1. CONTOH TUGAS
Membuat makalah tentang tata Nama, klasifikasi, sifat-sifat, reaksi-reaksi
pembuatan dan identifikasi organik Fenol.
2. TUJUAN TUGAS
Agar mahasiswa mampu menjelaskan tentang tata Nama, klasifikasi, sifat-
sifat, reaksi-reaksi pembuatan dan identifikasi organik Fenol.
3. URAIAN TUGAS
a) Obyek garapan : Membuat makalah tentang tata Nama, klasifikasi, sifat-
sifat, reaksi-reaksi pembuatan dan identifikasi organik Fenol.
b) Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan : Jurnal Nasional atau Jurnal
Internasional dengan batasan maksimum 5 tahun, Literatur
c) Metode/cara pengerjaan, acuan yang digunakan : Dikerjakan per kelompok
maks 10 mahasiswa
d) Deskripsi luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan : Pengumpulan makalah
dalam waktu satu minggu
4. KRITERIA PENILAIAN :
a) Sesuai obyek 40 %
b) Kerapian dan kelengkapan makalah 30 %
c) Ketepatan waktu 30 %
MAKALAH KIMIA ORGANIK I
“SENYAWA FENOL”
DOSEN PENGAMPU :
DR. T. IR. DYAH SUCI PERWITASARI, MT
DISUSUN OLEH:
1. IZAAZ DAFFA ULHAQ (19031010179)
2. ATIKA WAHYU WULAN R (19031010186)
3. FARDA ANIS KHURIYAH (19031010189)
4. YUSTICA CHANDRA K (19031010190)
5. DIMAS ANUGRAH RAMADHAN (19031010193)
6. FARHAN AZKA N (19031010195)
7. ALZA NADILLA SYAHRANI (19031010198)
8. MOCHAMMAD AKBAR MUNIN (19031010206)
9. ANGESTI HAYUNENDYAH (19031010213)
PARALEL E
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2020
KATA PEGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan atas kehadirat dan ridho Allah SWT, karena
dengan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Kimia Organik I
dengan judul “Senyawa Fenol”. Makalah Senyawa Fenol ini berisi tentang tata
nama, klasifikasi, reaksi pembuatan, identifikasi dan sifat-sifat.
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa mampu menjelaskan
tentang Tata Nama, klasifikasi, sifat-sifat, reaksi-reaksi pembuatan dan
identifikasi organik fenol. Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang
telah berjasa membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi banyak pihak
terutama mahasiswa Teknik Kimia. Apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan
makalah ini, baik penulisan atau yang lainnya, kami memohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PEGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
I.1 Latar Belakang.............................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
I.3 Manfaat.........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
II.1 Secara Umum..............................................................................................3
II.2 Tata Nama Senyawa Fenol.........................................................................4
II.3 Klasifikasi Senyawa Fenol..........................................................................6
II.4 Sifat – Sifat Senyawa Fenol........................................................................9
II.5 Jenis – jenis Senyawa Fenol.....................................................................11
II.6 Karakteristik Senyawa Fenol...................................................................13
II.7 Reaksi Senyawa Fenol..............................................................................14
II.6 Pembuatan Senyawa Fenol......................................................................16
II.7 Manfaat......................................................................................................18
II.8 Isomeri Senyawa Fenol.............................................................................20
BAB III..................................................................................................................23
PENUTUP.............................................................................................................23
III.1 Kesimpulan..............................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25
LAMPIRAN..........................................................................................................26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
6. Apa saja reaksi-reaksi pada senyawa fenol?
7. Bagaimana pembuatan senyawa fenol?
8. Apa saja manfaat dari senyawa fenol?
9. Apa saja jenis jenis senyawa fenol?
I.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui definisi dari senyawa fenol
2. Untuk mengetahui bagaimana tata nama senyawa dari fenol
3. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi dari senyawa fenol
4. Untuk mengetahui bagaimana sifat-sifat dari senyawa fenol
5. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik dari senyawa fenol
6. Untuk mengetahui apa saja reaksi-reaksi pada senyawa fenol
7. Untuk mengetahui bagaimana pembuatan senyawa fenol
8. Untuk mengetahui apa saja manfaat dari senyawa fenol
9. Untuk mengetahui apa saja jenis jenis senyawa fenol
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
farmasi obat, seperti salep, antiseptik, lotion, obat kumur, obat batuk,
analgesik gosok serta beberapa industri yang lainnya (Kiswandono,2016).
4
Gambar 2 Cara penomoran senyawa fenol
Fenol (fenil alkohol) mempunyai substituen pada kedudukan orto, meta atau para.
Turunan senyawa fenol (fenolat) banyak terjadi secara alami sebagai senyawa
bahan alam flavonoid, alkaloid, dan senyawa fenolat yang lain. Contoh dari
senyawa fenol adalah eugenol dan isoeugenol yang merupakan minyak pada
cengkeh. Dengan rumus struktur sebagaimana disajikan pada Gambar berikut.
5
II.3 Klasifikasi Senyawa Fenol
Kajian tentang penggolongan atau klasifikasi senyawa fenol sangat
berbeda dengan klasifikasi golongan senyawasenyawa organik lainnya. Senyawa
fenol dapat diklasifikasi sebagai berikut.
1. Senyawa golongan monofenol memiliki 1 cincin benzena dan 1 gugus
hidroksil disebut senyawa fenol.
2. Senyawa golongan monofenol memiliki 1 cincin benzena dan 2 gugus
hidroksil yang terikat langsung pada cincin benzena secara 1,2- (orto-)
disebut senyawa 1,2-benzenadiol (pyrokatekol), seperti pada gambar berikut.
6
Gambar 7 Struktur senyawa 1,4-benzenadiol (hidroquinon)
5. Senyawa golongan monofenol memiliki 1 cincin benzena dan 3 gugus
hidroksil yang terikat langsung pada cincin benzena secara 1,2,3- disebut
senyawa 1,2,3-benzenatriol (pirogallol), seperti pada gambar berikut.
7
Gambar 10 Struktur senyawa1-naftol dan 2-naftol
8. Senyawa polifenol yang beraturan merupakan senyawa fenol memiliki 2 atau
lebih gugus hidroksil dan 2 atau lebih cincin benzena serta merupakan
golongan senyawa bahan alam, seperti golongan flavonol, flavan, flavon,
kurkumin, kalkon, dan lain-lain di antaranya dapat dilihat pada gambar
berikut
8
Gambar 12 Senyawa polifenol tidak beraturan
Model pengelompokkan senyawa fenol tersebut dilakukan
berdasarkan struktur, jumlah gugus fungsi hidroksil, dan jumlah cincin
benzena. Pengelompokkan berdasarkan sifat dan kegunaanya, perlu dilakukan
penelusuran dan kajian yang lebih detail
9
Sifat fisik dipengaruhi oleh gugus hidroksil, memungkinkan fenol
membentuk ikatan hidrogen dengan molekul fenil lainnya atau air.
10
Asam Karbol, cairan muncul sebagai cairan tidak berwarna saat murni,
jika tidak berwarna merah muda atau merah. Mudah terbakar. Titik nyala 175 ° F.
Harus dipanaskan sebelum penyalaan dapat terjadi dengan mudah. Uap lebih berat
dari udara. Korosif pada kulit tetapi karena kualitas anestesi akan mati rasa
daripada terbakar. Setelah kontak, kulit bisa memutih. Bisa mematikan oleh
penyerapan kulit. Tidak bereaksi dengan air. Stabil dalam transportasi normal.
Reaktif dengan berbagai bahan kimia dan mungkin bersifat korosif terhadap
timbal, aluminium dan paduannya, plastik tertentu, dan karet. Titik beku sekitar
105 ° F. Kepadatan 8,9 lb/gal. Digunakan untuk membuat plastik, perekat dan
bahan kimia lainnya. Anda dapat mencicipi dan mencium asam karbol pada
tingkat yang lebih rendah agar terhindar dari efek berbahaya. Fenol menguap
lebih lambat dari air, dan jumlah yang moderat dapat membentuk larutan dengan
air (Prasosjo,2016)
11
senyawa fenol pada analisis secara KCKT. Pereaksi iod manobror.n:ida. (IBr),
te1a12 digurrakan pada penentuan fenol total seeara spektrofotometri. Pereaksi
tersebut lebih baik dari pada 4-amino antipirin. Pereaksi 4-amino antipirin tidak
dapat bereaksi dengan senyawa fenol yang tersubtitusi para. Berdasarkan
penelitian tersebut, pada penelitian ini telah dikaji lebih lanjut penggunaan IBr
pada penentuan campuran senyawa fenol dalam air, secara KCKT. Senyawa fenol
dalam air diekstraksi menggunakan pereaksi IBr claim fasa organik, kemudian
ditentukan seem. KCKi. Hasil reaksi senyawa fenol dengan IBr disebut derivat
senyawa fenol. Pada tahap ekstraksi, telah dipelajari mekanisme ekstraksi
derivatisasi, pengaruh variabel tetap dan variabel eksperimen terhadap angka
banding distribusi (D).
12
II.6 Karakteristik Senyawa Fenol
Fenol berasal dari kata Fenil Alkohol. Senyawa ini tersusun atas gugus
hidroksil yang terikat pada cincin aromatik (cincin fenil). Ia mempunyai rumus
kimia C5H6OH. Fenol yang mempunyai nama lain yaitu asam karbolat dan
benzenol merupakan kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Senyawa ini
memiliki turunan yang terdapat sebagai flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat
lainnya. Contohnya adalah eugenol yang merupakan minyak pada cengkeh. Fenol
memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki
sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus
hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang
dapat dilarutkan dalam air. Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol
bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH,
di mana fenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik
lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan
orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang
mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya.
Ia memiliki sifat asam karena kemudahannya dalam melepaskan ion H +
dari gugus hidroksilnya. Dengan lepasnya ion H+, fenol berubah menjadi
fenoksida yang dapat dilarutkan dalam air. Ia memiliki tingkat keasaman yang
lebih besar dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya. Hal ini dibuktikan
dengan mereaksikannya dengan NaOH dimana fenol dapat melepaskan ion H +.
Dalam kondisi yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti
fenol. Hal ini dikarenakan fenol memiliki orbital antara satu-satunya pasangan
oksigen dan sistem aromatik yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin
tersebut dan menstabilkan anionnya. Fenol yang berkonsentrasi dapat
mengakibatkan pembakaran kimiawi jika terkena kulit yang terbuka. Bahkan
selama perang dunia II, fenol sering digunakan sebagai bahan eksekusi mati.
Ribuan orang yang berada di kamp-kamp disuntik dengan menggunakan fenol.
Fenol ini disuntikan oleh dokter ke bagian intravena di lengan dan jantung.
13
Penyuntikkan ke bagian jantung dapat menimbulkan kematian sekaligus
(Prasosjo,2016)
14
Gambar 15 Reaksi senyawa m-florofenol dengan gas bromida membentuk
senyawa 2,4,5-tribromo-3-florofenol
Senyawa m-florofenol dapat bereaksi dengan gas halogen membentuk 2,4,6-
trihalofenol. Salah satu contoh adalah reaksi senyawa m-florofenol dengan gas
bromida membentuk senyawa 2,4,5-tribromo-3-florofenol sebagaimana yang
disajikan pada Gambar 15.
