Anda di halaman 1dari 7

Maksud

Untuk mengetahui dan memahami bagaimana cara proses penyempurnaan penganjian


dengan menggunakan kanji PVA terhadap kain polyester.

Tujuan

 Untuk mengetahui bagaimana hasil dari evaluasi kain polyester setelah dilakukan
proses penganjian

Untuk memberikan lapisan film yang rata pada kain yang akan memperbaiki. kenampakkan,
memperbaiki kekuatan tarik dan menambah kekakuan bahan.

TEORI DASAR

Serat poliester

Poliester pertama kali mulai dikembangkan oleh J.R. Whinfield dan J.T. Dickson,
yaitu para ahli dari perusahaan Inggris Calico Printers Association Ltd . Pembuatan serat
poliester yang pertama kali dilakukan pada tahun 1944, kemudian pada tahun 1952 perusahaan ICI
(Imperial Chemical Industries, Ltd ) di Inggris mulai memproduksi serat poliester secara
komersial. Oleh Imperial chemical Industries,Ltd 9ICI), hasil penelitian J.R

Whinfield dan J.T Dickson ini diberi nama “Terylene”. Menyusul kemudian pada tahun 1953, E.I Du pont de
Numours di Amerika Serikat memberi nama “Dacron”. Kedua
 poliester tersebut memiliki senyawa kimia pembentuk yang sama yaitu etilena tereftalat.
Proses polimerisasi asam tereftalat dan etilena glikol dilakukan dalam kondisi suhu tinggi dan ruang hampa.

Gambar 2.I. Penampang serat polyester


Sumber : academia.edu.com/laporanpenganjian
Susunan rantai molekul Poliester terbentuk secara kondensasi menghasilkan polietena
tereftalat yang merupakan satu ester dari komponen dasar asam dan alkohol, yaitu asam tereftalat dan
etilena glikol. Ini merupakan pengembangan pembuatan poliester yang pada mulanya
terbuat dari dimetil teraftalat sebagai asamnya dan etilena glikol sebagai alkoholnya dan
dikenal dengan nama Terylene. Penggunaan asam tereftalat sebagai bahan baku poliester
menyebabkan beberapa perbedaan sifat poliester, diantaranya titik leleh poliester yang
dihasilkan lebih tinggi dan hampir larut dalam glikol. Pembuatan poliester dari asam tereftalat lebih
menguntungkan dibandingkan poliester dari metil tereftalat. Serat poliester dibuat dengan cara
pemintalan leleh. Serpihan-serpihan poliester dilelehkan dan dilewatkan melalui lubang spineret
yang mempunyai bentuk dan diameter tertentu.
Filamen yang terjadi ditarik dalam keadaan panas sampai lima kali panjang semula, sedangkan untuk
filamen yang kasar ditarik dalam keadaan dingin. Untuk memperoleh benang stapel, dapat
dilakukan dengan mengeritingkan filamen dan dipotong-potong dengan panjang tertentu. Sifat kimia
poliester adalah sebagai berikut :
1. Larut dalam meta-kresol panas, asam trifluoro asetat-orto-klorofenol.
2. Tahan terhadap zat-zat oksidator, alkohol, keton dan sabun dan zat –zat pencucian
kering.
3. Tahan terhadap asam lemah, meskipun pada suhu didih dan tahan terhadap asam kuat dalam
keadaan dingin.
4. Tahan terhadap alkali lemah, tetapi kurang tahan terhadap alkali kuat.
5. Mempunyai kritalinitas yang tinggi, bersifat hidrofob dan tidak mengandung gugus –
gugus aktif sehingga sukar untuk dicelup.

