitrogen.
2) Dimensi serat
a. Panjang
Perbandingan panjang dan diameter serat kapas pada umumnya bervariasi
dari 1000:1 sampai 5000:1
b. Diameter
Diameter asli serat kapas yang masih hidup relatif konstan. Tetapi tebal
dinding sel sangat bervariasi dan hal ini menimbulkan variasi yang besar
dalam hal ukuran dan bentuk karakteristik irisan melintang.
3) Sifat Fisika
a. Warna
Warna serat kapas tidak betul-betul putih. Biasanya sedikit berwarna krem.
Pengaruh cuaca yang lama, debu, dan kotoran dapat menyebabkan warna
keabu-abuan. Sedangkan jamur dapt mengakibatkan warna puih kebiru-
biruan yang tidak hilang dalam pemutihan.
b. Kekuatan
Kekuatan serat per bundelnya adalah 70.000 sampai 96.700 pon per inci
persegi. Dalam keadaan basah, kekuatannya akan bertambah.
c. Mulur
Mulurnya sekitar 4-13% dengan rata-rata 7%
d. Keliatan (toughness)
Keliatan adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan suatu benda untuk
menerima kerja.
e. Kekakuan (stiffness)
Kekakuan adalah daya tahan terhadap perubahan bentuk atau perbandingan
kekuatan saat putus dengan mulur saat putus.
f. Moisture Regain (MR)
MR serat kapas pada kondisi standar adalah 7-8,5%
g. Berat Jenis
Berat jenis serat kapas berkisar 1,50-1,56
h. Indeks Bias
Indeks bias serat kapas yang sejajar sumbu serat 1,58. Sedangkan yang tegak
lurus adalah 1,53
4) Sifat Kimia
Sifat-sifat kimia serat kapas merupakan sifat-sifat kimia selulosa, yaitu :
Tahan kondisi penyimpanan, pengolahan, dan pemakaian normal.
Rusak oleh oksidator dan penghirolisa.
Rusak cepat oleh asam kuat pekat dan rusak perlahan oleh asam encer.
Sedikit terpengaruh oleh alkali, kecuali larutan alkali kuat yang
menyebabkan penggelembungan serat.
Larut dalam kuproamonium hidroksida dan kuprietilen diamin.
Mudah terserang jamur dan bakteri dalam keadaan lembab dan hangat.
Sifat fisika merupakan sifat yang berhubungan dengan kukuatan, sifat fisika
poliester meliputi :
1. Kekuatan dan mulur
Serat poliester mempunyai kekuatan dan mulur yang tinggi, yang dalam
keadaan kering dan basah tidak mengalami perubahan. Kekuatan serat poliester
sebesar 4,0 – 6,9 g/d dan mulur poliester sebesar 11 – 20%
2. Elastisitas
Poliester mempunyai elastisitas yang baik sehingga kain poliester bersifat anti kusut.
3. Moisture regain
Moisture regain poliester pada kondisi standar (27oC dan RH 65%) sebesar
0,4%. Dalam RH 100% moisture regainnya hanya 0,6 – 0,8%.
4. Berat jenis
Setrika kain
Padding
Pengeringan
Heating Press
Evaluasi
V. SKEMA PROSES
Data Pengamatan
𝒈
GRAMASI KAIN ( ⁄ 𝟐 )
𝒎
100 x 100
𝐺𝑟𝑎𝑚𝑎𝑠𝑖 = ( ) 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑎𝑖𝑛 (10𝑥10) 𝑐𝑚
10 x 10
1) Kapas
100 x 100
𝐺𝑟𝑎𝑚𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠 = 𝑥 (1,19 𝑔𝑟) = 119 𝑔/𝑚2
10 𝑥 10
2) Poliester
100 x 100
𝐺𝑟𝑎𝑚𝑎𝑠𝑖𝑝𝑜𝑙𝑖𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟 = 𝑥 (1,55 𝑔𝑟) = 155 𝑔/𝑚2
10 𝑥 10
3) T/C
100 x 100
𝐺𝑟𝑎𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑇/𝐶 = 𝑥 (0,89𝑔𝑟) = 89 𝑔/𝑚2
10 𝑥 10
PANJANG LENGKUNG (cms)
𝒈
KEKAKUAN ( ⁄ 𝟐 )
𝒎
1) Kapas
𝑔
𝐾𝑒𝑘𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠 = 0,1 𝑥 119 𝑥 (2,3625)3 = 156,91426 ⁄𝑚2
2) Poliester
𝑔
𝐾𝑒𝑘𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛𝑝𝑜𝑙𝑖𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟 = 0,1 𝑥 155 𝑥 (3,7625)3 = 825,583917 ⁄𝑚2
3) T/C
𝑔
𝐾𝑒𝑘𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 𝑇/𝐶 = 0,1 𝑥 89 𝑥 (5,275)3 = 1306,34353 ⁄𝑚2
IX. DISKUSI
Pada praktikum ini, praktikan telah melakukan praktikum penyempurnaan
lipatan permanen. Penyempurnaan lipatan permanen adalah proses penyempurnaan
yang dilakukan untuk mendapatkan lipatan permanen pada bahan tekstil untuk
keperluan tertentu. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh resin reaktan
“Knittex CHN” pada kain kapas, poliester dan T/C dalam penyempurnaan lipatan
permanen.
Penyempurnaan resin ini termasuk penyempurnaan secara kimia, pada
penyempurnaan ini digunakan resin sintetik, yaitu senyawa organik rumit dan
mempunyai berat molekul yang tinggi. Dengan menggunakan resin ini bukan hanya
dapat membuat kain menjadi kaku secara permanen namun dapat pula memberikan sifat
termoplastik yang diperoleh efek penyempurnaan yang lebih awet pada proses
penyempurnaan mekanik seperti luster, calendering, embossing, dll.
Serat selulosa memiliki ikatan hidrogen antar seratnya yang lemah sehingga
struktur serat mudah bergerak. Untuk membuat lipatan yang permanen maka ikatan
hidrogen antar serat harus diblok agar seratnya tidak mudah berubah bentuk.
Resin reaktan akan berikatan dengan serat selolusa sehingga akan menjadi bagian
dari serat itu sendiri sehingga gugus yang berikatan hidrogen akan berkurang karena
digantikan dengan resin. Resin yang bereaksi dengan serat menyebabkan kekakuan
bahan yang tinggi pada permukaan serat. Resin membentuk ikatan bila sejumlah
molekul-molekul sederhana dengan berat molekul rendah bergabung dengan yang lebih
jauh lebih panjang, baik linier maupun siklik. Pada saat berlangsungnya reaksi antara
serat dengan struktur serat kapas ini merupakan reaksi penggabungan (polimerisasi) dan
membentuk cabang-cabang atau ikatan-ikatan.
Resin reaktan yang berikatan dengan serat selulosa tidak dapat berikatan dengan
serat poliester karena serat poliester merupakan serat yang tidak dapat berikatan dengan
molekul lain sehingga resinnya tidak akan berikatan dengan serat poliester. Tetapi,
struktur serat poliester akan berubah apabila dilewati pada suhu transisi gelas serat
poliester, suhu pada heat press yang digunakan pada penyempurnaan ini adalah 170oC
yang merupakan suhu yang dapat memutus ikatan serat poliester dan akan membuat
ikatan yang baru sesuai dengan lipatan yang diinginkan.
Kekakuan Kain
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
kapas poliester T/C
kekakuan 156,91426 825,583917 1306,34353
Berdasarkan hasil praktikum, nilai kekakuan kain terbesar ditunjukkan oleh kain
T/C. Hal ini dikarenakan kapas dalam kain T/C berikatan dengan resin reaktan, begitu
juga serat poliester yang telah mengalami proses heating press (suhu 170OC) dan dapat
membuat ikatan dengan resin. Kedua serat dalam kain T/C dapat berikatan baik dengan
resin.
X. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa kain T/C adalah jenis kain
paling baik untuk jenis resin reaktan “Knittex CHN” karena mempunyai nilai kekakuan
paling besar.
DAFTAR PUSTAKA
Soeprijono, P., Poerwati, Widayat & Jumaeri. 1974. Serat-Serat Tekstil. Bandung:
Institut Teknologi Tekstil.
Ichwan, Muhammad, dkk. 2004. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan
Penyempurnaan. Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
Suprapto, Agus dan Muhammad Ichwan. 2005. Teknologi Persiapan
Penyempurnaan. Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
Lubis, Arifin, dkk. 1994. Teknologi Persiapan Penyempurnaan. Bandung: Institut
Teknologi Tekstil.
Soeparman, dkk. 1977. Teknologi Penyempurnaan Tekstil. Bandung: Institut
Teknologi Tekstil.