SERAT TEKSTIL
Uji Pelarutan
Dengan melihat kelarutan serat pada berbagai pelarut dapat disimpulkan jenis
seratnya. Prinsip pengujian pada uji kelarutan ini adalah melarutkan serat pada beberapa
pelarut kemudian diamati sifat kelarutannya. Apakah serat tersebut larut dengan
sempurna, larut sebagian atau tidak larut sama sekali. Uji pelarutan ini dilakukan dalam
suhu kamar terlebih dahulu. Bila serat belum/ tidak larut, maka selanjutnya dipanaskan
atau dididihkan dalam wadah yang berisi air yang dipanaskan. Namun bila serat sudah
larut, pemanasan tersebut tidak perlu dilakukan. Pelarut yang digunakan untuk
pengujian uji kelarutan serat yaitu:
i. Aseton (CH3COCH3)
Aseton adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah
terbakar. Ia merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut dalam berbagai
perbandingan dengan air, etanol, dietil eter, dll. Ia sendiri juga
merupakan pelarut yang penting. Aseton digunakan untuk membuat plastik, serat,
obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia lainnya. Selain dimanufaktur secara
industri, aseton juga dapat ditemukan secara alami, termasuk pada tubuh manusia
dalam kandungan kecil.
Pelarut ini digunakan untuk membedakan serat rayon viskosa dan serat rayon
asetat, sebab hanya akan melarutkan serat rayon asetat.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat :
1) Tabung reaksi
2) Rak tabung reaksi
3) Batang pengaduk kaca
4) Penjepit kayu
5) Alat pelindung diri
6) Piala gelas 300 mL
7) Pembakar bunsen gas
Bahan :
- Bermacam-macam zat kimia/pelarut:
1) KOH 10%
2) NaOH 10%
3) NaOH 45%
4) HCl 1:1
5) H2SO4 59,5%
6) H2SO4 70%
7) HNO3
8) HCOOH
9) Aseton
10) NaOCl
11) Metil salisilat
- Bermacam-macam serat :
1) Serat kapas
2) Serat rayon viskosa
3) Serat rami
4) Serat sutera
5) Serat wool
6) Serat poliester
7) Serat Poliakrilat
8) Serat poliamida (nylon)
9) Serat poliester-kapas
10) Serat poliester-rayon
11) Serat poliester-wool
12) Serat asetat rayon
13) Serat cuproamonium
V. DATA PENGAMATAN
Terlampir.
VI. DISKUSI
Berdasarkan praktikum uji pelarutan, praktikan diminta untuk mengamati
ketahanan serat terhadap pelarut/zat kimia, yang secara visual apakah serat tahan pada
zat kimia atau hancur/larut pada zat kimia.
Pada pelarutan dengan H2SO4 59,5% , didapatkan bahwa beberapa serat memiliki
struktur selulosa seperti kapas, rami, larut sebagian karena hanya larut seluruhnya pada
asam pekat dingin dan asam encer panas, dan rayon viskosa, karena selulosa tidak tahan
terhadap asam mineral pekat dan reaksi hidrolisis yang mengambil tempat pada
jembatan glukosida, sehingga terjadi pemutusan rantai molekul selulosa. Rantai
molekul selulosa menjadi lebih pendek sehingga menyebabkan terjadinya penurunan
kekuatan. Untuk sutera memiliki sifat tidak larut dan tahan terhadap asam organik
namun tidak tahan terhadap asam mineral dan terurai. Untuk polyamida atau nylon
tidak tahan terhadap asam mineral kuat namun tidak terpengaruh oleh asam lemah.
Pada pelarutan menggunakan H2SO4 70% didapatkan bahwa beberapa serat
memiliki struktur selulosa seperti kapas, rami, dan rayon viskosa, karena selulosa tidak
tahan terhadap asam mineral pekat dan reaksi hidrolisis akan terjadi.
Pada pelarutan menggunakan asam formiat, serat yang larut hanya satu yaitu
poliamida atau nylon. Hal ini dikarenakan poliamida terbuat dari diamina dan
dikarboksilat maka dapat larut dalam asam formiat dengan melarutkan gugus
karboksilnya.
Pada pelarutan menggunakan NaOCl, serat yang karut adalah sutera dan wool.
Sedangkan poliester-wool larut sebagian. Hal ini disebabkan oleh pengerjaan selulosa
dengan oksidator menyebabkan terjadinya oksiselulosa. Maka dari itu selulosa tidak
larut karena hanya merusak gugus karboksil tanpa memutuskan jembatan O, hanya
menurunkan kekuatan Tarik dari serat.
Ada beberapa data pengamatan yang tidak sesuai dengan literatur, hal itu
kemungkinan disebabkan oleh praktikan yang kurang teliti dalam mengamati, besar
serat yang diuji terlalu besar atau tidak sebanding dengan banyaknya larutan dan
lamanya pengadukan tidak dilakukan sesuai dengan instruksi dari literatur sehingga
beberapa serat yang seharusnya larut menjadi tidak larut.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum, berikut ini adalah serat dan zat kimia yang dapat
melarutkannya (entah larut atau larut sebagian) :
Komalasari, Maya dan Khairul Umam. 2013. Bahan Ajar Praktikum Serat Tekstil.
Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
Wikipedia. Asam Sulfat. [online]. Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_sulfat
[2017, April 9]
Wikipedia. Asam Klorida. [online]. Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_klorida
[2017, April 9]
Wikipedia. Asam Nitrat. [online]. Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_nitrat
[2017, April 9]
Wikipedia. Asam Format. [online]. Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_format
[2017, April 9]
Wikipedia. Kalium Hidroksida. [online]. Tersedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Kalium_hidroksida [2017, April 9]
Wikipedia. Natrium Hidroksida. [online]. Tersedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_hidroksida [2017, April 9]
Anonim. (2014). Natrium Hipoklorit Sebagai Pemutih dan Disinfektan. [online].
Tersedia: https://wawasanilmukimia.wordpress.com/2014/02/08/natrium-
hipoklorit-sebagai-pemutih-dan-desinfektan/ [2017, April 9]
Wikipedia. Metil Salisilat. [online]. Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Metil_salisilat
[2017, April 9]