NIM : 17020064
Grup : 1K3
2017/2018
I. JUDUL
1. Penggelembungan dengan NaOH 0,1 N
2. Penggelembungan dalam KOH Amoniakal ( Pereaksi Krais Viertel )
3. Pengujian Pewarnaan dengan Uji Perak Amoniakal
4. Pengujian Pewarnaan dengan Uji Indigo Carmine (CI Acid Blue 74)
5. Pengujian Pewarnaan dengan Uji Metilen Biru (CI Basic Blue 9)
6. Pengujian Pewarnaan dengan Uji Acid Red 1
Sifat-sifat Serat
Sifa Fisika
1. Konduksi Panas,
Wol adalah suatu bahan konduktor panas yang jelek. Faktor utama yang menyebabkan
wol terasa hangat karena adanya udara disela-sela serat pada benang atau kain. Adanya udara
diakibatkan dari seratnya yang keriting. Karena bersifat keriting atau rua, benang atau kainnya
tidak dapat mempat padat.
2. Penterapan lembab,
Wol bersifat higroskopis, tetapi serat tersebut juga melepaskan uap air secara perlahan-
lahan. Sewaktu wol menyerap uap air akan timbul panas. Penyerapan uap berhubungan erat
dengan sifat hangatnya. Serat wol tidak menyerap air dengan cepat bahkan sering menolaknya,
tetapi serat wol akan menyerap uap air dari badan atau udara sekitarnya tanpa terasa basah,
meskipun penyerapannya mencapai 30% dari berat serat.
3. Kelentingan
Serat wol memiliki Sifat lenting yang baik terutama dalam keadaan kering. Sifat lenting
yang baik in dapat membentu wol dalam perawatan yang artinya meringankan dalam
penyetrikaan.
4. Kekuatan dan mulur
Serat wol lemah, tetapi kain wol sangat awet. Kekuatannya berkisar antara 1,2-1,27 gram
per denier. Hal ini dikarenakan bagian amorfnya sangat besar. Kain wol bersifat awet karena
daya mulurnya yang besar, daya tekukknya baik dan tahan terhadap gesekan. Apabila serat
diregangkan,maka serat akan melurus dari kekeritingan, peregangan lebih lanjut menyebabkan
serat akan mulur hingga 30% dari panjang semula. Serat wol sangat lentur, dapat dibengkok-
bengkokkan sebanyak 20.000 kali dan tidak patah.
5. Menggumpal
Menggumpal atau felting adalah istilah yang digunakan untuk pemengkeretan dan penaikkan
kerapatan. Wol merupakan serat alam yang dapat mengumpal. Hal tersebut terjadi waktu serat
wol diberi uap air dan gesekan. Agar serat dapat menggumpal harus mempunyai permukaan
bersisik, mudah direganngkan dan mempunyai daya kembali dari perubahan bentuk. Sifat
menguntungkan dari felting adalah serat dapat dimanfaatkan untuk membuat kain secara
langsung dari serat tanpa harus memintalnya terlebih dahulu menjadi benang.
6. Tahan api
Kain yang terbuat dari serat wol cenderung tahan terhadap api dibanding dengan serat-serat alam
lainnya, sehingga banyak diaplikasikan dengan penggunaan yang berkaitan dengan resiko panas
tinggi.s
Sifat Kimia
1. Pengaruh Air dan uap
Didalam air serat wol akan menggelembung dan derajad penggelembungan tergantung
pada suhu air dan regangan. Dalam air dingin atau hangat, serat wol menggelembung 10% 9wol
yang rusak karena zat-zat kimia dapat menggelembung sampai 20% atau lebih, tetapi setelah
akan kembali kediameter semula. Ini berarti wol akan mengkeret kalau kena air. Pada air diatas
120 derajat celcius, dan dengan tekanan maka wol akan rusak. Uap air dalam waktu singkat tidak
merusakknya namun dalam keadaan lama akan merusak.
2. Asam dan basa
Wol bersifat amfoten, yaitu dapat bereaksi dengan asam dan basa. Wol tahan asam,
kecuali asam pekat yang panas akan meyebabkan kerusakan. Wol mudah dirusak dengan alkali.
Didalam larutan NaOH 5% yang mendidih, wol akan segera larut.
3. Garam
Garam-garam yang bersifat asam atau alkali akan berpengaruh terhadap wol seperti asam
atau akali. Garam organik netral juga berpengaruh pada wol . Garam-garam seperti Magnesium
dan kalsium pada air sadah dalam pendidihan lama akan menimbulkan warna kuning pada wol.
4. Zat oksidator
Wol akan rusak oleh oksidator seperti kaporit yang diakibatkan terputusnya ikatan lintang
sistina.
5. Pengaruh Bakteri, jamur dan serangga
Wol relatif tahan terhadap serangan jamur bahkan bakteri, namun wol mudah diserang serangga
ngengat pemakan serat.
VII. KESIMPULAN
1. Pengujian Penggelembungan dengan NaOH 0,1 N
Terjadi kerusakan parah pada wool rusak oleh alkali dan hipoklorit asam.
4. Pengujian Pewarnaan dengan Uji Indigo Carmine (CI Acid Blue 74)
Terjadi kerusakan parah pada wool yang rusak oleh hipoklorit asam, H2O2, dan alkali.