1) AGUS SETIAWAN(17040002)
4) LIVIA WULANDARI(17040021)
6) BADRIYATUL MUNAWAROH(17040007)
7) NURUL ISTIQOMAH(17040034)
I. Tujuan
1 Mahasiswa mampu dalam pembuatan sediaan unguentum asam
salisilat dengan baik dan benar.
2 Mahasiswa mampu menerapkan pembuatan salep dengan sesuai
aturan.
Asam salisilat = 29 gr
Vaselin flavum=25 gr
Asam salisilat=2 gr
Vaselin flavum=25 gr – 2 gr
=23 gr + 10%
VIII.PENIMBANGAN BAHAN
CARA KERJA
Gambarkan dalam grafik hubungan antar beban dan luas salep yang menyebar
Diletakkan objectglass yang lain diatas unguentum tersebut
Diambil sepotong kertas saring (10x10 cm). Basahi dengan larutan PP untuk
indikator. Setelah itu kertas dikeringkan
Dioleskan unguentum pada kertas saring satu muka, seperti lazimnya orang
menggunakan unguentum
Disiapkan kertas saring yang lain berukuran (2,5x2,5 cm) dengan pembatas
paraffin padat yang dilelehkan
Ditempelkan kertas saring yang lebih kecil diatas kertas saring yang lebih besar
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kelompok kami melakukan praktikum pembuatan sediaan
semi solid pada salep,kami menggunakan 2 komponen yaitu asam salisilat sebagai
bahan aktif yang berkhasiat sebagai keratolikum dan antifungi, dan vaselin flavum
yang berfungsi sebagai basis krim.
Selanjutnya, kita buat sedian salep tersebut sebanyak 25 gram. Dan setelah
sediaan salep kita jadi, selanjutnya kita akan melakukan uji homogenitas, uji pH, dan
uji organoleptis. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sedian salep
tersebut dapat tersebar dengan rata terhadp kulit kita, dan sediaan selap yang kita buat
menghasilkan sediaan yang homogen, terbukti dari tidak adanya Kristal pada kaca
objek.
Selanjutnya uji ph, uji ph dimaksudkan untuk mengetahui apakah sedian salep
yang kita buat sesuai dengan ph kulit, sesuai literatur, ph kulit normal kisaran antara
4,5-7, sedangkan sedian salep yang kita buat menghasilkan ph 2,97(asam), ini
dikarenakan salah satu bahan yang kita pakai adalah asam salisilat, dan kita
kebanyakan menggunakan asam salisilat tersebut. Salep yang terlalu basa
menyebabkan memicu terjadinya iritasi kulit. Uji organoleptis, menghasilkan sediaan
yang berwana butuh, barbau khas.
Permasalahan yang kelompak kita hadapi selama praktikum yaitu kekurang
telitian saat menimbang bahan asam salisilat serbuk sehingga mengakibatkan salep
yang kita buat terlalu asam. Maka dari itu kita menurut kita salep yang kita buat tidak
memenuhi syarat, dari ke 3 uji hanya 2 yang lolos sedangkan uji ph tersebut sangat
penting bagi uji salep tersebut.karena dapat mengakibatkan efek iritasi pada pasien
karena terlalu asam. \
Kesimpulan
Sediaan salep dari kelompok kita tidak bisa dipakai, dikarenakan tidak
memenuh i syarat uji ph.
Ph kulit normal kisaran antara 4,5-7, apabila terlalu asam dapat
menyebabkan iritasi kulit, dan apabila terlalu basa dapat menyebabkan
kulit kering.
Adanya kesalahan dalam pembuatan yang membuat kadar pH tidak
memenuhi syarat ktentuan antara lain, terlalu sedikit pemberian bahan
asam yang membuat sediaan di bawah rentang kadar kulit.
Daftar Pustaka
Anief, M., 2005. Ilmu Meracik Obat . Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta
Anonim, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta
Anonim, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta
Ansel, H.C., 1989. Pengantar Sediaan Farmasi, edisi 4.
Universitas Indonesia. Jakarta
Raymond, dkk., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients sixth
Edition. Pharmaceutical Press and American Pharmacists
Association. Inggris
Syamsuni, 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Penebit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta