Anda di halaman 1dari 16

Makalah Kimia Polimer

Polipropilenaa

Disusun Oleh :

Alfani Mubarok (1717774)


Galih Ingkang R (1717854)
M. Yusuf Ahzan F. A (1717911)
Sri Rezky M (1717996)
Sonyalinda Josephine (1717995)
Tiara Rahmawati (1718004)

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK AKA BOGOR

TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Polimer pertama kali digunakan oleh kimiawan Swedia, Berzelius pada
tahun 1833, sepanjang abad 19 para kimiawan bekerja dengan makromolekul
tanpa memiliki suatu pengertian yang jelas mengenai strukturnya. Sebenarnya
beberapa polimer alam yang termodifikasi telah dikomersialkan. Sebagai contoh,
selulosa nitrat dipasarkan di bawah nama-nama “celluloid” dan guncotton. Bahan
plastik buatan pertama kali dikembangkan pada abad ke-19, dan saat ini di awal
abad ke-21 jenis bahan ini telah ada di sekeliling kita dalam bentuk dan kegunaan
yang sangat beragam. Cellulose nitrate merupakan salah satu jenis bahan plastik
yang pertama-tama dikembangkan. Bahan ini ditemukan Alexander Parkes di
pertengahan abad ke-19 dan pertama kali dipamerkan pada suatu Pameran Akbar
di London tahun 1862 dalam bentuk sol sepatu dan bola-bola billiard. Pada tahun
1869 John Wesley Hyatt mengembangkan bahan Cellulose nitrate lebih lanjut
dengan cara mencampurkannya dengan camphor menjadi bahan baru yang
kemudian diberi nama Celluloid. Polimer merupakan material yang sangat penting
bagi kehidupan manusia. Penggunaan material ini sangat beragam dan hampir
setiap kehidupan manusia, mulai dari pembungkus makanan, barang-barang
keperluan rumah tangga, sampai pada alat-alat teknik. Plastik merupakan polimer
yang tersusun dari berbagai jenis komoditas seperti polietilena, polipropilenaa,
polivinilklorida, polietilena tereftalat, polistirena, dan polikarbonat. Keenam jenis
komoditas ini membentuk 98% dari seluruh polimer dan plastik yang ditemukan
dalam kehidupan sehari- hari. Setiap jenis plastik ini memiliki karakteristik dan
penggunaan yang spesifik seperti sifat degradasi dan ketahanan dari panas, cahaya
dan zat kimia. Dengan semakin banyaknya kebutuhan akan plastik, maka
kebutuhan akan bahan baku plastik pun semakin meningkat. Pellet polipropilenaa
merupakan salah satu bahan baku yang cukup banyak digunakan pada industri
plastik.
Polimer tersusun atas perulangan monomer menggunakan ikatan kimia
tertentu. Ukuran polimer, dinyatakan dalam massa (massa rata-rata ukuran
molekul dan jumlah rata-rata ukuran molekul) dan tingkat polimerisasi, sangat
mempengaruhisifatnya, seperti suhu cair dan viskositasnya terhadap ukuran
molekul (misalny seri hidrokarbon). Polimer merupakan molekul besar
(makromolekul) yang terbangun oleh susunan unit ulangan kimia yang kecil,
sederhana dan terikat oleh ikatan kovalen. Unit ulangan ini biasanya setara atau
hampir setara dengan monomer yaitu bahan awal dari polimer. Dalam kehidupan
sehari-hari banyak barang-barang yang digunakan merupakan polimer sintetis
mulai dari kantong palstik untuk belanja, plastic pembungkus makanan dan
minuman, kemasan plastic, alat-alat listrik, alat-alat rumah tangga, dan alat-alat
elektronik.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu polipropilena?
2. Bagaimana sifatnya?
3. Bagaimana struktur polipropilena?
4. Bagaimana proses pembuatan polipropilena?
5. Apa kegunaan polipropilena?
6. Bagaimana analisis polipropilena?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui definisi apa itu polipropilena
2. Mengetahui sifat polipropilena
3. Mengetahui struktur polipropilena
4. Mengetahui proses pembuatan polipropilena
5. Mengetahui kegunaan dari polipropilena
6. Mengetahui analisis polipropilena
BAB II
PEMBAHASAN

1. Polipropilena
Polypropylene adalah termasuk ke dalam jenis termoplastik yaitu
jenis plastik yang dapat diproses dan dibentuk sampai beberapa kali.
Polypropylene mudah dilelehkan, diproses dan dipadatkan menjadi bentuk
baru. Sifat-sifat umum polypropylene yaitu tidak berwarna, tidak berbau,
sifat kekakuan yang tinggi, dan permukaan yang keras. Biasanya
mempunyai spesifik grafity 0,905 dan densitas sangat rendah diantara
termoplastik yang lainnya yaitu 0,90-0,92 g/ cm2.
Polipropilenaa merupakan golongan olefin yang diperoleh dari
hasil cracking (perengkahan) minyak bumi pada temperature 700-9000 C,
untuk menghilangkan gas nafhtalena dan dilanjutkan dengan proses
fraksionasi.
Polipropilenaa merupakan sebuah polimer hidrokarbon linier hasil
reaksi polimerisasi dari propilena. Polipropilenaa adalah poliolefin atau
polimer jenuh merupakan bahan baku untuk pembuatan berbagai macam
barang plastik. Polimer ini termasuk jenis polimer termoplastik yang lunak
jika dipanaskan, lelehannya bisa mengalir seperti cairan viscous, dan
mudah dibentuk.
Secara umum, polipropilenaa memiliki daya tahan yang baik
terhadap pelarut organik, agensia peluruh dan serangan elektrolitik.
Polipropilenaa memiliki ketahanan yang baik terhadap asam dan basa
namun tidak begitu baik pada pelarut aromatik, alifatik dan mengandung
klor. Polipropilenaa dapat teroksidasi oleh oksidator kuat seperti H2SO4
dan HNO3 pekat. Hal ini karena adanya atom hidrogen tersier yang kurang
stabil jika dibandingkan dengan atom hidrogen primer dan sekunder.
Polipropilenaa termasuk paling ringan jika dibandingkan dengan
jenis bijih plastik lainnya. Permukaan polipropilenaa licin, tidak menyerap
air, kelembaban dan kekuatan termal lebih besar dari pada polietilena, dan
kekuatan renggangnya besar. Pemanfaatan polipropilenaa sangat luas di
berbagai sektor industri. Polipropilenaa dimanfaatkan dalam industri
barang plastik rumah tangga, lain-lain termasuk mainan anak-anak dan
peralatan kesehatan.

2. Sifat polipropilena

a. Sifat Fisik

Polypropylene dengan kristalinitas yang tinggi memberikan


kekuatan tarik, kekauan serta kekerasan yang tinggi. Pada suhu ruang,
daya renggang dan kekakuan sama dengan sifat polyethylene
bermassa jenis tinggi, tetapi sifat itu berubah pada suhu yang lebih
tinggi. Tahan terhadap kelembaban dan karena mempunyai berat jenis
rendah maka bersifat kenyal, tidak mudah sobek, dan tahan terhadap
kelembaban.
Titik leleh polypropylene isotaktik murni adalah 176 oC, sedangkan
ataktik dan sindiotaktik mempunyai titik leleh kristal 165-170 oC, sangat
tahan terhadap suhu yang sangat dingin, dan tetap kuat sampai suhu -100
o
C. Panas fusi propylene isotaktik dilaporkan sebesar +88 J/g (+21 kal/g)
sedangkan panas kristalisasi polypropylene terbesar diperoleh pada
rentang +87 s/d +92 J/g.
o
Polypropylene sindiotaktik memiliki titik leleh akhir pada 174 C
dan panas fusi sebesar +105 J/g (+25,1 kal/g). Kedua sifat tersebut
memiliki nilai yang lebih rendah daripada polypropylene isotaktik. Panas
fusi polimer yang dibuat dengan katalis metalosena dilaporkan sebesar
+79 J/g (19 kal/g).

