SERAT
(ANALISA KERUSAKAN SERAT SELULOSA I, II, III SECARA
KUALITATIF)
I. Judul
1.1 Uji Penggelembungan NaOH dan Uji Pewarnaan Congo Red
1.2 Analisa Gugus Pereduksi, Uji Horizon AgNO3 Amoniakal Fehling
1.3 Analisa Gugus Karboksilat, Uji Pencelupan Biru Trunbull, Uji Kromat
II. Tujuan
2.1 Uji Penggelembungan NaOH dan Uji Pewarnaan Congo Red
• Mengetahui cara identifikasi kerusakan serat selulosa cara penggelembungan
dengan NaOH.
• Untuk membedakan kerusakan serat kapas karena zat kimia dan mekanika.
• Mengetahui cara identifikasi kerusakan serat selulosa cara pewarnaan dengan
congo red.
2.3 Analisa Gugus Karboksilat, Uji Pencelupan Biru Trumbull, Uji Kromat
• Pengujian dilakukan untuk menunjukkan adanya gugus karboksilat pada serat
selulosa yang rusak karena kimia.
BAB II
DASAR TEORI
• Warna
Warna kapas tidak betul-betul putihi, biasanya sedikit cream, beberapa jenis
kapas yang seratnya panjang seperti kapas mesir dan rima, warnanya lebih cream
dari pada kapas Upland dan Sea Island. Pigmen yang menimbulkan warna pada
kapas belum diketahui dengan pasti. Warna kapas akan main tua setelah
penyimpanan selama 2-5 tahun. Ada pula kapas-kapas yang berwarna lebih tua,
dengan warna- warna dari caramel, bhakti, sampai beige.
Karena pengaruh cuaca yang lama, debu dan kotoran, akan menyebabkan
warna menjadi keabu-abuah. Tumbuhnya jamur pada kapas sebelum pemetikan
menyebabkan warna putih kebiru-biruan yang tidak bisa dihilamngkan dalam
pemutihan.
• Kekuatan
Kekuatan serat kapas terutama dipengaruh oleh kadar selulosa dalam serat,
panjang rantai dan orientasinya. Kekuatan serat kapas per bundel rata-rata adalah
96.700 pound per inci2 dengan minimum 70.000 dan maksimum 116.000 pound
per inci2. Kekuatan serat bukan kapas pada umumnya menurut pada keadaan
basah, tetapi sebaliknya kekuatan serat kapas dalam keadaan basah makin tinggi.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila gaya diberikan pada serat kapas
kering, distribusi tegangan dalam serat tidak merata karena bentuk serat kapas
yang terpuntir dan tak teratur.
Dalam keadaan basah serat menggelumbung berbentuk silinder, diikuti
dengan kenaikan derajat orientasi, sehingga distribusi tegangan lebih merata dan
kekuatan seratnya naik.
• Mulur
Mulur saat putus serat kapas termasuk tinggi diantaranya serat-serat selulosa
alam, kira-kira dua kali mulur rami. Diantara serat-serat alam hanya sutera dan
wol yang mempunyai mulur lebih tinggi dari kapas. Mulur serat kapas berkisar
antara 4 – 13 % bergantung pada jenisnya dengan mulur rata-rata 7 %.
• Keliatan (toughnese)
• Kekakuan (stiffness)
• Moisture regain
Serat kapas mempunyai afinitas yang besar terhadap air, dan air mempunyai
pengaruh yang nyata pada sifat-sifat serat. Serat kapas yang sangat kering
bersifat kasar, rapuh dan kekuatannya rendah. Moisture regain serat bervariasi
dengan perubahan kelembaban relatif atmosfir sekelilingnya. Moisture regain
serat kapas pada kondisi standar berkisar antara 7 – 8,5 %.
Serat kapas pada umumnya tahan terhadap kondisi penyimpanan, pengolahan, dan
pemakaian yang normal, tetapi beberapa zat pengoksidasi atau penghidrolisa
menyebabkan kerusakan dengan akibat penurunan kekuatan. Kerusakan karena
oksidasi dengan terbentuknya oksi selulosa biasanya terjadi dalam proses pemutihan
yang berlebihan, penyinaran dalam keadaan lembab, atau pemanasan yang lama
dalam suhu diatas 1400C.
Dalam proses ini kapas dikerjakan di dalam larutan natrium hidroksida dengan
konsentrasi lebih besar dari 18%. Dalam kondisi ini dinding primer menahan
penggelumbungan serat kapas keluar, sehingga lumenya sebagian tertutup. Irisan
lintang menjadi lebih bulat, puntirannya berkurang dan serat menjadi lebih berkilau.
Hal ini merupakan alasan uitama mengapa dilakukan proses mencerisasi. Disamping
itu serat kapas menjadi lebih kuat dan afinitas terhadap zat warna lebih besar.
Kerusakan bahan tekstil dapat terjadi pada setiap tingkat proses pengolahan bahan
tekstil, dari bahan baku (serat) sampai menjadi bahan jadi (kain), sehingga kerusakan
serat mungkin terjadi pada setiap tingkat pengolahan, sedangkan jenis kerusakannya
tergantung pada jenis pengolahannya.
Dalam proses pembuatan atau pengolahan serat kapas khususnya dan umumnya
serat selulosa misalnya kapas itu diperoleh gaya-gaya tekanan dan tarikan daripada
akibat pengerjaan secara fisik dan jika secara kimia maka serat kapas akan
tergangggu struktur molekulnya sebagai akibat dari reaksi yang terjadi antara zat- zat
kimia yang ada.
Kerusakan yang terjadi pada kapas/selulosa dapat disebabkan secara mekanik dan
kimia dan yang mengakibatkan kerusakan itu pun dapat bermacam- macam seperti
yang diuraikan berikut ini :
Oleh karena itu, sebelum analisa dilakukan, zat-zat tersebut harus dihilangkan dahulu
dengan diekstraksi. Sedapat mungkin diketahui jenis serat dan jenis proses yang
dialami, sehingga lebih memudahkan dalam menentukan penyebab kerusakan
tersebut.
BAB III
PERCOBAAN
c. Bahan :
• Kapas Baik - Kapas rusak oleh H2O2
• Kapas rusak oleh asam - Kapas rusak oleh KMn04
• Kapas rusak oleh alkali - Kapas rusak oleh jamur
• Kapas rusak oleh kaporit - Kapas rusak oleh panas
• Kapas rusak oleh hipoklorit - Kapas rusak oleh pukulan
d. Langkah Kerja
• Uji Penggelembungan NaOH
1. Potong pendek serat kapas, kira-kira 0,5 mm.
2. Letakkan pada kaca objektif, tetesi dengan NaOH sebagai medium,
tutup dengan kaca penutup.
3. Biarkan beberapa menit.
4. Amati di bawah mikroskop.
d. Langkah Kerja
• Pewarnaan dengan Cara Uji Horizon
1. Campurkan 1ml larutan A dalam 20 ml air dengan 2 ml
larutan B dalam 20ml air.
2. Didihkan contoh uji dalam 2 – 5 ml campuran tersebut selama 5
menit.
3. Cuci dalam larutan B ( 1 ml dalam 10 ml air).
4. Cuci dengan air panas suhu 70°𝐶.
5. Amati warna yang terjadi.
c. Bahan :
• Kapas baik - Kapas rusak oleh jamur
• Kapas rusak oleh panas - Kapas rusak oleh H2O2
• Kapas rusak oleh asam - Kapas rusak oleh KmnO4
• Kapas rusak oleh alkali - Kapas rusak oleh kaporit
• Kapas ruak oleh hipoklorit - Kapas rusak oleh pukulan
d. Langkah Kerja
• Pewarnaan dengan Cara Pencelupan Tolak
1. Rendam contoh uji dalam larutan Chlorazol Sky Blue FF
pada suhu mendidih selama 5 menit.
2. Cuci dengan air panas suhu 70°𝐶.
3. Amati warna yang terjadi.
• Pewarnaan dengan Cara Biru Trunbull
1. Rendam contoh uji dalam larutan ferro sulfat selama 5
menit pada suhukamar.
2. Cuci dengan air panas suhu 70°𝐶.
3. Rendam contoh uji dalam larutan kalium ferri sianida selama
5 menit padasuhu kamar.
4. Cuci pada suhu 70°𝐶, lalu keringkan.
5. Amati warna yang terjadi.
• Pewarnaan dengan Na-Kromat
1. Rendam contoh uji dalam larutan Pb asetat selama 5
menit pada suhukamar.
2. Bilas dengan air dingin.
3. Pindahkan contoh uji ke dalam larutan Na Krhromat
kemudian rendamdalam larutan tersebut selama 5 menit pada
suhu kamar.
4. Cuci dan keringkan.
5. Amati warna yang terjadi.
• Pewarnaan dengan Metilen Blue
1. Rendam contoh uji dalam larutan pereaksi Metil Blue selama
5 – 10 menit pada suhu kamar.
2. Cuci dengan air mengalir.
3. Amati warna yang terjadi.
e. Evaluasi
• Pewarnaan dengan Cara Pencelupan Tolak
Adanya gugus karboksil ditunjukkan dengan tidak terjadinya
pewarnaanatau adanya titik warna muda pada daerah yang rusak.
• Pewarnaan dengan Cara Biru Trunbul
Warna biru tua menunjukkan adanya gugus karboksilat pada bahan.
• Pewarnaan dengan Na-Kromat
Adanya gugus karboksilat ditunjukkan oleh warna kuning tua
sedangkanadanya gugus pereduksi memberikan warna cream.
• Pewarnaan dengan Metilen Biru
Warna biru tua menunjukkan adanya gugus karboksilat.
BAB V
DATA PERCOBAAN
a. Hasil Pengamatan
1. Kerusakan Selulosa I
Data hasil percobaan terlampir.
2. Kerusakan Selulosa II
Data hasil percobaan terlampir.
3. Kerusakan Selulosa III
Data hasil percobaan terlampir.
BAB VI
PENUTUP
a. Diskusi
• Uji Penggelembungan dengan NaOH
Pengujian serat kapas dengan penggelembungan NaOH dilakukan untuk
membedakan kerusakan serat kapas karena zat kimia dan mekanika.
Proses pengamatan menggunakan mikroskop menunjukkan adanya kepala
jamur (dumble) pada ujung serat baik atau serat yang mengalami kerusakan
mekanik ,sedangkan jika tidak ada kepala jamur pada ujung serat
menunjukkan kerusakan kimia yang tinggi tingkat kerusakannya.
• Uji Pewarnaan Congo Red
Pada pengujian pewarnaan dengan Congo Red, serat kapas yang rusak
oleh mekanik akan terlihat adanya penampang serat yang sobek atau putus.
Pada serat kapas yang rusak oleh zat kimia akan terlihat adanya retakan
memanjang, celah-celah atau ada bagian serat yang berwarna merah, dinding
sekundernya yang telah menggelembung akan terwarnai lebih tua
dibandingkan kerusakan mekanik.
• Pengujian Pewarnaan dengan Cara Uji Horizon
Terdapat endapan abu-abu atau hitam menunjukkan adanya gugus
aldehide. Setelah praktikum didapat kapas rusak oleh jamur dan kapas rusak
hipoklorit selulosa memiliki endapan abu-abu kehitaman. Maka hal ini dapat
menujukan serat kapas yang rusak oleh kimia oleh zat-zat pereduksi seperti
alkali.
• Pengujian Pewarnaan dengan Perak Nitrat Amoniakal
Pada pengujian ini, semua serat mengalami perubahan warna menjadi
coklat, namun dapat dilihat tingkat ketuaan warna pada serat tersebut. Serat
yang mendapat warna coklat menandakan serat tersebut rusak. Semakin
coklat warna serat maka menandakan semakin besar tingkat kerusakannya.
• Pengujian Pewarnaan dengan Pereaksi Fehling
Dalam percobaan ini, serat yang sudah diuji oleh pereaksi fehling
seharusnya terdapat endapan berwarna pink atau merah. Namun setelah
melakukan percobaan, serat yang dihasilkan menjadi tidak mengalami
perubahan warna kontras.
• Pengujian Pewarnaan dengan Cara Pencelupan Tolak
Pada kapas rusak karena hipoklorit menunjukkan terjadinya pewarnaan
yang muda maka pada kapas tersebut terdapat gugus karboksil. Semakin
muda warnanya maka semakin besar kerusakannya.
• Pengujian Pewarnaan dengan Cara Biru Trunbull
Pada pengujian ini semua serat kapas tidak terwarnai sempurna oleh
warna biru. Jika dilihat dari ketuaan warnanya, apabila serat mendapat warna
biru tua dan hal itu menunjukkan adanya gugus karboksil yang lebih banyak
daripada serat yang berwarna biru muda.
• Pengujian Pewarnaan dengan Na-Kromat
Pada pengujian ini tidak semua serat terwarnai menjadi warna kuning.
Gugus karboksil ditunjukkan oleh warna kuning tua dan serat yang
mengalami pewarnaan menjadi warna kuning lebih sedikit tua adalah kapas
rusak panas.
• Pengujian Pewarnaan dengan Metilen Blue
Serat kapas yang memiliki gugus karboksil adalah kapas rusak
hipoklorit, kapas rusak alkali, kapas baik dan kapas rusak oleh jamur.
b. Kesimpulan
1. Uji Penggelembungan NaOH dan Pewarnaan dengan Congo Red
Pada uji penggelembungan dengan NaOH, serat yang baik membentuk
dumbel pada ujung serat, sedangkan serat yang rusak karena kimia seluruh
bagian serat memiliki ciri berbeda.