Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

PERSIAPAN PENYEMPURNAAN

PROSES PENGHILANGAN KANJI (DESIZING) PADA KAIN KAPAS


MENGGUNAKAN CARA OKSIDATOR DENGAN METODA EXHAUST

Oleh:

Shilvia Oktafiani (20420093)

Zahra Cavitta (20420094)

Fachrul Razi (20420107)

Niki Irwandi (20420110)

Rico Rifkiandy P.A (20420114)

1K4

PROGRAM STUDI KIMIA TEKSTIL

POLITEKNIK STT TEKSTIL

09 Maret 2021
BAB I

A. Maksud dan Tujuan


Maksud dari percobaan ini adalah untuk menghilangkan kanji pada kain
kapas agar proses selanjutnya dapat berjalan dengan baik.
Tujuan :
1. Untuk memahami tujuan dan mekanisme penghilangan kanji pada bahan
selulosa.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses
penghilangan kanji.
3. Untuk menguasai cara proses penghilangan kanji dengan metode exhaust
4. Untuk menganalisa dan evaluasi hasil proses penghilangan kanji
B. Hipotesis
Semakin tinggi konsentrasi enzim maka semakin banyak kanji yang hilang
dan semakin rendah konsentrasi enzim maka semakin sedikit kanji yang
hilang.
BAB II

Teori Dasar
A. Serat Kapas
Serat kapas merupakan salah satu contoh serat alam dari kelompok
selulosa. Serat ini dihasilkan dari rambut biji tanaman yang termasuk dalam
jenis gossypium. Spesies yang kemudian berhasil dikembangkan menjadi
tanaman industri adalah gossypium hirsutum. Kapas jenis ini dikenal sebagai
kapas upland atau kapas Amerika, dan saat ini saat merupakan 87% dari
produksi kapas dunia.
1. Morfologi Serat Kapas
a. Membujur

Berdasarkan uji mikroskop, penampang membujur serat kapas


akan tampak seperti pita pipi yang terpuntir ke arah panjang. Tidak
hanya itu, terdapat pula garis putus-putus tak beraturan ditengahnya
serta ukuran serat tidak sama (beragam). Serat dibagi menjadi tiga
bagian, yakni :
a) Dasar
Dasar serat kapas berbentuk kerucut pendek yang selama
pertumbuhan serat tetap tertanam diantara sel-sel epidermis. Pada
umunya, dalam proses pemisahan serat dari bijinya (ginning), dasar
serat ini putus sehingga jarang sekali ditemukan pada serat kapas
yang diperdagangkan.
b) Badan
Badan serat kapas merupakan bagian utama dari serat, kira-
kira sampai panjang serat. Bagian ini mempunyai diameter yang
sama, dinding yang tebal dan lumen yang sempit.
c) Ujung
Ujung serat merupakan bagian yang lurus dan muai
1
mengecil dan pada umumnya kurang dari bagian panjang serat.
4
Bagian ini mempunyai sedikit konvolusi dan tidak mempunyai
lumen. Diameter bagian ini lebih kecil dari diameter badan dan
berakhir dengan ujung yang runcing.
b. Melintang

