Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN DAN EVALUASI KERUSAKAN

SERAT
(ANALISA KERUSAKAN SERAT SELULOSA I, II, III SECARA
KUALITATIF)

Nama : Tyas Hazrani Yasmin


Grup : 2K4
NPM : 21420063
Dosen : Luciana S.Teks, M.Pd.
Mia K., S.ST.
Jantera Sekar, S.ST.

PROGRAM STUDI D4 KIMIA TEKSTIL


POLITEKNIK STT BANDUNG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

I. Judul
1.1 Uji Penggelembungan NaOH dan Uji Pewarnaan Congo Red
1.2 Analisa Gugus Pereduksi, Uji Horizon AgNO3 Amoniakal Fehling
1.3 Analisa Gugus Karboksilat, Uji Pencelupan Biru Trunbull, Uji Kromat

II. Tujuan
2.1 Uji Penggelembungan NaOH dan Uji Pewarnaan Congo Red
• Mengetahui cara identifikasi kerusakan serat selulosa cara penggelembungan
dengan NaOH.
• Untuk membedakan kerusakan serat kapas karena zat kimia dan mekanika.
• Mengetahui cara identifikasi kerusakan serat selulosa cara pewarnaan dengan
congo red.

2.2 Analisa Gugus Pereduksi, Uji Horizon AgNO3 Amoniakal Fehling


• Mengetahui cara identifikasi kerusakan serat selulosa cara pewarnaan dengan
uji harrizon.
• Pengujian dilakukan untuk menunjukkan adanya gugus pereduksi pada serat
selulosa yang rusak karena zat kimia.

2.3 Analisa Gugus Karboksilat, Uji Pencelupan Biru Trumbull, Uji Kromat
• Pengujian dilakukan untuk menunjukkan adanya gugus karboksilat pada serat
selulosa yang rusak karena kimia.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Kapas


Kapas adalah serat halus yang menyelubungi biji, beberapa jenis Gossypium
(biasa disebut pohon/tanaman kapas) yang berasal dari daerah tropika dan subtropika.
Serat kapas menjadi bahan penting dalam industri tekstil, serat tersebut dapat dipintal
menjadi benang dan ditenun menjadi kain. Produk tekstil yang terbuat dari serat
kapas biasa disebut katun.
2.2 Morfologi Serat Kapas
a. Memanjang
Bentuk memanjang serat kapas, pipih seperti pita yang terpuntir, ke arah
panjang,erat, dibagi menjadi 3 bagian :
• Dasar
Berbentuk kerucut pendek yang selama pertumbuhan serat tetap tertanam
diantara sel-sel epidermis.
• Badan
Merupakan bagian utama serat kapas, kira-kira sampai panjang serat.
Bagian ini mempunyai diameter yang sama, dinding yang tebal dan lumen
yang sempit.
• Ujung
Ujung serat merupakan bagian yang lurus dan mulai mengecil dan pada
umumnya kurang dari 1/4 bagian panjang serat. Bagian ini mempunyai
sedikit konvolusi dan tidak mempunyai lumen. Diameter bagian ini lebih
kecil dari diameter badan dan berakhir dengan ujung yang runcing.
b. Melintang
Bentuk penumpang serat kapas sangat bervariasi dari pipih sampai bulat tetapi
pada umumnya berbentuk seperti ginjal. Serat kapas dewasa, penumpang
lintangnya terdiri dari 6 bagian :
• Kutikula
Merupakan lapisan terluar yang mengandung lilin, pectin dan protein.
Lapisan ini merupakan penutup halus yang tahan air, dan melindungi bagian
dalam serat.
• Dinding Primer
Merupakan dinding sel tipis yang asli, terutama terdiri dari selulosa,
tetap juga mengandung pectin, protein dan zat-zat yang mengandung lilin.
Dinding ini tertutup oleh zat-zat yang menyusun kutikula. Tebal dinding
primer kurang dari 0,5 m. Selulosa dalam dinding primer berbentuk
benang-benang yang sangat halus atau fibril.

