Disusun oleh
NURHASANAH UMMIL ATQIYA
21420049
2K3
DOSEN : - Luciana, S.Teks., M.Pd.
- Mia K., S.ST.
- Mia E., S.ST.
B. Sifat kimia
1) Pengaruh asam
Selulosa tahan terhadap asam lemah, sedangkan
terhadap asam kuat akan menyebabkan kerusakan. Asam kuat
akan menghidrolisa selulosa yang mengambil tempat pada
jembatan oksigen penghubung sehingga terjadi pemutusan
rantai molekul selulosa (hidroselulosa). Rantai molekul
menjadi lebih pendek dan menyebabkan penurunan kekuatan
tarik selulosa.
2) Pengaruh alkali
Alkali mempunyai pengaruh pada kapas. Alkali kuat
pada suhu rendah akan menggelembungkan serat kapas
seperti yang terjadi pada proses merserisasi, sedangkan pada
suhu didih air dan dengan adanya oksigen dalam udara akan
menyebabkan terjadinya oksiselulosa.
3) Pengaruh panas
Serat kapas tidak memperlihatkan perubahan kekuatan
bila dipanaskan pada suhu 120OC selama 5 jam, tapi pada
suhu yang lebih tinggi dapat menyebabkan penurunan
kekuatan. Serat kapas kekuatannya hampir hilang jika
dipanaskan pada suhu 240OC.
4) Pengaruh Oksidator
Oksidator dapat mengoksidasi selulosa sehingga terjadi
oksiselulosa, rantai molekul selulosa terputus dan selanjutnya
mengakibatkan terjadinya oksiselulosa lanjutan yang
mengubah gugus aldehid menjadi gugus karboksilat. Pada
oksidasi sederhana dalam suasana asam tidak terjadi
pemutusan rantai, hanya terjadi pembukaan cincin glukosa.
Pengerjaan lebih lanjut dengan alkali akan mengakibatkan
pemutusan rantai molekul sehingga kekuatan tarik akan turun.
Oksiselulosa terjadi pada proses pengelantangan yang
berlebihan, penyinaran dalam keadaan lembab atau
pemanasan yang lama pada suhu diatas 140 °C
B. Kerusakan Kimia
- Serangan jasad renik.
Kerusakan disebabkan karena jasad renik tersebut mengeluarkan
enzim yang menyebabkan kerusakan kimia. Degradasi selulosa
oleh enzim sama dengan degradasi oleh asam, hanya enzim
terregenerasi secara tetap. Adanya zimasa dapat mengubah
selulosa menjadi glukosa. Selulosa yang terregenerasi (misal
rayon viskosa atau rayon kupro) lebih mudah terkena jasad renik
daripada selulosa alam (makin rendah polimer makin mudah
diserang).
- Pengolahan kimia.
Serat selulosa dapat rusak karena asam maupun zat oksidator.
Asam menyebabkan terjadinya hidroselulosa yang mempunyai
gugus pereduksi. Proses oksidasi baik dalam suasana asam
maupun basa menimbulkan oksiselulosa yang mempunyai gugus
pereduksi maupun karboksilat.
- Cahaya.
Kerusakan disebabkan oleh terjadinya pemutusan ikatan primer
pada selulosa.
- Panas.
Kerusakan karena panas dapat dilihat dengan terjadinya
perubahan pada dinding primer selulosa.
- Pewarnaan Congo Red
Cara ini dimaksudkan untuk membedakan antara kerusakan kimia
dan kerusakan mekanika pada serat kapas. Pada kapas yang rusak
karena meknika akan terlihat adanya serat serat yang sobek atau
putus. Sedangkan pada kapas yang rusak karena kimia akan terlihat
adanya retakan memanjang, celah atau adanya bagian-bagian serat
berwarna merah.
- Uji Horrizon
Cara ini dimaksudkan untuk menunjukkan adanya gugus
pereduksi pada serat selulosa yang rusak karena zat kimia. Cara ini
digunakan untuk identifikasi oksiselulosa oleh asam atau hidroselulosa
karena adanya gugus aldehida.
Prinsipnya adalah gugus aldehida akan mereduksi ion perak
menjadi perak yang mengendap dan menodai kapas rusak dengan
noda abu-abu sampai hitam. Dalam cara ini digunakan dua pelarut
yaitu larutan A yang dibuat dengan melarutkan perak nitrat dan larutan
B yang dibuat dengan melarutkan natrium tiosulfat dan natrium
hidroksida dengan perbandingan yang sama dalam air. Bagian yang
rusak akan ternodai dengan warna abu-abu tua sampai hitam.
- Uji Fehling
Cara ini dimaksudkan untuk menunjukkan adanya gugus
pereduksi pada serat selulosa yang rusak karena zat kimia. Larutan
fehling terdiri dari dua larutan yaitu larutan A, yang dibuat dengan
melarutkan 34,63 g CUSO4 kristal dalm 500 ml air. Larutan fehling B,
yang 70 g NaOH + 173 g KNaC4H4O6.4H2O dalam 500 ml air.
Adanya endapan kuprooksida yang berwarna pink atau merah
menunjukkan adanya gugus pereduksi. Pengamatan adanya endapan
tersebut akan lebih jelas apabila dilihat dengan mikroskop. Reaksi
yang terjadi adalah :
- Uji perak nitrat amoniakal
Larutan perak amoniakal berbahaya dan dapat meledak, maka
perlu hati-hati dalam menggunakannya. Larutan tersebut dibuat
dengan menambahkan ammonia dengan hati-hati kedalam larutan
yang dibuat dari perak nitrat 10 gram didalam 100 ml air suling. Pada
serat yang tidak rusak maka warna kuning yang terjadi akan hilang,
sedangkan pada bagian serat yang rusak akan tampak adanya warna
kuning atau coklat dan tergantung pada derajat kerusakan seratnya.
- Uji Biru Trunbull
Cara ini dimaksudkan untuk menunjukkan gugus karboksil, pada
serat selulosa yang rusak karena zat kimia. Contoh uji direndam
dengan menggunakan larutan yang didalamnya mengandung
ferrosulfat 10 gram per liter air pada suhu kamar, dan dicuci dengan air
pada suhu 70°C. Kemudian contoh uji direndam didalam larutan yang
mengandung kalium ferisianida 10 gram per liter air pada suhu kamar
selama 5 menit. Akhirnya dicuci dengan air pada suhu 70°C. Warna
biru tua menunjukkan adanya gugus karboksil pada serat.
- Uji Na-Kromat
Cara ini dilakukan untuk menunjukkan adanya gugus
karboksilat pada serat selulosa yang rusak karena zat kimia. Contoh
uji direndam dalam larutan Pb asetat selama 5 menit pada suhu kamar
dan dicuci dengan air dingin. Setelah itu pindahkan contoh uji kedalam
larutan Na-Kromat selama 5 menit pada suhu kamar lalu cuci dan
keringkan.
V. CARA KERJA
V.1 Pengujian Penggelembungan dengan NaOH
Cara kerja :
- Potong serat kapas pendek-pendek.
- Letakkan diatas kaca objek, tetesi dengan NaOH sebagaimedium
tutup dengan kaca penutup.
- Biarkan beberapa menit.
- Amati dibawah mikroskop
V.2 Pengujian Pewarnaan dengan Congo Red
Cara kerja :
- Rendam contoh uji dalam larutan NaOH 2% selama 5 menit.
- Cuci sampai bebas NaOH (uji dengan kertas lakmus).
- Keringkan dengan kertas hisap.- Rendam contoh uji dalam larutan
Congo Red selama 5 menit.
- Cuci bersih dengn air
- Rendam dalam larutan NaOH 18% selama 3-5 menit.
- Amati dibawah mikroskop.