Sifat fisika Poliester Sifat fisika merupakan sifat yang berhubungan dengan kukuatan, sifat
fisika poliester meliputi :
1. Kekuatan dan mulur Serat poliester mempunyai kekuatan dan mulur yang tinggi,
yang dalam keadaan kering dan basah tidak mengalami perubahan. Kekuatan serat
poliester sebesar 4,0 -6,9 g/d dan mulur poliester sebesar 11  –20%.
2. Elastisitas Poliester mempunyai elastisitas yang baik sehingga kain poliester bersifat tahan kusut.
Jika benang pliester ditarik kemudian dilepaskan pemulihan yang terjadi dalam 1 menit adalah :
Penarikan 2% ………. Pemulihan 97% 
Penarikan 4% ………. Pemulihan 90%
Penarikan 8% ………. Pemulihan 80%
3. Moisture regain Moisture regain poliester pada kondisi standar (270C dan RH 65%)
sebesar 0,4%. Dalam RH 100% moisture regainnya hanya 0,6 – 0,8%.
4. Berat jenis Berat jenis poliester adalah 1,38 gram/cm3
5. Titik leleh Poliester tidak akan menguning pada suhu tinggi. Poliester mulai meleleh pada suhu
250 – 2900C dan terbakar, namun tidak meneruskan nyala api.
6. Ketahanan sinar Poliester berkurang kekuatannya dalam penyinaran yang cukup
lama, tetapi ketahanan sinarnya masih lebih baik dibandingkan dengan serat lain.
7. Mengkeret Serat poliester jika direndam dalam air mendidih akan mengkeret sampai 7%.
Beberapa zat organik seperti aseton, kloroform, trikloretilen pada titik didihnya akan
mengakibatkan serat poliester mengkeret.
8. Morfologi Penampang melintang serat poliester berbentuk bulat dan di dalamnya
terdapat bintik-bintik, sedangkan penampang membujurnya berbentuk silinder
dinding kulit yang tebal 9. Pembakaran Poliester meskipun dapat dibakar tetapi nyala api tidak
dapat menjalar karena serat yang terbakar akan meleleh sehingga tidak meneruskan pembakaran.

Kanji

Zat kanji / pati (starch) atau bahasa latinnya amylum, yang berarti tepung halus,
adalah suatu substansi glukosida. Zat kanji tersebut terdiri dari butiran-butiran sferik yang
kecil sekali dengan ukuran dan bentuk beragam.

Konstitusi kimia zat kanji sangat beragam. Bila diberi air panas kemudian didinginkan maka
zat-zat kanji tersebut akan membentuk pasta atau gel, yang terjadi oleh adanya hidrasi,
penggembungan dan akhirnya perekahan butir zat kanji tersebut. Zat kanji merupakan
campuran dua polisakarida, yaitu amilosa dan amilopektin yang berasal dari penambahan
molekul-molekul glukosa. Air panas dapat menyebabkan zat kanji terpisah menjadi dua
bagian, yaitu yang bersifat tidak larut (amilopektin) dan yang larut dalam air (amilosa).
Rantai molekul amilosa berbentuk linier dengan ikatan pada 1,4 (1,4 – linkage), sedangkan
amilopektin juga linier tapi dengan ikatan pada posisi 1,6.

Kesesuaian suatu zat kanji untuk penganjian (juga dalam penghilangan kanji) sangat
bergantung pada jenis kanji tersebut berasal dan kandungan amilosa dan amilopektinnya.
Zat kanji dengan amilopektin tinggi dapat menimbulkan masalah pada proses penghilangan
kanjinya, bahkan dengan enzim amylase sekalipun.

Macam-Macam Zat Kanji

Berdasarkan komposisi kimia maka kanji dapat digolongkan sebagai berikut :

 Kanji/pati.
 Kanji yang dimodifikasi.
 Turunan-turunan selulosa, CMC.
 Kanji dengan bahan dasar PVA (polivinilalcohol).
 Poliakrilat (PAC).
 Galaktomanan (GM).
 Kanji-kanji polyester (PES).
 Homopolimer dan kopolimer dari vinil, akrilat dan stirena.
 Lilin dan lemak.
 Paraffin, silicon, pelembut, fungisida dan lain-lain.

Kanji Tapioka

Larutan tapioka berbentuk gel yang transparan dan memberikan hasil akhir yang
tipis, mengkilap dan fleksibel. Dalam penggunaannya sering dicampur dengan kanji lain
untuk mendapatkan modifikasi sifat-sifat yang diinginkan, umpama dengan kanji kentang
akan mendapatkan hasil akhir dengan pegangan yang fleksibel dan keras.

