OLEH :
ERLITA MIRANTI
NIM : 201708011
OLEH :
ERLITA MIRANTI
NIM : 201708011
PERSETUJUAN
i
Proposal skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak
mengikuti Ujian Sidang
PROPOSAL SKRIPSI
Menyetujui, Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Farmasi
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
PENGESAHAN
ii
Telah di pertahankan di depan Dewan Penguji Proposal Skripsi dan dinyatakan
telah Menyelesaikan ujian Proposal Skripsi
Pada tanggal 25 Januari 2021
Dewan Penguji
Mengesahkan,
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Ketua,
DAFTAR ISI
iii
Halaman Judul..................................................................................................... i
Lembar Persetujuan............................................................................................. ii
Lembar Pengesahan............................................................................................ iii
Daftar Isi.............................................................................................................. iv
Daftar Tabel........................................................................................................ v
Daftar Gambar..................................................................................................... vi
Kata Pengantar ................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 51
DAFTAR TABEL
iv
Nomor Judul Tabel Halaman
Tabel 2.1 Kategori Diameter Zona Hambat Antibakteri...........................
26
Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian.................................................
32
Tabel 4.2 Perbandingan konsentrasi dan berat ekstrak etanol Daun
Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan Daun Kersen
(Muntingia calabura L.)............................................................
45
v
DAFTAR GAMBAR
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat allah SWT karena telah melimpahkan kasih
Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan Daun Kersen
bahwa masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima
kritik dan saran demi sempurnanya penelitian ini. Penulis berharap, semoga
laporan proposal skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.
ERLITA MIRANTI
NIM : 201708011
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
(kematian) pada anak terutama di negara berkembang adalah penyakit diare. Diare
tahun. Penyakit diare adalah pembunuh utama selain ISPA, Campak dan infeksi
lainnya (Anbhuselvam dkk, 2019). Data yang diperoleh dari World Health
Organization (WHO) menyatakan bahwa sekitar 1.7 miliar kasus diare terjadi
pada anak dan angka kematian mencapai sekitar 252.000 tiap tahunnya (WHO,
Jumlah penderita diare di Jawa Timur cukup tinggi yaitu mencapai 151.878
2019).
yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air yang lebih
dari biasanya, yaitu dalam sehari bisa mencapai 3 kali atau lebih (WHO, 2016).
Banyak faktor yang dapat menyebabkan penyakit diare, diantaranya adalah faktor
mencuci tangan) dan penyajian makanan yang mentah (Utami dan Luthfiana,
1
2
pencernaan pada hewan dan manusia. Umumnya Escherichia coli tidak berbahaya
dan merupakan bagian penting dalam saluran usus manusia yang sehat.
terlalu banyak (Febriana dkk, 2017). Cara yang dapat digunakan untuk mengobati
diare yaitu penggunaan cairan elektrolit, agen antidiare dan antibiotik. Pada
penderita diare yang telah diberikan agen antidiare namun tidak kunjung membaik
efek samping diantaranya mual, muntah, konstipasi dan perut kembung (Jawi,
2014). Antibiotik yang digunakan secara tidak rasional seperti cara dan lama
pemberian yang keliru dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten. Oleh karena
itu, diperlukan alternatif lain yang dapat digunakan untuk mengobati diare dengan
efek samping yang lebih rendah dan mengatasi resistensi antibiotik, salah satunya
yaitu dengan pemanfaatan zat aktif antibakteri dari tanaman herbal (Lestari dkk,
2016).
Pada saat ini sudah banyak dikembangkan pengobatan alternatif dari bahan
alam sebagai obat semi sintetik yang bisa didapatkan dengan mudah dilingkungan
sekitar. Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk
mengatasi diare adalah daun jambu biji (Psidium guajava L.) dan daun kersen
melaporkan bahwa daun jambu biji (Psidium guajava L.) mengandung flavonoid,
3
membran sel bakteri akibatnya berbagai komponen penting dari dalam sel bakteri
seperti protein, nukleotid dan asam nukleat keluar (Febriana dkk, 2017).
menyebabkan lisis pada sel akibatnya sel akan mati (Panjaitan, 2017). Terpenoid
bakteri terhambat atau mati (Hasanah 2018). Mekanisme kerja tanin sebagai
dkk, 2019).
Escherihchia coli pada konentrasi 25%, 50%, 75% dan 100% yang secara
berturut-turut menghasilkan zona hambat sebesar 9.23 mm, 10.42 mm, 11.69 mm,
4
13.63 mm (Girsang dkk, 2019). Daun kersen (Muntigia calabura L.) memiliki
macam konsentrasi yaitu 12.5%, 25%, 50%, 75% yang secara berturut-turut
menghasilkan zona hambat sebesar 12.83 mm, 15.83 mm, 17.74 mm, 19.83mm
(Handoko dkk, 2019). Namun belum ada penelitian yang menunjukkan kombinasi
dari daun jambu biji (Psidium guajava L.) dan daun kersen (Muntigia calabura
mengkombinasikan ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava L.) dan
daun jambu biji (Psidium guajava L.) dan daun kersen (Muntigia calabura L.)
diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96% selama 3x24
Escherichia coli.
etanol daun jambu biji (Psidium guajava L.) dan daun kersen
Escherichia coli.
etanol daun jambu biji (Psidium guajava L.) dan daun kersen
etanol daun jambu biji (Psidium guajava L.) dan daun kersen
6
lanjut.
