Anda di halaman 1dari 38

ANTIBODI MONOKLONAL

Oleh : Putri Anditasari


17040036
17 A Farmasi
PENGERTIAN ANTIBODI MONOKLONAL

 Antibodi monoklonal merupakan senyawa yang homogen,


sangat spesifik dan dapat diproduksi dalam jumlah yang
sangat besar sehingga sangat menguntungkan jika digunakan
sebagai alat diagnostik
 Antibodi monoklonal adalah antibodi sejenis yang diproduksi
oleh sel plasma klon sel-sel positif sejenis
 Antibodi inidibuat oleh sel-sel hibridoma (hasil fusi 2 sel
berbeda; penghasil sel positif limpa dan sel mieloma) yang
dikultur
Cara Kerja Antibodi Monoklonal
 Tidak seperti kemoterapi dan radioterapi, yang bekerja secara kurang spesifik,
tujuan pengobatan antibodi monoklonal adalah untuk menghancurkan sel-sel
limfoma non Hodgkin secara khusus dan tidak mengganggu jenis-jenis sel
lainnya.
Semua sel memiliki penanda protein pada permukaannya, yang dikenal sebagai
antigen.

 Antibodi monoklonal dirancang di laboratorium untuk secara spesifik mengenali


penanda protein tertentu di permukaan sel kanker.

 Antibodi monoklonal kemudian berikatan dengan protein ini.

 Hal ini memicu sel untuk menghancurkan diri sendiri atau memberi tanda pada
si induk kekebalan tubuh untuk menyerang dan membunuh sel kanker.

 Sebagai contoh, rituximab, antibodi monoklonal yang dipakai dalam


pengobatan limfoma non Hodgkin, mengenali penanda protein CD20. CD20
ditemukan di permukaan Sel B abnormal yang ditemukan pada jenis-jenis
limfoma non Hodgkin yang paling umum.
PEMBUATAN ANTIBODI
MONOKLONAL

Terdiri dari beberapa tahap, yakni;

1. Imunisasi Mencit

2. Fusi sel kebal dan sel mieloma

3. Eliminasi sel induk yang tidak berfusi

4. Isolasi dan pemilihan klon hibridoma


1. IMUNISASI MENCIT
 Antigen berupa protein atau polisakarida yang berasal
dari bakteri atau virus, disuntikkan secarasubkutan pada
beberapa tempat atau secara intra peritoneal.
 Setelah 23 minggu disusul suntikan antigen secara
intravena, mencit yang tanggap kebal terbaik dipilih.
 Pada hari ke-12 hari suntikan terakhir antibodi yang
terbentuk pada mencit diperiksa dan diukurtiter
antibodinya.
 Mencit dimatikan dan limfanya diambil secara aseptis.-
Kemudian dibuat suspensi sel limfa untuk memisahkan
sel B yang mengandung antibodi
2. FUSI SEL KEBAL DAN SEL MIELOMA
1. Pada kondisi biakan jaringan biasa, sel limfa yang
membuat antibodi akan cepat mati, sedangkansel
mieloma dapat dibiakkan terus-menerus. Fusi sel
dapat menciptakan sel hibrid yang terdiri darigabungan
sel limfa yang dapat membuat antibodi dan sel
mieloma yang dapat dibiakkan secaraterus menerus
dalam jumlah yang tidak terbatas secara in vitro.
2. Fusi sel diawali dengan fusi membran plasma sehingga
menghasilkan sel besar dengan dua ataulebih inti sel,
yang berasal dari kedua induk sel yang berbeda jenis
yang disebut heterokarion.
LANJUTAN

3. Pada waktu tumbuh dan membelah


diri terbentuk satu inti yang
mengandung kromosom kedua
induk yang disebut sel hibrid.
3. ELIMINASI SEL INDUK YANG TIDAK BERFUSI

 Frekuensi terjadinya hibrid sel limfa-sel mieloma


biasanya rendah, karena itu penting untuk mematikan
sel yang tidak fusi yang jumlahnya lebih banyak agar sel
hibrid mempunyaike sempatan untuk tumbuh dengan
cara membiakkan sel hibrid dalam media selektif yang
mengandung hyloxanthine, aminopterin, dan thymidine
(HAT).
4. ISOLASI DAN PEMILIHAN KLON
HIBRIDOMA

