Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PENAMBAHAN RAGI TEMPE (Rhizopus sp) PADA PEMBUATAN

MINYAK KELAPA TERHADAP MUTU MINYAK

Ida Bagus Rai Wiadnya, Urip, Eka Minovriyanti1


1
Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Jurusan Analis Kesehatan

Abstrak
Minyak kelapa fermentasi adalah minyak yang diekstrak dari buah kelapa dan di olah secara
fermentasi yang dikatalisis oleh suatu mikroorganisme dalam proses pemisahan minyak dari
karbohidrat dan protein yang terdapat pada sel-sel endosperm biji kelapa. Pembuatan minyak
kelapa dengan cara fermentasi dilakukan tanpa pemanasan, tetapi dengan penambahan ragi
pada krim santan kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 300C sampai terbentuk
lapisan endapan dan lapisan minyak yang ada di permukaan.Untuk mengetahui pengaruh
penambahan ragi tempe(Rhizopus sp) terhadap mutu minyak dilakukan penentuan kadar
bilangan asam dan bilangan penyabunan dengan metode titrasi asidialkalimetri.Penelitian
bersifat Pre experimental dengan pendekatan post test only design. Dengan rancangan
penelitian rancangan acak lengkap (RAL), dengan 5 perlakuan dan 5 pengulangan.Rata rata
kadar bilangan asam terendahyang diperoleh pada penambahan 2 gram ragi/liter krim santan
sebesar 0,2968 mg KOH/gram dan yang tertinggi pada penambahan 6 gram ragi per liter krim
santan sebesar 0,4562 mg KOH/gram, sedangkanrata rata kadar bilangan penyabunan
terendah diperoleh pada penambahan 2 gram ragi/liter krim santan sebesar 261,106 mg
KOH/gram dan tertinggi pada penambahan 6 gram ragi/liter krim santan sebesar 262,804 mg
KOH/gram. Dari hasil uji statistik, diperoleh nilai untuk bilangan asam p = 0,034 < = 0,05,
artinya ada pengaruh peambahan ragi tempe (Rhizopus sp) terhadap bilangan asam. Dan untuk
bilangan penyabunan p = 0,06> = 0,05 artinya tidak ada pengaruh peambahan ragi tempe
(Rhizopus sp) terhadap bilangan penyabunan.
Kata Kunci : Ragi Tempe, Minyak Kelapa Fermentasi, Mutu Minyak

Abstract
Fermented coconut oil is the oil extracted from coconuts and if the fermentation is catalyzed
by the microorganisms in the process of separating the oil from carbohydrates and protein
found in the endosperm cells of seeds coconut. Making coconut oil by fermentation is done
without heating, but with the addition of yeast in cream coconut and then incubated for 24
hours at a temperature of 300C to precipitate and form a layer of oil on the surface.
To determine the effect of tempe (Rhizopus sp) on the quality of oil is the determination of
the levels of acid number and saponification-titration method asidi alkalimetry.
Research is Pre experimental post-test only design approach. By study design completely
randomized design (CRD) with 5 treatments and 5 replications.
The average level of lowest acid number obtained on the addition of 2 grams of yeast / liter of
coconut cream at 0.2968 mg KOH / grams and the highest in the addition of 6 grams of yeast /
liter of coconut cream at 0.4562 mg KOH / grams, while the the average level of lowest
saponification obtained on addition of yeast 2 grams / liter of coconut cream at 261.106 mg
KOH / grams and the highest in the addition of 6 grams of yeast / liter of coconut cream at
262.804 mg KOH / g
From the results of statistical tests, values obtained for acid number p = 0.034 < = 0.05,
meaning that there is the effect of adding tempe (Rhizopus sp) to the acid number. And for
saponification p = 0.06> = 0.05 means that there is no effect of the addition of tempe
(Rhizopus sp) on saponification.
Keywords: Yeast Tempe, Fermented Coconut Oil, Oil Quality

64
Pendahuluan (Saccaromyces cereviciae) (Alamsyah,
Minyak kelapa sudah dikenal di Indonesia 2005).
sejak lama. Penggunaan minyak kelapa Rhizopus sp. merupakan salah satu
dalam kehidupan sehari-hari sangat luas mikroorganisme yang dapat digunakan
seperti untuk minyak goreng / bahan dalam pembuatan minyak kelapa secara
makanan, obat obatan, bahan pembuat fermentasi. Hal ini dikarenakan Rhizopus
sabun dan lain sebagainya. Pada umumnya sp. menghasilkan enzim protease. Enzim
minyak kelapa diproduksi dengan cara protease tersebut merupakan golongan
tradisional, dengan cara santan diuapkan hidrolase yang dapat memecah protein
airnya sehingga terbentuk minyak kelapa menjadi molekul yang lebih sederhana.
dan gumpalan protein, tetapi masih Protein dalam ikatan lipoprotein santan
ditemukan kelemahan-kelemahan antara dipecah dengan menggunakan enzim
lain: kadar air masih cukup tinggi yaitu protease, dengan rusaknya lipoprotein
sekitar 1,6% dan asam lemak bebas 1,9% tersebut maka ikatan lipoprotein dalam
sehingga minyak cepat menjadi tengik, dan santan juga akan terputus dengan
warna minyak agak kekuningan serta daya sendirinya, kemudian minyak yang diikat
simpan kurang dari dua bulan (Lay dan oleh ikatan tersebut akan keluar dan
Rindengan, 1989). Pada proses ini juga mengumpul menjadi satu (Setiaji, 2006).
protein akan cenderung terdenaturasi Kelebihan proses secara fermentasi
karena penggunaan energi panas yang dibandingkan cara lain adalah
cukup tinggi dalam proses penguapan kemudahannya sehingga dapat diproduksi
tersebut. Pemanasan yang cukup tinggi secara praktis, hemat bahan bakar, tingkat
juga akan merubah warna minyak menjadi ketengikan rendah dengan daya simpan
cokelat. lebih lama, dan aroma lebih harum
Dewasa ini telah ditemukan suatu (Rosenthal dan Niranjan, 1996: Sulistyo
metode pembuatan minyak kelapa yang dkk, 1999).
dapat mengurangi beberapa kelemahan Mikroorganisme merupakan kunci
kelemahan tersebut. Metode ini didasarkan keberhasilan atau kegagalan suatu
pada penemuan bioteknologi sederhana. fermentasi. Penggunaan ragi tempe untuk
Dalam bioteknologi pembuatan minyak fermentasi minyak telah diteliti oleh Laras
kelapa ini dibantu oleh suatu dan Adi (2009) dengan penambahan ragi
mikroorganisme dalam pemisahan minyak tempe sebanyak 4 gr per liter krim santan
dari karbohidrat dan protein yang terdapat menghasilkan rendemen minyak sebesar
pada sel-sel endosperm biji kelapa. Metode 33,2% dengan warna bening.
ini lebih dikenal dengan nama pembuatan Melihat hasil penelitian tersebut,
minyak kelapa dengan ragi atau juga peneliti ingin memberikan perlakuan yang
disebut pembuatan minyak kelapa secara berbeda dalam pembuatan minyak
fermentasi. fermentasi oleh jamur Rhizopus sp untuk
Metode yang menggunakan proses melihat pengaruh penambahan ragi tempe
fermentasi agak berbeda dengan cara (Rhizopus sp) pada pembuatan minyak
tradisional. Proses pembuatan minyak kelapa secara fermentasi terhadap mutu
kelapa dengan cara fermentasi dilakukan minyak kelapa dilihat dari bilangan asam
tanpa pemanasan, yaitu dengan dan bilangan penyabunannya.
penambahan ragi pada krim santan Metode Penelitian
kemudian diinkubasi sampai terbentuk Alat
lapisan endapan dan lapisan minyak yang Alat-alat yang dipergunakan dalam
ada di permukaan. Beberapa ragi (yeast) penelitian ini adalah timbangan, mesin
dapat digunakan dalam fermentasi minyak, parut, toples plastik transparan, saringan,
seperti ragi tape dan ragi roti kertas saring, kain saring, waterbath,buret
makro, gelas ukur, gelas beaker, labu

65
erlenmeyer, pipet volume, pipet tetes, indikator penolpthalin 3 5 tetes. dititrasi
corong, pengaduk gelas dan pendingin dengan larutan KOH 0,1N sampai
balik. terbentuk berwarna merah muda.
Bahan dan reagensia
Bahan dan reagensia yang digunakan Penetapan Kadar Bilangan asam
dalam penelitian ini adalah kelapa, ragi Ditimbang 5 gr sampel, larutkan dengan 30
tempe, asam oksalat 0,1 N, KOH 0,1 N dan ml campuran alkohol eter (50 ml alkohol
0,5 N, alkohol eter (2 : 1), indikator 95% : 25 ml Dietil eter ). Dipanaskan
Penolphthalin, HCl 0,5N, Natrium sampai larut di atas waterbath.
tetraborat 0,5 N dan indikator methyl Dinginkan, tambahkan indikator
orange penolpthalin. dititrasi dengan KOH 0,1N
sampai berwarna merah muda.
Cara kerja
Pembuatan krim santan Standarisasi KOH 0,5N dengan Asam
Daging kelapa yang sudah diparut oksalat 0,5N
ditambahkan air dengan perbandingan 1 Dipipet 10,0 ml Asam oksalat 0,5 N
liter air untuk 1 kg kelapa lalu mengambil kemudian dimasukkan ke dalam labu
santannya. Kemudian diperas daging erlenmeyer 250 ml. Ditambahkan aquadest
kelapa parut diatas saringan hingga 25 50 ml. Ditambahkan indikator
diperoleh santan. Kemudian disaring penolphthalin 3 5 tetes. Dititrasi sampai
semua santan yang dihasilkan. Diendapkan berwarna merah muda.
santan yang telah disaring selama 1
jam, sehingga terbentuk dua lapisan Standarisasi HCl 0,5N dengan Natrium
yaitu: lapisan bawah berupa air dan tetraboraks 0,5N
lapisan atas berupa krim. Dipisahkan krim Dipipet 10,0 ml Natrium tetraboraks 0,5N
dan air dengan membuang air yang tidak kemudian dimasukkan ke dalam labu
diperlukan. erlenmeyer 250 ml, ditambahkan aquadest
Persiapan Ragi tempe 25 50 ml, ditambahkan indikator metil
Menyiapkan ragi tempe dengan orange 3 5 tetes. Dititrasi sampai
perbandingan 2 g, 3 g, 4 g, 5 g dan 6 g per sampai berwarna jingga
liter krim santan
Penetapan kadar bilangan penyabunan
Fermentasi dan inkubasi itimbang secara seksama 1,5 5 gr
Ditampung krim yang terbentuk ke dalam minyak/lemak masukkan ke dalam labu
toples transparan ditambahkan ragi tempe erlenmeyer. Ditambahkan 50 ml larutan
dengan perbandingan 2 g, 3g, 4 g, 5 g, 6 g KOH Alkohol 0,5N kocok hingga
per liter krim santa, diinkubasi selama 24 homogen. Dihubungkan erlenmeyer
jam suhu 300C, hingga terbentuk tiga dengan pendingin balik. Didihkan hati
lapisan. Lapisan paling atas merupakan hati selama 30 menit. Didinginkan,
minyak kelapa, lapisan tengah adalah tambahkan penolpthalin beberapa tetes.
blondo (ampas krim) dan lapisan paling Dititrasi kelebihan KOH dengan baku
bawah adalah air. dipisahkan minyak HCL 0,5N. Dilakukan titrasi blanko
kelapa tersebut dari air dan blondo dan dengan aquadest
melakukan penyaringan pada minyak. Hasil
Penentuan bilangan asam dan bilangan Gambaran Umum Penelitian
penyabunan Kegiatan penelitian diawali dengan
Standarisasi larutan KOH 0,1N dengan pemilihan buah kelapa yang akan
asam oksalat 0,1N digunakan untuk pembuatan minyak yang
Dipipet 10,0 ml asam oksalat, tambahkan memiliki kriteria yaitu kelapa yang sudah
aquadest 25 50 ml. ditambahkan tua, sabut berwarna cokelat, belum

66
bertunas, masih mengandung air kelapa, yang dihasilkan diambil dan dilakukan
dan melalui proses sortasi untuk pemeriksaan mutu minyak di Laboratorium
mendapatkan buah kelapa yang baik, tidak Kimia Jurusan Analis Kesehatan Mataram.
busuk, serta verietas yang sama dimana Uji mutu yang dilakukan terdiri dari
bahan baku tersebut diperoleh dari pasar. bilangan asam dan bilangan penyabunan
Kelapa tersebut kemudian di parut dengan
mesin parut dan diambil santannya lalu Hasil
diakukan pemisahan krim santan dari air. Setelah dilakukan penetapan kadar
krim santan yang terbentuk dimasukkan ke bilangan asam dan bilangan penyabunan
dalam 5 wadah dan masing masing pada sampel minyak kelapa dengan
ditambahkan ragi tempe (Rhizopus sp) menggunakan metode titrasi asidi
yang diperoleh dari pasar dengan variasi alkalimetri, diperoleh hasil pemeriksaan
konsentrasi tertentu secara acak. Krim seperti pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 di
tersebut kemudian diinkubasi untuk bawah ini
melakukan proses fermentasi. Minyak

Tabel 4.1 Hasil Penetapan Kadar Bilangan Asam Pada Minyak Kelapa Fermentasi
No Penambahan Pengulangan Kadar Bilangan Asam Rerata
ragi tempe (mg KOH/g) (mgKOH/
1 2 3 4 5 g)
1 2 gram 0,3972 0,1980 0,2954 0,2981 0,2955 0,2968
2 3 gram 0,1981 0,2972 0,2970 0,3975 0,2975 0,2974
3 4 gram 0,1978 0,3975 0,2981 0,3969 0,4969 0,3574
4 5 gram 0,3970 0,2974 0,3975 0,4962 0.3962 0,3968
5 6 gram 0,3971 0,4964 0,5943 0,3970 0,3926 0,4562

Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa gram per liter krim santan bilangan asam
kadar Bilangan Asam rata rata pada rata - ratanya sebesar 0,3968 mg KOH/g
penambahan ragi tempe (Rhizopus sp) 2 dan pada penambahan ragi tempe 6 gram
gram per liter krim santan adalah sebesar per liter krim santan kadar bilangan asam
0,2968 mg KOH/g, pada penambahan 3 rata - ratanya sebesar 0,4562 mg KOH/g
gram per liter krim santan kadar bilangan Untuk lebih jelasnya, pengaruh
asam rata - ratanya sebesar 0,2974 mg penambahan ragi tempe (Rhizopus sp)
KOH/g, pada penambahan ragi tempe 4 terhadap kadar Bilangan Asam pada
gram per liter krim santan kadar bilangan minyak kelapa fermentasi dapat dilihat
asam rata - ratanya sebesar 0,3574 mg pada gambar grafik 4.1 di bawah ini.
KOH/g, pada penambahan ragi tempe 5

Gambar 4.1 Penambahan Ragi Tempe (Rhizopus sp) pada proses Fermentasi Minyak
67
Dari grafik di atas terlihat bahwa kadar pada penambahan 6 gram per liter krim
Bilangan Asam terendah pada penambahan santan
2 gram per liter krim santan dan tertinggi

Tabel 4.2 Hasil Penetapan Kadar Bilangan Penyabunan Pada Minyak Kelapa Fermentasi

Penamba Pengulangan Kadar Bilangan Penyabunan Rerata


No han ragi (mg KOH/g) (mgKOH/
(g) 1 2 3 4 5 g)
1 2 260,69 261,35 262,14 259,44 261,91 261,106
2 3 261,06 260,23 260,93 262,78 262,29 261,458
3 4 262,22 261,45 261,23 262,20 260,81 261,582
4 5 262.15 261,41 263,68 263,01 261,82 262,414
5 6 263,80 262,23 263,51 261,66 262,82 262,804

Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa gram per liter krim santan bilangan
kadar Bilangan Penyabunan rata rata Penyabunan rata ratanya sebesar 262,414
pada penambahan ragi tempe (Rhizopus mg KOH/g dan pada penambahan ragi
sp) 2 gram per liter krim santan adalah tempe 6 gram per liter krim santan kadar
sebesar 261,106 mg KOH/g, pada bilangan Penyabunan rata - ratanya sebesar
penambahan 3 gram per liter krim santan 262,804mg KOH/g. Untuk lebih jelasnya,
kadar bilangan Penyabunan rata - ratanya pengaruh penambahan ragi tempe
sebesar 261,458 mg KOH/g, pada (Rhizopus sp) terhadap kadar Bilangan
penambahan ragi tempe 4 gram per liter Penyabunan pada minyak kelapa
krim santan kadar bilangan Penyabunan fermentasi dapat dilihat pada gambar
rata ratanya sebesar 261,582 grafik 4.2 di bawah ini :
mg KOH/g, pada penambahan ragi tempe
5

Gambar 4.2 Penambahan Ragi Tempe (Rhizopus sp) Pada Proses Fermentasi Minyak

Dari grafik di atas terlihat bahwa kadar Hasil Uji Satistik


Bilangan Penyabunan pada penambahan Uji Anova Satu Arah
ragi tempe (Rhizopus sp) terjadi sedikit Uji Anova Satu Arah digunakan untuk
peningkatan. mengetahui adanya pengaruh yang
ditunjukan dari data hasil penelitian.
Berdasarkan hasil uji ini, jika nilai p > =
(0,05) maka tidak ada pengaruh

68
penambahan ragi tempe terhadap mutu penambahan ragi tempe terlihat semakin
minyak kelapa fermentasi dan bila p < = tinggi juga bilangan asamnya. Hal ini
(0,05) maka ada pengaruh yang signifikan. dikarenakan minyak atau lemak
Berdasarkan hasil uji Anova Satu Arah terhidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan
menunjukkan ada pengaruh penambahan oleh mikroorganisme menjadi asam asam
ragi tempe terhadap bilangan asam lemak, gliserol, air, dan energy (Andriani,
dibuktikan dengan nilai p (0,034) < = dkk, 1992). Terbentuknya asam lemak
(0,05) dan tidak ada pengaruh penambahan bebas oleh reaksi hidrolisis juga dapat
ragi tempe terhadap bilangan penyabunan dipercepat oleh adanya kandungan air di
dibuktikan dengan nilai p (0,060) > = dalam bahan (Sumitro, dkk.,2000).
(0,05). Hasil penelitian tersebut menegaskan
Pembahasan bahwa peningkatan konsentrasi ragi yang
Hasil Penetapan Bilangan Asam ditambahkan memicu peningkatan kadar
Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah asam lemak bebas yang dilihat dari
miligram KOH yang diperlukan untuk penigkatan bilangan asam. Oleh karena itu
menetralkan asam lemak bebas yang semakin banyak konsentrasi ragi maka
terdapat dalam satu gram minyak atau semakin banyak asam asam lemak yang
lemak. Bilagan asam adalah ukuran dari terbentuk dan bilangan asam yang
jumlah asam lemak bebas, asam lemak diperoleh semakin meningkat.
bebas terdapat di dalam minyak atau Penelitian ini didukung dengan
lemak, jumlahnya akan terus bertambah pernyataan Arnela (2012) yang
selama proses pengolahan dan menggunakan enzim bromelin pada sari
penyimpanan. Keberadaan asam lemak bonggol nanas dalam pembuatan minyak
bebas biasanya dijadikan indikator awal kelapa. Pada penelitian tersebut dikatakan
terjadinya kerusakan minyak. bahwa, bertambahnya volume sari bonggol
Asam lemak bebas adalah asam nanas yang ditambahkan pada krim santan,
lemak yang sudah terlepas dari trigliserida mengakibatkan semakin meningkatnya
karena proses hidrolisis. Asam lemak bilangan asam. Hal ini dikarenakan
bebas ini dapat dioksidasi secara semakin banyak enzim yang digunakan
autooksidasi atau oleh enzim yang dalam fermentasi, semakin besar hidrolisis
dinamakan Lypooksigenase. Oksidasi trigliserida yang terjadi akibat kerusakan
khususnya terjadi pada asam lemak tidak minyak atau lemak. Peningkatan bilangan
jenuh, yaitu asam oleat, linoleat, dan asam juga terkait dengan peningkatan
linolenat yang merupakan asam asam kadar air., Kadar air yang semakin tinggi
yang banyak terkandung dalam lemak atau mempercepat hidrolisis minyak kelapa
minyak. Dalam reaksi hidrolisa, minyak menghasilkan asam asam lemak bebas
akan diubah menjadi asam asam lemak sehingga bilangan asam akan semakin
bebas dan gliserol. Hasil akhir pada reaksi meningkat. Tingginya konsentrasi enzim
tersebut adalah ketengikan hidrolisa yang yang ditambahkan ke dalam media
menghasilkan flavor dan bau tengik pada fermentasi menyebabkan molekul
minyak. Asam lemak bebas ditunjukkan molekul air yang mengelilingi minyak
dengan bilangan asam, semakin tinggi semakin banyak yang pecah sehingga
bilangan asam maka semakin tinggi jumlah kadar air menjadi tinggi. Kadar air
asam lemak bebasnya (Ketaren, 2008). berperan dalam proses oksidasi dan
Berdasarkan hasil analisis statistik hidrolisis minyak yang akhirnya dapat
menunjukkan bahwa penambahan ragi menyebabkan ketengikan (Sumarni,
tempe (Rhizopus sp) berpengaruh terhadap 2012).
bilangan asam minyak kelapa, dibuktikan Menurut Standar Nasional Indonesia
dengan nilai probabilitas 0,034 < 0,05, (SNI) bahwa bilangan asam maksimal
dimana semakin tinggi konsentrasi untuk minyak goreng adalah 2 mg KOH/g,

69
maka hasil penetapan kadar bilangan asam angka penyabunan dalam minyak
menunjukkan bahwa minyak dari setiap dipengaruhi oleh adanya senyawa yang tak
perlakuan tersebut mempunyai angka asam tersabunkan dalam minyak seperti sterol,
di bawah standar yang telah ditetapkan dan pigmen, hidrokarbon, dan tokoferol yang
menunjukkan bahwa kualitas dari minyak dapat mengurangi kekuatan oksidasi
tersebut baik. terhadap ikatan tidak jenuh asam lemak.
Karena bilangan penyabunan memiliki
Hasil Penetapan Kadar Bilangan nilai yang relativ sama, berarti minyak
Penyabunan. hasil fermentasi tersusun dari trigliserida
Bilangan penyabunan dapat dinyatakan dengan berat molekul yang relatif sama.
dalam jumlah milligram KOH yang Menurut Standar Nasional Indonesia
dibutuhkan untuk menyabunkan 1 gram (SNI) bahwa bilangan penyabunan
minyak atau lemak. Bilangan penyabunan maksimal untuk minyak goreng adalah 196
merupakan indeks rata rata berat molekul - 206 mg KOH/g, maka hasil penetapan
triasilgliserol dalam sampel. Minyak yang kadar bilangan Penyabunan menunjukkan
mempunyai berat molekul rendah akan bahwa minyak dari setiap perlakuan
mempunyai bilangan penyabunan yang tersebut lebih besar dari standar yang
lebih tinggi, begitu sebaliknya minyak ditetapkan, tetapi untk Standar Industri
yang mempunyai berat molekul tinggi Indoesia (SII) minyak kelapa tersebut
akan mempunyai bilangan penyabunan masih memiliki kualitas yag baik
yang lebih rendah (Ketaren, 1986). Kesimpulan
Analisis bilangan penyabunan pada Sesuai dengan tujuan khusus penelitian ini,
minyak kelapa yang dibuat dengan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
fermentasi enzim digunakan untuk berikut :
menentukan berat molekul dari minyak Pada penambahan ragi tempe (Rhizopus
kelapa itu sendiri. Berdasarkan hasil sp) 2 gram per liter krim santan, rata rata
analisis statistik menunjukkan bahwa kadar bilangan asam sebesar 0,2968 dan
penambahan ragi tempe (Rhizopus sp) rata - rata bilangan penyabunan sebesar
tidak berpengaruh terhadap bilangan 261,106 mg KOH/g.
penyabunan, dibuktikan dengan nilai Pada penambahan ragi tempe (Rhizopus
probabilitas (0,060 > 0,05). Ini sp) 3 gram per liter krim santan, rata rata
menandakan bahwa minyak hasil kadar bilangan asam sebesar 0,2974 dan
fermentasi tersusun dari trigliserida dengan rata rata bilangan penyabunan sebesar
berat molekul yang sama. Hal ini bisa juga 261,458 mg KOH/g.
disebabkan oleh proses pembuatan minyak Pada penambahan ragi tempe (Rhizopus
kelapa yang tidak melalui proses sp) 4 gram per liter krim santan, rata rata
pemanasan dimana pemanasan dengan kadar bilangan asam sebesar 0,3574 dan
suhu tinggi akan memutuskan rantai rata rata bilangan penyabunan sebesar
karbon sehingga berpengaruh terhadap 261,582 mg KOH/g.
bilangan penyabunannya, dimana angka Pada penambahan ragi tempe (Rhizopus
penyabunan dapat digunakan untuk sp) 5 gram per liter krim santan, rata rata
penentuan berat molekul minyak secara kadar bilangan asam sebesar 0,3968 dan
kasar. Besar kecilnya bilangan penyabunan rata rata bilangan penyabunan sebesar
tergantung pada panjang pendeknya rantai 262,414 mg KOH/g.
karbon asam lemak. Minyak yang disusun Pada penambahan ragi tempe (Rhizopus
oleh asam lemak berantai karbon pendek sp) 6 gram per liter krim santan, rata rata
akan mempunyai bobot molekul kecil, kadar bilangan asam sebesar 0,4562 dan
sedangkan minyak dengan rantai karbon rata rata bilangan penyabunan sebesar
panjang akan mempunyi bobot molekul 262,804 mg KOH/g.
yang lebih besar. Menurut Ketaren (1986),

70
Ada pengaruh penambahan ragi tempe 10. Lay, A dan R. Barlina. 1989.
(Rhizopus sp) pada pembuatan minyak Pengaruh Tingkat Kematangan Buah
kelapa secara fermentasi terhadap bilangan Terhadap Sifat Santan dan Mutu
asam (p = 0,034 < = 0,05) dan tidak ada Minyak Kelapa. Laporan Tahunan.
pengaruh penambahan ragi tempe Balitka Manado.
(Rhizopus sp) pada pembuatan minyak 11. Rosenthal, P.D.L dan K. Niranjan.
kelapa secara fermentasi terhadap bilangan 1996. Aqueous and Enzymatic
penyabunan (p = 0,060 > = 0,05 Processes for Edible Oil Extraction.
Enzyme Microbial Technology 19:
Daftar Pustaka 402 420.
1. Alamsyah, Andi Nur. 2005. Virgin 12. Setiaji, B. dan Prayugo, S. 2006.
Coconut Oil Minyak Penakluk Aneka Membuat VCO Berkualias tinggi.
Penyakit. Agro Media Pustaka. Penebar Swadaya. Depok
Jakarta 13. Sulistyo, J., Y.S. Soeka, E. Triana dan
2. Andriani, M., Setyaningrum, A., N.R.R. Napitupulu. 1999. Penerapan
Godras,J.M., 1992 Pengaruh Variasi teknologi fermentasi pada bioproses
Perlakuan Enzimatis Terhadap fermentasi minyak kelapa (fermikel).
Rendeman dan Mutu Virgin Coconut Berita Biologi 4 (5): 273-279.
Oil. Jurnal Kimia dan Teknilogi UNS.
Solo
3. Anonim, 2013.
http://hijrohmustika.blogspot.com/201
3/12/makalah-mikrobiologi.html
4. Anonim, 2012.
http://duniakefir.blogspot.com/2012/1
1/fermentasi.html
5. Ansori, R. 1992. Teknologi
Fermentasi. Arcan, Kerja Sama
dengan Pusat Antar Universitas
Pangan dan Gizi. Institut Pertanian
Bogor. Bogor
6. Cristianti Laras dan Adi H.P. 2009.
Pembuatan Minyak Kelapa Murni
(Virgin Coconut Oil) Menngunakan
Fermentasi Ragi Tempe. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta
7. Effendi, A. 2012 Optimalisasi
Penggunaan Enzim Bromelin Dari
Sari Bonggol Nanas Dalam
Pembuatan Minyak Kelapa.
Universitas Negri Semarang.
Semarang
8. Hanafiah, K.A. 2010. Rancangan
Percobaan Teori dan Aplikasi.
Rajawali Press. Jakarta
9. Ketaren, S. 2008. Pengantar
Teknologi Minyak dan Lemak
Pangan. Universitas Indonesia (UI-
Press). Jakarta

71
72

Anda mungkin juga menyukai