khususnya daun jambu biji (Psidium guajava L.) dan daun kersen
TINJAUAN PUSTAKA
Jambu biji (Psidium guajav L.) masuk kedalam family Myrtaceae, berasal
dari Amerika tropis. Tumbuhan ini dapat tumbuh pada tanah yang liat ataupun
gembur, tempat terbuka dan mengandung cukup banyak air. Tanaman ini banyak
ditanam sebagai pohon buah – buahan, namun juga dapat tumbuh dengan liar dan
banyak, batang pada tumbuhan ini berkayu, kulit batangnya licin, berwarna coklat
bunga, keluar dari ketiak daun, dan memiliki warna putih. Bunganya kecil, terdiri
dari dua mahkota masing – masing terdapat 4 – 5 kelopak dengan jumlah mahkota
yang sama. Buah pada tumbuhan ini memiliki bentuk bulat sampai bulat telur,
buah yang masih mentah berwarna hijau sedangkan buah yang telah masak
berwarna hijau kekuningan sampai kuning. Daging buahnya tebal, buah yang
telah masak memiliki tekstur yang lunak, berwarna merah jambu. Memiliki biji
7
8
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Myrtales
Family : Myrtaceae
Genus : Psidium
flavonoid dan saponin (Girsang dkk, 2019). Satiyarti (2019) melaporkan bahwa
daun jambu biji positif menggandung flavonoid, alkaloid, terpenoid, tanin dan
saponin. Penelitian yang dilakukan oleh Agustina (2018) melaporkan bahwa daun
jambu biji positif mengandung flavonoid, saponin, tanin, alkaloid dan terpenoid.
9
Daun jambu biji secara luas digunakan sebagai obat tradisional untuk
(Aswarita, 2013). Daun jambu biji juga memiliki khasiat sebagai antiradang,
itu, rebusan daun dan kulit batang dari jambu biji dapat digunakan untuk
pengobatan tradisional seperti diare, mual, pusing dan gangguan mestruasi. Daun
jambu biji segar dapat dikunyah untuk mengobati gusi berdarah, mengatasi bau
Kersen (Muntingia calabura L.) kadang disebut sebagai ceri atau talok
merupakan salah satu tumbuhan negri tropis. Tanaman kersen berasal dari benua
Amerika akan tetapi banyak dibudidayakan didaerah yang hangat seperti di Asia.
kerap digunakan sebagai pohon peneduh (Shobri, 2018). Tumbuhan ini dapat
tumbuh dengan subur ditanah yang tandus dan toleran terhadap asam dan basa.
dijumpai di pinggir jalan, di tepi saluran pembuangan air, bahkan ditengah retakan
rumah. Buah yang sudah matang dan memiliki rasa yang manis dapat dimakan
dan selalu hijau. Batang pada tanaman ini berwarna coklat memiliki permukaan
yang kasar dan bergaris – garis. Tanaman ini memiliki daun tunggal, berbentuk
bulat telur dengan ukuran panjang 4.5 - 14 cm dan lebar 1.5 – 4 cm, ujung
runcing, tepi daun bergerigi, berbulu, mudah layu, daun bagian bawah berwarna
kelabu dan memiliki bulu (Sariyati, 2016). Bunganya berisi 1-5 kuntum, terletak
diketiak agak atas tumbuhnya daun, berkelamin dua, memiliki tangkai panjang,
berambut halus, mahkotanya bertepi rata, berwarna putih, tipis. Benang sari
berjumlah banyak yaitu mulai dari 10 sampai mencapai lebih dari 100 helai
(Sagala, 2018). Bunga yang sudah mekar akan menonjol keluar keatas helai-helai
daun, namun setelah menjadi buah akan menggantung kebawah dan tersembunyi
dibagian bawah helai daun. Bentuk buah tanaman kersen adalah bulat, berwarna
merah dengan diameter 15 mm, berisi ribuan biji yang kecil dan terkubur dalam
daging buah yang lembut. Biji berbentuk bulat, berukuran kecil dan berwarna
2016).
Kingdom : Plantae
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Family : Elaeocarpaceace
Genus : Muntingia L.
siregar, 2019). Sagala, (2018) melaporkan bahwa daun kersen positif mengandung
alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin. Penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari,
sakit kepala, mengobati penyakit asam urat dan flu. Daun kersen juga dapat
(Siddiqua et al. 2010). Juriah dkk, (2020) melaporkan bahwa daun kersen
2.3 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses penarikan senyawa kimia (zat aktif) dalam
suatu simplisia dengan menggunakan metode dan pelarut yang tepat dan sesuai
(Aswad, 2018). Tujuan ekstraksi adalah untuk memisahkan atau mendapatkan zat
– zat yang memiliki kandungan khasiat sebanyak – banyaknya dari zat –zat yang
tidak memiliki khasiat agar lebih mudah disimpan dan digunakan serta tujuan
memiliki kandungan zat – zat berkhasiat atau zat – zat lain yang digunakan untuk
yang akan di ekstraksi dan pelarut yang sesuai kedalam wadah yang tertutup rapat
pada suhu ruang. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dipisahkan dari sampel
pengembangan dan penelitian obat bahan alam di Indonesia yang berguna untuk
menjamin keamanan dan mutu dari sediaan obat yang dibuat (Utami dkk, 2016).
sebagai bahan baku obat harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam
1. Identitas Tanaman
2000).