1. Sel hibrid dikembangbiakkan sedemikian


rupa, sehingga tiap sel hibrid akan
membentuk koloni homogen yang
disebut hibridoma.
2. Tiap koloni kemudian dibiakkan terpisah
satu sama lain.
LANJUTAN
3. Hibridoma yang tumbuh diharapkan mensekresi
antibodi ke dalam medium, sehingga antibodiyang
terbentuk bisa diisolasi. Pemilihan klon hibridoma
dilakukan dua kali, pertama adalah dilakukan untuk
memperoleh hibridoma yang dapat menghasilkan
antibodi, dan yang kedua adalah memilih sel
hibridoma penghasil antibodi monoklonal yang
potensial menghasilkan antibodi monoklonal yang
tinggi dan stabil.
PEMBENTUKAN ANTIBODI
membrane Ig secretory Ig

CH 1 tmcy 2 CH 1 tmcy 2

splice, use no splice, use


poly A site 2 poly A site 1
CH tmcy CH
AAAA AAAA
MEKANISME KERJA ANTIBODI
MONOKLONAL
 Antibodi monoklonal menggunakan mekanisme
kombinasi untuk meningkatkan efek sitotoksik sel tumor.
Mekanisme komponen sistem imun adalah antibody
dependent cellular cytotoxicity (ADCC), complement
dependent cytotoxicity (CDC), mengubah signal
transduksi sel tumor atau menghilangkan sel permukaan
antigen. Antibodi dapat digunakan sebagai target
muatan (radioisotop, obat atau toksin) untuk
membunuh sel tumor atau mengaktivasi prodrug di
tumor, antibody directed enzyme prodrug therapy
(ADEPT).
ANTIBODY DEPENDENT CELLULAR
CYTOTOXICITY (ADCC)
 Antibody dependent cellular cytotoxicity (ADCC) terjadi
jika antibodi mengikat antigen sel tumor dan Fc antibodi
melekat dengan reseptor Fc pada permukaan sel imun
efektor. Interaksi Fc reseptor ini berdasarkan
kemanjuran antitumor dan sangat penting pada
pemilihan suatu antibodi monoklonal. Sel efektor yang
berperan masih belum jelas tapi diasumsikan sel fagosit
mononuklear dan atau natural killer (NK).
 Struktur Fc domain dimanipulasi untuk menyesuaikan jarak
antibodi dan interaksi dengan Fc reseptor. Antibody dependent
cellular cytotoxicity (ADCC) dapat meningkatkan respons klinis
secara langsung menginduksi destruksi tumor melalui presentasi
antigen dan menginduksi respons sel T tumor.

 Antibodi monoklonal berikatan dengan antigen permukaan sel


tumor melalui Fc reseptor permukaan sel NK. Hal ini memicu
penglepasan perforin dan granzymes untuk menghancurkan sel
tumor (gambar 5a). Sel - sel yang hancur ditangkap antigen
presenting cell (APC) lalu dipresentasikan pada sel B sehingga
memicu penglepasan antibodi kemudian antibodi ini akan
berikatan dengan target antigen (gambar 5b-d). Sel cytotoxic T
lymphocytes (CTLs)
COMPLEMENT DEPENDENT
CYTOTOXICITY (CDC)
 Pengikatan antibodi monoklonal dengan antigen
permukaan sel akan mengawali kaskade komplement.
Complement dependent cytotoxicity (CDC) merupakan
suatu metode pembunuh sel tumor yang lain dari
antibodi. Imunoglobulin G1 dan G3 sangat efektif pada
CDC melalui jalur klasik aktivasi komplemen.
 Formasi kompleks antigen antibodi merupakan
komplemen C1q berikatan dengan IgG sehingga memicu
komplemen protein lain untuk mengawali penglepasan
proteolitik sel efektor kemotaktik / agen aktivasi C3a dan
C5a
 Kaskadekomplemen ini diakhiri dengan formasi
membrane attack complex (MAC) sehingga
terbentuk suatu lubang pada sel membran.
Membrane attack complex (MAC) memfasilitasi
keluar masuknya air dan Na++ yang akan
menyababkan sel target lisis.
ANTIBODI DIRECTED ENZYME PRODRUG
THERAPY (ADEPT)
 Antibodi directed enzyme prodrug therapy (ADEPT)
menggunakan antibodi monoklonal sebagai penghantar
untuk sampai ke sel tumor kemudian enzim
mengaktifkan prodrug pada tumor, hal ini dapat
meningkatkan dosis active drug di dalam tumor.
Konjugasi antibodi monoklonal dan enzim mengikat
antigen permukaan sel tumor
 kemudian zat sitotoksik dalam bentuk inaktif prodrug
akan mengikat konjugasi antibodi monoklonal dan enzim
permukaan sel tumor akhirnya inaktivasi prodrug
terpecah dan melepaskan active drug di dalam tumor
PENGGUNAAN ANTIBODI
MONOKLONAL UNTUK TERAPI
KANKER
1. Naked Monoclonal Antibodies (Antibodi monoklonal
murni)
PLASMA SEL MERUPAKAN SEL YANG
MENGHASILKAN ANTIBODI