Reaksi senyawa fenol dengan basa kuat Senyawa fenol dapat bereaksi baik
dengan basa kuat seperti NaOH membentuk garam natrium fenoksida. Salah satu
bukti bahwa senyawa fenol dapat bereaksi dengan basa kuat adalah dapat dilihat
pada reaksi senyawa eugenol dengan NaOH membentuk garam natrium
eugenolat. Senyawa eugenol memiliki -OH terikat pada rantai benzena. Saat
ikatan hidrogenoksigen pada eugenol terputus, didapatkan ion eugenoksida yang
mengalami delokalisasi. Skema reaksi pembentukan ion eugenoksida tersebut
seperti Gambar berikut.
15
Berdasarkan skema reaksi di atas terlihat jelas bahwa ion eugenoksida
mempunyai kestabilan tinggi yang disebabkan oleh adanya resonansi. Ion
eugenoksida sebagai nukleofil menyerang kation sodium (Na+) membentuk
sodium egenolat. Selanjutnya, sodium eugenolat bereaksi dengan metil iodida
atau reagen lainnya yang sesuai. Mekanisme pembentukan sodium eugenolat
dapat digambarkan sebagai berikut.
16
Gambar 18 Reaksi sintesis kresol dari p-toluensulfonat1
2. Konversi gugus amina menjadi gugus –OH menggunakan NaNO 2,
H2SO4, H2O panas
Sintesis senyawa fenol melalui konversi gugus amina menjadi gugus –OH
menggunakan reagen NaNO2, H2SO4, dan H2O panas. Reaksi tersebut merupakan
reaksi hidrolisis via garam diazonium1. Salah satu contoh reaksi yang mengikuti
kaidah reaksi tersebut adalah reaksi senyawa m-nitroanilin dengan reagen NaNO2,
H2SO4, dan H2O panas menghasilkan mnitrofenol (81-86%)1. Reaksi senyawa m-
nitroanilin tersebut disajikan pada Gambar berikut.
17
4. Oksidasi isopropilbenzena melalui zat antara 1-metil-1
Feniletilhidroperoksida
Sintesis senyawa fenol dapat dilakukan melaluli konversi gugus fungsi –
isopropil (-CH(CH3)2) menjadi gugus OH. Reaksi tersebut merupakan reaksi
oksidasi melalui zat antara hidroperoksida. Zat antara hidroperoksida ditambahkan
asam sulfat untuk mengubah gugus fungsi peroksida menjadi gugus fungsi OH.
Reaksi senyawa isopropilbenzena (cumene) menjadi campuran senyawa fenol dan
aseton melalui 2 tahap reaksi sebagaimana disajikan pada Gambar berikut.
II.7 Manfaat
Sumber dan Kegunaan Senyawa Fenol Senyawa fenol berguna dalam
sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara. Banyak kegunaan lain
yaitu dalam industri obat, bahan makanan, antioksidan, dan industri lain yang
menggunakan fenol sebagai bahan dasar atau menggunakan fenol sebagai bahan
tambahan.
Walaupun fenol kurang asam dibandingkan asam karboksilat, tetapi lebih
asam dibandingkan alkohol maupun air karena ion fenoksida merupakan
18
resonansi stabil. Karena ikatan karbon sp2 lebih kuat dari pada ikatan oleh karbon
sp3, maka ikatan C-O dari suatu fenol tidak mudah terputuskan. Meskipun ikatan
C-O fenol tidak mudah patah, ikatan –OH mudah putus, ikatan OH mudah putus.
Fenol dengan pKa = 10, merupakan asam yang lebih kuat daripada alkohol atau
air.
19
fenol memiliki pKa 10.00, dan etanol memiliki pKa sekitar 16, sedangkan asam
asetat memiliki pKa sekitar 4,76. Hal tersebut di antaranya disebabkan oleh
senyawa fenol memiliki -OH terikat pada rantai benzena. Saat ikatan hidrogen-
oksigen pada fenol terputus, didapatkan ion fenoksida (C6H5O-) yang mengalami
delokalisasi. Pemutusan tersebut seperti skema berikut.
20
banyak, terkhusus struktur equal dan aksial (e,a). Dengan adanya subtituen satu
atau dua gugus menyebabkan senyawa fenol mempunyai beberapa isomer. Isomer
senyawa fenol dapat digambarkan di bawah ini
21
Gambar 26 Isomer fenol yang memiliki 3 subtituen gugus lain
(Hadanu, 2019)
22
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Senyawa fenol mempunyai gugus hidroksil (-OH) yang terikat langsung
pada cincin benzena atau cincin benzenoid1. Senyawa fenol mirip dengan
alkohol.
2. Senyawa fenol (C6H5OH) adalah senyawa yang paling sederhana dari
golongan fenol, sedangkan menurut tata nama IUPAC disebut benzenol.
Fenol sederhana biasanya diberi nama menggunakan fenol sebagai nama
asal. Penamaan senyawa fenol dianggap berasal dari turunan fenol, gugus
aril, dan gugus hidroksil penyebutannya disatukan menjadi fenol. Suatu
fenol dengan satu cincin substituen lain dapat diberi nama dengan sistem
o- (orto), m- (meta), dan p- (para).
3. Seperti air, fenol dapat membentuk ikatan hidrogen, karena adanya ikatan
hidrogen ini, maka fenol mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari
senyawa lain yang mempunyai berat molekul yang sama. Gugus benzena
relatif tidak polar dan menyebabkan senyawa tersebut sukar larut dalam
air. Gugus benzen hidrofob (tidak suka air). Karena fenol mempunyai
gugus fungsi hidroksil, maka dapat membentuk ikatan hidrogen dengan
air, hal ini dikatakan gugus hidrofil (suka air). Pengaruh gugusan –OH
yang hidrofil, maka fenol larut dalam air. Perbedaan gugus fungsi yang
terikat pada gugus aril, akan menyebabkan perbedaan sifat fisik dari
senyawa tersebut. Hal ini dapat ditunjukkan pada perbedaan sifat fisik dari
senyawa toluena, fenol, dan aril halida
4. Senyawa fenol berdasarkan jalur pembuatannya yaitu :
a. Senyawa fenol yang berasal dari asam shikimat atau jalur shikimat
b. Senyawa fenol yang berasal dari aseta malonat
c. Ada juga senyawa fenol yang berasal dari kombinasi antara kedua
jalur biosintesa ini yaitu senyawa-senyawa flavonoid.
23
5. Ia memiliki sifat asam karena kemudahannya dalam melepaskan ion H +
dari gugus hidroksilnya. Dengan lepasnya ion H+, fenol berubah menjadi
fenoksida yang dapat dilarutkan dalam air. Ia memiliki tingkat keasaman
yang lebih besar dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya. Hal ini
dibuktikan dengan mereaksikannya dengan NaOH dimana fenol dapat
melepaskan ion H+.
6. Sumber dan Kegunaan Senyawa Fenol Senyawa fenol berguna dalam
sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara. Banyak
kegunaan lain yaitu dalam industri obat, bahan makanan, antioksidan, dan
industri lain yang menggunakan fenol sebagai bahan dasar atau
menggunakan fenol sebagai bahan tambahan.
7.
24
DAFTAR PUSTAKA
Hadanu, Ruslin, 2019, Kimia Organik (Pengantar, Sifat, Struktur Molekul, Tata
Nama, Reaksi, Sintesis, dan Kegunaan), Leisyah, Makassar
Kiswandono, Agung 2016, “Metode Membran Cair Untuk Pemisahan Fenol”,
Jurnal Analytical and Environmental Chemistry, Vol.1, No 01
Prasosjo,S, 2016,Kimia organik I Jilid 1 buku pegangan kuliahuntuk mahasiswa
mahasiswa farmasi, Bentang pustaka, Yogyakarta
Rahayu, I, 2009, Praktis Belajar Kimia Untuk Kelas XII, PT.Visindo Media
Persada, Jakarta
25
LAMPIRAN
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53