DISUSUN
OLEH:
NAMA : TAQIYYAH TAUFIQAH PUTRI
KELAS : REGULER C
NIM : 19.117.AF
INSTRUKTUR:DZULASFI,.S.Fram., M.Si,. Apt
b. Gliserol
Gliserol dipakai sebagai zat tambahan, antimikroba dan kelembapan. Pada dasarnya basis formulasi
sediaan pasta tidak jauh berbeda dengan basis yang digunakan dalam formulasi sediaan salep, yaitu :
c. Basis Hidrokarbon
Karakteristik :
❖
Tidak diabsorbsi oleh kulit
❖
Inert
❖
Tidak bercampur dengan air
❖
Daya adsorbsi air rendah
❖
Menghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan tahan air dan meningkatkan
absorbsi obat melalui kulit. Dibagi menjadi 5, yaitu : Soft paraffin, Hard paraffin, Liquid paraffin,
Paraffin substitute, paraffin ointment Contoh : vaselin, White Petrolatum/paraffin, White Ointment
d. Basis Absorbsi
❖ Karakteristik : bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah tertentu air dan larutan cair.
❖ Terbagi : Non emulsi co, basis ini menyerap air untuk memproduksi emulsi air dalam minyak .
❖ Terdiri atas : Wool fat, wool alcohols, beeswax and cholesterol.
❖ Emulsi A/M co, terdiri atas : Hydrous wool fat (lanolin), Oily cream.
e. Larut Air
Misalnya PEG (polyethylene Glycol) yang mampu melarutkan zat aktif yang tak larut dalam air dan
meningkatkan penyebaran obat. Bersifat stabil, tersebar merata, dapat mengikat pygmen dan
higroskopis (mudah menguap), sehingga dapat memberikan kenyamanan pada pemakaian sediaan
pasta.
f. Air-misibel, misalnya salep beremulsi.
Teknik Pencampuran dalam Pembuatan Sediaan Semi Padat
Pencampuran adalah salah satu operasi farmasi yang paling umum. Sulit untuk menemukan produk
farmasi dimana pencampuran tidak dilakukan pada tahap pengolahan.
Pencampuran dapat didefinisikan sebagai proses di mana dua atau lebih komponen dalam kondisi
campuran terpisah atau kasar diperlakukan sedemikian rupa sehingga setiap partikel dari salah satu
bahan terletak sedekat mungkin dengan partikel bahan atau komponen lain.
Proses ini melibatkan pencampuran gas, cairan atau padatan dalam setiap kombinasi dan rasio dua
atau lebih komponen yang mungkin (Madinah, 2008).
Tujuan pencampuran adalah sebagai berikut.
• Untuk memastikan bahwa ada keseragaman bentuk antara bahan tercampur yang dapat
ditentukan dengan mengambil sampel dari bagian terbesar bahan dan menganalisisnya, yang harus
mewakili komposisi dari keseluruhan campuran.
• Untuk memulai atau meningkatkan reaksi fisika atau kimia seperti difusi, disolusi, dll (Madinah,
2008).
Umumnya pencampuran dilakukan untuk memperoleh jenis produk berikut.
1. Ketika dua atau lebih cairan misibel dicampur bersama-sama, hasilnya dikenal sebagai larutan
nyata.
2. Ketika dua cairan imisibel dicampur dengan agen pengemulsi, hasilnya dikenal sebagai emulsi.
3. Ketika padatan dilarutkan dalam suatu pembawa, hasilnya dikenal sebagai larutan.
4. Ketika padat tidak larut dilarutkan dalam suatu pembawa, hasilnya dikenal sebagai suspensi.
5. Ketika padatan atau cairan dicampur dengan basis semi padat, hasilnya dikenal sebagai salep atau
supositoria.
6. Ketika dua atau lebih bahan padat bersama, diperoleh serbuk yang bila diisi ke dalam kapsul
dikenal sebagai kapsul dan ketika dikompresi di bawah tekanan tinggi disebut tablet (Madinah,
2008).
Campuran pasta dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Campuran positif
Jenis campuran ini terbentuk ketika dua atau lebih gas atau cairan misibel dicampur bersama-sama
melalui proses difusi. Dalam hal ini tidak diperlukan energi, cukup hanya dengan memberikan waktu
untuk pembentukan larutan. Jenis bahan ini tidak memberikan masalah dalam pencampuran (Bhatt
& Agrawal, 2007).
