Anda di halaman 1dari 7

TEKNOLOGI POLIMER

APLIKASI DAN MEKANISME REAKSI PEMBENTUKAN POLIESTER (PET)

DISUSUN OLEH
Andre Willie S. (21030115120001)
Dessy Noor I. (21030115120069)
Fahmi Rifaldi (21030115120050)
Nayla Luthfi M. (21030115120085)

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
1. PENGERTIAN POLIESTER

Serat poliester merupakan suatu polimer yang mengandung gugus ester dan memiliki
keteraturan struktur rantai yang menyebabkan rantai-rantai mampu saling berdekatan,
sehingga gaya antar rantainya dapat bekerja membentuk struktur yang teratur. Polyester adalah
kategori polimer yang terutama terdiri dari Polyethylene Terephthalate (PET), yaitu polimer
sintetik yang terbuat dari PTA (Purified Terephthalic Acid C6H4(COOH)2 dan MEG (Mono
Ethylene Glycol C2 H6 O2).
Poliester merupakan serat sintetik yang bersifat hidrofob karena terjadi ikatan hidrogen
antara gugus OH dan gugus COOH dalam molekul tersebut, oleh karena itu serat poliester
sulit didekati air atau zat warna. Serat ini dibuat dari asam tereftalat dan etilena glikol.

Penampang membujur penampang melintang

2. RUMUS MOLEKUL POLIESTER

3. SEJARAH POLIESTER

Pada tahun 1942, John Rex Whinfield dan James Tennant Dickson yang bekerja pada
perusahaan Calico Printers Association di Inggris menemukan sintetis polimer linier yang
dapat diproduksi melalui Ester Exchange antara Ethylene Glycol (EG) dan Dimethyl
terepthalate (DMT) yang menghasilkan polyethylene terepthalate. Pada perkembangan
selanjutnya produksi PET untuk serat-serat sintetis menggunakan bahan baku Terepthalate
Acid (TPA) dan Ethylene Glycol (EG).

Produksi serat polyester (PET) secara komersial dimulai pada tahun 1944 di Inggris dengan
nama dagang Terylene dan pada tahun 1953 di Amerika Serikat (Dupont) dengan nama
dagang Dacron.

4. SIFAT POLIESTER
SIFAT FISIK
- Densitas : 1.52 g/cm3
- Kekuatan : 4.5 6.9 g/den
- Mulur : 11 40 %
- MR : 0.4 %
- Modulus young (E) : 2800-3100 MPa
- Tensile strength (t) : 55-75 MPa
- Temperatur glass (Tg) : 70 80 oC
- Titik leleh : 260 oC
- Konduktivitas thermal : 0,24 W /(m.K)
- Kapasitas panas spesifik : 1,0 kJ / (kg.K)
- Tahan panas sampai 200oC

SIFAT KIMIA
- Tidak tahan terhadap alkali kuat
- Dalam larutan alkali panas terjadi pengikisan permukaan, digunakan untuk proses
pengurangan berat
- Tahan terhadap asam
- Larut dalam metil salisilat dan m-cresol
- Bersifat hidrofob, dicelup dengan zat warna hidrofob : zat warna dispersi

Penggunaan serat polyester filament untuk kain mempunyai beberapa sifat kekurangan
antara lain permukaan licin, pegangan kaku dan keras. Untuk mendapatkan sifat kain polyester
yang lebih baik, dapat dilakukan dengan proses pengerjaan kain polyester dengan larutan alkali
yang dikenal dengan proses pengurangan berat (weight reduction).
5. APLIKASI POLIESTER

Penggunaan poliester dikehidupan sehari-hari sangatlah luas. Polyester dapat digunakan