b. Sifat Kimia

Polypropylene tidak mudah larut dalam air, pelarut organik


polar, dan pelarut golongan alkali. Namun jika dilarutkan dalam pelarut
organik non polar seperti renggang dan fleksibilitasnya. Polypropilene
direduksi oleh zat-zat oksidator kuat seperti asam klorosulfonik,
oleum 100%, gas asam nitrit, dan gas halogen. Asam sulfanik 98%
dan hydrogen peroksida 30% menyebabkan efek yang kecil pada struktur
o
molekulnya tetapi pada suhu 60 C atau lebih akan terdegradasi. Kepekaan
polypropylene yang sangat besar terhadap kerusakan karena fotooksida
disebabkan oleh adanya sejumlah besar atom hydrogen tersier di dalam
molekul polypropylene, sedangkan untuk pengaruh cahaya polypropylene
peka terhadap oksidasi yang disebabkan oleh cahaya. Ketahanannya dapat
diperbaiki dengan zat-zat antioksidan dan penyerap radiasi atau
penstabil sinar UV.

3. Struktur polipropilena
Polipropilenaa merupakan polimer yang tersusun oleh monomer
propilena dengan unit berulang seperti pada gambar berikut:

Struktur polipropilena
Tiga faktor struktural yang menentukan sifat dari polipropilenaa
adalah distribusi molekul, struktur ruang molekul, dan berat molekul rata-
rata. Berdasarkan Textbook of Polymer Science, kimia ruang
polipropilenaa pertama kali dipelajari oleh Natta. Natta menyatakan bahwa
struktur ruang yang mungkin ada pada polipropilenaa ada tiga, yaitu
isotaktik, sindiotaktik dan ataktik. Struktur taktik pada polipropilenaa
dapat dilihat dengan NMR (Nuclear Magnetic Resonance) atau dengan
menggunakan prinsip kelarutan untuk mencari persen taksisitas. Perbedaan
dari ketiganya dilihat dari letak gugus metil relatif terhadap rantai utama
polipropilenaa.
1. Polipropilenaa isotaktik
Pada struktur isotatik, semua gugus metil terletak pada salah satu sisi
rantai polimer. Bersifat kaku pada temperatur ruang, kekuatannya tinggi,
dan dapat mengkristal.

2. Polipropilena sindiotaktik
Pada struktur sindiotatik, gugus metil terletak berselang-seling
berlawanan arah secara teratur pada kedua sisi rantai polimer. Memiliki
sifat dapat mengkristal, jenis ini sulit ditemukan karena pembuatannya
sulit (temperatur operasi -78oC).

3. Polipropilena ataktik
Pada struktur ataktik, gugus metil terletak tak beraturan terhadap
sisi rantai polimer sangat lentur dan tidak bisa mengkristal sehingga
polipropilenaa ataktik bersifat amorf.

4. Proses pembuatan polipropilena (sintesis)


Polipropilenaa adalah hasil polimerisasi propena. Polimerisasi
adalah penggabungan molekul – molekul sejenis menjadi molekul
raksasa sehingga berantai karbon sangat panjang. Molekul yang
bergabung disebut monomer – monomer. Sedangkan molekul raksasa
yang terbentuk disebut polimer.
Jenis polimerisasi yang terjadi pada pembuatan polipropilenaa ini
adalah polimerisasi adisi, karena terjadi ikatan antara monomer
propilena melalui ikatan rangkapnya. Pertumbuhan yang terjadi pada
polimerisasi ini disebabkan karena adanya penambahan monomer yang
berlangsug secara terus – menerus pada pusat aktif radikal bebas.
Polimerisasi adisi menghasilkan berat molekul yang sama dengan berat
semu unit menomer yeng tergabung dalam rantai polimer. Polimerisasi
ini akan berlangsung sampai semua monomer habis bereaksi. Akan
tetapi, terminasinya dapat diatur dengan menambah molekul hydrogen
yang memutuskan pertumbuhan atau perpanjangan rantai polimer.
Polimerisasi adisi pada umumnya berlangsung dalam kondisi tanpa
katalisator dan temperature kamar, pada polimerisasi adisi juga tidak
dihasilkan molekul-molekul ringan sebagai produk samping.

Bahan baku
Bahan baku merupakan bahan yang digunakan untuk menghasilkan
suatu produk. Bahan baku yang digunakan pada Polypropylene (PP)
Plant dapat digolongkan sebagai bahan baku utama dan bahan baku
penunjang. Bahan baku utama yang digunakan dalam produksi adalah
propylene, sedangkan bahan penunjangnya adalah katalis, kokatalis,
SCA, hidrogen, nitrogen, CO dan aditif.
Bahan Baku Utama
Propylene
Propylene adalah senyawa hidrokarbon yang umum digunakan
sebagai bahan baku induk (feedstock) untuk pembuatan produk
polypropylene, asam akrilat, propylene oxide, akrilonitril, isopropyl
alcohol, kumena, heptena.
Bahan Penunjang
1. Katalis
Katalis yang biasa digunakan adalah TiCl 4. Contoh katalis yang
digunakan dalam industri adalah SHAC (Shell High Activity Catalyst)
201 yaitu terdiri dari TiCl4 (30% berat) dan white mineral oil (60-75%).
White mineral oil berfungsi untuk melindungi kompleks TiCl 4 dari
kontak dengan udara lembab atau uap air karena TiCl 4 sangat reaktif
terhadap air. Wujud katalis berupa slurry (padatan tersuspensi dalam
minyak) sehingga memungkinkan katalis dapat dialirkan ke dalam
rekator.
2. Kokatalis
Kokatalis berfungsi sebagai pembentuk kompleks katalis aktif
sehingga mempermudah terjadinya polimerisasi. Kokatalis yang
digunakan adalah TEAL (Tri Etil Alumunium, (C 2H5)3 Al. TEAL yang
berwujud cairan pada kondisi ruang, bening, dan tidak berwarna. TEAL
bersifat phyrophoric, yaitu sangat reaktif terhadap udara dan air
sehingga semua peralatan penyimpanan da pemrosesan TEAL harus
bebas oksigen dan air. Laju alir TEAL yang diumpankan ditentukan
oleh rasio katalis terhadap kokatalis dalam reaktor.
3. Selectivity Control Agent (SCA)
Selectivity Control Agent (SCA) berfungsi untuk mengatur
kecenderungan rantai isotaktik dalam polimer dengan cara mematikan
sisi aktif katalis yang menghasilkan resin ataktik. SCA yang cocok
untuk SHAC adalah Normal Para Tri Metoksi Silane (NPTMS).
4. Hidrogen
Hidrogen berfungsi sebagai terminator akhir reaksi polimerisasi
sehingga diperoleh polimer dengan panjang rantai dan berat molekul
tertentu. Panjang pendeknya rantai yang terbentuk dapat dilihat dari
kekentalan aliran produk (melt flow). Semakin panjang rantai molekul
polipropilena, melt flow-nya akan semakin kecil. Melt Flow diatur
dengan menentukan rasio gas hydrogen yang masuk ke dalam reactor.
Apabila meltflow produk yang diinginkan tinggi, laju gas hydrogen
diperbesar. Selain digunakan dalam sistem reaksi, hydrogen digunakan
dalam reaksi hidrogenasi dalam pemisahan metil asetilen dan butadiene
pada sistem pemurnian Propylene.
5. Nitrogen
Nitrogen pada Polypropylene Plant dibagi menjadi dua macam,
yaitu nitrogen bertekanan Tinggi (40 kg/cm2) dan nitrogen bertekanan
rendah (7,8 kg/cm2). Nitrogen bertekanan tinggi digunakan dalam
sistem reaksi,, yaitu untuk menjaga kestabilan tekanan dan temperature
di dalam reactor, sebagai gas pembawa katalis dan membantu terjadinya
fluidisasi di dalam reactor, dan sistem pemurnian propylene. Nitrogen
bertekanan rendah digunakan untuk sistem aditif, slurry feed tank,
pembawa propilen dalam vent recovery system pada resin degassing.
Nitrogen digunakan karena bersifat inert (tidak bereaksi) sehingga tidak
mengganggu reaksi polimerisasi.
6. Karbon Monoksida (CO)
Reaksi polimerisasi merupakan reaksi yang menghasilkan panas
(eksotermik). Jika temperatur di dalam reaktor melampui temperatur
pelelehan, resin dalam unggun akan saling melekat dan membentuk
lembaran hingga dapat membuat keseluruhan unggun menjadi
gumpalan padat (chunk). Jika temperatur terus naik, lembaran tersebut
akan memadat dan membesar. Penghentian reaksi dilakukan lewat
suatu sistem yang disebut kill system. Kill system bekerja dengan
menyuntikan racun katalis ke dalam reaktor lewat aliran gas siklus.
Racun yang dipakai pada kill system adalah gas CO (karbon
monoksida).
7. Aditif
Aditif ditambahkan guna mendapatkan produk polypropylene
tertentu yang diinginkan, berbentuk serbuk padatan dan cairan,
ditambahkan pada resin sebelum proses pelleting.

