Anda di halaman 1dari 4

Resume : Serat Tekstil 2

Nama : Yuti Osef Pasaribu


NPM : 19020001
Dosen : Dr. Noerati, S.Teks.,M.T.

I. Serat Poliakrilat
Serat poliakrilat merupakan serat buatan yang terbentuk dari polimer sintetik yaitu vinil sianida. Serat ini
sangat kuat, hidrofob dan sukar dicelup.

Rumus molekul dari vinil sianida menjadi poliakrilat

Karena serat sukar dicelup, kemudian serat polimer poliakrilat dimodifikasi berupa kopolimer dengan
monomer lain  yang mengandung gugus yang bersifat anionik seperti karboksil atau sulfonat. Dengan
adanya gugus-gugus tersebut membuat serat poliakrilat yang sekarang ini dapat dicelup dengan zat
warna basa yang bersifat kationik dalam larutan asam. Berat gugus-gugus anionik maksimum 15% dari
berat serat.
Banyaknya gugus-gugus anionik pada serat dapat mempengaruhi kemampuan maksimum serat
poliakrilat menyerap zat warna. Hal itu biasa dinyatakan dengan nilai faktor A dari serat atau Saturated
Factor  (SF). Semakin kecil nilai faktor A, maka banyaknya zat warna yang dapat diserap oleh serat
semakin kecil, begitu juga sebaliknya.

Proses pembuatan serat-serat poliakrilat secara umum adalah sebagai berikut:


40 bagian berat amonium persulfat sebagai katalisator dan 80 bagian natrium bisulfit sebagai pengaktif
dilarutkan dengan 94 bagian air suling pada suhu 400C, dan kemudian setelah 2 jam, 16 bagian
campuran akrilonitril 90 persen dan 10 persen monomer etilenat ditambahkan perlahan-lahan sambil
diaduk. Polimer poliakrilonitril yang dimodifikasi dengan monomer lain, mengendap dengan berat
sekitar 60.000. polimer yang diendapkan disaring, dicuci, dikeringkan, dan dilarutkan kembali dalam
pelarut untuk pemintalan yang sesuai misalnya dimetil formamida (konsentrasi larutan 10-20 persen).
Larutan tersebut kemudian dipanaskan dan disemprotkan melalui sel pemintalan yang dipanaskan.
Medium penguap yang dipanaskan seperti udara, nitrogen, atau uap dialirkan berlawanan dengan arah
perjalanan filamen, untuk menguapkan pelarut. Filamen dalam keadaan panas ditarik sampai beberapa
kali panjang semula dengan cara melewatkannya melalui jarum yang dipanaskan udara panas, atau air
panas. Suhu penarikan dapat divariasi dari 1000C sampai 2500C bergantung pada lamanya kontak dalam
pemanasan.
Sifat Fisika Serat Poliakrilat
Serat poliakrilat bersifat rua/bulky akibat dari sifat ketidakstabilan terhadap panas. Serat poliakrilat tidak
dapat dilakukan set permanen seperti halnya poliester dan nilon. Hal ini bisa menjadi sebuah
keuntungan ataupun kerugian. Ketidakstabilan terhadap panas dapat merugikan jika serat dilakukan
suatu proses basah panas pada kain. Proses basah tersebut dapat menyebabkan mengkeret dan
memberikan stabilitas dimensi kain jelek. Namun ketidakstabilan tersebut dapat bermanfaat dalam
proses pembuatan benang rua (high bulk acrylic). Benang rua dapat dibentuk dengan menggabungkan
dua serat poliakrilat yang memiliki mengkeret serat berbeda. Serat pertama biasanya dibuat stabil
dengan penguapan (steam) sedangkan serat kedua tidak diproses penguapan sehingga serat kedua
masih dapat mengkeret jika diproses dalam air panas. Kedua serat tersebut kemudian digabungkan
menjadi satu benang. Pada saat benang di proses pada air mendidih seperti pada proses pencelupan,
benang yang kedua akan mengalami mengkeret hebat dan menarik benang pertama. Hal itu dapat
menyebabkan benang rua.
Sifat fisika serat poliakrilat yang paling penting adalah berat jenis yang kecil yaitu 1.17 dan sifat rua.
Pada kondisi standar, RH (Relative Humidity) 65% dan suhu ruangan 21oC, serat poliakrilat memiliki
kekuatan tarik 2,5-4,2 gram/denier. Pada keadaan basah kekuatan tarik serat poliakrilat sama dengan
kondisi standar. Mulur dalam keadaan standar 20-55% sedangkan dalam keadaan basah 26-72%.
Elastisitas serat dengan penarikan 5-10% adalah 40-58%. Struktur poliakrilat yang rapat menyebabkan
serat ini bersifat hidrofob. MR (Moisture Regain) serat poliakrilat adalah 1,0-2,5%.

Sifat Kimia Serat Poliakrilat


 Mekanik
Kekuatan kering serat 5 gram per denier dan kekuatan basahnya 4,8 gram per denier. Dari perbandingan
yang tinggi antara kekuatan basah dan kering terlihat bahwa serat bersifat tahan air, sama dengan
vinyon dan saran. Mulur saat putus keringh 17%, basah 16%.

 Ketahanan Terhadap Zat Kimia


Serat poliakrilat pada umumnya memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap asam-asam mineral dan
pelarut, minyak, lemak dan garam netral. Serat poliakrilat tahan terhadap alkali lemah tetapi dalam
larutan alkali kuat panas akan rusak dengan cepat.
 Ketahanan Terhadap Panas
Serat poliakrilat memiliki sifat tahan panas yang baik. Serat poliakrilat tahan pada pemanasan 150 oC
selama dua hari tanpa menunjukkan penurunan kekuatan tarik. Serat dapat mengalami perubahan
warna menjadi kuning, coklat, dan hitam apabila pemanasan diteruskan. Setelah pemanasan 60 jam
pada suhu 200oC, meskipun serat berwarna hitam, kekuatan tarik lebih dari setengah kekuatan awal.
Selain itu serat menjadi sangat stabil terhadap pemanasan lebih lanjut meskipun dibakar dalam Bunsen.
Serat poliakrilat yang dipanaskan dalam keadaan kering tidak akan membuat membuat rantai-rantai
molekul putus, namun pada kondisi tersebut dapat menyebabkan penyusunan kembali molekul-molekul
menjadi senyawa lingkar, warna berubah, ikatan hydrogen lepas, dan timbul gugus-gugus basa. Dari
pembentukan molekul baru juga membuat serat tidak larut dalam pelarut-pelarut yang biasa digunakan
untuk melarutkan serat poliakrilat.
Penggunaan Serat
Serat poliakrilat banyak digunakan sebagai tekstil untuk keperluan rumah tangga dan industri misalnya
tenda, kap mobil, tirai jendela, permadani, kain penyaring zat–zat kimia, pakaian pelindung kimia,
pakaian dalam, pakaian renang, pullover, pakaian olah raga, tirai jendela, kaos–kaki, sweater, selimut
dan sebagainya.
Serat poliakrilat banyak dipakai untuk kain rajut untuk pakaian dalam dan luar. Kain tenun digunakan
baik untuk celana, pakaian kerja dan kain tirai.
Seringkali juga dicampur dengan wol. Campurannya dengan kapas digunakan untuk pakaian kerja
karena tahan terhadap zat–zat kimia.

II. Polyolefin
Salah satu kelas terbesar dari polimer termoplastik organik adalah poliolefin. Polyolefin adalah bahan
tidak berbau, non-polar, dan tidak berpori yang digunakan dalam plastik struktural, barang  konsumen,
produk industri, dan kemasan makanan.
Poliolefin berarti “mirip minyak” dan umumnya disebut sebagai termoplastik atau polialkena karena
poliolefin memiliki tekstur seperti lilin. Zat ini banyak digunakan dalam penelitian dan produksi di
industri kimia petrokimia dan organik.

Poliolefin dibuat melalui polimerisasi olefin. Olefin juga dikenal sebagai alkena dan merupakan
hidrokarbon organik yang terdiri dari pasangan atom karbon berikatan ganda dan 4 atom hidrogen.
Olefin kompleks yang telah digunakan dalam produksi poliolefin meliputi propilena, etilena, butana, dan
butadiena. Olefin yang terjadi secara alami berasal dari gas alam atau minyak.
Poliolefin biasanya dilarutkan dalam pelarut dengan pendidihan tinggi, seperti 1,2,4-triklorobenzena
(TCB), 1,2-dichlorobenzene (ODCB) atau decahydronaphthalene (decalin), pada suhu 130-160 ° C. Untuk
karakterisasi lanjutan, Kromatografi Permeasi Gel suhu tinggi digunakan untuk membandingkan
berbagai agen pencabangan, untuk memprediksi kinerja dan untuk berkorelasi dengan hasil reologi.
Beberapa poliolefin dengan berat molekul rendah atau oligomer mungkin (sebagian) larut dalam xilena
dan pelarut organik lainnya yang memungkinkan untuk analisis% monomer atau% fraksi yang dapat
larut xilena. Karakteristik ini memiliki korelasi langsung dengan sifat fisik, seperti fleksibilitas & kekuatan,
dari bahan akhir.

Bahan Poliolefin yang ditemukan di industri termasuk polietilen, polipropilen, dan polibutena. Polietilen
sebagian besar digunakan dalam kantong plastik dan bungkus menyusut. Polipropilen adalah resin
plastik keras yang digunakan dalam karpet, wadah makanan plastik yang aman untuk pencuci piring, dan
kemasan makanan, dan polibutena adalah bentuk cair yang digunakan dalam karet sintetis, lipstik,
makeup, dan pelumas.
Penggunaan Poliolefin
Bungkus plastik shrink adalah istilah awam untuk poliolefin. Bungkus plastik ini dirancang untuk
mengembang saat dipanaskan hingga suhu relatif lebih rendah daripada termoplastik lainnya. Ini
mempertahankan sifat tidak keropos dan tidak berbau ketika didinginkan atau dipanaskan,
menjadikannya populer di industri kemasan makanan. Bungkus plastik shrink juga digunakan untuk
membungkus elektronik konsumen dan compact disc karena menjaga elektronik relatif bebas dari debu,
statis, dan kelembaban. Ini juga membantu mencegah mikroba di udara yang memungkinkan  jamur atau
jamur tumbuh dari  bahan yang dilindungi.

Anda mungkin juga menyukai