Ada 2 jenis :
1. Sel plasma yang terbentuk pada awal dari respon primer
- Masa hidup singkat (~beberapa hari)
- Afinitas antibodi rendah
 Terbentuk pada respon TI dan TD
 Ig terdiri atas IgM dapat juga IgG
2. Sel plasma yang terbentuk pada akhir respon primer dan mendominasi respon
sekunder
- Muncul terutama dari germinal center (pada respon primer) atau dari sel memory B
(pada respon sekunder)
- Masa hidpunya lama (sampai beberapa bulan)
 Dietmukan pada sumsum tulang, pencernaan, kelenjar mamai yang sedang
menyusui
 Klas Ig terutama IgG
ANTIBODI
STRUKTUR KLAS
STRUKTUR ANTIBODI
ANTIBODI DAN REKOMBINASI
VDJ
PRODUKSI ANTIBODI
 Host animals ca be used to raise antibodies  Selected clones from a polyclonal each
against a given antigen recognizing a single epitope can be fused
to a tumor cell (hybridoma) to proliferate
indefinitely
ANTIBODI

Poliklonal Monoklonal
Antibodi yang diperoleh dari hewan Sel B disfusikan dengan sel myeloma
yang kebal terhadap antigen tertentu ditumbuhkan dalam kultur sel dan
antibodi diambil dari mediumnya

Mengenali banyak epitop Mengenali satu jenis epitop


Pembuatan antibodi monoklonal
Prinsip
Proses kerja

 Saat rituximab berikatan dengan CD20 di permukaan suatu sel-


B, sel mungkin dihancurkan langsung, tetapi pertahanan alami
tubuh juga disiagakan.

 Rituximab secara efektif menyerang sel limfoma agar dapat


dihancurkan siinduk kekebalan tubuh dan membunuh sel-sel
kanker.

 CD20 juga ditemukan di permukaan sel-B normal, salah satu


jenis sel darah putih yang beredar di tubuh.
 Ini berarti mungkin sel-B normal ini juga dihancurkan saat
rituximab digunakan.

 Akan tetapi, sel induk dalam sumsum tulang yang


berkembang menjadi sel-B tidak memiliki CD20 pada
permukaannya.

 Oleh karena itu sel induk tidak dihancurkan oleh rituximab


dan dapat terus menyediakan sel-B sehat untuk tubuh.

 Meskipun jumlah sel-B normal yang matang berkurang


untuk sementara karena pengobatan, mereka akan
kembali ke kadar semula setelah pengobatan.
Dosis Dan Pemberian Antibodi
 Dosis dan pemberian bervariasi untuk setiap antibodi yang diberikan.

 Sebagai contoh, rituximab, antibodi monoklonal yang umum digunakan


dalam pengobatan NHL diberikan intravena, melalui jarum yang masuk ke
dalam pembuluh darah, biasanya di lengan.

 Rituximab diberikan sebagai ‘tetesan’ yang berarti obat dimasukkan dulu ke


dalam kantong infus, kemudian cairan menetes perlahan ke dalam pembuluh
darah dengan mengandalkan kekuatan gravitasi.

 Jika antibodi monoklonal digunakan dalam kombinasi dengan kemoterapi,


rituximab biasanya diberikan sesaat sebelum kemoterapi pada awal setiap
siklus pengobatan.

 Sebelum tetesan infus diberikan, obat lain untuk mencegah beberapa efek
samping antibodi monoklonal diberikan contohnya parasetamol untuk
mengurangi demam dan anti-histamin untuk mengurangi kemungkinan
reaksi alergi.
 Meski demikian, efek samping antibodi monoklonal umumnya
ringan dan sementara serta dapat diatasi dengan mudah.

 Jika terjadi efek samping saat obat diberikan, tetesan infus dapat
diperlambat atau bahkan dihentikan hingga efek samping
berakhir.

 Untuk pengobatan pertama, pasien menginap di rumah sakit


atau sementara tinggal di sana sebelum pulang ke rumah.

 Pengobatan lanjutan biasanya lebih cepat dan efek sampingnya


lebih sedikit. Kebanyakan orang dapat mendapat pengobatan
lanjutan ini sebagai rawat-jalan dan pulang ke rumah pada hari
itu juga.
Efek Samping Antibodi Monoklonal :

 Seperti semua obat, antibodi monoklonal dapat menyebabkan


efek samping.

 Contohnya untuk rituximab, efek samping umumnya ringan dan


bersifat sementara, hanya berlangsung selama pengobatan atau
beberapa jam setelahnya.

 Efek samping terjadi paling sering selama masa pengobatan


mingguan pertama, dan biasanya berkurang dengan dosis
selanjutnya.

 Hal ini disebabkan lebih banyak sel limfoma selama pengobatan


pertama yang harus diserang oleh antibodi monoklonal dan
dihancurkan oleh si induk kekebalan tubuh.
Beberapa pasien mengalami mual (mual) atau muntah. Obat
anti muntah (anti-muntah) umumnya sangat efektif dalam
mencegah maupun meringankan gejala-gejala ini sehingga lebih
dapat ditoleransi.

Kadang-kadang, pasien merasakan nyeri pada bagian tubuh yang


merupakan lokasi limfoma. Nyeri biasanya ringan dan dapat
diatasi dengan obat anti-nyeri biasa.
Rituximab dapat menyebabkan reaksi alergi. Gejalanya dapat
berupa:
• Gatal atau mendadak muncul warna kemerahan
• Batuk, mengi atau sesak napas
• Lidah bengkak atau rasa bengkak di tenggorokan
• Edema, atau pembengkakan karena kelebihan cairan dalam
jaringan tubuh
 Reaksi alergi berat terhadap rituximab jarang ditemukan
dan pasien diamati selama masa pengobatan akan
munculnya gejala-gejala ini.

 Pasien harus melaporkan gejala yang dialaminya begitu


muncul.

 Seringkali, yang perlu dilakukan hanyalah memperlambat


atau menghentikan sementara tetesan intravena sampai
reaksi alergi berakhir.

 Pasien umumnya diberikan anti-histamin sebelum mulai


pengobatan untuk membantu mencegah atau mengurangi
masalah ini.
Antibody Monoclonal drug adalah sebuah obat inovasi baru
dalam usaha manusia melawan kanker. Meskipun efektifitas dan
sepesifisitas obat ini terhadap kanker tertentu telah teruji dan
membuahkan hasil, namun cara penggunaan obat ini agar
memberikan hasil yang terbaik sampai saat ini belumlah diketahui
secara pasti.
Cara Monoclonal Antibody Bekerja Menghajar Sel Kanker:
1. Membuat Sel Kanker Lebih dikenali Oleh Sistem Immun.
Sistem immun akan aktif jika terdapat musuh (antigen) dalam tubuh,
wes enaknya sistem immun ini adalah tentaranya tubuh. Sekali sistem
immun mengenali adanya musuh tubuh, maka ia akan memanggil
teman-temannya untuk melawan musuh ini. Tapi tidak selamanya
sistem immun bisa mengenali sel kanker sebagai musuh, lha obat-
obatan golongan antibody monoclonal seperti Rituximab bekerja agar
sistem immun lebih kenal dengan sel kanker sehingga sistem
pertahanan tubuh bisa bekerja lebih efektif dalam rangka menghajar
sel kanker.
2. Menghambat Faktor-Faktor Pertumbuhan Sel Kanker

Jika sebuah zat kimia yang disebut sebagai Growth Factor


menempel pada sel kanker, maka pertumbuhan sel kanker yang
ditempeli akan meningkat drastis, kalo pertumbuhan sel
kankernya tambah banyak kan secara otomatis kankernya
semakin menggila. Didasarkan fakta inilah, obat-obatan Antibody
Monoclonal seperti Cetuximab bekerja menghambat ikatan
antara growth factor dengan reseptor pada sel D.
3. Menghantarkan Radiasi ke Sel Kanker

Kombinasi obat antibody monoclonal dengan partikel


radioaktif, kita bisa menghantarkan radiasi langsung tepat
sasaran pada sel kanker. Hal ini digunakan untuk memastikan
radiasi tersebut tidak merusak sel yang yang sehat. Dengan
adanya obat yang penggunaannya masih dalam pengwasan
FDA ini, maka efektifitas radioterapi pada pasien kanker bisa
lebih ditingkatkan.
Apa Saja Efek Samping Antibody Monoclonal?

Penggunaan antibody monoclonal sebagai terapi kanker juga


mampu menimbulkan efek samping, mulai efek samping yang
ringan sampai efek samping yang menjadikan pasien dalam
kondisi gawat darurat.
Efek Samping Umum

* Reaksi alergi seperti gatal dan bengkak


* Gejala seperti flu, padahal bukan flu
* Nausea
* Diare
* Pengeringan Kulit
Efek samping yang jarang terjadi, namun
berbahaya.
* Perdarahan hebat
* Gangguan jantung
* Reaksi anafilaksis (hipersensitif)
* Penurunan jumlah hitung darah
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai