Anda di halaman 1dari 5

Produk

Kimia
Operasional Etilena Glikol

Pabrik etilena glikol (EG) memproduksi satu dari dua bahan baku utama yang diperlukan untuk memproduksi
poliester yang sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan industri tekstil Indonesia.

Produksi

Dua pabrik EG Perseroan mengadopsi teknologi yang dipatenkan dari Scientific Desain Co Inc, USA. Dan memiliki
kapasitas produksi tahunan sebesar 216.000 ton. Etilena sebagai bahan baku utama, disuplai dari pemasok lokal
dan internasional.

Berdekatan dengan fasilitas etilena glikol, pada tahun 2003 Perseroan menyelesaikan pembangunan pabrik
etoksilat pertama di Indonesia dengan lisensi dari Scientific Design Co. Inc., USA. Dengan total investasi USD 10
juta, pabrik etoksilat memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 45.000 ton. Bahan baku utama yang digunakan
dalam memproduksi etoksilat, etilena oxide, adalah produk antara dari pabrik etilena glikol milik Perseroan. Bahan
baku lainnya adalah fatty alcohol, yang dapat dibeli secara lokal, dan nonyl phenol, yang harus diimpor.

Produk

Pabrik etilena glikol memproduksi satu produk utama, mono-etilena glicol (MEG), dan dua produk sampingan, di-
etilena glikol (DEG) dan tri-etilena glikol (TEG). Sekitar 27% produksi MEG dikonsumsi oleh divisi poliester
Perseroan. Konsumen utama MEG lainnya adalah produsen serat sintetis poliester dan produsen resin poliester
terephtalate (PET). MEG juga digunakan sebagai cooling dan anti-freeze agent. DEG digunakan dalam industri
resin poliester tidak jenuh, minyak rem, dan minyak aditif. TEG digunakan untuk proses pengeringan gas alam dan
pencucian bahan kimia.

Penjualan

Selama tahun 2014, penjualan produk EG mencapai USD 211 juta. Total penjualan EG mewakili 47% dari total
penjualan konsolidasi Perseroan di tahun 2014. Dari sisi nilai, 81% penjualan etilena glikol Perseroan adalah untuk
pasar domestik, dimana beberapa diantaranya adalah perjanjian penjualan jangka panjang dengan beberapa
produsen poliester utama di Indonesia. Ekspor EG Perseroan merepresentasikan 19% total penjualan EG,
terutama ke Asia dan Amerika Utara. Sejak tahun 2000, Perseroan telah menjual etoksilat kepada produsen
deterjen domestik dan luar negeri.

Tinjauan Pasar Kimia

Penjualan produk MEG terkait erat dengan permintaan dari indutri poliester domestik dan saat ini Indonesia adalah
pengimpor MEG. Kondisi ini membawa kesempatan besar, terutama jika kita melihat fakta bahwa Perseroan
memiliki skala ekonomis yang cukup untuk berkompetisi dengan produsen internasional dari Arab Saudi, Amerika
Serikat, Jepang, dan Singapura. Dengan total kapasitas produksi sebesar 216.000 ton per tahun dan keuntungan
lokasinya, Perseroan memiliki kesempatan yang sangat besar di pasar domestik. Pada tahun 2015, permintaan
MEG di Asia diperkirakan meningkat, jauh melebihi total kapasitas produksi dan masa depan industri MEG,
terutama di Asia, dalam jangka panjang masih sangat menjanjkan.

Bisnis etoksilat Perseroan memiliki potensi yang sangat besar, untuk pasar domestik dan ekspor. Etoksilat adalah
bahan pengganti yang baik dan ramah lingkungan untuk alkyl benzene sulfonates. Oleh karena itu Perseroan telah
meningkatkan kapasitas produksi etoksilatnya menjadi lebih dari 80.000 ton per tahun dimulai pada awal kuartal
tiga tahun 2013. Perseroan meyakini bahwa dalam waktu dekat, tidak akan ada kompetitor domestik, karena tidak
efisien dan tidak praktis untuk menghasilkan etoksilat tanpa integrasi dengan pabrik etilen oksida.
Poliester
Operational Poliester

Teknologi produksi pabrik poliester Perseroan diperoleh dari Zimmer Aktiengesellschaft Jerman. Pabrik ini
dirancang untuk menghasilkan benang poliester serat pendek dan panjang untuk memenuhi kebutuhan dari
industri tekstil. Dengan integrasi industri hulunya, produk poliester Perusahaan memiliki posisi yang baik dalam
industri poliester di Indonesia.

Produksi

Kapasitas produksi poliester yang dimiliki oleh Perseroan adalah sebesar 194.400 ton per tahun polimer/biji
polimer; 43.200 ton per tahun benang poliester; 86.400 ton per tahun serat poliester; dan 21.600 ton per tahun
drawn textured yarn.

Proses produksi poliester memiliki dua tahap, tahap polimerisasi, untuk memproduksi polimer; dan tahap spinning,
yakni proses lebih lanjut polimer menjadi benang poliester dan serat poliester. Benang dan serat poliester
kebanyakan diproduksi melalui metode direct spinning, metode ini memberikan keuntungan berupa biaya produksi
yang rendah dan kualitas produk yang konsisten.

Bahan baku utama yang digunakan dalam memproduksi poliester adalah purified terephthalic acid (PTA) dan
MEG. MEG diperoleh dari pabrik EG Perseroan, sementara PTA diperoleh dari beberapa pemasok di Indonesia.

Produk

Perseroan memproduksi pre-oriented poliester yarn (POY), poliester staple fiber (PSF), drawn texture yarn (DTY),
dan poliester chips. POY adalah produk antara, yang dapat diproduksi lebih lanjut di industri hilir menjadi bahan
poliester weaving dan knitting.

PSF adalah bahan baku utama yang digunakan oleh industri tekstil untuk memproduksi poliester spun yarn, yang
digunakan secara luas untuk pakaian dan barang rumah tangga. PSF juga digunakan untuk memproduksi karpet,
mainan, sleeping bag, padding, sepatu olah raga, dan popok bayi.

Penjualan

Pada tahun 2014, divisi poliester mencatat penjualan sebesar USD 182 juta. yang terdiri dari penjualan benang
poliester sebesar USD 13 juta, serat poliester sebesar USD 99 juta dan lainnya sebesar USD 70 juta. Sampai
saat ini Perseroan masih merupakan salah satu pemasok benang poliester terbesar di Indonesia.

Di tahun 2014 Perseroan menjual 89% produk serat poliester ke lebih dari 20 perusahaan di Indonesia dan 11%
sisanya diekspor ke konsumen di Asia dan Eropa.

Tinjauan Pasar Poliester

Pertumbuhan permintaan tercepat dan terbesar di antara serat buatan di dunia adalah permintaan serat
poliester. Karakteristik fungsional yang melekat pada poliester, yang dikombinasikan dengan aliran pada kemajuan
teknologi, telah memicu permintaan yang pesat di seluruh dunia.

Indonesia, negara yang memiliki populasi terbesar keempat di dunia, masih memiliki konsumsi poliester per kapita
yang rendah, bahkan kurang dari setengah negara-negara maju. Fakta ini menunjukkan bahwa konsumsi domestik
akan mengikuti trend an akan meningkat di masa depan. Sebagai produses poliester yang efisien dan kompetitif,
Perseroan siap untuk meraih kesempatan dari peningkatan permintaan dan menjaga posisinya yang dominan di
Indonesia.

NYLON
Perseroan melalui anak perusahaan, memproduksi benang nilon untuk digunakan dalam pembuatan kain ban,
jaring, tali dan kain, serta penguat untuk tali kipas dan selang. Selain itu, anak perusahaan juga memproduksi
chips nilon-6 bermutu tinggi yang dapat digunakan sebagai bahan baku benang, mono filamen dan berbagai
industri plastik lainnya.

Peralatan produksi benang kain ban nilon yang dimiliki anak perusahaan berasal dari Zimmer AG, Jerman dan
berkapasitas total 44.000 ton per tahun.

Pada tahun 2014, anak perusahaan memproduksi 15.489 ton benang kain ban. Pada tahun tersebut, penjualan
benang nilon mencapai USD 56 juta, 97% diantaranya dijual ke pabrik kain ban dan konsumen lain di dalam negeri,
sementara 3% lainnya dijual kepada konsumen di luar negeri.

Industri benang kain ban nilon berkaitan erat dengan perkembangan industri ban. Saat ini, sebagai satu-satunya
produsen benang kain ban nilon bagi pasar domestik, anak perusahaan memiliki kesempatan yang sangat besar
untuk meningkatkan pangsa pasarnya, baik di pasar domestik maupun di wilayah Asia yang perekonomiannya
terus berkembang.

PROSES PEMBUATAN POLYESTER SKALA INDUSTRI (


PTA PASTA/ SLURRY , CATALYST, ADDITIVE)

PROSES PEMBUATAN POLYESTER SKALA INDUSTRI


( PTA PASTA/ SLURRY , CATALYST, ADDITIVE)

1. PERSIAPAN
1.1.Pembuatan PTA/MEG Slurry ( Pasta )

PTA/MEG slurry ( Pasta ) merupakan campuran antara PTA ( Para Terepthalic


Acid ) dengan Mono Ethylene Glycol yang merupakan bahan baku utama untuk
Proses pembuatan Polyester.
Adapun campuran dibuat berdasarkan perbandingan rasio berat molekul dari ke
dua bahan tersebut yang biasanya dengan rasio 1 : 2.
Dengan prinsip perhitungan

MR = Mol MEG / Mol PTA

( Berat MEG/Berat Molekul MEG ) / ( Berat PTA/Berat Molekul PTA )

Proses pembuatan slurry dilakukan pada tangki dengan volume tertentu, dengan
System agitasi, kurun waktu tertentu sehingga didapatkan campuran yang benar-
benar homogen, awalnya berdasarkan perhitungan,PTA ditransfer dari Silo tank
PTA dengan menggunakan daya dorong gas Nitrogen, dan MEG ditransfer dari
storage tank MEG dan MEG dari hasil recovery,dengan menggunakan
daya dorong dari pompa, setelah pencampuran sempurna, slurry di transfer ke
tanki persiapan

Dalam pembuatan slurry perlu dilakukan pengujian kandungan


atau konsentrasi dari PTA dalam slurry tersebut dan prinsip dasar pengujianya
adalah ditimbang sejumlah sample slurry dalam erlenmeyer kemudian di tambah
kan pyridine dan tambahkan air destilasi, dan diaduk sampai larut sempurna,tam-
bah indikator Phenolphthalein 1 %, kemudian dititrasi menggunakan NaOH( So-
dium Hydroxide ) 0.5 N sampai terjadi perubahan warna pink selama 30 detik.

Dalam tangki ini mulai diinjeksikan katalist biasanya yang digunakan adalah
Antimony Tri Oxide ( Sb2O3 ) atau bisa juga Antimony Tri Acetate, dan konsen-
trasi katalis yang ditambahkan kisaran 200 - 300 ppm Sb dari jumlah produksi.

Apabila menghendaki hasil produk Polyester co Polymer biasa dalam proses


Ada penambahan Iso Phthalic Acid ( IPA ) dengan jumlah sebanding dengan
konsentrasi PTA.

Apabila Polyester ( PET ) diinginkan untuk pembuatan Botol Grade ( botol ke-
masan minuman ) pada proses pembuatan slurry ini ditambahkan toner atau es-
tofil dengan warna sesuai yang diinginkan, namun sering juga warna dikombi-
nasikan, adapun konsentrasi biasanya sekitar 5 -15 ppm tergantung hasil riset
dan warna yang dihasilkan dari percobaan tersebut.

1.2 Pembuatan larutan katalis.

Pada dasarnya pembuatan Polyester hanyalah mereaksikan antara PTA (Para


Terephthalic Acid/Asam Terphthalat ) dengan MEG ( Mono Ethylene Glycol )
dengan bantuan panas, akan tetapi reaksi akan sangat berjalan lambat sehingga
membutuhkan waktu yang cukup lama ( dari hasil riset saya pribadi untuk pem-
bentukan monomer dengan jumlah hanya 1 kg saja sampai memerlukan waktu
Selam 48 jam ) tetntunya ini sangatlah tidak efektif bila untuk skala industri,
Maka dari itu untuk mempercepat reaksi diproses esterifikasi diperlukan senya-
wa pemercepat reaksi yang bias disebut katalis.
Adapun untuk katalis yang biasa di gunakan Antimoni Tri Oxide ( Sb 2O3 ) atau
Antimoni Tri Acetate ( Sb (CH3COO)3 )
karena bahan tersebut mudah didapat dan memiliki nilai ekonomis, walaupun
sebenarnya banyak bahan-bahan katalis yang yang bisa digunakan untuk pro-
ses pembuatan Polyester.
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa katalis bisa langsung diinjeksikan ke
dalam proses pembuatan PTA/MEG slurry, dengan perhitungan kisaran 200-300
ppm, adapun pembuatanya adalah sangat sederhana yaitu bahan katalis dicam-
pur dengan MEG ( baik MEG original atau hasil recovery ) pada tanki penga-
dukan., larutan katalis harus kita uji kandungan Antimoninya ( Sb ) sebelum digu
nakan, sedangkan prinsip dasar pengujianya adalah dengan larutan katalis dicam-
pur dengan asam sulfat dalam labu takar, kemudian diencerkan dengan air destila
si, dari larutan ini diambil sampel dan direaksikan dengan Larutan Potasium Io -
dide maka akan terbentuk warna kuning larutan komplex Iodine Asam Antimoni
( H SbI4 ) dan larutan ini diukur dengan Spectrophotometer pada panjang gelom-
bang dari 300 sampai 460 nm, kemudian hasilnya diplotkan kurva kalibrasi dari
pengukuran absorbance dari larutan standar yang telah dikethui kandungan Anti-
moninya.

1.3. Pembuatan Asam Phosphate

Dalam reaksi dengan bantuan katalis karena adanya reaksi menjadi cepat maka
perlu dikontrol agar dalam proses reaksi pembentukan monomer pada proses es
terifikasi tidak berkepanjangan, untuk menghentikan reaksi diperlukan inhibitor
adapun inhibitor yang dipakai adalah phospate ( PO 4 ) yang biasa di pakai ada-
lah Asam Phosphate atau juga bisa Tri Methyl Phospate, tentunya juga perlu di -
perhitungkan agar justru bisa menggagalkan terjadinya reaksi, dan nilainya ber-
kisar antara 5- 15 ppm dalam proses, adapun cara pembuatanya inhibitor dila -
rutkan dengan MEG murni maupuan dari MEG hasil recovery, dalam tangki.

1.4. Pembuatan Titanium Dioxide ( TiO2 ) Slurry

Ada bermacam-macam type Polyester diantaranya, Bright, Super Bright, Semi-


dull, Dull, semua tergantung dari kebutuhan pasar, untuk masing-masing type
akan kami jelaskan dimateri selanjutnya, disini kita bahas tentang penambahan
Titanium dioxide yang dimaksud adalah untuk membuat Polyester type semidull
atau Dull, yang mana dengan penambahan kandungan Titanium Dioxide dengan
tujuan untuk mempermudah penyerapan warna pada proses pencelupan (Dyeing)
apabila Polyester tersebut digunakan sebagai Textile Grade. ( pembuatan benang
menjadi kain ).Adapun untuk jenis Semidull kandungan TiO 2 dalam proses kisa-
Saran 0.30 - 0.35 % sedangnkan dalam Polyester type Dull kandungan Ti02 kisa-
Ran 0.50 - 0.60 %.
Adapun TiO2 slurry sebelum digunakan juga harus diuji konsentrasinya dan prin
Pengujian sangatlah sederhana yaitu slurry yang sudah dibuat diambila sampel
dimasukan dalam cawan platinum kemudian diuapkan kemudian pada suhu
800ºC selama 1 jam dan kadar abunya ditimbang, dari data ini juga bisa untuk
mengetahui nilai densitynya.
Disamping itu TiO2 Slurry juga diuji Filterability yaitu kemampuan larutan ini
menembus filter dengan mesh tertentu, adapun filter yang dipakai untuk menguji
merupakan Filter yang terbuat dari stainless Steel dan tersusun atas 3 lapisan ya-
Itu lembaran dengan mesh 325 x 2300 Mesh, disupport lembaran 0.55x0.30mm
Juga dilindungi lembaran 0.26x0.165 mm.dan prinsip pengujianya adalah TiO 2
Slurry dengan jumlah tertentu dilewatkan filter tersebut sambil disedot memakai
Pompa Vakum.

1.5 Zat tambahan berupa Cationic dyeable

Karena teknologi Polyester berkembang secara dinamis,ada proses pengemba-


ngan penambahan additive atau bahan-bahan lain yang bertujuan untuk meng-
hasilkan produk bervariasi, misalnya menginginkan produk benang yang mampu
menyerap zat warna Cationic ( Cationic Dyeable Polyester ) maka dalam proses
perlu tambahan bahan kimia yang disebut Sodium 3.5 Bis ( β-Hydroxy Ethoxy
Carbonyl ) - benzene Sulfonate, biasanya senyawa kimia ini terdapat senilai 40%
Dicampurkan dalam Etnylene Glycol.
Bahan ini kalau untuk Cationic Dyeable Polyester secara umum sejumlah 2.5mol
% PTA sedangkan Cationic Dyeable Polyester anti pilling sekitar 3.0 - 3.5 mol
% PTA dan Easily Dyeable ( Polyester / Wool dll ) sekitar 4.5 - 5.5 mol % PTA

Anda mungkin juga menyukai