Kanji Polivinilalkohol (PVA)

Polivinilalkohol atau PVA tidak dibuat dari monomer, tetapi dari polimerisasi
monomer vinil asetat. Bila reaksi hidrolisanya dikendalikan maka akan diperoleh PVA yang
terhidrolisis penuh. Bila reaksi hidrolisanya tidak terkendali maka akan diperoleh PVA yang
terhidrolisa sebagian. PVA yang terhidrolisa penuh masih mengandung 1 - 2 % gugus eter,
dan jumlah tersebut menunjukan banyaknya – (OCOCH3) yang diganti oleh gugus –OH.
PVA yang terhidrolisa sebagian, misalnya PVA 88% lebih mudah larut dalam air. Semakin
panjang rantai makromolekulnya makin tinggi viskositasnya.

PVA terutama ditujukan untuk penganjian benag-benang lusi yang terbuat dari serat-serat
sintetik, disamping juga untuk benang-benang kapas dan rayon viskosa. PVA adalah
polimer yang dibuat dari asetilena dan asam asetat. Asetilena dibuat dari kalsium karbida
yang berasal dari batu kapur dengan mereaksikannya dalam air. Reaksi pembuatan
asetilena dapat dituliskan sebagai berikut:

 CaCO3 CaO + CO2


 3 C + CaO CaC2 + CO
 CaC2 + 2 H2O Ca(OH)2 + C2H2

Sebagian asetilena dirubah menjadi asam asetat dengan penambahan air dan oksidasi :

 C2H2 + H2O + O CH3COOH


Asam asetat kemudian direaksikan dengan asetilena dengan menggunakan seng asetat
sebagai katalisator dan terbentuk vinil asetat :

Seng Asetat
 CH3COOH + C2H2 CH3COCN:CH2

Vinil asetat dilarutkan dalam methanol dan dipolimerisasikan menjadi polivinil asetat dengan
penambahan katalisator peroksida:

 n CH3COOH : CH2 (-CH2CH-OCOCH3) n

Kemudian kedalam larutan methanol ditambahkan natrium hidroksida untuk menyabunkan


polivinil asetat menjadi polivinil alcohol yang mengendap.

 (-CH2CH-OCOCH3) n + n NaOH (CH2CH-OH)n + CH3COONa

PVA kemudian dijadikan bentuk bubuk dan dikeringkan. Bubuk berwarna putih, tetapi jika
dilarutkan didalam air akan menjadi larutan tembus cahaya.PVA banyak digunakan pada
industri tekstil karena sifat fleksibilitas dan ketahanan terhadap abrasinya berkat gugus-
gugus OH-nya yang membentuk dwikutub.Pemanasan akan menyebabkan kristalisasi kanji
dimana bentuk terkristalisasi ini membuatnya menjadi tidak mudah larut dalam air. Oleh
sebab itu, perlakuan panas pada suhu tinggi sebelum penghilangan kanji harus dihindari.
Prinsip penghilangan kanji adalah :

PEMBASAHAN PENGGEMBUNGAN PENDISPERSIAN

(Wetting) (Swelling) (Dispersion)

Makin tinggi suhu makin baik untuk kondisi penghilangan kanji. Penghilangan PVA juga
akan lebih baik dengan penambahan surfaktan dan pelunak air. Dengan adanya zat-zat
tersebut serat menjadi lebih mudah terbasahi dan ini akan menyebabkan penggembungan
kanji sehingga akan terdispersi dengan mudah.PVA tidak dapat di-biodegradasi tetapi dapat
dengan mudah didaur-ulang dengan ultrafiksasi. Sifat lain yang kurang menguntungkan
adalah sangat peka terhadap elektrolit dan pH alkali.

CMC
CMC adalah ester polimer selulosa yang larut dalam air dibuat dengan mereaksikan
Natrium Monoklorasetat dengan selulosa basa (Fardiaz, 1987). Menurut Winarno (1991),
Natrium karboxymethyl selulosa merupakan turunan selulosa yang digunakan secara luas
oleh industri makanan adalah garam Na karboxyl methyl selulosa murni kemudian
ditambahkan Na kloroasetat untuk mendapatkan tekstur yang baik. Selain itu juga
digunakan untuk mencegah terjadinya retrogradasi dan sineresis pada bahan makanan.
Adapun reaksi pembuatan CMC adalah sebagai berikut:
ROH + NaOH                                      R-Ona + HOH
R-ONa + Cl CH2COONa                   RCH2COONa + NaCl

Carboxy Methyl Cellulose (CMC) merupakan turunan selulosa yang mudah larut
dalam air. Oleh karena itu CMC mudah dihidrolisis menjadi gulagula sederhana oleh enzim
selulase dan selanjutnya difermentasi menjadi etanol oleh bakteri (Masfufatun, 2010).
Carboxy Methyl Cellulose (CMC) adalah turunan dari selulosa dan ini sering dipakai
dalam industri makanan untuk mendapatkan tekstur yang baik. Fungsi CMC ada beberapa
terpenting, yaitu sebagai pengental, stabilisator, pembentuk gel,sebagai pengemulsi, dan
dalam beberapa hal dapat merekatkan penyebaran antibiotik (Winarno, 1985).
Sebagai pengemulsi, CMC sangat baik digunakan untuk memperbaiki kenampakan
tekstur. Sebagai pengental, CMC mampu mengikat air sehingga molekul-molekul air
terperangkap dalam struktur gel yang dibentuk oleh CMC (Manifie, 1989).
Untuk industri-industri makanan biasanya digunakan sukrosa dalam bentuk kristal
halus atau kasar dan dalam jumlah yang banyak dipergunakan dalam bentuk cairan sukrosa
(sirup). Pada pembuatan sirup gula pasir (sukrosa) dilarutkan dalam air dan dipanaskan,
sebagian sukrosa akan terurai menjadi glukosa dan sukrosa yang disebut gula invert
(Winarno, 1995).

Penyempurnaan Kanji pada Kain

Tujuan penyempurnaan kanji pada kain adalah untuk memberkan lapisan film yang rata
pada kain, menyempurnakan kenampakan, menstabilkan dimensi dan menambah berat
kain. Hasil penganjian sangat dipengaruhi oleh viskositas larutan kanji dan penetrasinya
pada serat.

Fiksasi Zat Kanji

Penyempurnaan menggunakan campuran zat kanji merupakan pelapisan serat


dengan lapisan film pelindung yang pada akhirnya lapisan tersebut harus mudah dihilangkan
pada saat proses penghilangan kanji. Oleh sebab itu, suatu ikatan yang terlalu kuat antara
serat dan zat kanji bukan merupakan hal yang utama. Lebih disukai ikatan tersebut berupa
ikatan hidrogen atau van der waals atau jenis ikatan elektrostatik yang relatif lemah, dan
sifatnya fisik. Fiksasi tersebut dapat berbentuk gaya-gaya dwikutub atau elektrolit. Suatu
dwikutub listrik terdiri dari dua pusat dengan muatan sama tapi berlawanan. δ+ dan δ -,
terpisahkan dengan jarak yang kecil sekali. Banyak molekul-molekul yang memperlihatkan
sifat-sifat dwikutub karena bentuk geometri dan distribusi dari muatan dalam ikatan intra-
atomnya. Hal ini terlihat jelas pada molekul air yang memperlihatkan karakter dwikutub yang
kuat sekali.

Pada penganjian H δ+

R – O – H ………………. O

δ - δ+ Hδ–

Pada penghilangan kanji

Substansi kimia yang dikenal dengan elektrolit merupakan komposit ionic (asam, basa,
garam) dan disebut kation bila ionnya positif dan anion bila ionnya negatif. Zat-zat tersebut
bersama dalam bentuk terlarut dan mampu berlaku sebagai medium konduktif. Hal penting
pada elaktrolit adalah kelarutannya yang cepat berkat afinitasnya yang tinggi terhadap air,
sehingga mudah dihilangkan dalam pencucian.

Untuk kopolimer-kopolimer tertentu, pertambahan sifat kelarutannya diperoleh dengan


konjugasi dua gugusan, yaitu gugus dwikutub dan elektrolit yang berada pada molekul yang
sama.

Anda mungkin juga menyukai