Berdasarkan uji mikroskop, bentuk penampang melintang serat


kapas sangat bervariasi dari pipih sampai bulat. Akan tetapi pada
umumnya berbentuk seperti ginjal. Untuk serat kapas dewasa,
penampang melintangnya terdiri dari 6 bagian, yaitu :
a) Kutikula
Kutikula merupakan lapisan terluar yang mengandung lilin.
Pektin, dan protein. Lapisan ini merupakan penutup halusyang
tahan air, dan melindungi bagian dalam serat.
b) Dinding Primer
Dinding primer merupakan dinding sel tipis yang asli.
Terdiri dari selulosa dan juga mengandung pektin, protein dan
zat-zat yang mengandung lilin. Dinding ini tertutup oleh zat-zat
yang menyusun kutikula. Tebal dinding primer kurang dari 0,5 m.
Selulosa dalam dinding primer terbentuk benang-benang yang
sangat halus atau fibril. Fobril tersebut tidak tersusun sejajar
panjang serat tetpi membentuk spiral dengan sudut 65° - 70°
mengelilingi sumbu serat. Spiral tersebut mengelilingi serat
dengan arah S maupun Z dan ada juga yang tersusun hampir
tegak lurus pada sumbu serat.
c) Lapisan Antara
Lapisan antara adalah lapisan pertama dari dinding
sekunder dan strukturnya sedikit berbeda dengan dinding
sekunder maupun dinding primer.
d) Dinding Sekunder
Dinding sekunder merupakan lapisan selulosa dan
merupakan bagian dari serat kapas. Dinding sekunder juga
merupakan lapisan fibril-fibril yang membentuk spiral dengan
sudut 20° - 30° mengelilingi sumbu serat. Tidak seperti spiral
fibril pada dinding primer, spiral fibril pada dinding sekunder
arah putarannya berubah-ubah pada interval yang random
sepanjang serat
e) Dinding Lumen
Dinding lumen lebih tahan terhadap pereaksi-pereaksi
tertentu dibandingkan dengan dinding sekunder.
f) Lumen
Lumen merupakan ruang kosong di dalam serat. Bentuk
dan ukurannya bervariasi dari serat yang satu ke serat yang lain
maupun sepanjang satu serat itu sendiri. Lumen berisi zat-zat
padat yang merupakan sisa-sisa protoplasma yang sudah kering,
yang komposisinya sebagian besar terdiri dari nitrogen.
2. Dimensi Serat
a. Panjang
Dimensi serat kapas yang terpenting adalah panjangnya.
Perbandingan panjang dan lebar serat kapas pada umumnya bervariasi
pada 5000:1 sampai 1000:1. Kapas yang lebih panjang cenderung
mempunyai diameter lebih halus, lembut dan mempunyai konvolusi
yang lebih banyak.
b. Diameter
Untuk jenis kapas tertentu diameter asli dari serat kapas yang
masih hidup relatif konstan, tetapi tabeldinding sel sangat bervariasi
dan hal ini menimbulkan variasi yang besar baik dalam ukuran maupun
bentuk karakteristik penumpang melintang serat-serat kapas dalam
perdagangan.
3. Sifat-Sifat Serat Kapas
a. Sifat Fisika
a) Warna
Warna kapas pada umumnya tidak betul-betul outih. Akan tetapi
cenderunng sedikit krem. Beberapa kapas yang seratnya panjang,
warnanya lebih krem daripada jenis kapas yang serat-seratnya lebih
pendek. Warna krem ini disebabkan oleh pengaruh cuaca yang lama,
debu, serta kotoran. Tidak hanya itu, tumbuhnya jamur pada kapas
sebelum pemetikan juga menyebabkan warna putih kebiru-biruan
yang tidak bisa dihilangkan dalam pengelantangan.
b) Kekuatan
Kekuatan serat kapas sangat dipengaruhi oleh kadar selulosa yang
dikandungnya. Dalam keadaan basah serat kapas akan memiliki
kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan serat ketika dalam
keadaan kering. Hal ini disebabkan karena dalam keadaan basah,
serat akan menggelembung sehingga berbentuk silinder yang akan
menyebabkan berkurangnya bagian-bagian serat yang terpuntir,
dalam kondisi seperti ini distribusi tegangan akan diterima di
sepanjang serat secara lebih merata. Kekuatan serat kapas dalam
keadaan kering berkisar 3,2 – 5,2 g/denier sementara dalam keadaan
basah lebih tinggi lagi.
c) Indeks Bias
Secara umum, indeks bias serat kapas yang sejajar dengan sumbu
serat adalah 1,58, sedangkan indeks bias yang tegak lurus terhadap
sumbu serat adalah 1,53.
d) Mulur
Mulur saat putus serat kapas termasuk tinggi di antara serat-serat
selulosa dari jenis serat kapasnya dan rata-rata mulurnya adalah 7%.
e) Berat Jenis
Secara umum, serat kapas memiliki berat jenis sebesar 1,50 sampai
1,56.
f) Moisture Regain
Serat kapas memiliki afinitas yang besar terhadap air, dan memiliki
pengaruh yang nyala pada sifat-sifat serat ini. Serat kapas yang
sangat kering bersifat kasar, rapuh dan kekuatannya rendah.
Moisture Regain (MR) serat kapas bervariasi sesuai dengan
perubahan kelembaban relatifantara 7 – 8,5%
g) Kekakuan (Stiffness)
Kekakuan dapat didefinisikan sebagai daya tahan terhadap
perubahan bentul, dan untuk tekstil biasanya dinyatakan sebagai
perbandingan antara kekuatan saat putus dengan mulur saat putus.
Kekakuan dipengaruhi oleh berat molekuk, kekuatan rantai selulosa,
derajat kristalinitas dan terutama derajat orientasi rantai selulosa.
h) Keliatan (Toughness)
Keliatan merupakan sifat yang penting untuk serat-serat selulosa.
Jika didefinisikan, keliatan adalah ukuran yang menunjukkan
kemampuan suatu benda untuk emnerima kerja. Untuk serat kapas
tersendiri keliatannya relatif tinggi tetapi dibandingkan dengan serat
selulosa yang diregenirasi.
b. Sifat Kimia
a) Pengaruh Asam
Pada dasarnya, selulosa tahan terhadap asam lemah, akan tetapi
jika dihadapkan dengan asam kuat akan menyebabkan kerusakan.
Hal ini disebabkan karena asam kuat akan menghidrolisa selulosa.
Tidak hanya itu, asam kuat juga akan mengambil tempat pada
jembatan oksigen penghubung sehingga terjadi opemutusan rantai
molekul selulosa (hidroselulosa). Imbasnya, rantai molekul menjadi
lebih pendek dan menyebabkan penururnan kekuatan tarik selulosa.
b) Pengaruh Alkali
Alkali mempunyai pengaruh pada kapas. Alkali kuat pada suhu
rendah akan menggelembungkan serat kapas seperti yang terjadi
pada proses merserisasi, sedangkan pada suhu didih air dan dengan
adanya oksigen dalam udara akan menyebabkan terjadinya
oksiselulosa.
c) Pengaruh Panas
Serat kapas tidak memperlihatkan perubahan kekuatan bila
dipanaskan pada suhu 120°C selama 4 jam. Namun, pada suhu yang
lebih tinggi dapat menyebabkan penurunan kekuatan. Dan serat
kapas kekuatannya hampir hilang jika dipanaskan pada suhu 240°C.
d) Pengaruh Oksidator
Oksidator dapat mengoksidasi selulosa sehingga terjadi
oksiselulosa. Dimana rantai molekul selulosa akan terputus dan
selanjutnya mengakibatkan terjadinya oksiselulosa lanjutan yang
mengubah gugus aldehid menjadi gugus karboksilat. Pada oksidasi
sederhana dalam suasana asam, tidak terjadi pemutusan rantai.
Hanya terjadi pembukaan cincin glukosa saja. Pengerjaan lebih
lanjut dengan alkali akan mengakibatkan pemutusan rantai molekul
sehingga kekuatan tarik akan turun. Oksiselulosa terjadi pada proses
pengelantangan yang berlebihan, penyinaran dalam keadaan lembab
atau pemanasan yang lama pada suhu diatas 140°C
B. Desizing
Desizing atau proses penghilangan kanji adalah proses awal dalam industri