untuk bahan baku pembuatan botol, film, tarpaulin, kano, tampilan kristal cair, hologram,
penyaring, saput (film) dielektrik untuk kondensator, penyekat saput buat kabel dan pita
penyekat, dan serat kain.
Kain poliester tertenun digunakan dalam pakaian konsumen dan perlengkapan rumah
seperti seprei ranjang, penutup tempat tidur, tirai dan korden. Poliester industri digunakan
dalam pengutan ban, tali, kain buat sabuk mesin pengantar (konveyor), sabuk pengaman, kain
berlapis dan penguatan plastik dengan tingkat penyerapan energi yang tinggi. Fiber fill dari
poliester digunakan pula untuk mengisi bantal dan selimut penghangat.
Kain dari poliester disebut-sebut terasa tak alami bila dibandingkan dengan kain tenunan
yang sama dari serat alami (misalnya kapas dalam penggunaan tekstil). Namun kain poliester
memiliki beberapa kelebihan seperti peningkatan ketahanan dari pengerutan. Akibatnya, serat
poliester kadang-kadang dipintal bersama-sama dengan serat alami untuk menghasilkan baju
dengan sifat-sifat gabungan.
Poliester kristalin cair merupakan salah satu polimer kristalin cair yang digunakan industri
yang pertama dan digunakan karena sifat mekanis dan ketahanan terhadap panasnya.
Kelebihan itu penting dalam penggunaannya sebagai segel mampu kikis dalam mesin jet.
Poliester keraspanas (thermosetting) digunakan sebagai bahan pengecoran, dan resin
poliester chemosetting digunakan sebagai resin pelapis kaca serat dan dempul badan mobil
yang non logam. Poliester tak jenuh yang diperkuat kaca serat banyak digunakan dalam bagian
badan dari kapal pesiar serta mobil.
Poliester digunakan pula secara luas sebagai penghalus (finish) pada produk kayu
berkualitas tinggi seperti gitar, piano, dan bagian dalam kendaraan / perahu pesiar. Perusahaan
Burns London, Rolls-Royce, dan Sunseeker merupakan segelinter perusahaan yang memakai
poliester untuk memperhalus produk-produk mereka. Sifat-sifat tiksotropi dari poliester yang
bisa dipakai sebagai semprotan membuatnya ideal untuk digunakan pada kayu gelondongan
bijian-terbuka, sebab mampu mengisi biji kayu dengan cepat, dengan ketebalan saput yang
terbentuk dengan kuat per lapisan. Poliester yang diawetkan bisa diampelas dan dipoleskan ke
produk akhir.
Baju dari poliester Benang poliester

6. MEKANISME REAKSI PEMBENTUKAN POLIESTER

Pembuatan poliester sebagai sebuah contoh polimerisasi kondensasi


Pada polimerisasi kondensasi, jika monomer-monomer bergabung bersama, ada sebuah
molekul kecil yang hilang. Ini berbeda dengan polimerisasi adisi yang menghasilkan polimer
seperti poli(eten) dimana pada proses ini tidak ada yang hilang ketika monomer-monomer
bergabung bersama.
Sebuah poliester dibuat dengan sebuah reaksi yang melibatkan sebuah asam dengan dua
gugus -COOH, dan sebuah alkohol dengan dua gugus -OH. Pada poliester umum yang
digambarkan di atas terdapat: Asam benzen-1,4-dikarboksilat (nama lama: asam tereftalat),
dan Alkohol yaitu etana-1,2-diol (nama lama: etilen glikol).

Sekarang bayangkan kita menyusun senyawa-senyawa ini secara bergantian dan membuat
ester dimana masing-masing gugus asam dan masing-masing gugus alkohol, kehilangan satu
molekul air setiap kali sebuah sambungan ester terbentuk.
Reaksi pembentukan PTA :

Pada tahap polimerisasi, ester sederhana ini dipanaskan pada suhu sekitar 260C dan pada
tekanan rendah. Dalam hal ini diperlukan sebuah katalis ada beberapa kemungkinan
termasuk senyawa-senyawa antimoni seperti antimoni(III) oksida.
Poliester terbentuk dan setengah dari etana-1,2-diol diperbaharui. Ini selanjutnya
dilepaskan dan disiklus ulang.

Rangkuman proses pembuatan poliester


Pada proses pembuatan poliester,reaksi yang terjadi antara Etilena Glycol dan Purified
Terephtalat Acid adalah rekasi pengesteran (Esterifikasi) yang menghasilkan etilena tereftalat
(yang merupakan Ester) sebagai monomernya
Monomer yang terbentuk dari esterifikasi akan dilakukan proses polimerisasi untuk
membentuk polimer, polimer yang dihasilkan adalah Polietilena Tereftalat (PET) atau lebih
dikenal dengan Poliester.

Esterifikasi Berlangsung dalam :


- Kondisi mendekati vacuum
- Lingkungan Nitrogen (N2)
- Suhu 170 200 o C

Anda mungkin juga menyukai