4.1 Deskripsi proses secara umum


4.2 Mekanisme reaksi yang terjadi dijelaskan sebagai berikut :
Reaksi polimerisasi pertumbuhan rantai terdiri dari 3 tahapan, yaitu
: inisiasi, propagasi, dan terminasi. Sebelum terjadi tahapan reaksi ini,
katalis TiCl4 diaktifkan terlebih dahulu oleh ko-katalis Al(C2H5)3
sehingga akan terbentuk pusat aktif (active center) katalis seperti pada
reaksi berikut ini :

Inisiasi :
Setelah katalis diaktifkan oleh ko-katalis membentuk
radikal bebas Ti, maka monomer propilen akan menyerang bagian
aktif ini dan berkoordinasi dengan logam transisi, selanjutnya ia
menyisip antara metal dan grup alkil. Sehingga mulailah terbentuk
rantai polipropilena. Reaksinya :
Reaksi inisiasi

Propagasi :
Radikal propilen terbentuk akan menyerang monomer
propilen lainnya terus menerus dan membentuk radikal polimer
yang panjang. Pada tahap ini tidak terjadi pengakhiran,
polimerisasi terus berlangsung sampai tidak ada lagi gugus fungsi
yang tersedia untuk bereaksi. Cara penghentian reaksi yang biasa
dikenal adalah dengan penghentian ujung atau dengan
menggunakan salah satu monomer secara berlebihan. Reaksinya
adalah :

Reaksi propagasi

Terminasi :
Pada tahap ini diinjeksikan sejumlah hidrogen yang
berfungsi sebagai terminator. Hidrogen sebagai terminator akan
bergabung dengan sisi aktif katalis sehingga terjadi pemotongan
radikal polimer yang akan menghentikan reaksi polimerisasi
propilene. Reaksinya :

Rekasi terminasi

5. Kegunaan dan Aplikasi Polipropilena


Polipropilena dapat digunakan untuk berbagai aplikasi seperti :
1. BOPP (Biaxially Oriented Polipropilenae) Film
Jenis ini merupakan resin dengan berat molekul tertinggi yang
diproduksi. Kegunaan dari BOPP Film adalah untuk kemasan
makanan, rokok, plastik laminating, adhesive tape, dan bagian
dalam tas dan dekorasi.
2. Yarn
Polimer jenis ini banyak digunakan sebagai bahan baku
pembuatan karung untuk bahan kimia, untuk bagian bawah karpet,
dan tali rafia. Polimer ini memiliki sifat yang licin, tidak menyerap
air, dan kuat.
3. IPP (Inflation Polipropilenae)
Polimer jenis ini merupakan resin yang paling banyak
diproduksi. Penggunaan dari IPP film adalah untuk kemasan makanan,
kantong plastik bagian dalam, dan garment packing.
4. Injection Molding
Resin ini banyak digunakan untuk membuat barang-barang
keperluan rumah tangga seperti botol, peralatan dapur, kursi, dan untuk
keperluan otomotif.
5. Fiber
Jenis resin ini digunakan untuk filament seperti karpet, benang, dan
plastik pelapis.
6. Cast Fiber
Resin ini berupa lembaran dan lembut karena sifatnya yang fleksibel.
Kegunaan dari resin ini adalah sebagai bahan pelapis pada logam.

6. Analisis Polipropilenaa

Prinsip kerja spektrofotometer FTIR adalah adanya interaksi dengan


materi. Sumber sinar yang digunakan adalah kermaik yang apabila dilalui
listrik maka keramik ini dapat memancarkan infra merah. Vibrasi terjadi
ketika energy yang berasal dari sinar infra merah tidak cukup kuat untuk
memantulkan atau menyebabkan atomisasi atau eksitasi electron pada
molekul senyawa yang ditembak dimana besarnya energy vibrasi tiap atom
atau molekul berbeda tergantung pada atom – atom dan kekuatan ikatan yang
menghubungkan sehingga dihasilkan frekuensi yang berbeda.
Berikut hasil analisis polipropilena menggunakan FTIR :
Spektrum polipropilena :
1. Streching C-H (pada bilangan gelombang 2914,8 cm-1 dan 2847,7 cm-
1)
2. Bending C-H (pada bilangan gelombang 1461,1 cm-1)
3. Bending CH2 (pada bilangan gelombang 719,4 cm-1)
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Polipropilena merupakan sebuah polimer hidrokarbon linier hasil reaksi
polimerisasi dari propilena. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan
polipropilena yaitu propilen dan etilen sedangkan bahan baku penunjangnya
diantara lain katalis (TiCl4), kokatalis (TEAI), H2, N2, CO, Selectivity
Control Agent ( SCA ) dan aditif. Struktur polipropilenaa terdiri dari tiga
macam yaitu polipropilenaa isotaktik, polipropilenaa sindiotaktik,
polipropilenaa ataktik.
Manfaat dari polipropilenaa yaitu bahan untuk membuat ketel, untuk
keperluan medis atau laboratorium, untuk menghubungkan dua bagian dari
palstik yang kaku), seperti yang ada di botol dengan tutup flip top, dibuat dari
bahan ini, untuk membuat botol semacam ember plastic, baterai mobil,
container penyejuk, piring dan kendi, banyak dipakai dalam pembuatan
permadani dan tatakan untuk digunakan di rumah Militer AS.

2. PUSTAKA
Chandra Asri Petrochemical Tbk PP Plant. Pengetahuan Dasar Polimer
Training Department. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk PP Plant.
Cilegon
Nicolet. (2015). The iS50 Manual Book Fourier Transform Infra Red. United
Stated
PP-Lab. Standard Quality for Raw Material and Polypropylene. PT Chandra
Asri Petrochemical Tbk PP Plant. Cilegon
Rivai, Edi.(2009). Buku Saku Plastik. PT Tripolyta Indonesia Tbk. Cilegon
Steven, Malcolm P. Ed.(2005). Kimia Polimer. Terjemahan. Pradnya
Paramitha. Jakarta.
Suharso. (1997). Studi Penentuan Polipropilenaa Ataktik. Universitas
Indonesia. Depok

Anda mungkin juga menyukai