Larutan intravena volume besar adalah injeksi dosis tunggal untuk intra dikemas didalam
wadah bertanda bervolume lebih dari 100 ml. (FI IV hal 10).
(dalam %)
Pengawat antimikroba
Benzil alkohol 0,5-10,0
Benzetonium klorida 0,01
Butil paraben 0,015
Metoksazol 0,25-05
Klorobutanol 0,1-0,25
Meiil paraben 0,01-0,18
Miristilgamma pikolinum klorida 0,17
Fenol 0,065-0,5
Timerosal 0,001-0,02
Dapar
Gliserin 1,6-2,,25
Laktosa 0,14-5,0
Manitol 0,4-2,5
Dekstrosa 3,75-5,0
Natrium klorida bervariasi
Sorbitol 2,0
Natrium sulfat 1,1
Zat pengsuspensi
Gelatin 2.0
Matil selulosa 0.03-1.05
Pektin 0.2
Polietilen glikol 4000 2.7-3.0
Natrium karboksimctil selulosa 0,05-0,75
Larutan sorbitol 50.0
Anastetik lokal
Prokain HCI 2.0
Benzil A 5
Penstabil
Kreatinin 0,5-0,8
Glisin 1,5-2,25
Niasinamida 1.25-2,5
Natrium asetiltriptofanat 0,53
Natrium kaprilat 0,4
Natrium sakarin 0,03
Sinergis
Asam askorbat 0,01-0,05
Asam sitrat 0,005-0,01
Asam sitrakonat 0,03-0,45
Keterangan :
E = ekivalensi Naci
L = turunnya titilk beku molal
M= berat molekul zat
c. Metoda Liso
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑥1000
∆𝑇𝑓 = 𝐿𝑖𝑠𝑜 x
𝐵𝑀𝑥𝑉
Keterangan :
15. Bahan-bahan yang tidak memenuhi spesifikasi atau tidak lulus QC harus di tolak atau
dirusak dan dikembalikan ke suplier sesuai perjanjian.
16. Di ruang produksi (white area) :
a. zat aktif larut air (g) dan water pro injection (ml) di masukkan ke dalam mixing tank
50 1, aduk 100 rpm selama 30 menit akirkan ke mixing tank 100 1.
b. NaCl / pengisotonis yang sudah ditambahkan water pro injection (ml) dimasukkan
ke mixing tank 50 I, aduk 100 rpm, 30 menit. Alirkan ke mixing tank 100 1.
c. Tambah pengisohidris (HCI atau NaOH) (m!) (telah dikalibrasi oleh bagian R&D)
dan aqua pro inction ad 100 I (ad tanda pada dinding dalam mixing tank), aduk
1500 rpm selama 1 jam
d. Untuk pembebasan pirogen. Filtrasi larutan pada membrane penyaring dengan
jalan pengaliran melalui pipa pada suhu 85°C dengan ukuran membrane 0,1 mcg
dari bahan ester selulosa alirkan langsung ke storage tank melalui vakum. Beri
label "Quarantine). (Lachman hal 1296.1277 dan 1337).
17. Evaluasi/pemeriksaan IPC :
a. tingkat keasaman /pH (FI IV <1071> hal 1039)
b. kadar (sesuai monografi zat aktif).
18. Bila telah lulus oleh QC, produk ruahan pada storage tank divakum dan dilakukan
pengisian dengan one line filling machine. Dimana pengisian infus, penutupan (sealing)
botol infus, labelling dan filtrasi dilakukan dalam 1 jalur.
19. Tiap 15 menit selama proses pengisian dan sterilisasi, operator akan melakukan IPC:
a. keseragaman volume (FI ed IV hal 1044)
b. kelengkapan register, batch dan ED
20. Sterilisasi produk akhir dilakukan secara sterilisasi uv dari lampu kabut merkuri yang
dipancarkan secara khusus pada panjang gelombang 2537 Å dengan intensitas radiasi
20 mikrowatt tiap cm dengan waktu pemaparan 1100 detik untuk membunuh spora
Bacillus subtilis dan 275 detik untuk membunuh S. hemolyticus. (Lachman hal 1272-
1273).
21. Selesai pengisian dan sterilisasi produk yang sudah disusun pada rak
khusus dikarantina, beri label “Quarantine" lalu lakukan IPC:
ASPEK KEFARMASIAN
Aspek Industri
a. Perencanaan
Perencanaan produk biasanya diusulkan terlebih dahulu oleh bagian Business
Development yang merupakan bagian dari New Product Development (NPD),
berdasarkan pada permintaan pasar dan data dari bagian pemasaran. Setelah usulan
disepakati oleh General Manufacturing, usulan akan menyebar ke bagian NPD,
diteruskan ke bagian Business Development lalu dilakukan sourching bahan baku
setelah itu baru di registrasi.
b. Produksi
Sediaan akan di produksi berdasarkan Bulk Production Order/packaging order
yang dilakukan oleh product development. Setelah melewati batch III, maka baru
sediaan akn diproduksi secara besar-besaran oleh departemen produksi. Secara
c. Penyimpanan dan pemasaran Obat jadi/produk disimpan di bagian PPIC (Production
Planning and Inventory Control) atau yang disebut dengan bagian pergudangan dengan
sisten FIFO (First In First Out). Bila ada permintaan dari bagian marketing, bagian PPIC
harus bisa mengerti berapa banyak produk yang harus dijual berdasarkan karakter
penjualan
Nama Obat
Komposisi :
Indikasi :
Kontra Insikasi :
Efek Samping :
Aturan Pakai :
Penyimpanan :
Kemasan :
Peringatan :
Keterangan :
A = dosis
ETIKET
Nama Obat
LOGO
Komposisi :
Indikasi :
Kontra Insikasi :
Efek Samping :
Aturan Pakai :
Penyimpanan :
Kemasan :
Peringatan :
Obat Luar
PNO……..
Diproduksi Oleh
Nama dan Lambang Pabrik
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta, 1995.
2. United States Pharmacopeial Convention, The United States Pharmacopeia, 26 edition,
Twinbrook Parkway, Rockville, 2003. Pharmacopeia, British Pharmacopeia
6. Lachman. L., Lieberman. H.A., Kanig. J.L., Teori dan Praktek Farmasi Industri, edisi ketiga,
UI Press, 1994.
7. Ansel. H. C.. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat, UI Press, 1989.
8. Moffat. A. C., Jackson. J.V., Widdop. M. B., Clarke's Isolation and Identification of Drugs.
second edition. The Pharmaceutical Press, London, 1986.
9. Tim Penyusun FT. Farmakologi dan Terapi, edisi IV. UI Press, Jakarta, 1995.
10. Badan Pengawas Obat dan Makanan, Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB),
edisi 2001, BPOM, Jakarta. 2001.
11. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Formularium Nasional, edisi II, Jakarta, 1978.
12. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Informatorium Obat Nasional Indonesia,
Jakarta, 2000.
13. Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO), Volume 41,
Jakarta, 2006.