PERSIAPAN PENYEMPURNAAN
Oleh:
Group : 1K4
B. Hipotesis
Semakin tinggi konsentrasi stabilisator maka kain akan menjadi bersih,
sedangkan semakin rendah konsentrasi stabilisator maka kain akan
BAB II
TEORI DASAR
A. Serat Kapas
Serat kapas merupakan salah satu contoh serat alam dari kelompok selulosa. Serat
ini dihasilkan dari rambut biji tanaman yang termasuk dalam jenis gossypium.
Spesies yang kemudian berhasil dikembangkan menjadi tanaman industri adalah
gossypium hirsutum. Kapas jenis ini dikenal sebagai kapas upland atau kapas
Amerika, dan saat ini saat merupakan 87% dari produksi kapas dunia.
1. Morfologi Serat Kapas
a. Membujur
Desizing atau proses penghilangan kanji adalah proses awal dalam industri
penyempurnaan tekstil. Benang lusi kain tenun biasanya di kanji untuk menambah
kekuatannya agar permukaan benang licin dan tahan gosekan serta tarikan. Setelah
benang menjadi kain, kanji tersebut harys dihilangkan agar tidak mengganggu
proses berikutnya.
C. Scouring
Pemasakan/Scouring adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan bagian
dari komponen penyusun serat berupa minyak-minyak, lemak, lilin, kotoran-
kotoran yang tidak larut dan kotoran-kotoran kain yang menempel pada permukaan
serat dapat dihilangakan, sehingga proses selanjutnya seperti pengelantangan,
pencelupan, pencapan, dan sebagainya dapat berhasil dengan baik.
Pada dasarnya proses pemasakan pada serat-serat alam dilakukan dengan alkali
seperti NaOH (natrium hidroksida), Na2CO3 (Natrium Carbonat) dan air kapur,
Campuran Na2CO3 dan sabun, amoniak dll.Sedangkan proses pemasakan serat
nuatan (sintetik) dapat dilakukan dengan zat aktif permukaan yang bersifat sebagai
pencuci (detergen)
Pada proses pemasakan bahan dari serat kapas terjadi hal-hal sebagai berikut :
1. Safonifikasi minyak menjadi garam-garam larut.
2. Protein akan pecah menjadi asam amino
3. Mineral-mineral dilarutkan
4. Kotoran-kotoran lain disuspensikan oleh sabun yang terbentuk
5. Zat-zat penguat yang terdapat pada serat akan terlepas
6. Kotoran-kotoran yang disuspensikan oleh sabun yang terbentuk
Kotoran-kotoran luar, sisa daun, sisa biji dapat dihilangkan secara mekanik pada
mesin-mesin tertentu dengan menggunakan alkali kuat.
Proses pemasakan hanya dilakukan untuk serat-serat alam karena serat sintetik
relatif sudah dibuat bersih dan murni. Proses pemasakan pada serat sintetik hanya
untuk menghilangkan emulsi minyak pelumas pada benang. Tujuan pemasakan
adalah untuk menghilangkan zat yang berupa kotoran dari serat berupa minyak,
malam, protein, dan debu.
Pada dasarnya proses pemasakan terbagi menjadi 2 tahap :
1. Tahap Saponifikasi (Boiling Off)
Tahap ini untuk menghilangkan zat-zat hidurofobik yang menghalangi
proses selanjutnya seperti pektin, was, protein, abu, dan kotoran organik
lainnya
2. Tahap Pemasakan (Scouring)
Tahap ini untuk melepaskan hasil saponifikasi kotoran dari serat berupa
penyabunan. Pembentukan sabun dalam pemasakan sangat dipengaruhi oleh
kesadahan air dan kandungan mineral.
Tujuan proses pemasakan adalah untuk memperoleh bahan tekstil yanga bersih
dari kotoran alami dan kotoran luar sehingga meningkatkan daya serap pada
seluruh perbukaan bahan secara merata. Sedangkan pada serat batang adalah untuk
menghilangkan gum sehingga serat dapat dipisahkan dari bundel serat sebelum
proses pemintalan.
Bahan tekstil yang terbuat dari serat alam seperti selulosa dan protein memiliki
kandungan kotoran alami yang cukup tinggi, sedangkan bahan tekstil dari serat
sintetik umumnya sudah bersih, namun kadang masih terdaoat kotoran luar saat
proses pembuatan benang atau kainnya.
Jenis Bahan Tekstil dan Kotorannya
No Jenis Bahan Tekstil Kotoran Alami Kotoran Luar
Zat – zat pengelantangan yang bersifat oksidator ada dua macam, yaitu :
1. Pengelantangan dengan kaporit
Natrium terhidrolisa Hipokhlorit
a. Pengaruh pH
b. Pengaruh suhu
c. Pengaruh stabilisator
B. Diagram Alir
Evaluasi Awal : Berat bahan, Daya serap, Tetes yodium, dan Derajat putih
Proses Simultan
Washing
Drying
Evaluasi Akhir : Berat bahan, Daya serap, Tetes yodium, dan Derajat putih
C. Langkah Kerja
1. Mensiapkan alat dan bahan
2. Kain grey (kapas) masuk ke dalam bak perendaman yang berisi larutan resep
3. Kemudian diperas dengan WPU 80%
4. Setelah itu di steam hasilnya adalah kain yang sudah di bleaching
5. Kemudian melakukan pencucian pada kain tersebut
6. Bilas kain dengan air mengalir
7. Lakukan pengeringan menggunakan alat pengering pada suhu 100 °C dengan waktu
2 menit
8. Melakukan evaluasi akhir
D. Resep dan Variasi
1. Resep Variasi 1
2. Resep Variasi 2
3. Resep Variasi 3
4. Resep Variasi 4
E. Fungsi Zat
NaOH : Membantu menggelembungkan kanji, menyabunkan kotoran (wax,
lemak, minyak, dan oli), menatur pH alkali untuk aktivasi H₂O₂
H₂O₂ : Sebagai zat oksidator yang dapat memecah kanji, kotoran, dan warna
dari pigmen alami.
