Polipropilenaa
Disusun Oleh :
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Mengetahui definisi apa itu polipropilena
2. Mengetahui sifat polipropilena
3. Mengetahui struktur polipropilena
4. Mengetahui proses pembuatan polipropilena
5. Mengetahui kegunaan dari polipropilena
6. Mengetahui analisis polipropilena
BAB II
PEMBAHASAN
1. Polipropilena
Polypropylene adalah termasuk ke dalam jenis termoplastik yaitu
jenis plastik yang dapat diproses dan dibentuk sampai beberapa kali.
Polypropylene mudah dilelehkan, diproses dan dipadatkan menjadi bentuk
baru. Sifat-sifat umum polypropylene yaitu tidak berwarna, tidak berbau,
sifat kekakuan yang tinggi, dan permukaan yang keras. Biasanya
mempunyai spesifik grafity 0,905 dan densitas sangat rendah diantara
termoplastik yang lainnya yaitu 0,90-0,92 g/ cm2.
Polipropilenaa merupakan golongan olefin yang diperoleh dari
hasil cracking (perengkahan) minyak bumi pada temperature 700-9000 C,
untuk menghilangkan gas nafhtalena dan dilanjutkan dengan proses
fraksionasi.
Polipropilenaa merupakan sebuah polimer hidrokarbon linier hasil
reaksi polimerisasi dari propilena. Polipropilenaa adalah poliolefin atau
polimer jenuh merupakan bahan baku untuk pembuatan berbagai macam
barang plastik. Polimer ini termasuk jenis polimer termoplastik yang lunak
jika dipanaskan, lelehannya bisa mengalir seperti cairan viscous, dan
mudah dibentuk.
Secara umum, polipropilenaa memiliki daya tahan yang baik
terhadap pelarut organik, agensia peluruh dan serangan elektrolitik.
Polipropilenaa memiliki ketahanan yang baik terhadap asam dan basa
namun tidak begitu baik pada pelarut aromatik, alifatik dan mengandung
klor. Polipropilenaa dapat teroksidasi oleh oksidator kuat seperti H2SO4
dan HNO3 pekat. Hal ini karena adanya atom hidrogen tersier yang kurang
stabil jika dibandingkan dengan atom hidrogen primer dan sekunder.
Polipropilenaa termasuk paling ringan jika dibandingkan dengan
jenis bijih plastik lainnya. Permukaan polipropilenaa licin, tidak menyerap
air, kelembaban dan kekuatan termal lebih besar dari pada polietilena, dan
kekuatan renggangnya besar. Pemanfaatan polipropilenaa sangat luas di
berbagai sektor industri. Polipropilenaa dimanfaatkan dalam industri
barang plastik rumah tangga, lain-lain termasuk mainan anak-anak dan
peralatan kesehatan.
2. Sifat polipropilena
a. Sifat Fisik
b. Sifat Kimia
3. Struktur polipropilena
Polipropilenaa merupakan polimer yang tersusun oleh monomer
propilena dengan unit berulang seperti pada gambar berikut:
Struktur polipropilena
Tiga faktor struktural yang menentukan sifat dari polipropilenaa
adalah distribusi molekul, struktur ruang molekul, dan berat molekul rata-
rata. Berdasarkan Textbook of Polymer Science, kimia ruang
polipropilenaa pertama kali dipelajari oleh Natta. Natta menyatakan bahwa
struktur ruang yang mungkin ada pada polipropilenaa ada tiga, yaitu
isotaktik, sindiotaktik dan ataktik. Struktur taktik pada polipropilenaa
dapat dilihat dengan NMR (Nuclear Magnetic Resonance) atau dengan
menggunakan prinsip kelarutan untuk mencari persen taksisitas. Perbedaan
dari ketiganya dilihat dari letak gugus metil relatif terhadap rantai utama
polipropilenaa.
1. Polipropilenaa isotaktik
Pada struktur isotatik, semua gugus metil terletak pada salah satu sisi
rantai polimer. Bersifat kaku pada temperatur ruang, kekuatannya tinggi,
dan dapat mengkristal.
2. Polipropilena sindiotaktik
Pada struktur sindiotatik, gugus metil terletak berselang-seling
berlawanan arah secara teratur pada kedua sisi rantai polimer. Memiliki
sifat dapat mengkristal, jenis ini sulit ditemukan karena pembuatannya
sulit (temperatur operasi -78oC).
3. Polipropilena ataktik
Pada struktur ataktik, gugus metil terletak tak beraturan terhadap
sisi rantai polimer sangat lentur dan tidak bisa mengkristal sehingga
polipropilenaa ataktik bersifat amorf.
Bahan baku
Bahan baku merupakan bahan yang digunakan untuk menghasilkan
suatu produk. Bahan baku yang digunakan pada Polypropylene (PP)
Plant dapat digolongkan sebagai bahan baku utama dan bahan baku
penunjang. Bahan baku utama yang digunakan dalam produksi adalah
propylene, sedangkan bahan penunjangnya adalah katalis, kokatalis,
SCA, hidrogen, nitrogen, CO dan aditif.
Bahan Baku Utama
Propylene
Propylene adalah senyawa hidrokarbon yang umum digunakan
sebagai bahan baku induk (feedstock) untuk pembuatan produk
polypropylene, asam akrilat, propylene oxide, akrilonitril, isopropyl
alcohol, kumena, heptena.
Bahan Penunjang
1. Katalis
Katalis yang biasa digunakan adalah TiCl 4. Contoh katalis yang
digunakan dalam industri adalah SHAC (Shell High Activity Catalyst)
201 yaitu terdiri dari TiCl4 (30% berat) dan white mineral oil (60-75%).
White mineral oil berfungsi untuk melindungi kompleks TiCl 4 dari
kontak dengan udara lembab atau uap air karena TiCl 4 sangat reaktif
terhadap air. Wujud katalis berupa slurry (padatan tersuspensi dalam
minyak) sehingga memungkinkan katalis dapat dialirkan ke dalam
rekator.
2. Kokatalis
Kokatalis berfungsi sebagai pembentuk kompleks katalis aktif
sehingga mempermudah terjadinya polimerisasi. Kokatalis yang
digunakan adalah TEAL (Tri Etil Alumunium, (C 2H5)3 Al. TEAL yang
berwujud cairan pada kondisi ruang, bening, dan tidak berwarna. TEAL
bersifat phyrophoric, yaitu sangat reaktif terhadap udara dan air
sehingga semua peralatan penyimpanan da pemrosesan TEAL harus
bebas oksigen dan air. Laju alir TEAL yang diumpankan ditentukan
oleh rasio katalis terhadap kokatalis dalam reaktor.
3. Selectivity Control Agent (SCA)
Selectivity Control Agent (SCA) berfungsi untuk mengatur
kecenderungan rantai isotaktik dalam polimer dengan cara mematikan
sisi aktif katalis yang menghasilkan resin ataktik. SCA yang cocok
untuk SHAC adalah Normal Para Tri Metoksi Silane (NPTMS).
4. Hidrogen
Hidrogen berfungsi sebagai terminator akhir reaksi polimerisasi
sehingga diperoleh polimer dengan panjang rantai dan berat molekul
tertentu. Panjang pendeknya rantai yang terbentuk dapat dilihat dari
kekentalan aliran produk (melt flow). Semakin panjang rantai molekul
polipropilena, melt flow-nya akan semakin kecil. Melt Flow diatur
dengan menentukan rasio gas hydrogen yang masuk ke dalam reactor.
Apabila meltflow produk yang diinginkan tinggi, laju gas hydrogen
diperbesar. Selain digunakan dalam sistem reaksi, hydrogen digunakan
dalam reaksi hidrogenasi dalam pemisahan metil asetilen dan butadiene
pada sistem pemurnian Propylene.
5. Nitrogen
Nitrogen pada Polypropylene Plant dibagi menjadi dua macam,
yaitu nitrogen bertekanan Tinggi (40 kg/cm2) dan nitrogen bertekanan
rendah (7,8 kg/cm2). Nitrogen bertekanan tinggi digunakan dalam
sistem reaksi,, yaitu untuk menjaga kestabilan tekanan dan temperature
di dalam reactor, sebagai gas pembawa katalis dan membantu terjadinya
fluidisasi di dalam reactor, dan sistem pemurnian propylene. Nitrogen
bertekanan rendah digunakan untuk sistem aditif, slurry feed tank,
pembawa propilen dalam vent recovery system pada resin degassing.
Nitrogen digunakan karena bersifat inert (tidak bereaksi) sehingga tidak
mengganggu reaksi polimerisasi.
6. Karbon Monoksida (CO)
Reaksi polimerisasi merupakan reaksi yang menghasilkan panas
(eksotermik). Jika temperatur di dalam reaktor melampui temperatur
pelelehan, resin dalam unggun akan saling melekat dan membentuk
lembaran hingga dapat membuat keseluruhan unggun menjadi
gumpalan padat (chunk). Jika temperatur terus naik, lembaran tersebut
akan memadat dan membesar. Penghentian reaksi dilakukan lewat
suatu sistem yang disebut kill system. Kill system bekerja dengan
menyuntikan racun katalis ke dalam reaktor lewat aliran gas siklus.
Racun yang dipakai pada kill system adalah gas CO (karbon
monoksida).
7. Aditif
Aditif ditambahkan guna mendapatkan produk polypropylene
tertentu yang diinginkan, berbentuk serbuk padatan dan cairan,
ditambahkan pada resin sebelum proses pelleting.
Inisiasi :
Setelah katalis diaktifkan oleh ko-katalis membentuk
radikal bebas Ti, maka monomer propilen akan menyerang bagian
aktif ini dan berkoordinasi dengan logam transisi, selanjutnya ia
menyisip antara metal dan grup alkil. Sehingga mulailah terbentuk
rantai polipropilena. Reaksinya :
Reaksi inisiasi
Propagasi :
Radikal propilen terbentuk akan menyerang monomer
propilen lainnya terus menerus dan membentuk radikal polimer
yang panjang. Pada tahap ini tidak terjadi pengakhiran,
polimerisasi terus berlangsung sampai tidak ada lagi gugus fungsi
yang tersedia untuk bereaksi. Cara penghentian reaksi yang biasa
dikenal adalah dengan penghentian ujung atau dengan
menggunakan salah satu monomer secara berlebihan. Reaksinya
adalah :
Reaksi propagasi
Terminasi :
Pada tahap ini diinjeksikan sejumlah hidrogen yang
berfungsi sebagai terminator. Hidrogen sebagai terminator akan
bergabung dengan sisi aktif katalis sehingga terjadi pemotongan
radikal polimer yang akan menghentikan reaksi polimerisasi
propilene. Reaksinya :
Rekasi terminasi
6. Analisis Polipropilenaa
2. PUSTAKA
Chandra Asri Petrochemical Tbk PP Plant. Pengetahuan Dasar Polimer
Training Department. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk PP Plant.
Cilegon
Nicolet. (2015). The iS50 Manual Book Fourier Transform Infra Red. United
Stated
PP-Lab. Standard Quality for Raw Material and Polypropylene. PT Chandra
Asri Petrochemical Tbk PP Plant. Cilegon
Rivai, Edi.(2009). Buku Saku Plastik. PT Tripolyta Indonesia Tbk. Cilegon
Steven, Malcolm P. Ed.(2005). Kimia Polimer. Terjemahan. Pradnya
Paramitha. Jakarta.
Suharso. (1997). Studi Penentuan Polipropilenaa Ataktik. Universitas
Indonesia. Depok