2. Campuran negatif
Campuran jenis ini terbentuk ketika padatan tidak terlarut dicampur dengan pembawa untuk
membentuk suspensi atau ketika dua cairan tidak saling larut yang dicampur untuk membentuk
emulsi. Pencampuran ini lebih sulit disiapkan dan memerlukan tingkat dengan kekuatan
pencampuran yang lebih tinggi komponen eksternal karena ada kecenderungan campuran ini
terpisah kecuali jika terus diaduk (Bhatt & Agrawal, 2007).
3. Campuran netral
Banyak produk farmasi seperti pasta, salep, dan serbuk tercampur adalah contoh campuran netral.
Produk tersebut statis dan komponennya tidak memiliki kecenderungan bercampur secara spontan
tetapi sekali tercampur, mereka tidak akan terpisah dengan mudah (Bhatt & Agrawa], 2007).
Dalam semua jenis campuran, pencampuran dicapai dengan menerapkan satu atau lebih dari
mekanisme berikut.
• Convective mixing : perpindahan sekelompok partikel dalam jumlah besar terjadi dari satu bagian
powder bed ke bagian lain. Convective mixing disebut sebagai selama convective mixing yang
pencampuran makro.
• Shear mixing : Selama shear mixing gaya geser terbentuk dalam massa bahan dengan
menggunakan agitator arm atau blast of air.
• Diffusive mixing : Selama diffusive mixing, bahan bahan miring sehingga gaya gravitasi
menyebabkan lapisan atas tergelincir dan difusi partikel individu berlangsung di atas permukaan
yang baru dikembangkan. Diffusive mixing disebut sebagai pencampuran mikro (Bhatt & Agrawal,
2007).
Mixing Guidelines
1. Gunakan waktu yang cukup dalam pencampuran untuk memastikan bahwa polimer benar benar
terhidrasi sebelum menambahkan komponen formulasi tambahan.
2. Pencampuran yang berlebihan atau tidak tepat selama dispersi dapat menyebabkan udara
terperangkap, variasi viskositas, dan/atau ketidak stabilan formulasi. Udara terperangkap dapat
diminimalkan dengan menggunakan variable drive motor. Setelah polimer terdispersi, udara ter
perangkap dapat diminimalkan dengan reposisi impeller dan mengurangi kecepatan pencampuran.
Biarkan dispersi asam untuk melepaskan gelembung udara terperangkap.
3. Dianjurkan melakukan pengadukan sedang.
4. Setiap pencampuran intensitas tinggi yang diperlukan harus diselesaikan sebelum netralisasi.
5. Hindari pencampuran high shear dengan waring blender atau rotor stator homogenizers.
Pencampuran seperti itu dapat menggeser polimer dan menghasilkan kehilangan fungsionalitas
permanen.
6. Jika busa persisten dihasilkan, busa tersebut dapat hilang dengan merusak polimer secara parsial
dengan penambahan asam dengan kadar yang sangat rendah sebelum menetralisir dispersi dengan
basis yang cocok. Asam klorida atau fosfat memiliki efektivitas sebesar 0,5% dari berat polimer yang
digunakan (Anonim, 2011).
Bentuk sediaan semi padat seperti salep dan krim digunakan untuk bagian eksternal. Sediaan ini
sering digunakan ketika resep dokter memerlukan kombinasi dari dua atau lebih salep atau krim
dalam rasio tertentu atau penggabungan obat ke dalam salep atau basis krim. Salep berbasis minyak
dan krim berbasis air. Karena pencampuran langsung dari bahan bahan tidak selalu dapat
dilaksanakan, penggabungan agen lain diperlukan untuk memastikan partikel berukuran halus.
• Wetting agent : menggantikan udara dari partikel dan memungkinkan mereka untuk bercampur
lebih baik. Contoh: alkohol.
• Levigating agent : mengurangi ukuran partikel. Contoh: minyak mineral, gliserin
• Suspending agent : zthickening agent yang memberikan struktur ke suspensi. Memungkinkan
partikel mudah terdispersi. Contoh: karboksi metil selulosa, tragakan (Madinah, 2008).
Teori Pencampuran Sediaan Semi Padat
• Pellet and powder state : penambahan sejumlah kecil cairan ke sebagian besar serbuk kering
padatan menjadi bola dan membentuk pelet kecil. Pelet tertanam dalam matriks serbuk kering, yang
memiliki efek bantalan dan membuat pelet sulit putus. Secara keseluruhan, zat padat ini mengalir
bebas dan tingkat homogenisasinya rendah.
• Pelet state : penambahan lebih lanjut dari hasil cairan dalam konversi serbuk kering berlebih
menjadi pelet, sampai akhirnya semua bahan pelet tidak melekat dan agitasi akan menyebabkan
agregat terurai menjadi butiran yang lebih kecil. Tingkat pencapaian homogenisasi bahkan lebih
rendah daripada di tahap pelet dan serbuk dan adalah powder state bertujuan dalam bubuk untuk
melembabkan granulasi tablet.
• Plastic state : Sementara isi cairan meningkat lebih jauh, karakter campuran berubah secara nyata,
agregat bahan menempel, penampilan granular hilang, campuran menjadi lebih atau kurang
homogen. Sifat plastik muncul, campuran menjadi sulit untuk bergeser, yang mengalir pada
tegangan rendah tetapi rusak di bawah tekanan tinggi. Homogenisasi dapat dicapai jauh lebih cepat
daripada di kasus sebelumnya. Tingkat ini diperoleh misalnya ketika membuat massa pil.
• Sticky state : penggabungan cairan terus menerus menyebabkan campuran mencapai keadaan
lengket, penampilan menjadi seperti pasta, permukaan mengkilap, dan massa melekat pada
permukaan padat. Massa mengalir dengan mudah, bahkan di bawah tekanan rendah, tetapi
homogenitas dicapai secara perlahan.
• Liquid state : akhirnya, penambahan cairan hasil penurunan konsistensi sampai tingkat cairan
tercapai. Dalam keadaan ini, campuran mengalir menurut beratnya sendiri dan akan mengalirkan
permukaan vertikal (Bhatt & Agrawal, 2007).
Disolusi Giometri Salep
Extemporaneous compounding salep dan krim seringkali melibatkan penggunaan mortir dan
stamper, spatula dan ointment slab. Kunci untuk campuran homogen adalah menggunakan alat ini
dengan baik dan menggabungkannya dengan metode dilusi geometrik dalam persiapan semua
produk salep ateu krim.
Pengenceran geometris adalah proses dimana campuran homogen atau bahkan distribusi dua atau
lebih zat tercapai. Bila menggunakan metode ini, jumlah terkecil bahan aktif dicampur secara
menyeluruh dengan volume pengencer atau basis pada ointment slab yang sama.
Pengencer atau basis berlebih ditambahkan dalam jumlah yang sama dengan volume dari campuran
pada ointment slab. Proses ini diulang sampai semua pengencer atau basis dimasukkan ke dalam
campuran. Meskipun metode ini memakan waktu, namun akan membuat campuran homogen atau
dispersi halus dari obat salep atau krim (Madinah, 2008).
Alat Pencampur Sediaan Semi Padat
1. Spatula
Spatula biasanya digunakan untuk memindahkan bahan padat seperti serbuk, salep, atau krim.
Mereka juga digunakan untuk mencampur bahan bersama sama menjadi campuran homogen.
Spatula tersedia dalam stainless steel, plastik dan hard rubber. Jenis spatula yang digunakan
tergantung pada apa yang sedang dipindahkan atau dicampur (Madinah, 2008).
2. Mortir dan stamper
Mortir dan stamper digunakan untuk menggiling partikel ke dalam bubuk halus (triturasi).
Penggabungan cairan (levigasi) dapat mengurangi ukuran partikel lebih lanjut. Mortar dan stamper
terbuat dari kaca, porselin, wedgwood atau marmer. Kaca lebih baik digunakan untuk pencampuran
bentuk sediaan cairan dan semi padat (Madinah, 2008).
3. Water bath
Fungsi utama dari water bath adalah untuk menciptakan suhu yang konstan dan digunakan untuk
inkubasi pada analisis mikrobiologi. Serta, digunakan untuk melebur basis, menguapkan ekstrak.
Pemanasan untuk mempercepat kelarutan.
4. Cawan penguap
Cawan berfungsinya untuk melarutkan bahan yang setengah padat, jadi semacam tempat wadah,
dan melarutkannya di atas asbes besi dan di bakar pakar spirtus. Nanti ada di bawah. Banyak
ukurannya, ada yang kecil sampai besar.
5. Sudip/Kertas rongen
Sudip berfungsi untuk membersihkan dan mengambil sisa sisa obat yang habis dibuat.
6. Timbangan
Ada dua jenis timbangan, yaitu timbangan halus dan timbangan kasar. Timbangan halus tersimpan di
kotak ada pintunya dan ukurannya lebih kecil,tapi Timbangan kasar dia lebih besar dan tidak
tertutup.
7. Pinset/penjebit
Pinset berfungsi untuk mengambil bahan atau cawan penguap. Jadi tidak boleh sembarang tangan.
Untuk mengambil ukuran timbangan juga harus pakai pinset.
8. Sendok tanduk
Sendok tanduk berfungsi untuk mengambil bahan agar tidak akan terkontaminasi oleh zat lain.
Cara pembuatan :
Gerus serbuk Zinci Oxyde lalu ayak dengan ayakan no. 100. Setelah itu tambahkan dalam mortir
Aqua Calcis dan campur baik-baik. Setelah itu tambahkan minyaknya sekaligus, diaduk baik-baik
sampai diperoleh masa yang homogen. Tipe emulsi yang terjadi A/M, untuk penstabilan sebagian
minyak kira-kira 3% diganti dengan Cera alba. Penggerusan jangan lama-lama, karena dapat terjadi
pecahnya emulsi. Penstabilan dapat dilakukan pula dengan penambahan Acidum Oleinicum crudum
(1 tetes per 5 gram minyak) dicampur dulu pada minyak. Pada pencampuran dengan Aqua Calcis
akan terbentuk sabun Ca-Oleat, yang akan menstabilkan emulsi A/M, setelah itu ditambah ZnO dan
dicampur baik-baik.
Pembuatan skala industri
1. Penentuan bahan yang berkualitas
2. Tes sterilisasi awal
3. Sterilisasi terminal dari pasta
4. Filtrasi agar jenih
5. Pengerjaan penampilan
6. Penggunaan LAF
7. Uji stabilitas obat
8. Tonisitas
> Menurut kamus lengkap kedokteran hal 263 Tonisitas adalah tegangan otot yang sehat.
> Menurut farmasi fisik hal 483
Tonisitas larutan dapat ditentukan dengan menggunakan salah satu yaitu hemolisis, pengaruh
berbagai larutan diperiksa berdasarkan timbulnya efek ketika disuspensi kan dengan darah.
> Menurut SDF ha1358 Tonisitas mengacu pada tekanan osmotik yang diberikan oleh larutan atau
padatan larutan ini. Tonisitas adalah membandingkan tekanan osmosa antara dua cairan yang
dipisahkan oleh membrane semi permeabel.
9. Viskositas
Viskositas merupakan ukuran kekentalan suatu fluida yang bergerak dari satu tempat ke tempat
lainnya, seperti kita ketahui setiap fluida atau zat yang memiliki ukuran kekentalan masing masing-
misalnya minyak dan air,yang memiliki ukuran kekentalan yang berbeda.
10. Pengemasan
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk
ditransportasikan, didistribusikan, disimpan.
11. Pemeriksaan hasil dengan teliti
Peralatan yang dibutuhkan untuk pembuatan sediaan semi padat untuk skala kecil (laboratorium)
maupun untuk skala besar (industri) pada prinsipnya sama.
Perbedaannya hanya pada kapasitas alatnya, pada skala laboratorium kapasitas peralatannya lebih
kecil. Peralatan yang dibutuhkan untuk pembuatan sediaan semi padat untuk skala kecil
(laboratorium) maupun untuk skala besar (industri) pada prinsipnya sama. Perbedaannya hanya
pada kapasitas alatnya, pada skala laboratorium kapasitas peralatannya lebih kecil.
Dalam praktek yang lebih sederhana.