Anda di halaman 1dari 5

UJI PELARUTAN

I. MAKSUD ATAU TUJUAN


Untuk mengidentifikasi dan memahami bagaimana cara membedakan jenis serat
berdasarkan kelarutannya dalam beberapa jenis pelarut yang digunakan dalam
beberapa jenis pelarut yang digunakan dalam pengujian kelarutan serat tekstil.

II. TEORI DASAR


Serat adalah sel atau jaringan serupa benang atau pita panjang, berasal dari hewan
atau tumbuhan (ulat, batang pisang, daun nanas, kulit kayu, dan sebagainya), bisa
digunakan untuk membuat kertas, tekstil, dan sebagainya. Serat bisa diuji oleh
mikroskop dengan bertujuan untuk mengetahui bentuk dari penampang membujur dan
melintang dari berbagai jenis serat tekstil. Serat-serat tekstil tersusun atas polimer-
polimer kemudian polimer-polimer tersebut saling terikat satu sama lain. Penyusun
pengikat antar polimer tersebut adalah ikatan hydrogen, gugus hidrokstil, gugus
karboksil, dan gugus aromatic.
Jika dilihat dari kelarutan serat pada berbagai pelarut maka dapat diketahui jenis
seratnya. Prinsip pengujian pada uji kelarutan ini adalah melarutkan serat pada
beberapa pelarut kemudian diamati sifat kelarutannya. Apakah serat tersebut larut
dengan sempurna, larut sebagian atau tidak larut sama sekali. Uji pelarutan ini
dilakukan dalam suhu kamr terlebih dahulu. Bila serat belum atau tidak larut maka
selanjutnya dipanaskan atau dididihkan dalam wadah yang berisi air yang dipanaskan.
Namun, bila serat sudah larut maka pemanas tersebut tidak perlu dilakukan. Pelarut
yang digunakan untuk pengujian uji kelarutan serat adalah H2SO4 59,5%, H2SO4 70%,
HCl 1:1, HNO3, Asam Forniat, KOH 10%, NaOH 10%, NaOH 45%, NaOCl, dan Metil
Salisilat.

III. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


a. Alat yang digunakan
- Rak tabung reaksi
- Tabung reaksi
- Batang pengaduk kaca
- Penjepit kayu
- Alat pelindung diri
- Piala gelas 300mL
- Pembakar Bunsen

b. Bahan dan zat kimia


- H2SO4 59,5%
- H2SO4 70%
- HCl 1:1
- HNO3
- Asam Forniat
- KOH 10%
- NaOH 10%
- NaOH 45%
- NaOCl
- Metil Salisilat
- Serat kapas
- Serat rayon viskosa
- Serat rami
- Serat sutera
- Serat wool
- Serat polyester
- Serat poliakrilat
- Serat poliamida
- Serat polyester kapas
- Serat polyester rayon
- Serat polyester wool

IV. PROSEDUR KERJA PRAKTIKUM


 Tabung reaksi dibersihkan.
 5ml pereaksi yang digunakan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan hati-hati.
 Beberapa helai serat yang akan diuji (jangan terlampau banyak) dimasukka ke
dalam tabung reaksi yang telah berisi air pereaksi.
 Serat yang berada didalam larutan pereaksi diaduk aduk dan diamti kelarutannya
selama 10 menit.
 Jika setelah selesai 10 menit ternyata tidak larut pereaksi dapat dipanaskan dengan
hati – hati.
 Setelah 3 menit diamati kelarutan masing – masing serat pada masing – masing
pelarutnya.

V. HASIL PRAKTIKUM
Hasil praktikum terlampir.

VI. PEMBAHASAN
Pada uji pelarutan serat yang larut dalam pelarut akan hancur dan menyatu atau
homogen dengan pelarut, namun tidak semua serat yang larut langsung hancur, ada
beberapa serat yang harus menunggu beberapa menit agar dapat larut ke dalam pelarut
setelah dilakukan pengadukan. Serat yang tidak larut dalam uji pelarutan adalah serat
yang secara kasar mata bentuknya tetap dan tidak hancur meski telah dimasukkan ke
dalam pelarut selama beberapa menit dan telah dilakukan pengadukan. Serat yang larut
ke dalam pelarut berarti serat tersebut tidak tahan terhadap sifat kimia dari pelarut
tersebut.
Pada Praktikum Serat Tekstil uji pelarutan ini mengidentifikasi serat alam maupun
buatan berdasarkan sifat kimianya dengan cara pelarutan. Tetapi dalam pengamatan
percobaan ini terjadi perbedaan pengklasifikasian sifat serat dengan literature yang ada.
Hal ini dapat terjadi karena :

1. Saat akan memulai percobaan semua alat-alat yang dicuci ini kurang bersih
dicucinya.
2. Konsentrasi zat kimia (pelarut) yang berkurang.
3. Serat yang diujikan terlalu banyak sehingga kurang teliti saat mengamati
perubahan yang terjadi pada serat tersebut.
4. Sulit membedakan antara serat yang larut, larut sebagian, rusak dan tidak larut.
5. Waktu saat mengamati perubahan serat yang terlalu cepat membuat hasil
pengamatan kurang maksimal.

Hal yang harus diperhatikan saat percobaan :

1. Membersihkan alat-alat percobaan hingga bersih.


2. Hati-hati saat melakukan percobaan karena ada beberapa larutan yang berbahaya
apabila terkena ke kulit.
3. Banyaknya larutan dan serat harus tepat. Tidak terlalu banyak maupun tidak
terlalu sedikit.

VII. KESIMPULAN
Pada percobaan uji kelarutan ini, dapat diidentifikasikan sifat kimia serat , baik itu
serat alam maupun serat buatan. Beberapa helai serat yang akan diuji dimasukan ke
dalam tabung reaksi yang telah berisi berbagai pereaksi untuk diketahui sifat kimianya.
Setelah direaksikan diperoleh ada serat yang larut , larut sebagian ,dan tidak larut.
Hasil data pengamatan dapat dilihat dilampiran data praktikum. Dengan melakukan
pengamatan ini kita jadi mengetahui karakteristik dari masing masing serat yang ada
baik serat alam maupun serat buatan.
Kelarutan serat tekstil yang diuji dapat dilihat pada table berikut dan yang tidak
dicantumkan di table maka itu tidak larut.
No Nama Pelarut Jenis Serat yang Larut
1 H2SO4 59,5% Rayon viskosa, rami, poliamida
2 H2SO4 70% Kapas, rayon viskosa, rami, sutera, wool,
poliakrilat, poliamida
3 HCl 1:1 Poliamida

4 HNO3 Poliakrilat, poliamida

5 Asam Forniat -

6 KOH 10% kapas, sutera, wool

7 NaOH 10% rayon viskosa, rami, sutera, wool


8 NaOH 45% Sutera, wool, polyester (yang dipanaskan
semua)
9 NaOCl Sutera, wool
10 Metil Salisilat poliester

No Nama Pelarut Jenis Serat yang Larut Sebagian


1 H2SO4 59,5% -
2 H2SO4 70% Polyester kapas, polyester rayon

3 HCl 1:1 -

4 HNO3 Sutera

5 Asam Forniat -

6 KOH 10% Polyester wool

7 NaOH 10% Polyester wool

8 NaOH 45% -
9 NaOCl Poliamida
10 Metil Salisilat Polyester kapas, polyester rayon, polyester
wool
VIII. DAFTAR PUSTAKA
1. Komalasari Maya, Bahan Ajar Praktikum Serat Tekstil, Sekolah Tinggi Teknologi
Tekstil,2013
2. https://www.academia.edu/16269558/UJI_PELARUTAN_SERAT_TEKSTIL

Anda mungkin juga menyukai