Fibril tersebut tidak terususn sejajar panjang serat tetapi membentuk


spiral dengan sudut 65–70° mengelilingi sumbu serat. Spiral tersebut
mengelilingi serat dengan arah S maupun Z dan ada juga yang tersusun
hampir tegak lurus pada sumbu serat.
• Lapisan Antara
Merupakan lapisan pertama dari dinding sekunder dan struktur nya sedikit
berbeda dengan dinding sekunder maupun dinding primer.
• Dinding Sekunder
Merupakan lapisan-lapisan selulosa, yang merupakan bagian utama serat
kapas. Dinding sekunder juga merupakan lapisan fibril yang membentuk
spiral dengan sudut 20-30° mengelilingi sumbu serat. Tidak seperti spiral
fibril pada dinding primer, spiral fibril pada dinding sekunder arah
putaran nya berubah -ubah pada interval yang random sepanjakng serat.
• Dinding Lumen
Dinding lumen lebih tahan terhadap pereaksi-pereaksi tertentu
dibandingkan dengan dinding sekunder.
• Lumen
Merupakan ruangan kosong didalam serat. Bentuk dan ukurannya bervariasi
dari serat ke serat yang lain maupun sepanjang satu serat. Lumen berisi zat-
zat padat yang merupakan sisa-sisa protoplasma yang sudah kering, yang
komposisinya sebagian besar terdiri dari nitrogen.

2.3 Sifat-sifat Fisika Serat Kapas

• Warna

Warna kapas tidak betul-betul putihi, biasanya sedikit cream, beberapa jenis
kapas yang seratnya panjang seperti kapas mesir dan rima, warnanya lebih cream
dari pada kapas Upland dan Sea Island. Pigmen yang menimbulkan warna pada
kapas belum diketahui dengan pasti. Warna kapas akan main tua setelah
penyimpanan selama 2-5 tahun. Ada pula kapas-kapas yang berwarna lebih tua,
dengan warna- warna dari caramel, bhakti, sampai beige.

Karena pengaruh cuaca yang lama, debu dan kotoran, akan menyebabkan
warna menjadi keabu-abuah. Tumbuhnya jamur pada kapas sebelum pemetikan
menyebabkan warna putih kebiru-biruan yang tidak bisa dihilamngkan dalam
pemutihan.

• Kekuatan

Kekuatan serat kapas terutama dipengaruh oleh kadar selulosa dalam serat,
panjang rantai dan orientasinya. Kekuatan serat kapas per bundel rata-rata adalah
96.700 pound per inci2 dengan minimum 70.000 dan maksimum 116.000 pound
per inci2. Kekuatan serat bukan kapas pada umumnya menurut pada keadaan
basah, tetapi sebaliknya kekuatan serat kapas dalam keadaan basah makin tinggi.

Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila gaya diberikan pada serat kapas
kering, distribusi tegangan dalam serat tidak merata karena bentuk serat kapas
yang terpuntir dan tak teratur.
Dalam keadaan basah serat menggelumbung berbentuk silinder, diikuti
dengan kenaikan derajat orientasi, sehingga distribusi tegangan lebih merata dan
kekuatan seratnya naik.

• Mulur

Mulur saat putus serat kapas termasuk tinggi diantaranya serat-serat selulosa
alam, kira-kira dua kali mulur rami. Diantara serat-serat alam hanya sutera dan
wol yang mempunyai mulur lebih tinggi dari kapas. Mulur serat kapas berkisar
antara 4 – 13 % bergantung pada jenisnya dengan mulur rata-rata 7 %.

• Keliatan (toughnese)

Keliatan adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan suatu benda untuk


menerima kerja, dan merupakan sifat yang penitng untuk serat-serat selulosa
alam, keliatan serat kapas relatif tinggi tetapi dibanding dengan serat-serat
selulosa yang diregenerasi, sutera dan wol keliatannya rendah tinggi.

• Kekakuan (stiffness)

Kekakuan dapat didefinisikan sebagai daya tahan terdapat perubahan bentuk,


dan untuk tekstil biasanya dinyatakan sebagai perbandingan antara kekuataan
saat putus dengan mulur seat putus. Kekuatan dipengaruhi oleh berat molekul,
kekuatan rantai selulosa, derajat kristalinitas dan terutama derajat orientasi rantai
selulosa.

• Moisture regain

Serat kapas mempunyai afinitas yang besar terhadap air, dan air mempunyai
pengaruh yang nyata pada sifat-sifat serat. Serat kapas yang sangat kering
bersifat kasar, rapuh dan kekuatannya rendah. Moisture regain serat bervariasi
dengan perubahan kelembaban relatif atmosfir sekelilingnya. Moisture regain
serat kapas pada kondisi standar berkisar antara 7 – 8,5 %.

2.4 Sifat-sifat Kimia Serat Kapas

Serat kapas pada umumnya tahan terhadap kondisi penyimpanan, pengolahan, dan
pemakaian yang normal, tetapi beberapa zat pengoksidasi atau penghidrolisa
menyebabkan kerusakan dengan akibat penurunan kekuatan. Kerusakan karena
oksidasi dengan terbentuknya oksi selulosa biasanya terjadi dalam proses pemutihan
yang berlebihan, penyinaran dalam keadaan lembab, atau pemanasan yang lama
dalam suhu diatas 1400C.

Asam-asam menyebabkan hidrolisa ikatan-ikatan glukosa, dalam rantai selulosa


membentuk hidroselulosa. Asam kuat dalam larutan menyebabkan degradasi yang
cepat, sedangkan larutan yang encer apabila dibiarkan mengering pada serat akan
menyebabkan penurunan kekuatan. Alkali mempunyai sedikit pengaruh pada kapas,
kecuali larutan alkali kuat dengan konsentrasi yang tinggi menyebabkan
penggelembungan yang besar pada serat, seperti dalam proses mempercerisasi.

Dalam proses ini kapas dikerjakan di dalam larutan natrium hidroksida dengan
konsentrasi lebih besar dari 18%. Dalam kondisi ini dinding primer menahan
penggelumbungan serat kapas keluar, sehingga lumenya sebagian tertutup. Irisan
lintang menjadi lebih bulat, puntirannya berkurang dan serat menjadi lebih berkilau.
Hal ini merupakan alasan uitama mengapa dilakukan proses mencerisasi. Disamping
itu serat kapas menjadi lebih kuat dan afinitas terhadap zat warna lebih besar.

Pelarut-pelarut yang biasa dipergunakan untuk kapas adalah kupramonium


hidroksida dan kuprietilena diamina. Viskositas larutan kapas dalam pelarut-pelarut
ini merupakan faktor yang baik untuk memperkirakan kerusakan serat. Kapas mudah
diserang oleh jamur dan bakteri, terutama pada keadaan lembab dan pada suhu yang
hangat.

3.5 Analisa Kerusakan Serat Selulosa

Kerusakan bahan tekstil dapat terjadi pada setiap tingkat proses pengolahan bahan
tekstil, dari bahan baku (serat) sampai menjadi bahan jadi (kain), sehingga kerusakan
serat mungkin terjadi pada setiap tingkat pengolahan, sedangkan jenis kerusakannya
tergantung pada jenis pengolahannya.

Dalam proses pembuatan atau pengolahan serat kapas khususnya dan umumnya
serat selulosa misalnya kapas itu diperoleh gaya-gaya tekanan dan tarikan daripada
akibat pengerjaan secara fisik dan jika secara kimia maka serat kapas akan
tergangggu struktur molekulnya sebagai akibat dari reaksi yang terjadi antara zat- zat
kimia yang ada.

Kerusakan yang terjadi pada kapas/selulosa dapat disebabkan secara mekanik dan
kimia dan yang mengakibatkan kerusakan itu pun dapat bermacam- macam seperti
yang diuraikan berikut ini :

1. Kerusakan mekanika : serangan serangga, gesekan, putus karena tarikan dan


potongan.
2. Kerusakan kimia : serangan jasad renik pengolahan kimia, cahaya, panas.

Oleh karena itu, sebelum analisa dilakukan, zat-zat tersebut harus dihilangkan dahulu
dengan diekstraksi. Sedapat mungkin diketahui jenis serat dan jenis proses yang
dialami, sehingga lebih memudahkan dalam menentukan penyebab kerusakan
tersebut.
BAB III

PERCOBAAN

A. Kerusakan Serat Selulosa I


1. Uji Penggelembungan NaOH dan Uji Pewarnaan Congo Red
a. Alat : 1. Mikroskop
2. Kaca objek dan kaca penutup

b. Pereaksi : 1. Larutan NaOH 18%


2. Larutan zat warna congo red 1%

c. Bahan :
• Kapas Baik - Kapas rusak oleh H2O2
• Kapas rusak oleh asam - Kapas rusak oleh KMn04
• Kapas rusak oleh alkali - Kapas rusak oleh jamur
• Kapas rusak oleh kaporit - Kapas rusak oleh panas
• Kapas rusak oleh hipoklorit - Kapas rusak oleh pukulan

d. Langkah Kerja
• Uji Penggelembungan NaOH
1. Potong pendek serat kapas, kira-kira 0,5 mm.
2. Letakkan pada kaca objektif, tetesi dengan NaOH sebagai medium,
tutup dengan kaca penutup.
3. Biarkan beberapa menit.
4. Amati di bawah mikroskop.