Stabilisator : Menstabilkan H₂O₂ agar menguraikan OHˉ lebih lambat
Pembasah : Memudahkan pembasahan oleh larutan
F. Perhitungan Resep
1. Perhitungan Resep Variasi 1
Vlot = 1 : 30
= 36 x 30
= 1080
10 ml
H₂O₂ 35% = × 1080m l
1000 ml
= 10,8ml
5 gram
NaOH = × 1080ml
1000 ml
= 5,4 gr
1ml
Pembasah = × 1080ml
1000 ml
= 1,08 ml
0 ml
Stabilisator = × 1080ml
1000 ml
= 0 ml
KA = BA – ( H₂O₂ + NaOH + Pembasah + Stabilisator)
= 1080 – (5,4 + 10,8 + 1,08 + 0) ml
= (1080 – 17,28)ml
= 1062,72 ml
2. Perhitungan Resep Variasi 2
Vlot = 1 : 30
= 36 x 30
= 1080
10 ml
H₂O₂ 35% = × 1080m l
1000 ml
= 10,8ml
5 gram
NaOH = × 1080ml
1000 ml
= 5,4 gr
1ml
Pembasah = × 1080ml
1000 ml
= 1,08 ml
0 ,5 ml
Stabilisator = × 1080ml
1000 ml
= 0,54 ml
KA = BA – ( H₂O₂ + NaOH + Pembasah + Stabilisator)
= 1080 – (5,4 + 10,8 + 1,08 + 0,54) ml
= (1080 – 17,82)ml
= 1062,18 ml
3. Perhitungan Resep Variasi 3
Vlot = 1 : 30
= 36 x 30
= 1080
10 ml
H₂O₂ 35% = × 1080m l
1000 ml
= 10,8ml
5 gram
NaOH = × 1080ml
1000 ml
= 5,4 gr
1ml
Pembasah = × 1080ml
1000 ml
= 1,08 ml
1ml
Stabilisator = × 1080ml
1000 ml
= 1,08 ml
KA = BA – ( H₂O₂ + NaOH + Pembasah + Stabilisator)
= 1080 – (5,4 + 10,8 + 1,08 + 1,08) ml
= (1080 – 18,56)ml
= 1061,44 ml
4. Perhitungan Resep Variasi 4
Vlot = 1 : 30
= 36 x 30
= 1080
10 ml
H₂O₂ 35% = × 1080m l
1000 ml
= 10,8ml
5 gram
NaOH = × 1080ml
1000 ml
= 5,4 gr
1,5 ml
Pembasah = × 1080ml
1000 ml
= 1,62 ml
0 ml
Stabilisator = × 1080ml
1000 ml
= 0 ml
KA = BA – (H₂O₂ + NaOH + Pembasah + Stabilisator)
= 1080 – (5,4 + 10,8 + 1,08 + 1,62) ml
= (1080 – 18,9)ml
= 1061,1ml
G. Skema Proses
H. Pengujian (Evaluasi)
Warna Kain
Waktu Drajat
Berat Bahan Setelah di
Serap Putih
Tetesi Yodium
¿ 10 % warna menjadi
putih.
b awal−b akhir
¿ ×100 % Untuk variasi 11 detik
b awal
36−30,7 Stabilisator 0,5
¿ ×100 %
36 gr/l
menghasilkan
¿ 14,72 %
warna putih
Untuk variasi
b awal−b akhir
¿ ×100 % Stabilisator 1
b awal
gr/l
36−28,3
¿ ×100 % menghasilkan 8 detik
36
warna menjadi
¿ 21,38 %
lebih putih dari
sebelumnya.
Untuk variasi
b awal−b akhir Stabilisator 1,5
¿ ×100 %
b awal gr/l
36−26,1
¿ × 100 % menghasilkan 6 detik
36
warna menjadi
¿ 27,5 %
lebih putih dari
sebelumnya.
Stabilisator Stabilisator
Hasil Evalusai Stabilisator 0 Stabilisator 1
0.5 1.5
Pengurangan
10 % 14,72 % 21,38 % 27,5 %
berat (%)
Warna
tetesan Kuning Kuning Hilang Hilang
yodium
Daya Serap
14 detik 11 detik 8 detik 6 detik
(Detik)
BAB IV
DISKUSI
A. Grafik Pengaruh Stabilisator terhadap Pengurangan Berat
25 21.38
20
14.72
15
10
10
5
0
-0.1 0.1 0.3 0.5 0.7 0.9 1.1 1.3 1.5
Stabilisator ml/l
8 Series2
6
4
2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
Stabilisator ml/l
Variasi Konsentrasi
Awal Akhir
Stabilisator
0.5
1.5
0.5
1.5