V.3 Pengujian Pewarnaan dengan Cara Uji Horrizon
Cara kerja :
- Campurkan 1 mL larutan A dalam 20 mL air dengan 2mL larutan B
dalam 20 mL.
- Didihkan contoh uji dalam 2-5 mL campuran tersebut selama
5menit.
- Cuci dalam larutan B (1 mL dalam 10 mL air).- Cuci dengan air
panas suhu 70°C
- Amati warna yang terjadi.
V.4 Pengujian Pewarnaan dengan Perak Nitrat Amoniakal
Cara kerja :
- Panaskan contoh uji dalam larutan AgNO3 amoniakalpada suhu
80°C selama 3-5 menit.
- Cuci dengan air dingin.
- Cuci dengan larutan amoniak 10%
- Amati warna yang terjadi.
V.5 Pengujian Pewarnaan dengan Pereaksi Fehling
Cara kerja :
- Campurkan 3 mL larutan Fehling A dan 5 mL larutan Fehling B.
- Didihkan contoh uji dalam 2-5 mL campuran tersebut selama10
menit.
- Cuci dengan air panas suhu 70°C.
- Amati warna yang terjadi.
V.6 Pengujian Pewarnaan dengan Cara Pencucian Tolak
Cara kerja :
- Rendam contoh uji dalam larutan Chlorazol Sky Blue FF pada
suhu mendidih selama 5 menit.
- Cuci dengan air panas suhu 7°C.
- Amati warna yang terjadi.
V.7 Pengujian Pewarnaan dengan Cara Biru Trunbull
Cara kerja :
- Rendam contoh uji dalam larutan ferro sulfat selama 5 menit pada
suhu kamar.
- Cuci dengan air panas suhu 70°C
- Rendam contoh uji dalam larutan kalium ferri sianida selama
5menit pada suhu kamar.- Cuci dengan air panas suhu 70°C,
keringkan.
- Amati warna yang terjadi.
V.8 Pengujian Pewarnaan dengan Na-Kromat
Cara kerja :
- Rendam contoh uji dalam larutan Pb asetat selama 5 menit pada
suhu kamar.
- Bilas dengan air dingin.
- Pindahkan contoh uji kedalam lartan Na-Kromat kemudian
rendamdalam larutan tersebut selama 5 menit pada suhu kamar.
- Cuci dan keringkan.
- Amati warna yang terjadi.
V.9 Pengujian Pewarnaan dengan Metilen Biru
Cara kerja :
- Rendam contoh uji dalam larutan pereaksi Metilen Biru, selama 5-
10 menit pada suhu kamar.
- Cuci dengan air mengalir.
- Amati warna yang terjadi.
Pengamatan
No Contoh Uji Horrizon Perak Nitrat Fehling
Amoniakal
1. Kapas baik Endapan abu- Warna coklat Tidak ada
abu menunjukkan endapan
menunjukkan serat rusak pink/merah
adanya gugus menunjukkan
aldehida tidak ada
gugus
pereduksi
2. Kapas rusak Endapan hitam Warna putih Tidak ada
oleh asam menunjukkan menunjukkan endapan
adanya gugus serat baik pink/merah
aldehida menunjukkan
tidak ada
gugus
pereduksi
3. Kapas rusak Endapan abu- Warna putih Tidak ada
oleh H2O2 abu menunjukkan endapan
menunjukkan serat baik pink/merah
tidak adanya menunjukkan
gugus aldehida tidak ada
gugus
pereduksi
4. Kapas rusak Endapan hitam Warna putih Tidak ada
oleh alkali menunjukkan menunjukkan endapan
adanya gugus serat baik pink/merah
aldehida menunjukkan
tidak ada
gugus
pereduksi
5. Kapas rusak Endapan hitam Warna coklat Tidak ada
oleh KMnO4 menunjukkan menunjukkan endapan
adanya gugus serat rusak pink/merah
aldehida menunjukkan
tidak ada
gugus
pereduksi
6. Kapas rusak Endapan hitam Warna putih Ada endapan
oleh kaporit menunjukkan menunjukkan merah
adanya gugus serat baik menunjukkan
aldehida ada gugus
pereduksi