• Uji Pewarnaan Congo Red


1. Rendam contoh uji di dalam larutan NaOH 2% selama 5 menit.
2. Cuci sampai bebas NaOH (uji menggunakan kertas lakmus).
3. Keringkan dengan kertas penghisap.
4. Rendam contoh uji dalam larutan congo red selama 5 menit.
5. Cuci bersih menggunakan air.
6. Rendam dalam larutan NaOH 18% selama 3-5 menit.
7. Amati di bawah mikroskop.
e. Evaluasi
• Uji Penggelembungan NaOH
Adanya kepala jamur (dumble) pada ujung serat menunjukkan serat baik
atau serat yang mengalami kerusakan mekanik. Sedangkan tidak ada
kepala jamur pada ujung serat menunjukkan kerusakan kimia yang hebat.
Besar kecilnya kepala jamur menentukan derajat kerusakan kimia dan
serat.
• Uji Pewarnaan Congo Red
1. Pada kapas yang rusak karena mekanika akan terlihat adanya serat
yang sobek dan putus, terbentuk dumbel dan serat berwarna
merah.
2. Pada kapas yang rusak karena kimia akan terlihat retakan
memanjang, tidak terjadi dumbel dan adanya bagian-bagian serat
berwarna merah.
3. Pada kapas yang rusak karena jasad renik, permukaannya aus
atau tampak filamen-filamen jasad renik.
4. Kerusakan karena panas akan menghasilkan noda spiral
pada serat, tapi pola ini bias tampak pula pada kerusakan
oleh zat kimia.
2. Analisa Gugus Pereduksi, Uji Horizon AgNO3 Amoniakal Fehling
a. Alat : 1. Tabung Reaksi
2. Pembakar bunsen
b. Pereaksi : 1. Pelarut A (AgNO3 80 g/L)
2. Pelarut B (200 g/L Na₂S₂O₃) dan 200 g/L NaOH)
dalam 1L air.
3. AgNO3 amoniakal
4. NH4OH 10%
5. Larutan fehling A (60 g/L CuSO4)
6. Larutan fehling B (346 g kalium natrium tatrat dan
100 g NaOH/L air)
c. Bahan :
• Kapas baik - Kapas rusak oleh jamur
• Kapas rusak oleh panas - Kapas rusak oleh H2O2
• Kapas rusak oleh asam - Kapas rusak oleh KmnO4
• Kapas rusak oleh alkali - Kapas rusak oleh kaporit
• Kapas ruak oleh hipoklorit - Kapas rusak oleh pukulan

d. Langkah Kerja
• Pewarnaan dengan Cara Uji Horizon
1. Campurkan 1ml larutan A dalam 20 ml air dengan 2 ml
larutan B dalam 20ml air.
2. Didihkan contoh uji dalam 2 – 5 ml campuran tersebut selama 5
menit.
3. Cuci dalam larutan B ( 1 ml dalam 10 ml air).
4. Cuci dengan air panas suhu 70°𝐶.
5. Amati warna yang terjadi.

• Pewarnaan dengan Perak Nitrat Amoniakal


1. Panaskan contoh uji dalam larutan 𝐴𝑔𝑁𝑂3 amoniakal
pada suhu 60°𝐶 selama 3 – 5 menit.
2. Cuci dengan air dingin.
3. Cuci dengan larutan amoniak 10%.
4. Amati warna yang terjadi.

• Pewarnaan dengan Pereaksi Fehling


1. Campurkan 5 ml larutan fehling A dan 5 ml larutan
fehling B (larutandapat diencerkan dengan 10 ml air suling).
2. Didihkan contoh uji dalam 2 – 5 ml campuran tersebut selama 10
menit.
3. Cuci dengan air panas suhu 70°𝐶.
4. Amati warna yang terjadi.
e. Evaluasi

• Pewarnaan dengan Cara Uji Horizon


Adanya endapan abu-abu atau hitam menunjukkan adanya gugus
aldehida.
• Pewarnaan dengan Perak Nitrat Amoniakal
Serat yang rusak akan berwarna kuning atau coklat bergantung
tingkat kerusakannya, sedangkan serat yang baik warna akan
hilang setelah dilakukan pencucian.
• Pewarnaan dengan Pereaksi Fehling
Adanya endapan berwarna pink atau merah menunjukkan
adanya gugus pereduksi.

3. Analisa Gugus Karboksilat, Uji Pencelupan Biru Trunbul, Uji Kromat


a. Alat : 1. Tabung reaksi
2. Pembakar Bunsen
b. Pereaksi : 1. Larutan chlorazol sky blue FF (CI Direct Blue 1) 5 g/L
2. Ferro sulfat 10 g/L
3. Kalium ferri sianida 10 g/L
4. Natrium kromat 10 g/L
5. Pb asetat 10 g/L
6. Larutan metilen biru 10 g/L yang telah diasamkan dengan
H2SO4 2N 10 ml/L

c. Bahan :
• Kapas baik - Kapas rusak oleh jamur
• Kapas rusak oleh panas - Kapas rusak oleh H2O2
• Kapas rusak oleh asam - Kapas rusak oleh KmnO4
• Kapas rusak oleh alkali - Kapas rusak oleh kaporit
• Kapas ruak oleh hipoklorit - Kapas rusak oleh pukulan

d. Langkah Kerja
• Pewarnaan dengan Cara Pencelupan Tolak
1. Rendam contoh uji dalam larutan Chlorazol Sky Blue FF
pada suhu mendidih selama 5 menit.
2. Cuci dengan air panas suhu 70°𝐶.
3. Amati warna yang terjadi.
• Pewarnaan dengan Cara Biru Trunbull
1. Rendam contoh uji dalam larutan ferro sulfat selama 5
menit pada suhukamar.
2. Cuci dengan air panas suhu 70°𝐶.
3. Rendam contoh uji dalam larutan kalium ferri sianida selama
5 menit padasuhu kamar.
4. Cuci pada suhu 70°𝐶, lalu keringkan.
5. Amati warna yang terjadi.
• Pewarnaan dengan Na-Kromat
1. Rendam contoh uji dalam larutan Pb asetat selama 5
menit pada suhukamar.
2. Bilas dengan air dingin.
3. Pindahkan contoh uji ke dalam larutan Na Krhromat
kemudian rendamdalam larutan tersebut selama 5 menit pada
suhu kamar.
4. Cuci dan keringkan.
5. Amati warna yang terjadi.
• Pewarnaan dengan Metilen Blue
1. Rendam contoh uji dalam larutan pereaksi Metil Blue selama
5 – 10 menit pada suhu kamar.
2. Cuci dengan air mengalir.
3. Amati warna yang terjadi.
e. Evaluasi
• Pewarnaan dengan Cara Pencelupan Tolak
Adanya gugus karboksil ditunjukkan dengan tidak terjadinya
pewarnaanatau adanya titik warna muda pada daerah yang rusak.
• Pewarnaan dengan Cara Biru Trunbul
Warna biru tua menunjukkan adanya gugus karboksilat pada bahan.
• Pewarnaan dengan Na-Kromat
Adanya gugus karboksilat ditunjukkan oleh warna kuning tua
sedangkanadanya gugus pereduksi memberikan warna cream.
• Pewarnaan dengan Metilen Biru
Warna biru tua menunjukkan adanya gugus karboksilat.
BAB V
DATA PERCOBAAN
a. Hasil Pengamatan
1. Kerusakan Selulosa I
Data hasil percobaan terlampir.
2. Kerusakan Selulosa II
Data hasil percobaan terlampir.
3. Kerusakan Selulosa III
Data hasil percobaan terlampir.
BAB VI
PENUTUP
a. Diskusi
• Uji Penggelembungan dengan NaOH
Pengujian serat kapas dengan penggelembungan NaOH dilakukan untuk
membedakan kerusakan serat kapas karena zat kimia dan mekanika.
Proses pengamatan menggunakan mikroskop menunjukkan adanya kepala
jamur (dumble) pada ujung serat baik atau serat yang mengalami kerusakan
mekanik ,sedangkan jika tidak ada kepala jamur pada ujung serat
menunjukkan kerusakan kimia yang tinggi tingkat kerusakannya.
• Uji Pewarnaan Congo Red
Pada pengujian pewarnaan dengan Congo Red, serat kapas yang rusak
oleh mekanik akan terlihat adanya penampang serat yang sobek atau putus.
Pada serat kapas yang rusak oleh zat kimia akan terlihat adanya retakan
memanjang, celah-celah atau ada bagian serat yang berwarna merah, dinding
sekundernya yang telah menggelembung akan terwarnai lebih tua
dibandingkan kerusakan mekanik.
• Pengujian Pewarnaan dengan Cara Uji Horizon
Terdapat endapan abu-abu atau hitam menunjukkan adanya gugus
aldehide. Setelah praktikum didapat kapas rusak oleh jamur dan kapas rusak
hipoklorit selulosa memiliki endapan abu-abu kehitaman. Maka hal ini dapat
menujukan serat kapas yang rusak oleh kimia oleh zat-zat pereduksi seperti
alkali.
• Pengujian Pewarnaan dengan Perak Nitrat Amoniakal
Pada pengujian ini, semua serat mengalami perubahan warna menjadi
coklat, namun dapat dilihat tingkat ketuaan warna pada serat tersebut. Serat
yang mendapat warna coklat menandakan serat tersebut rusak. Semakin
coklat warna serat maka menandakan semakin besar tingkat kerusakannya.
• Pengujian Pewarnaan dengan Pereaksi Fehling
Dalam percobaan ini, serat yang sudah diuji oleh pereaksi fehling
seharusnya terdapat endapan berwarna pink atau merah. Namun setelah
melakukan percobaan, serat yang dihasilkan menjadi tidak mengalami
perubahan warna kontras.
• Pengujian Pewarnaan dengan Cara Pencelupan Tolak
Pada kapas rusak karena hipoklorit menunjukkan terjadinya pewarnaan
yang muda maka pada kapas tersebut terdapat gugus karboksil. Semakin
muda warnanya maka semakin besar kerusakannya.
• Pengujian Pewarnaan dengan Cara Biru Trunbull
Pada pengujian ini semua serat kapas tidak terwarnai sempurna oleh
warna biru. Jika dilihat dari ketuaan warnanya, apabila serat mendapat warna
biru tua dan hal itu menunjukkan adanya gugus karboksil yang lebih banyak
daripada serat yang berwarna biru muda.
• Pengujian Pewarnaan dengan Na-Kromat
Pada pengujian ini tidak semua serat terwarnai menjadi warna kuning.
Gugus karboksil ditunjukkan oleh warna kuning tua dan serat yang
mengalami pewarnaan menjadi warna kuning lebih sedikit tua adalah kapas
rusak panas.
• Pengujian Pewarnaan dengan Metilen Blue
Serat kapas yang memiliki gugus karboksil adalah kapas rusak
hipoklorit, kapas rusak alkali, kapas baik dan kapas rusak oleh jamur.

b. Kesimpulan
1. Uji Penggelembungan NaOH dan Pewarnaan dengan Congo Red
Pada uji penggelembungan dengan NaOH, serat yang baik membentuk
dumbel pada ujung serat, sedangkan serat yang rusak karena kimia seluruh
bagian serat memiliki ciri berbeda.

2. Analisa Gugus Pereduksi, Uji Horizon AgNO3 Amoniakal Fehling


• Kapas rusak oleh jamur dan kapas rusak hipoklorit selulosa memiliki
endapan abu-abu kehitaman.
• Pada uji nitrat amoniakal yang mengalami tingkat kerusakan lebih
besar yaitu kapas rusak oleh H2O2 dan kapas rusak oleh KMnO4.
• Pada uji pereaksi fehling tidak ada serat yang berubah menjadi pink
ataupun kemerahan.

3. Analisa Gugus Karboksilat, Uji Pencelupan Biru Trunbul, Uji Kromat


• Pada uji tolak serat kapas yang mengalami kerusakan lebih besar yaitu
kapas rusak oleh jamur dan rusak oleh hipoklorit.
• Pada uji biru trunbull kapas tidak terdapat yang terwarnai sempurna
oleh warna biru dan tidak ada kapas yang terwarnai biru.
• Pada uji Na-Kromat hanya serat kapas rusak oleh H2O2, rusak oleh
alkali dan rusak oleh panas yang mendapat perubahan warna kuning.
• Pada uji metilen blue serat kapas yang memiliki gugus karboksil adalah
kapas rusak hipoklorit, kapas rusak alkali, kapas baik dan kapas rusak
oleh jamur.
DAFTAR PUSTAKA

1. Bahan Ajar Praktikum Evaluasi Kimia 1, 2005.


2. Analisa Kerusakan Serat Kapas Secara Kualitatif
https://pdfcoffee.com/analisa-kerusakan-serat-kapas-secara-kualitatif-dhea-pdf-
free.html
3. Analisa Kerusakan Serat Selulosa
https://pdfcoffee.com/analisa-kerusakan-serat-selulosa-4-pdf-free.html
4. Selulosa
https://id.wikipedia.org/wiki/Selulosa

Anda mungkin juga menyukai