penyempurnaan tekstil. Benang lusi kain tenun biasanya di kanji untuk
menambah kekuatannya agar permukaan benang licin dan tahan gosekan serta
tarikan. Setelah benang menjadi kain, kanji tersebut harys dihilangkan agar
tidak mengganggu proses berikutnya.
C. Zat dan Metode
Cara penghilangan kanji bergantung pada jenis kanji yang dipakai dan
sifat-sifat serat. Metoda yang digunakan adalah cara ekshaust (perendaman)
dan cara kontinyu. Bahan yang telah dihilangkan kanjinya diharapkan akan
memiliki daya serap terhadap air dan zat warna yang baik. Pada benang lusi
dar kain kapas, rayon, sintetik maupun campuran perlu dikanji atau diperkuat,
ayitu untuk menambahkan kekuatannya, daya tahan geseknya pada proses
menenun, agar jumlah putusnya kecil sekali, sehingga mutu kainnya baik.
Zat penguat atau kanji yang banyak digunakan adalah :
1. Kanji alam : Kanji Tapioka, Kentang, Terigu, Beras, Jagungm atau Sagu
2. Macam-macam Gom, dan
3. Kanji sintetik : Pilivinil Alkohol (PVA), Tilosa dll.
Kanji akan mengganggu proses pemasakan, pengelantangan, pencelupan,
maupun pencapan sehingga harus dihilangkan terlebih dahulu sebelum proses
proses tersebut. Untuk menghilangkan kanji dikenal dengan beberapa cara
yaitu :
1. Exhaust (Perendaman)
Cara penghilangan kanji ini adalah kain direndam pada air yang
dipanaskan pada suhu 35°-40°C dan dibiarkan selama beberapa menit
atau beberapa jam. Pada proses perendaman ini kanji dirubah menjadi
gula yang larut oleh jasad renik. Setelah perendaman selesai, kain dicuci
dengan air panas dan dibilas dengan air dingin. Perendaman yang terlalu
lama, akan menurunkan kekuatan kain, yang disebabkan oleh asam yang
terjadi selama proses perendaman.
2. Cold Pad Batch
Metode ini termasuk metode semi-kantinyu. Pada larutan dalam
mesin padder kemudian menjadi diperas dan digulung pada rol,
kemudain dibungksu plastik dan dibacam/peram sambil diputar selama
waktu tertentu
3. Enzim
Saat ini menghilangan kanji banyak menggunakan enzema, karena
waktu pengerjaannya lebih pendek, sehingga tidak terjadi kerusakan pada
kain (Kekuatannya tidak menurun). Enzim merupakan senyawa protein
yang dalam proses penghilangan kanji berfungsi sebagai katalisator.
Enzim dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, bintah atau bakteri.
Enzim yang pada umumnya digunakan sebagai penghilang kanji adalah :
a) Mout/Malt diastase (tumbuh-tumbuhan)
b) Pankreas diastase (binatang)
c) Baktersi diastase (bakteri)
Untuk mendapatkan hasil penghilang kanji yang baik, diperlukan
kondisi pengerjaan yang tertentu, yaitu kondisi pH, suhu, waktu
pengerjaan dan konsentrasi enzim.
Perubahan kanji pada maltose, melalui 3 fase yaitu : pengantalan,
berubah menjadi dekstrin dan berubah menjadi maltosa. Beberapa jenis
enzim lainnya yang umum adalah :
a) Lipasa : Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserorl
b) Amilasa : Memecah kanji menjadi dekstrin dan gula
c) Proteasa : Memecah protein menjadi polipeptida yang larut dalam
asam-asam amino.
d) Zymasa : Merubah glukosa menjadi alkohol dan karbon dioksida
e) Sakarida : Merubah polisakarida menjadi glukosa.
Adapun metoda penghilangan kanji, diantaranya adalah :
a) Exhaust / Metode perendaman
b) Metode Rendam – Peras – Bacam / Pad-Batching
c) Metode Rendam – Peras – Kukus / Pad-Steaming.
BAB III
Percobaan
A. Alat dan Bahan
1. Alat
 Baker Glass
 Batang Pengaduk
 Bunsen
2. Bahan
 Kain
 Enzim
 Air
 Pembasah
B. Diagram Alir

Evaluasi Awal : Berat bahan, Daya serap, dan Test yodium

Persiapan alat , bahan, dan mesin

Perhitungan resep dan Penentuan skema proses

Penghilangan kanji - konsentrasi enzim ( 1, 3, 5, 7)g/ml ( 60 menit )

Evaluasi akhir : Berat bahan, Daya serap, Test yodium


C. Langkah Kerja
1. Menimbang kain yang akan diperiksa
2. Menghitung resep dengan vlot yang diinginkan
3. Memasukkan air, pembasah, dan Enzim menurut perhitungan tadi.
4. Mengaduk larutan dengan bahan sambil dipanaskan diatas bunsen.
5. Membuang larutan dan membilas kain
D. Resep dan Variasinya
1. Resep Variasi 1

Konsentrasi enzim(ml/l) 1
pH 6-7
Pembasah (ml/l) 2
Suhu (°C) 60
Waktu (menit) 60
Vlot 1:30

2. Resep Variasi

Konsentrasi enzim(ml/l) 1
pH 6-7
Pembasah (ml/l) 2
Suhu (°C) 60
Waktu (menit) 60
.Vlot 1:30

3. Resep Variasi 3

Konsentrasi enzim(ml/l) 5
pH 6-7
Pembasah (ml/l) 2
Suhu (°C) 60
Waktu (menit) 60
Vlot 1:30
4. Resep Variasi 4

Konsentrasi enzim(ml/l) 7
pH 6-7
Pembasah (ml/l) 2
Suhu (°C) 60
Waktu (menit) 60
Vlot 1:30

Berat Bahan : 21 gram


E. Fungsi Zat
1. Enzim : Berfungsi untuk menghilangkan kanji.
2. Pembasan : Berfungsi untuk meningkatkan daya pembasahan larutan
ke kain dengan menurunkan tegangan permukaan larutan.
F. Perhitungan Resep
1. Perhitungan Resep Variasi 1
Vlot = 1:30
= 21 gr × 30
= 630 ml
1 gram
Enzim = × 630 ml
1000 ml
= 0,63 gram
2 ml /L
Pembasah = × 630 ml
1000 ml
= 1,26ml
Air = BA – (Enzim + Pembasah)
= 630 – (0,63 + 1,26)
= 630 – 1,89
= 628,11 ml
2. Perhitungan Resep Variasi 2

Vlot = 1:30
= 21 gr × 30
= 630 ml
3 gram
Enzim = × 630 ml
1000 ml
= 1,89 gram
2 ml /L
Pembasah = × 630 ml
1000 ml
= 1,26ml
Air = BA – (Enzim + Pembasah)
= 630 – (1,89 + 1,26)
= 630 – 3,15
= 626,85 ml
3. Perhitungan Resep Variasi 3
Vlot = 1:30
= 21 gr × 30
= 630 ml
5 gram
Enzim = × 630 ml
1000 ml
= 3,15 gram
2 ml /L
Pembasah = × 630 ml
1000 ml
= 1,26ml
Air = BA – (Enzim + Pembasah)
= 630 – (3,15 + 1,26)
= 630 – 4,41
= 623,59 ml
4. Perhitungan Resep Variasi 4
Vlot = 1:30
= 21 gr × 30
= 630 ml
7 gram
Enzim = × 630 ml
1000 ml
= 4,41 gram
2 ml /L
Pembasah = × 630 ml
1000 ml
= 1,26ml
Air = BA – (Enzim + Pembasah)
= 630 – (4,41 + 1,26)
= 630 – 5,67
= 624,33 ml

G. Skema Proses

Enzim
Pembasah
Kain
PH

60° ± 0,5°

30° 30°

5°/menit 5°/menit

10’ 6’ 60’ 6’ = 82 menit

y 30
m= = =6
x 5

H. Pengujian (Evaluasi)

Warna kain setelah di tetesi Waktu


Berat Bahan
yodium serap

Pada awalnya berwarna coklat,


Evaluasi
21 gram namun lama kelamaan menjadi 25 detik
awal
kuning tetapi tidak hilang.
b awal−b ak h ir Untuk variasi Enzim 1 ml/l
Evaluasi ¿ ×100 % 10 detik
b awal
menghasilkan warna coklat
akhir
namun lama kelamaan menjadi
21−19,9
¿ × 100 %
21 kuning tetapi tidak hilang.
¿ 5,23 %

21−19,5 Untuk variasi Enzim 3 ml/l


¿ × 100 %
21 menghasilkan warna coklat
¿ 7,14 % namun lama kelamaan menjadi 8 detik

kuning tetapi tidak hilang.

Untuk variasi Enzim 5 ml/l


21−19,3 menghasilkan warna coklat
¿ × 100 %
21 namun lama kelamaan menjadi 7 detik
¿ 8,09 % kuning tetapi warna tersebut
hilang.
Untuk variasi Enzim 7 ml/l
21−18,9 menghasilkan warna coklat
¿ × 100 %
21 namun lama kelamaan menjadi 5 detik
¿ 10 % kuning tetapi warna tersebut
hilang.

I. Data Hasil Pengujian

Hasil
Enzim 1 ml/l Enzim 3 ml/l Enzim 5 ml/l Enzim 7 ml/l
Evalusai

Pengurangan
5,23 % 7,14 % 8,09 % 10 %
berat (%)

Warna
tetesan Kuning Kuning Hilang Hilang
yodium
Daya Serap
10 detik 8 detik 7 detik 5 detik
(Detik)

BAB IV
Diskusi
A. Grafik Pengaruh Konsentrasi Enzim terhadap Pengurangan Berat

Grafik Pengaruh Enzim terhadap


Pengurangan Berat
12
10
Pengurangan Berat (%)

10
8.09
8 7.14

6 5.23

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Enzim ml/l

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi enzim
maka pengurangan berat kain akan semakin besar.

Hal tersebut dikarenakan keterlibatan enzim Amilase didalamnya, enzim yang dapat
menghidrolisis dan mengurangi berat molekul amilosa dan molekul amilopektin dalam
pati, membuatnya cukup larut dalam air untuk dicuci dari kain, pemakaian enzim sangat
cocok untuk proses penghilangan kanji alam yang terbuat dari kanji yang biasa
digunakan pada bahan serat alam seperti kapas yang memilki derajat polimerisasi tinggi,
sehingga mudah untuk dimasuki kanji , enzim mendegradasi kanji yang berada didalam
serat kapas menjadi molekul – molekul yang lebih kecil sehingga ikatan antara kanji
dengan serat kapas menjadi ikatan yang lemah. Sehingga pada saat pencucian dengan
air kanji yang berikatan dengan serat akan terbawa oleh air kanji yang berikatan dengan
serat akan terbawa oleh air dan hilang
Berdasarkan grafik diatas , dapat dilihat bahwa titik optimum diperoleh pada
saat konsentrasi enzim 7 ml/ l sebesar 10%.

4.2. Grafik Pengujian Daya Serap

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa semakin besar enzim maka daya
serap akan semakin bagus.
Hal tersebut terjadi karena Enzim merupakan biokatalisator yang mempunyai
aktivitas kerja yang berperan untuk mempercepat rekasi maka semakin banyak enzim
yang digunakan reaksi yang berlangsung akan semakin cepat dan juga kanji yang
terhidrolisis semakin banyak. Jika kanji sudah banyak yang terhidrolisis maka kanji
tersebut akan hilang sehingga daya serap dari kain akan semakin bagus
Berdasarkan grafik diatas , dapat dilihat bahwa titik optimum diperoleh pada
saat konsentrasi enzim 7 ml/L selama 5 detik .

4.3. Tabel Pengujian Yodium

Variasi Konsentrasi Awal Akhir


Enzim (g/ml)

1 Coklat

7
Berdasarkan teori dinyatakan bahwa yodium dibutuhkan untuk ngecek
kanji alam setelah proses pembuangan kanji. Kain dicheck apakah masih ada
kanjinya atau sudah hilang. jika masih ada maka akan berwarna kuning jika sudah
tidak ada kanji maka akan berwarna putih

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan 4.1
Berdasarkan grafik pengaruh konsentrasi enzim terhadap pengurangan
berat kain maka semakin besar besar konsentrasi enzim maka pengurangan berat
kain semakin besar.
B. Simpulan 4.2
Berdasarkan dari grafik pengaruh konsentrasi enzim terhadap daya serap
kain semakin besar konsentrasi enzim maka daya serap akan semakin cepat.
Titik optimum terjadi pada konsentrasi enzim 7ml/L selama 5 detik
C. Simpulan 4.3
Berdasarkan tabel diatas dinyatakan bahwa yodium dibutuhkan
untuk ngecek kanji alam setelah proses pembuangan kanji. Kain di cek
apakah masih ada kanjinya atau sudah hilang. jika masih ada maka akan
berwarna kuning jika sudah tidak ada kanji maka akan berwarna putih

D. Nilai optimum dari semua pengujian


Berdasarkan hasil semua pengujian, didapat bahwa proses penghilangan
kanji oleh enzim amilase berjalan dengan optimum pada konsentrasi enzim
7ml/l sebesar 10%. Sehingga, nilai atau titik optimum dari variasi kenaikan dan
penurunan konsentrasi pada proses penghilangan kanji pada kain kapas
berdasarkan pengujian pengurangan berat kain, pengujian daya serap, dan
pengujian warna tetesan yodium adala 10%. Sehingga dapat dilanjutkan pada
proses selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai