Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN

LIQUID DAN SEMI SOLID

“ MEMBUAT UNGUENTUM ASAM SALISILAT “

Disusun Oleh : KELPMPOK 4

1) AGUS SETIAWAN(17040002)

2) MOH WILDAN ASAD A(17040028)

3) RISKI INDAH RAHAYU(17040038)

4) LIVIA WULANDARI(17040021)

5) IGA ASIH PRATIWI(17040017)

6) BADRIYATUL MUNAWAROH(17040007)

7) NURUL ISTIQOMAH(17040034)

8) FINGKI ARI DINDA S(17040015)

9) NANDA OKTAVIANY F.K(17040032)

STIKES dr. SOEBANDI JEMBER


TAHUN AJARAN
2019-2020
MEMBUAT UNGUENTUM ASAM SALISILAT

I. Tujuan
1 Mahasiswa mampu dalam pembuatan sediaan unguentum asam
salisilat dengan baik dan benar.
2 Mahasiswa mampu menerapkan pembuatan salep dengan sesuai
aturan.

3 Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan unguentum asam


salisilat (Uji Daya Sebar, Uji Daya Lekat, Uji Kemampuan
Proteksi, Homogenitas).
4 Mahasiswa mampu membuat kemasan unguentum asam salisilat
dengan benar.
5 Mahasiswa mampu membuat sediaan salep dari mulai awal dan
akhir.

II. Dasar Teori


Salep adalah sediaan setengah padat berupa massa lunak yang mudah
dioleskan dan digunaka untuk pemakaian luar. Menurut farmakope Indonesia edisi
IV sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau
selaput lendir. Menurut DOM Salep adalah sediaan semi padat dermatologis yang
menunjukkan aliran dilatan yang penting. Menurut Scoville’s salep terkenal pada
daerah dermatologi dan tebal, salep kental dimana pada dasarnya tidak melebur
pada suhu tubuh, sehingga membentuk dan menahan lapisan pelindung pada area
dimana pasta digunakan. Menurut Formularium Nasional salep adalah sedian
berupa masa lembek, mudah dioleskan, umumnya lembek dan mengandung obat,
digunakan sebagai obat luar untuk melindungi atau melemaskan kulit, tidak
berbau tengik. Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar
bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau narkotik adalah 10 %
( Anief, 2005).
Unguentum adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan
dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi
homogen dalam dasar salep yang cocok (Depkes RI, 1979)
Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi menjadi 4
yaitu:
1. Dasar salep hidrokarbon
Dasar salep ini juga disebut dasar salep berlemak, contohnya vaselin.
Tujuan penggunaan dasar salep ini untuk memperpanjang kontak bahan
obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup. Digunakan
terutama sebagai emolien dan sukar dicuci, tidak mengering dan tidak
tampak berubah dalam waktu lama.
2. Dasar salep serap
Terdiri dari 2 kelompok yaitu:
a. Dasar salep yang dapat ebrcampur dengan air, membentuk emulsi air
dalam minyak (parafin hidrofilik dan lanolin anhidrat).
b. Emulsi air dalam minyak (A/M) yang dapat bercampur dengan
sejumlah larutan air tambahan (lanolin). Kegunaannya sebagai emolien.

Contoh dasar salep serap adalah adeps lanae.


3. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
Adalah emulsi minyak dalam air (M/A) antara lainsalep hidrofilik lebih
dapat diterima untuk dasar kosmetik karena mudah dilap basah.
Keuntungannya adalah dapat diencerkan dengan air. Contoh dasar salep ini
adalah vanishing cream, emulsifying ointment.
4. Dasar salep yang dapat larut dalam air
Dasar salep ini juga disebut dasar salep tidak berlemak. Dasar salep ini
mempunyai keuntungan seperti dasar salep yang daat dicuci dengan ai dan
tidak mengandung lemak, sering disebut dengan gel. Contoh dasar salep
ini adalah PEG, tragacanth, PGA (Anief, 2005).

Aturan pembuatan salep:


1. Peraturan salep pertama
Zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan ke dalamnya, jika
perlu dengan pemanasan.
1. Peraturan salep kedua
Bahan yang dapat larut dalam air, jika tidak ada peraturan lain dilarutkan
terlebih dahulu dalam air, asalkan air yang digunakan dapat diserap
seluruhnya oleh basis salep. Jumlah air yang digunakan dikurangi dari
basis.
2. Peraturan salep ketig
sebagian dapat larut dalam lemak dan air harus diserbuk
Bah terlebih dahulu kemudian diayak dengan pengayak B40.
an 3. Peraturan salep keempat
yan Salep yang dibuat dengan jalan mencairkan, campurannya harus diaduk
g sampai dingin. Bahan yang ikut dilebur, penimbangannya harus
dilebihkan 10 – 20% untuk mencegah kekurangan bobotnya (Syamsuni,
suka 2006)
r
1 Asam Salisilat
larut
Pemerian : Hablur ringan tidak berwarn atau serbuk berwarna
atau
putih ; hampir tidak berbau ; rasa agak manis dan tajam
han
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian
ya
etanol (95%) P ; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P
; larut dalam larutan amonium asetat P, dinatrium hidrogen fosfat,
kalium sitrat P dan natrium sitrat P
an natrium sitrat P
Khasiat : Keratolitikum ; anti fungi (Depkes RI, 1979)
2 Vaselinum Flavum
Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, kuning muda sampai
kuning ; sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga
dingin tanpa diaduk. Berfluoresensi lemah, juga jika dicairkan
tidak berbau ; hampir tidak berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
(95%) P; larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam eter
minyak tanah P, larutkan kadang – kadang beropalesensi lemah
Fungsi ; Basis krim (Depkes RI, 1979)
3 Etanol
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna.
Bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah
0
menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78 .
Mudah terbakar.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur
dengan semua pelarut Organik

III. Alat dan Bahan


Alat : Bahan :
1 Objectglass 1. Asam Salisilat
2 Alat Gelas 2. Vaselinum Flavum
3 Cawan Porselen 3. Spiritus Fortior / Etanol 96%
4 Stamfer
5 Mortir
6 Roller Mill
7 Kaca Bundar
8 Kertas saring
9 Anak timbangan
10 stopwacth
FORMULA

R/ Asam Salisilat 2 gram


Vaselinum Flavum ad 25 gram
m.f ungt
S.U.E
VII.PERHITUNGAN JUMLAH BAHAN

Asam salisilat = 29 gr
Vaselin flavum=25 gr

Asam salisilat=2 gr
Vaselin flavum=25 gr – 2 gr
=23 gr + 10%

VIII.PENIMBANGAN BAHAN

N NAMA PENIMBANGAN KETERANGAN


O.
1. ASAM 2gr Menggunakan kertas perkamen
SALISILAT
2 VASELIN 23 gr Menggunakan kertas perkamen
FLAVUM

CARA KERJA

1.Persiapkan alat dan bahan akan di gunakan


2.setarakan timbanagn
3.timbang bahan yang akan di gunakan:
Asam salisilat = 2 gr
Vaselin flavum = 23 gr
4.masukkan asam salisilat + 3 tetes spiritus fortior,gerus ad homogen
5.masukkan vaselinflavum,gerus ad homogen
6.setelah (4) + (5) aduk ad homogen lalu masukkan ke dalam pot salep,beri etiket setelah
itu lakukan evaluasi salep yang sudah jadi
VIII. Prosedur Evaluasi
1) Uji Daya Sebar

Ditimbang 0,5 gram unguentum, letakkan ditengah alat

Ditutup dengan kaca yang sudah ditimbang, biarkan 1 menit


kemudian ukur diameter unguentum

Tambahkan beban 50 gram, biarkan 1 menit, ukur diameter

Lanjutkan sebanyak 3 kali, dengan menambahkan tiap kali beban


tambahan 50 gram

Gambarkan dalam grafik hubungan antar beban dan luas salep yang menyebar

2) Uji Daya Lekat

Diletakkan salep secukupnya diatas objectglass yang telah ditentukan luasnya


Diletakkan objectglass yang lain diatas unguentum tersebut

Ditekan dengan bahan tambahan 50 gram selama 5 menit

Dipasang objectglass pada alat uji

Dicatat waktu yang diperlukan objectglass pada saat terlepas

Diulangi sebanyak 3 kali

3) Uji Kemampuan Proteksi

Diambil sepotong kertas saring (10x10 cm). Basahi dengan larutan PP untuk
indikator. Setelah itu kertas dikeringkan

Dioleskan unguentum pada kertas saring satu muka, seperti lazimnya orang
menggunakan unguentum

Disiapkan kertas saring yang lain berukuran (2,5x2,5 cm) dengan pembatas
paraffin padat yang dilelehkan

Ditempelkan kertas saring yang lebih kecil diatas kertas saring yang lebih besar

Diteteskan areal dengan KOH 0,1 N


4) Uji Homogenitas

Diuji homogenitas diamati dengan menggunakan kaca pembesar.


Hasil peraktikum :
PEMBAHASAN :

PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kelompok kami melakukan praktikum pembuatan sediaan
semi solid pada salep,kami menggunakan 2 komponen yaitu asam salisilat sebagai
bahan aktif yang berkhasiat sebagai keratolikum dan antifungi, dan vaselin flavum
yang berfungsi sebagai basis krim.
Selanjutnya, kita buat sedian salep tersebut sebanyak 25 gram. Dan setelah
sediaan salep kita jadi, selanjutnya kita akan melakukan uji homogenitas, uji pH, dan
uji organoleptis. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sedian salep
tersebut dapat tersebar dengan rata terhadp kulit kita, dan sediaan selap yang kita buat
menghasilkan sediaan yang homogen, terbukti dari tidak adanya Kristal pada kaca
objek.
Selanjutnya uji ph, uji ph dimaksudkan untuk mengetahui apakah sedian salep
yang kita buat sesuai dengan ph kulit, sesuai literatur, ph kulit normal kisaran antara
4,5-7, sedangkan sedian salep yang kita buat menghasilkan ph 2,97(asam), ini
dikarenakan salah satu bahan yang kita pakai adalah asam salisilat, dan kita
kebanyakan menggunakan asam salisilat tersebut. Salep yang terlalu basa
menyebabkan memicu terjadinya iritasi kulit. Uji organoleptis, menghasilkan sediaan
yang berwana butuh, barbau khas.
Permasalahan yang kelompak kita hadapi selama praktikum yaitu kekurang
telitian saat menimbang bahan asam salisilat serbuk sehingga mengakibatkan salep
yang kita buat terlalu asam. Maka dari itu kita menurut kita salep yang kita buat tidak
memenuhi syarat, dari ke 3 uji hanya 2 yang lolos sedangkan uji ph tersebut sangat
penting bagi uji salep tersebut.karena dapat mengakibatkan efek iritasi pada pasien
karena terlalu asam. \

Kesimpulan
 Sediaan salep dari kelompok kita tidak bisa dipakai, dikarenakan tidak
memenuh i syarat uji ph.
 Ph kulit normal kisaran antara 4,5-7, apabila terlalu asam dapat
menyebabkan iritasi kulit, dan apabila terlalu basa dapat menyebabkan
kulit kering.
 Adanya kesalahan dalam pembuatan yang membuat kadar pH tidak
memenuhi syarat ktentuan antara lain, terlalu sedikit pemberian bahan
asam yang membuat sediaan di bawah rentang kadar kulit.
Daftar Pustaka
Anief, M., 2005. Ilmu Meracik Obat . Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta
Anonim, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta
Anonim, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta
Ansel, H.C., 1989. Pengantar Sediaan Farmasi, edisi 4.
Universitas Indonesia. Jakarta
Raymond, dkk., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients sixth
Edition. Pharmaceutical Press and American Pharmacists
Association. Inggris
Syamsuni, 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Penebit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai