Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

SERAT TEKSTIL

Uji Pelarutan

NAMA : Wahyu Robiah Nuralhasanah


NPM : 16020009
GROUP : K1
DOSEN : Juju J, AT. M.Si.
ASISTEN : Khairul U, S.ST., M.T.

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2017
UJI PELARUTAN

I. MAKSUD DAN TUJUAN


Mengidentifikasi jenis-jenis serat berdasarkan kelarutannya dalam beberapa jenis
pelarut yang digunakan dalam pengujian kelarutan serat.

II. DASAR TEORI


Serat-serat tekstil tersusun atas polimer-polimer ,kemudian polimer-polimer
tersebut saling terikat satu sama lain. Penyusun pengikat antar polimer tersebut,antara
lain :
a. Ikatan Hidrogen
Ikatan dimana atom hidrogen dihubungkan dengan dua atom lain. Ikatan ini
terdapat diantara dua gugus fungsional di dalam satu atau dua molekul.
b. Gugus Hidroksil
Gugus ini biasanya memudahkan kelarutan dalam air. Gugus ini mempunyai
kemampuan untuk menarik gugus hidroksil yang lain dari serat maupun dari
atomnya sendiri,sehingga serat akan mudah menyerap air.
c. Gugus Karboksil
Mempunyai sifat yang sama dengan gugus hidroksil,tetapi jika lebih bersifat
asam maka lebih mudah bereaksi dengan zat-zat lain.
d. Gugus Aromatik
Dalam polimer gugus ini menyebabkan molekul lebih kaku,dapat menaikan
kohesi antar molekul,sehingga membuat titik lelehnya lebih tinggi dari jenis
molekul yang lainnya.

Dengan melihat kelarutan serat pada berbagai pelarut dapat disimpulkan jenis
seratnya. Prinsip pengujian pada uji kelarutan ini adalah melarutkan serat pada beberapa
pelarut kemudian diamati sifat kelarutannya. Apakah serat tersebut larut dengan
sempurna, larut sebagian atau tidak larut sama sekali. Uji pelarutan ini dilakukan dalam
suhu kamar terlebih dahulu. Bila serat belum/ tidak larut, maka selanjutnya dipanaskan
atau dididihkan dalam wadah yang berisi air yang dipanaskan. Namun bila serat sudah
larut, pemanasan tersebut tidak perlu dilakukan. Pelarut yang digunakan untuk
pengujian uji kelarutan serat yaitu:

a. Asam Sulfat (H2SO4)


Asam sulfat merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut
dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan
dan merupakan salah satu produk utama industri kimia contohnya
pembuatan pupuk fosfat plat timah, pengolahan minyak trinatrium fosfat untuk
deterjen dan juga dalam pewarna tekstil.
Asam sulfat 59,5% biasa dipergunakan untuk melarutkan serat rayon
viskosa pada suhu kamar selama 20 menit. Selain itu dapat melarutkan serat
nylon, sutera dan melarutkan sebagian serat kapas (tidak seluruh bagian kapas
larut).
Asam sulfat dengan konsentrasi 70% pada suhu 38 OC selama 20 menit
akan melarutkan serat kapas denga sempurna.

b. Asam Klorida (HCl) 1:1


Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida. HCl
adalah asam kuat dan merupakan komponen utama dalam asam lambung.
Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri.
Untuk pengujian ini, larutan dibuat dari asam klorida dengan berat jenis
1,19 (37,5%) diencerkan dengan air dalam jumla yang sama. Larutan ini
melarutkan nylon pada suhu kamar dalam waktu 10 menit, tetapi tidak melarutkan
serat lain.

c. Asam Nitrat (HNO3)


Asam Nitrat adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna, dan
merupakan asam beracun yang dapat menyebabkan luka bakar. Asam nitrat
biasanya digunakan di laboratorium sebagai reagen. Larutan uu juga dipakai
untuk memproduksi bahan-bahan yang meledak seperti nitrogliserinm TNT,
RDX dan juga untuk pembuatan amonium nitrat. Asam nitrat juga digunakan di
bagian metalurgi dan pengilangan karena dapat bereaksi dengan metal. Ketika
dicampurkan dengan asam klorida, maka campuran ini akan membentuk aqua
regia, satu dari sedikit reagen yang dapat melarutkan emas dan platinum. Asam
nitrat juga merupakan komponen dari hujan asam.
Pada suhu kamar selama 5 menit akan melarutkan serat wol, poliakrilat
dan nylon.

d. Asam Formiat (HCOOH)


Asam formiat adalah asam karboksilat yang paling sederhana. Asam
format secara alami antara lain terdapat pada sengat lebah dan semut, sehingga
dikenal pula sebagai asam semut. Asam format merupakan senyawa antara yang
penting dalam banyak sintesis bahan kimia.
Asam formiat akan melarutkan serat nylon dengan sempurna pada suhu
kamar selama 5 menit.

e. Kalium Hidroksida (KOH) 5%


Kalium hidroksida adalah suatu senyawa anorganik dengan rumus
kimia KOH, dan umumnya disebut sebagai potash kaustik. KOH adalah basa
kuat. Senyawa ini memiliki banyak aplikasi industri dan niche, sebagian besar
yang memanfaatkan sifat korosif dan reaktivitasnya terhadap asam. KOH
digunakan untuk pembuatan biodisel dan sabun.
Pada suhu kamar dan mendidih KOH akan melrutkan serat protein.

f. Natrium Hidroksida (NaOH)


Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik, soda api,
atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida
terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium
hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia
digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa
dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air
minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum
digunakan dalam laboratorium kimia.
Natrium hidroksida 10% pada suhu kamar dan mendidih akan melarutkan
serat protein.
Sedangkan natrium hidroksida dengan konsentrasi 45% pada suhu
mendidih akan melarutkan serat poliester.
g. Natrium Hipoklorit (NaOCl)
Natrium hipoklorit pada umumnya dikenal sebagai pemutih atau clorox,
adalah seringkali digunakan sebagai penawar infeksi (desinfektan) atau bahan
pemutih. Dalam proses produksi industri skala besar, natrium hipoklorit (NaOCl)
dan natrium klorida (NaCl) terbentuk ketika klor dilewatkan dalam keadaan
dingin dan mengencerkan larutan natrium hidroksida (NaOH). Zat pemutih ini
dibuat secara industri melalui elektrolisis dengan pemisahan minimal antara
anoda dan katoda. Larutan harus dijaga di bawah suhu 40 C (melalui pendingin
melingkar) untuk mencegah pembentukan natrium klorat yang tidak diharapkan.
Dalam 20 menit pada suhu kamar, natrium hipoklorit dapat melarutakan
serat protein secara sempurna.

h. Metil Salisilat (C8H8O3)


Metil salisilat sebuah senyawa organik yang mempunyai cincin aromatik.
Senyawa ini merupakan turunan metil ester dari asam salisilat. Oleh karena itu,
metil salisilat dapat diproduksi melalui reaksi kondensasi asam salisilat
dan metanol. Metil salisilat banyak digunakan sebagai bahan baku produk
balsem, obat gosok, penambah rasa di dalam permen karet, obat untuk
meringankan nyeri sendiri, obat rambut berketombe, dsb.
Metil salisilat pada suhu mendidih dapat melarutkan serat poliester.

i. Aseton (CH3COCH3)
Aseton adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah
terbakar. Ia merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut dalam berbagai
perbandingan dengan air, etanol, dietil eter, dll. Ia sendiri juga
merupakan pelarut yang penting. Aseton digunakan untuk membuat plastik, serat,
obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia lainnya. Selain dimanufaktur secara
industri, aseton juga dapat ditemukan secara alami, termasuk pada tubuh manusia
dalam kandungan kecil.
Pelarut ini digunakan untuk membedakan serat rayon viskosa dan serat rayon
asetat, sebab hanya akan melarutkan serat rayon asetat.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat :
1) Tabung reaksi
2) Rak tabung reaksi
3) Batang pengaduk kaca
4) Penjepit kayu
5) Alat pelindung diri
6) Piala gelas 300 mL
7) Pembakar bunsen gas

Bahan :
- Bermacam-macam zat kimia/pelarut:
1) KOH 10%
2) NaOH 10%
3) NaOH 45%
4) HCl 1:1
5) H2SO4 59,5%
6) H2SO4 70%
7) HNO3
8) HCOOH
9) Aseton
10) NaOCl
11) Metil salisilat

- Bermacam-macam serat :
1) Serat kapas
2) Serat rayon viskosa
3) Serat rami
4) Serat sutera
5) Serat wool
6) Serat poliester
7) Serat Poliakrilat
8) Serat poliamida (nylon)
9) Serat poliester-kapas
10) Serat poliester-rayon
11) Serat poliester-wool
12) Serat asetat rayon
13) Serat cuproamonium

IV. CARA KERJA


1) 5 mL pelarut yang digunakan, dimasukkan ke dalam tabung reaksi degan hati-
hati.
2) Beberapa helai serat yang akan diuji digulung-gulung membentuk gumpalan
(jangan terlau banyak), dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi
pelarut.
3) Serat yang berada di dalam pelarut diaduk-aduk dan diamati kelarutanna selama
10 menit.
4) Pada pelarut KOH 10%, NaOH 10%, NaOH 45%, jika setelah 10 menit ternyata
serat tidak larut, maka pelarut yang berisi serat dapat dipanaskan dan amati
kelarutannya selama 10 menit dalam keadaan panas
5) Catat semua sifat kelarutan serat pada masing-masing jenis pelarut pada lembar
hasil pemeriksaan
6) Khusus utuk pelarut metil salisilat, praktikum langsung melakukan pelarutan serat
pada suhu pelarut yang mendidih.

V. DATA PENGAMATAN
Terlampir.

VI. DISKUSI
Berdasarkan praktikum uji pelarutan, praktikan diminta untuk mengamati
ketahanan serat terhadap pelarut/zat kimia, yang secara visual apakah serat tahan pada
zat kimia atau hancur/larut pada zat kimia.
Pada pelarutan dengan H2SO4 59,5% , didapatkan bahwa beberapa serat memiliki
struktur selulosa seperti kapas, rami, larut sebagian karena hanya larut seluruhnya pada
asam pekat dingin dan asam encer panas, dan rayon viskosa, karena selulosa tidak tahan
terhadap asam mineral pekat dan reaksi hidrolisis yang mengambil tempat pada
jembatan glukosida, sehingga terjadi pemutusan rantai molekul selulosa. Rantai
molekul selulosa menjadi lebih pendek sehingga menyebabkan terjadinya penurunan
kekuatan. Untuk sutera memiliki sifat tidak larut dan tahan terhadap asam organik
namun tidak tahan terhadap asam mineral dan terurai. Untuk polyamida atau nylon
tidak tahan terhadap asam mineral kuat namun tidak terpengaruh oleh asam lemah.
Pada pelarutan menggunakan H2SO4 70% didapatkan bahwa beberapa serat
memiliki struktur selulosa seperti kapas, rami, dan rayon viskosa, karena selulosa tidak
tahan terhadap asam mineral pekat dan reaksi hidrolisis akan terjadi.
Pada pelarutan menggunakan asam formiat, serat yang larut hanya satu yaitu
poliamida atau nylon. Hal ini dikarenakan poliamida terbuat dari diamina dan
dikarboksilat maka dapat larut dalam asam formiat dengan melarutkan gugus
karboksilnya.
Pada pelarutan menggunakan NaOCl, serat yang karut adalah sutera dan wool.
Sedangkan poliester-wool larut sebagian. Hal ini disebabkan oleh pengerjaan selulosa
dengan oksidator menyebabkan terjadinya oksiselulosa. Maka dari itu selulosa tidak
larut karena hanya merusak gugus karboksil tanpa memutuskan jembatan O, hanya
menurunkan kekuatan Tarik dari serat.
Ada beberapa data pengamatan yang tidak sesuai dengan literatur, hal itu
kemungkinan disebabkan oleh praktikan yang kurang teliti dalam mengamati, besar
serat yang diuji terlalu besar atau tidak sebanding dengan banyaknya larutan dan
lamanya pengadukan tidak dilakukan sesuai dengan instruksi dari literatur sehingga
beberapa serat yang seharusnya larut menjadi tidak larut.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum, berikut ini adalah serat dan zat kimia yang dapat
melarutkannya (entah larut atau larut sebagian) :

No. Jenis Serat Zat kimia yang dapat melarutkan (LS/L)


1. Kapas H2SO4 59,5% dan H2SO4 70%
2. Rayon Viskosa H2SO4 59,5%, H2SO4 70%, HNO3, NaOH 10% (suhu kamar
maupun dipanaskan) dan NaOH 45% (suhu kamar maupun
dipanaskan)
3. Rami H2SO4 59,5% dan H2SO4 70%
4. Sutera H2SO4 59,5%, H2SO4 70%, HCl 1:1, HNO3, KOH 5% (suhu
kamar dan mendidih), NaOH 10% (suhu kamar maupun
dipanaskan), NaOH 45% (suhu kamar maupun dipanaskan)
dan NaOCl
5. Wool H2SO4 70%, HNO3, KOH 5% (suhu kamar maupun
dipanaskan), NaOH 10% (suhu kamar maupun dipanaskan),
NaOH 45% (suhu kamar maupun dipanaskan) dan NaOCl
6. Poliester NaOH 45% yang dipanaskan dan metil salisilat yang
dipanaskan
7. Poliakrilat H2SO4 70% dan HNO3
8. Poliamida (nylon) H2SO4 59,5%, H2SO4 70%, HCl 1:1, HNO3 dan asam formiat
9. Poliester-Kapas H2SO4 59,5%, H2SO4 70% dan metil salisilat yang dipanaskan
10. Poliester-Rayon H2SO4 59,5%, H2SO4 70%, HNO3 dan metil salisilat yang
dipanaskan
11. Poliester-Wool H2SO4 70%, KOH 5% (suhu kamar dan mendidih), NaOH
10% (suhu kamar maupun dipanaskan), NaOH 45% (suhu
kamar maupun dipanaskan), NaOCl dan Metil salilisat yang
dipanaskan
12. Rayon Asetat H2SO4 59,5%, H2SO4 70%, HCl 1:1, HNO3 dan Aseton
13. Cuproamonium H2SO4 59,5%, H2SO4 70%, HCl 1:1, HNO3 dan NaOH 10%
(suhu kamar maupun dipanaskan)
DAFTAR PUSTAKA

Komalasari, Maya dan Khairul Umam. 2013. Bahan Ajar Praktikum Serat Tekstil.
Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
Wikipedia. Asam Sulfat. [online]. Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_sulfat
[2017, April 9]
Wikipedia. Asam Klorida. [online]. Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_klorida
[2017, April 9]
Wikipedia. Asam Nitrat. [online]. Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_nitrat
[2017, April 9]
Wikipedia. Asam Format. [online]. Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_format
[2017, April 9]
Wikipedia. Kalium Hidroksida. [online]. Tersedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Kalium_hidroksida [2017, April 9]
Wikipedia. Natrium Hidroksida. [online]. Tersedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_hidroksida [2017, April 9]
Anonim. (2014). Natrium Hipoklorit Sebagai Pemutih dan Disinfektan. [online].
Tersedia: https://wawasanilmukimia.wordpress.com/2014/02/08/natrium-
hipoklorit-sebagai-pemutih-dan-desinfektan/ [2017, April 9]
Wikipedia. Metil Salisilat. [online]. Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Metil_salisilat
[2017, April 9]

Anda mungkin juga menyukai