7. Kapas rusak Endapan coklat Warna putih Ada endapan
oleh hipoklorit menunjukkan menunjukkan merah
tidak adanya serat baik menunjukkan
gugus aldehida ada gugus
pereduksi
8. Kapas rusak Endapan abu- Warna coklat Tidak ada
oleh panas abu menunjukkan endapan
menunjukkan serat rusak pink/merah
adanya gugus menunjukkan
aldehida tidak ada
gugus
pereduksi
9. Kapas rusak Endapan hitam Warna coklat Tidak ada
oleh pukulan menunjukkan menunjukkan endapan
adanya gugus serat rusak pink/merah
aldehida menunjukkan
tidak ada
gugus
pereduksi
10 Kapas rusak Endapan abu- Warna coklat Tidak ada
. oleh jamur abu menunjukkan endapan
menunjukkan serat rusak pink/merah
adanya gugus menunjukkan
aldehida tidak ada
gugus
pereduksi
VII. DISKUSI
VII.1 Kerusakan Selulosa I
- Pengujian Penggelembungan NaOH
Pengujian penggelembungan dengan NaOH bertujuan untuk
membedakan kerusakan serat kapas diakibatkan zat kimia dan
mekanika. Saat pengamatan dibawah mikroskop adanya kepala jamur
atau dumble pada ujung serat baik atau serat yang mengalami
kerusakan mekanika, sedangkan bila tidak ada kepala jamur pada
ujung serat menunjukkan kerusakan kimia yang hebat.
Pada pengujian kali ini dinding sekunder pada kapas baik akan
menggelembung dengan sempurna dan menonjol keluar dari ujung
potongan serat membentuk dumble. Sedangkan pada kapas rusak
oleh zat kimia, maka dinding primer akan melemah dan tidak tahana
terhadap tekanan yang ditimbulkan oleh dinding sekunder yang
menggelembung, sehingga seluruh serat akan menggelembung
secara tidak sempurna. Dapat dilihat pada serat kapas yang rusak oleh
pukulan mengalami penggelembungan yang tidak rata.
- Pengujian Pewarnaan dengan Congo Red
Pada pengujian pewarnaan dengan congo red ini serat kapas yang
rudak oleh mekanik akan terlihat penampang serat yang sobek atau
putus. Pada serat kapas yang rusak oleh zat kimia akan terlihat
adanya retakan memanjang, celah-celah atau bagian serat yang
berwarna merah, dinding sekundernya telat menggelembung akan
terwarnai lebih tua dibandingkan dengan kerusakan mekanik.
Pada pengujian kali ini dapat dilihat pada serat kapas yang rusak
oleh jamur ada garis memanjang menandakan serat rusak oleh zat
kimia. Dan pada serat yang rusak oleh panas dapat terlihat ada serat
yang berwarna merah menandakan serat rusak oleh zat kimia.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan Analisa kualitatif pada kerusakan serat
selulosa kapas dapat disimpulkan bahwa :
VIII.1 Kerusakan Selulosa I
- Pengujian Penggelembungan NaOH
Serat kapas yang rusak oleh asam, KMnO4, panas, dan pukulan
mengalami kerusakan yang hebat karena tidak adanya dumble
- Pengujian Pewarnaan dengan Congo Red
Serat kapas yang rusak karena mekanika : serat kapas baik, serat
kapas yang rusak oleh asam, H2O2, alkali, panas.
Serat kapas yang rusak oleh kimia : serat kapas yang rusak oeh jamur
Serat kapas yang rusak karena jasad renik : serat kapas yang rusak
oleh hipoklorit,
X. LAMPIRAN
- Kerusakan Selulosa I
NO JENIS KERUSAKAN UJI PENGGELEMBUNGAN UJI PEWARNAAN DENGAN
SERAT DENGAN NaOH CONGO RED
1. Kapas baik