14
2. Uji Organoleptik
bau, bentuk dan rasa. Tujuan dari parameter ini adalah sebagai
2000).
senyawa kimia yang terkandung dalam suatu ekstrak. Uji ini berfungsi
2013).
dengan pelarut (alkohol atau air) untuk ditentukan jumlah solute yang
1. Susut Pengeringan
sampai berat konstan dan dinyatakan dalam nilai persen. Dalam hal
menguap dan sisa dari pelarut organik menguap) identik dengan kadar
2. Bobot Jenis
parameter khusus dari ekstrak cair sampai ekstrak pekat (kental) yang
3. Kadar Air
4. Kadar Abu
Kingdom : Bacteria
Divisi : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
saluran pencernaan manusia dan hewan, memiliki sifat oportunistik yaitu infeksi
yang diakibatkan oleh organisme yang tidak menimbulkan penyakit pada orang
dengan sistem kekebalan tubuh yang normal, namun dapat menimbulkan penyakit
pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk (Dhafin, 2017). Bakteri
batang pendek dengan panjang sekitar 2 µm, berdiameter 0.7 µm dan lebar 0.4-0.7
µm dan memiliki sifat anaerob fakultatif (Kusuma, 2010). Selnya bisa berbentuk
tunggal, berpasangan, berantai pendek dan biasanya tidak berkapsul. Bakteri ini
dapat bertahan didalam air dan pada tanah sampai berbulan-bulan, namun dapat
mati pada pemanasan dengan suhu 60°C selama 20 menit (Dhafin, 2017).
18
2.6 Antibiotik
Antibiotik adalah zat atau obat dihasilkan oleh mikroba terutama fungi
mikroba yang merugikan manusia yaitu mikroba yang dapat menyebabkan infeksi
sel mikroba, menghambat sintesis protein sel mikroba dan menghambat sintesis
atau merusak asam nukleat mikroba (Ratnasari, 2016). Dibawah ini adalah
1. Penisilin
sel bakteri. Mekanisme kerja dari obat golongan penisilin adalah obat
dapat memiliki afinitas yang berbeda pula untuk suatu obat, masing-
sel, namun pada pelekatan di sel lain dapat menimbulkan dinding sel
terhambat akibat dari struktur obat tertentu yang serupa dengan asil-
2. Sefalosporin
2014).
(Ciptaningtyas, 2014).
2016).
2. Aminoglikosida
3. Tetrasiklin
asam amino baru ke dalam rantai peptid yang baru. Mekanisme kerja
sel yang peka obat ini akan dikonsentrasikan dari lingkungan oleh
suatu transport aktif yang bergantung pada energi dan tidak langsung
meninggalkan sel. Sedangkan pada sel yang resisten, obat ini tidak
22
ditransfer aktif kedalam sel dan dapat meninggalkan sel dengan cepat
4. Kloramfenikol
asam amino baru pada rantai peptid yang mulai muncul, hal ini
5. Makrolida
(Ratnasari, 2016).
23
6. Polipeptida
7, 2015).
7. Rifampisin
(Yuana, 2016).
8. Quinolone
2016).
2.7 Antibakteri
Antibiotik adalah zat-zat kimia yang berasal dari fungi dan bakteri yang
dilemahkan. Antibiotik tidak merugikan sel-sel jaringan manusia, hal ini berbeda
dengan daya kerja antiseptik yang tidak membedakan antara jaringan tubuh dan
bakteriostatik dan bakterisid. Bakteriostatik adalah suatu obat atau zat yang
biak. Bakterisid adalah suatu obat atau zat yang mampu membunuh
berkurang bahkan sampai habis karena sudah tidak mampu lagi melakukan
menurun secara bertahap, baik pada media padat maupun media cair. Metode ini
diinokulasi dengan bakteri uji dan diinkubasi. Hasil pengamatan antimikroba yang
diperoleh berupa tumbuh atau tidaknya mikroba dalam media. Metode ini
(KBM) dapat ditentukan. Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah sampel
yang dibutuhkan dalam percobaan harus jernih, karena jika sampel keruh akan
mempersulit pengamatan dan memerlukan alat yang lebih banyak (Sofya, 2018).
Prinsip dari metode ini adalah untuk mengukur zona hambat dari
pertumbuhan bakteri yang diakibatkan oleh aktivitas antibakteri pada media padat.
Zona hambat dari pertumbuhan bakteri adalah daerah yang jernih, semakin luas
Metode ini juga disebut sebagai tes Kirby dan Bauer merupakan
salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui aktivitas dari suatu
(Aswad, 2018).
Berdasarkan pada table 2.1 dapat diketahui bahwa zona hambat antibakteri
sorong dengan satuan mili meter (mm). Zona hambat yang terbentuk ditunjukkan
dengan adanya daerah bening disekitar media yang diberikan agen antibakteri atau
antibiotik.
BAB III
Ekstrak kental daun jambu biji (Psidium guajava L.) dan daun kersen Peremajaan bakteri
(Muntingia calabura L.)
Analisis data
: Diteliti
: Tidak Diteliti
27
28
guajava L.) dan ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.)
Escherichia coli
(Psidium guajava L.) dan daun kersen (Muntingia calabura L.) yang
25%:75%
BAB IV
METODE PENELITIAN
jambu biji (Psidium guajava L.) dan ekstrak etanol daun kersen (Muntingia
4.2.1 Populasi
yang memiliki karakteristik dan kualitas tertentu untuk dipelajari dan kemudian
adalah daun jambu biji (Psidium guajava L.) dan daun kersen (Muntingia
calabura L.) yang diperoleh dari desa bringinan, kecamatan jambon, kabupaten
ponorogo.
4.2.2 Sampel
penelitian (Sagala, 2018). Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah daun
jambu biji (Psidium guajava L.) dan daun kersen (Muntigia calabura L.)
29
30
penelitian ini adalah Simple Random Sampling. Simple Random Sampling adalah
suatu cara pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi diberi kesempatan
Uji Determinasi
Peremajaan bakteri
Ekstraksi menggunakan metode maserasi
Pengecatan gram
Ekstrak kental daun jambu biji (Psidium guajava L.) dan daun
kersen (Muntingia calabura L.)
Penanaman bakteri
Uji standardisasi Uji bebas etanol
ekstrak
Analisis data
kombinasi dari ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dan daun
3. Variabel Kontrol
Definisi operasional adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti
(Sugiyono, 2015).
(lokal), cawan petri (lokal), jarum ose (lokal), cawan porselin (lokal),
sampel ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava L.) dan
Escherichia coli.
bahwa tanaman yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan daun jambu
biji (Psidium guajava L.) dan daun kersen (Muntingia calabura L.). Determinasi
Sampel daun jambu biji (Psidium guajava L.) sebanyak 2 kg dan daun
kersen (Muntigia calabura L.) sebanyak 2.25 kg dipilih dengan sortir basah dan
kering daun jambu biji (Psidium guajava L.) dan daun kersen (Muntigia calabura
L.) segera diserbuk dengan mesin penyerbuk atau blender kemudian diayak
dengan mesh no.80 sehingga diperoleh serbuk daun jambu biji (Psidium guajava
L.) dan daun kersen (Muntigia calabura L.) dengan derajat kehalusan yang
homogen. Penyerbukkan yang dilakukan bertujuan agar luas partikel bahan yang
secara efektif. Pembuatan serbuk daun jambu biji (Psidium guajava L.) dan daun
ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava L.) dan ekstrak etanol daun
kersen (Muntigia calabura L.) ditambah dengan 3 tetes asam asetat (CH 3COOH)
dan asam sulfat (H2SO4) pekat setelah itu dipanaskan. Dikatakan positif bebas
etanol apabila tidak tercium bau khas dari etanol. Dilakukannya uji bebas etanol
bertujuan untuk memastikan bahwa ekstrak yang akan digunakan tidak terdapat
1. Organoleptis
1) Flavonoid
2) Fenol
2017).
3) Saponin
4) Tanin
5) Alkaloid
6) Steroid/terpenoid
1) Flavonoid
2) Tanin
3) Saponin
4) Alkaloid
dkk, 2016).
5) Steroid
persen senyawa yang larut dalam air terhadap berat ekstrak awal
(Irsyad, 2013).
A 1−A 0
% Kadar senyawa larut air= × 100 %
B
A 1−A 0
% Kadar senyawa larut etanol= ×100 %
B
1. Susut Pengeringan
ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan ekstrak
dkk, 2018).
2. Bobot Jenis
guajava L.) dan ekstrak etanol Daun Kersen (Muntigia calabura L.)
Kerapatan ekstrak
Bobot jenis ekstrak =
Kerapatan air
3. Kadar Air
Biji (Psidium guajava L.) dan ekstrak etanol Daun Kersen (Muntigia
A−B
% Kadar Air = x 100 %
A
4. Kadar Abu
ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan ekstrak
A 1−A 0
% Kadar Abu Total= x 100 %
B
A 1− (Cx 0.0076 )− A 0
% Kadar Abu Larut Asam= x 100 %
B
Ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan ekstrak etanol
Daun Kersen (Muntigia calabura L.) masing – masing dibuat konsentrasi dengan
Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan ekstrak etanol Daun Kersen (Muntingia
Tabel 4.2 Perbandingan konsentrasi dan berat ekstrak etanol Daun Jambu Biji
(Psidium guajava L.) dan Daun Kersen (Muntingia calabura L.)
Perbandingan konsentrasi Perbandingan berat Volume pelarut
Replikasi
(%) (gram) DMSO 10%
25 : 75 2.5 : 7.5 ad 10 ml 3 kali
50 : 50 5:5 ad 10 ml 3 kali
75 : 25 7.5 : 2.5 ad 10 ml 3 kali
46
alat ditutup dengan kapas. Alat-alat dari kaca disterilkan dalam oven dengan suhu
170°-180°C selama 2 jam, alat dari plastik yang tidak tahan pemanasan disterilkan
dalam autoklaf dengan suhu 121°C selama 15 menit (Aswad, 2018). Sedangkan
alat-alat seperti jarum ose disterilkan dengan pemanasan api langsung (Sofya,
2018).
96% pada bagian dalam inkas. Selanjutnya sinari dengan sinar UV, tutup bagian
(Kussumaningrum, 2019).
Prosedur sterilisasi media yaitu disiapkan media yang akan digunakan, air
pada autoclave diperiksa, masukkan media pada autoklaf, atur suhu pada 121°C
selama 15 menit, biarkan suhu pada autoklaf turun menjadi 0°C, kemudian buka
Biakan murni bakteri diremajakan pada media agar padat. Diambil bakteri
escherichia coli menggunakan jarum ose steril. Kemudian jarum ose yang
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C dalam inkubator. Selanjutnya bakteri
waktu panen, yang artinya waktu tersebut telah berada pada fase logaritmik yang
mana bakteri melakukan pembelahan secara konstan dan jumlah sel meningkat
(Hasanah, 2018).
Mempersiapkan objek glass, gelas objek yang akan digunakan harus bersih
dan bebas lemak. Jarum ose disterilkan dengan cara membakarnya menggunakan
api bunsen hingga berwarna merah, dinginkan. Mengambil sampel bakteri yang
telah dibiakkan menggunakan ose steril, letakkan diatas objek glass. Kemudian
dilakukan fiksasi, dengan cara menyentuhkan permukaan bawah objek glass pada
nyala api bunsen. Selanjutnya tetesi dengan larutan Kristal violet (gram A),
Kemudian tetesi dengan larutan iodium (gram B) diamkan selama 2 menit, cuci
mengalir dan keringkan. Setelah itu ditetesi dengan larutan safranin (gram D) atau
zat penutup dan diamkan selama 2 menit, cuci menggunakan aquadest mengalir
48
4.8.1 Uji Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji
(Psidium guajava L.) dan Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntigia
calabura L.) Terhadap Bakteri Escherichia Coli
kedalam cawan petri steril dan dibiarkan hingga memadat. Selanjutnya oleskan
bakteri uji secara zig-zag pada media EMB Agar yang telah padat. Inkubasi pada
suhu 37°C selama 24 jam. Setelah bakteri tumbuh pada media EMB kemudian
tempelkan kertas cakram yang telah direndam dalam kombinasi ekstrak etanol
daun jambu biji (Psidium guajava L.) dan ekstrak etanol daun kersen (Muntigia
Medika, Kota Batu, Malang. Kemudian proses ekstraksi, uji bebas etanol dan uji
kombinasi dari ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan Daun
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun. Waktu pengerjaan penelitian dimulai pada
yang terbentuk, yang ditunjukkan dengan adanya daerah bening disekitar kertas
petunjuk kepekaan bakteri terhadap antibiotik atau bahan antibakteri lainnya yang
digunakan sebagai bahan uji yang dinyatakan dengan lebar diameter zona hambat
(zona bening).
merupakan kategori sedang, zona hambat 11-20 mm merupakan kategori kuat dan
guajava L.) dan Daun Kersen (Muntingia calabura L.) dapat diketahui dengan
ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan Daun Kersen
(Muntingia calabura L.) (25:75; 50:50; 75:25) kontrol negatif (DMSO 10%) dan
ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan ekstrak etanol Daun
adalah menggunakan uji statistik One Way Anova (Analysis of Variance) dengan
sig < 0.05. Pengujian One Way Anova yang dilakukan adalah dengan
etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan Daun Kersen (Muntingia
calabura L.) (25:75; 50:50; 75:25) kontrol negatif (DMSO 10%) dan kontrol
One Way Anova dilakukan uji normalitas terlebih dahulu. Uji normalitas yang
yang diperoleh terdistribusi normal atau tidak. Apabila sig > 0.05 maka data
berdistribusi normal. Uji One Way Anova dapat dilakukan jika pada uji normalitas
dan uji homogenitas memiliki nilai hitung yang signifikan. Pada pengujian One
Way Anova dapat dikatakan memiliki perbedaan yang nyata apabila nilai sig <
0.05.
BAB V
Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan Daun Kersen (Muntingia
dalam penelitian ini merupakan Daun dari Tanaman Jambu Biji (Psidium
guajava L.) yang merupakan family dari Myrtaceae dan Daun dari
Elaeocarpaceace.
5.1.2 Hasil Pembuatan Simplisia Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan
Daun Kersen (Muntingia calabura L.)
Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan Daun Kersen (Muntingia
L.) basah diperoleh serbuk sebanyak 500 gram dan Daun Kersen
mg serbuk.
51
52
5.1.3 Hasil Ekstraksi Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan Daun
Kersen (Muntingia calabura L.)
serbuk Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) didapatkan ekstrak kental
sebesar 63.8 gram dengan rendemen 12.76%. Hasil penelitian untuk Daun
Pengujian bebas etanol pada ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.) dan Daun Kersen (Muntingia calabura L.) memberikan hasil
positif bebas etanol, hal ini ditandai dengan tidak adanya bau ester yang
khas dari etanol. Uji bebas etanol dilakukan untuk memastikan bahwa
ekstrak yang akan digunakan tidak terdapat etanol yang memiliki aktivitas
antibakteri.
1. Organoleptis
(Psidium guajava L.) dan Daun Kersen (Muntingia calabura L.) dapat
kimia ekstrak pada ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava
L.) dan Daun Kersen (Muntingia calabura L.) dapat dilihat pada tabel
berikut :
sama dengan air) dan semi polar (memiliki sifat kepolaran sama
dan etanol dari ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
dan Daun Kersen (Muntingia calabura L.) dapat dilihat pada tabel
Tabel 5.3 Hasil Pengujian Kadar Senyawa Terlarut dalam Air dan
Etanol
Daun Jambu Biji Daun Kersen
No Parameter
Hasil Literatur Hasil Literatur
1. Kadar Tidak
Senyawa 23.350±0.150 kurang dari 17.360±0.230 13.386±0.244
Larut Air 19%
2. Kadar Tidak
Senyawa 21.166±0.125 kurang dari 14.666±0.577 15.17±0.8
Larut Etanol 18%
dari ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan Daun
55
Kersen (Muntingia calabura L.) dapat dilihat pada tabel dibawah ini,
1. Peremajaan Bakteri
Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan Daun Kersen (Muntingia
2. Pengecatan Gram
merah yang merupakan ciri khas dari bakteri gram negatif. Dari hasil
yang tumbuh adalah benar yaitu berupa bakteri gram negatif dengan
kombinasi ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan
Keterangan :
25%:75% = Diberi perlakuan dengan perbandingan konsentrasi
ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
dan Daun Kersen (Muntingia calabura L.)
(25%:75%)
50%:50% = Diberi perlakuan dengan perbandingan konsentrasi
ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
dan Daun Kersen (Muntingia calabura L.)
(50%:50%)
75%:25% = Diberi perlakuan dengan perbandingan konsentrasi
ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
dan Daun Kersen (Muntingia calabura L.)
(75%:25%)
Kontrol (+) = Kelompok kontrol positif ciprofloksasin 5µg
Kontrol (-) = Kelompok kontrol negatif DMSO 10%
5.2 Pembahasan
ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan Daun Kersen
parameter uji aktivitas dengan metode cakram disk berupa diameter zona
kepustakaan.
simplisia Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan Daun Kersen
sebanyak 3 kg Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan 2.5 kg Daun
mudah rusak, awet dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama.
guajava L.) dan Daun Kersen (Muntingia calabura L.). Sebelum dijadikan
serbuk, simplisia Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan Daun Kersen
bahan yang nantiya akan kontak dengan pelarut sehingga saat penyarian
berlangsung efektif.
Setelah Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan Daun Kersen
ekstrak. Ekstraksi Daun Jambu Biji (Psidium guajava L) dan Daun Kersen
dengan pelarut yang digunakan adalah etanol 96%. Pemilihan etanol 96%
banyak. Selain itu, karena etanol 96% memiliki absorbsi yang baik, mudah
dengan etanol 70% dan sulit ditumbuhi kapang dan khamir (Amelia dan
Susilo, 2020). Dari hasil ekstraksi tersebut, diperoleh ekstrak kental Daun
Jambu Biji (Psidium guajava L.) sebanyak 63.8 gram dengan rendemen
calabura L.) sebanyak 85.5 gram dengan rendemen ekstrak sebesar 19%.
untuk ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) tidak kurang dari
12.3%, hal ini sesuai dengan perolehan rendemen yang dilakukan oleh
adalah sebesar 17.5%, hasil rendemen tersebut tidak jauh berbeda dengan
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, jenis pelarut yang digunakan,
standarisasi ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan
tertentu yang meliputi senyawa terlarut dalam air dan senyawa terlarut
dalam etanol.
Pada uji organoleptis ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guava L.)
yang meliputi bentuk, bau, warna dan rasa dihasilkan ekstrak berbentuk
ekstrak kental, berwarna coklat kehitaman, berbau khas dan memiliki rasa
kelat. Hasil yang diperoleh ini sesuai dengan Farmakope Herbal Indonesia
Edisi II, (2017). Sedangkan pengujian pada ekstrak etanol Daun Kersen
berwarna coklat kehitaman, berbau khas dan memiliki rasa yang pahit.
Hasil yang diperoleh ini sama dengan hasil yang diperoleh dari penelitian
panca indra.
61
hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa ekstrak etanol Daun
tertentu yang meliputi, kadar senyawa terlarut dalam air dan kadar
senyawa terlarut dalam etanol. Dari hasil penelitian yang dilakukan kadar
senyawa terlarut dalam air untuk ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium
penelitian kadar senyawa terlarut dalam etanol untuk ekstrak etanol Daun
adalah sebesar 14.666±0.125. Hasil kadar senyawa terlarut dalam air dan
etanol pada daun jambu biji sudah sesuai dengan buku Materia Medika
Indonesia, yaitu kadar senyawa larut air tidak kurang dari 19% dan kadar
senyawa larut etanol tidak kurang dari 18%. Sedangkan hasil kadar
62
senyawa terlarut dalam air dan etanol pada daun kersen hampir sama
kadar senyawa larut air sebesar 13.386±0.244 dan kadar senyawa larut
sama dengan air) dan semi polar (memiliki sifat kepolaran sama dengan
senyawa dalam ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan
Daun Kersen (Muntingia calabura L.) lebih banyak terlarut dalam air, hal
ini menunjukkan bahwa ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
senyawa polar. Hal tersebut dapat disebabkan karena pada proses ekstraksi
non spesifik yang meliputi susut pengeringan, bobot jenis, kadar air dan
kadar abu yang meliputi kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam.
Jambu Biji (Psidium guajava L.) tidak lebih dari 10%. Sedangkan hasil
adalah 2.340±0.144. hasil yang diperoleh dari penelitian ini sesuai dengan
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan bobot kosong dari alat. Ekstrak yang
terlarut dalam ekstrak. Dari hasil penelitian yang dilakukan bobot jenis
ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) adalah 1.223±0.002.
calabura L.) adalah 1.214±0.009. Hingga saat ini belum ada acuan
spesifik tentang syarat berapa kadar bobot jenis pada kedua ekstrak.
rentang tentang besarnya kandungan air dalam ekstrak. Kadar air yang
rendah membuat ekstrak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama,
penelitian yang dilakukan, kadar air pada ekstrak etanol Daun Jambu Biji
(Psidium guajava L.) adalah 5.740±0.167. Hasil yang diperoleh ini sudah
bahwa kadar air pada daun jambu biji tidak lebih dari 10%. Hasil
calabura L.) diperoleh kadar air sebesar 3.363±0.265. hasil yang diperoleh
ini sudah sesuai dengan pesyaratan kadar air ekstrak secara umum, yaitu
Selanjutnya adalah pengujian kadar abu yang meliputi kadar abu total
dan kadar abu tidak larut asam. Penetapan kadar abu total bertujuan untuk
total ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajav L.) adalah
Indonesia Edisi II, (2017) yakni tidak lebih dari 6.1%. Sedangkan hasil
penelitian kadar abu ekstrak etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.)
65
adalah sebesar 1.483±0.110. Hasil kadar abu total yang didapatkan peneliti
tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syahara
dan Siregar, (2019) yakni 1.5%. untuk pengujian kadar abu tidak larut
asam ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) diperoleh hasil
Farmakope Herbal Indonesia Edisi II, (2017) yakni tidak lebih dari 0.5%.
Sedangkan hasil penelitian kadar abu total ekstrak etanol Daun Kersen
abu total yang didapatkan peneliti tidak jauh berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Syahara dan Siregar, (2019) yakni 1.14%.
bebas etanol ini bertujuan untuk memastikan bahwa ekstrak Daun Jambu
Biji (Psidium guajava L.) dan Daun Kersen (Muntingia calabura L.)
dari ekstrak. Dari hasil uji bebas etanol yang dilakukan pada ekstrak Daun
Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan Daun Kersen (Muntingia calabura
L.) diperoleh hasil bahwa ekstrak tersebut positif bebas etanol yang
ditandai dengan tidak tercium bau ester yang khas dari etanol.
penelitian ini adalah Escherichia coli. Bakteri yang digunakan berasal dari
bahwa bakteri uji adalah Escherichia coli yang merupakan bakteri gram
negatif. Pada saat pengecatan gram gram positif akan terlihat berwarna
ungu sedangkan untuk bakteri gram negatif akan terlihat berwarna merah
merah yang ditimbulkan oleh bakteri gram negative ini diakibatkan karena
besar tersusun dari lapisan lipid yang mudah rusak apabila dicuci dengan
ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan Daun Kersen
Biji (Psidium guajava L.) dan ekstrak etanol Daun Kersen (Muntingia
Biji (Psidium guajava L.) dan Daun Kersen (Muntingia calabura L.)
zona hambatnya adalah 9.23 mm. Pada penelitian Handoko dkk, (2019)
guajava L.) dan Daun Kersen (Muntingia calabura L.) yang digunakan
kateori sangat kuat. Dari hasil penelitian yang diperoleh, dapat diketahui
bahwa diameter zona hambat kombinasi ekstrak etanol Daun Jambu Biji
(Psidium guajava L.) dan Daun Kersen (Muntingia calabura L.) pada
24.327 mm. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol Daun Kersen
hambat yang terbentuk semakin luas. Jumlah ekstrak etanol Daun Kersen
ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dalam menghambat
diameter zona hambat yang dihasilkan oleh ekstrak etanol Daun Kersen
69
Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.). Menurut Dampuk, (2017) bila dua
homogen maka dapat memberikan efek yang sinergis, yang artinya dapat
memberikan efek yang lebih baik. Peningkatan daya hambat ini diduga
kandungan yang terdapat dalam ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium
6.1 Kesimpulan
ekstrak dari ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan Daun
1. Kombinasi ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan
20.655 mm.
(Psidium guajava L.) dan Daun Kersen (Muntingia calabura L.) yang
71
72
6.2 Saran
kombinasi ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan
lainnya.
kombinasi ekstrak etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan
antibakteri.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, R., 2018. Efektivitas Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Terhadap Bakteri Aeromonas Hydrophila secara In Vitro. Skripsi.
Universitas Islam Negri Raden Intan : Lampung.
Agustina, W., Nurhamidah., dan Handayani, D., 2017. Skrining Fitokimia dan
Aktivitas Antioksidan Beberapa Fraksi dari Kulit Batang Jarak (Ricinus
communis L.). ALTROP Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia. Volume 1,
Nomor 2 : 117 – 122.
Arieska, P.K., dan Herdian, N., 2018. Pemilihan Teknik Sampling Berdasarkan
Perhitungan Efisiensi Relatif. Volume 6, Nomor 2 : 166 – 171.
Aswad, H., 2018. Uji Efektivitas Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Cabai Rawit
(Capsicum frutescens L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Penyebab
Jerawat Propionibacterium Acnes Secara In Vitro. Skripsi. Universitas
Islam Negri Alauddin : Makasar.
Aswarita, R., 2013. Interaksi Ekstrak Daun Lidah Buaya (Aloe vera L.) dan Daun
Jambu Biji (Psidium guajava L.) Terhadap Daya Hambat Escherichia coli
secara In Vitro. Volume 1, Nomor 2 : 115 – 120.
Dampuk, B. J., 2017. Uji Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Biji
Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) dan Daun Sirih (Piper betle L.)
Terhadap Staphylococcus aureus dengan Metode Difusi. Skripsi.
Universitas Setia Budi : Surakarta.
73
74
Dewi, I. P., 2017. Perbandingan Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Jambu
Biji (Psidium guajava L.) dan Ekstrak Etanol Daun Sawo (Manilkara
zapota L.) Terhadap Bakteri Escherichia Coli. Jurnal Akademika Farmasi
Prayoga. Volume 2, Nomor 1 : 7 – 13.
Dhafin, A. A., 2017. Analisis Cemaran Bakteri Coliform Escherichia coli pada
Bubur Bayu Home Industry di Kota Malang dengan Metode TPC dan MPN.
Skripsi. Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim : Malang.
Fajar, D. S., 2013. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar Ungu
(Ipomoea batatas var Ayamurasaki) terhadap Bakteri Staphylococcus
aureus dan Pseudomonas aeruginosa dengan Metode Difusi Agar. Skripsi.
Universitas Islam Negri Alauddin : Makasar.
Fajriah, S., dan Megawati., 2015. Penapisan Fitokimia dan Uji Toksisitas dari
Daun Myristica fatua hout. Chemica et Natura Acta. Volume 3, nomor 3 :
116 – 119.
Febriana, L., Riris, I. D., dan Silaban, S., 2017. Uji Aktivitas Antibakteri terhadap
Escherichia coli dan Antioksidan dari Ekstrak Air Tumbuhan Binara
(Artemisia vulgaris L.). Volume 9, Nomor 2 : 311 – 317.
Girsang, G. E., Rini, D. I., dan Woda, R. R., 2019. Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) terhadap
Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. Cendana Medical Jurnal. Edisi 18,
Nomor 3 : 450 – 455.
Halim, F., dkk. 2017. Hubungan Jumlah Koloni Escherichia coli dengan Derajat
Dehidrasi pada Diare Akut. Volume 19, Nomor 2 : 81 – 85.
Hapsoh., dan Hasanah Y., 2011. Budidaya Tanaman Obat dan Rempah. USSU
Press : Medan.
Hasanah, U., 2018. Uji Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol 96%
Rimpang Kunyit Putih (Curcuma longa L.) dan Pare (Momordica charantia
L.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Skripsi.
Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim : Malang.
75
Ilkafah., 2018. Daun Kersen (Muntingia calabura L.) sebagai Alternatif pada
Penderita Gout Artritis. Pharmacy Medical Journal. Volume 1, Nomor 1 :
33 – 41.
Irawan, A., Nurkhasanah., Sulistyani, N., 2019. Aktivitas Antibakteri Fraksi Etil
Asetat Daun Cabe Rawit terhadap Staphylococcus pyogenes dan Profil
Bioutografi. Volume 5, Nomor 2 : 61 – 68.
Juriah, S., Yolanda, N., dan Surya, A., 2020. Efektivitas Ekstrak Etanol Daun
Kersen terhadap Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi. Kajian
Ilmiah Problema Kesehatan. Volume 5, Nomor 2 : 338 – 344.
Khasanah, I., Sarwiyono., dan Surjowardoyo, P., 2014. Ekstrak Etanol Daun
Kersen (Muntingia calabura L.) sebagai Antibakteri Terhadap
Streptococcus agalactiae Penyebab Mastitis Subklinis pada Sapi Perah.
Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya : Malang.
Lathif, Y., 2016. Pengaruh Lama Fermentasi dan Variasi Konsentrasi Daun
Kersen (Muntingia calabura L.) terhadap Total Asam pH Medium dan
Aktivitas Antioksidan Kefir Air Teh Daun Kersen (Muntingia calabura L.).
Skripsi. Universitas Maulana Malik Ibrahim : Malang.
Lestari, A. P., Rosyid, A., dan Wahyudin, I., 2016. Aktivitas Ekstrak Daun Cabe
Rawit (Capsicum frutescens L.) terhadap Penghambatan Pertumbuhan
Bakteri Escherichia coli secara In Vitro. Volume 1, Nomor 2 : 1 – 6.
76
Lestasri, R. F., Suhaini., dan Wildaniah, W., 2018. Penetapan Parameter Standar
Simplisia dan Ekstrak Etanol daun Kratom (Mitragyna speciosa korth)
yang Tumbuh di Kabupaten Kapuas Hulu dan Kabupaten Melawi. Jurnal
Insan Farmasi Indonesia. Volume 1, Nomor 1 : 72 – 84.
Meiliza, E. R., dan Hariyatmi. 2013. Pengaruh Jus Buah Kersen Terhadap Kadar
Asam Urat.
Nurhidayati, S., Faturrahman., dan Ghazali, M., 2015. Deteksi Bakteri Patogen
yang Berasosiasi dengan Kappaphycus Alvarezii (doty) Bergejala Penyakit
ICE – ICE. Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan. Volume 1, Nomor 2 : 24
– 30.
Odianti, G. T., 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Alfa mangospita Kulit Buah
Manggis. Skripsi. Universitas Muhammadiyah : Surakarta.
Panjaitan, Y., R., 2017. Uji Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Putihan
(chromolaena odorata) dengan siprofloksasin Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Staphylococcus Aureus dan Pseudomonas Aeruginosa. Skripsi.
Universitas Sumatera Utara : Medan.
Rahim, A., dan Nurmayanti, P. W., 2020. Aktivitas Antibakteri Fraksi Daun Cabe
Rawit (Capsicum futescens L.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus.
Volume 3, Nomor 2 : 134 – 142.
Ratnasari, M., 2017. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kersen (Muntingia
calabura L.) dalam Bentuk Sediaan Gel terhadap Staphylococcus aureus
dan Escherichia coli. Jurnal Skripsi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta :
Yogyakarta.
77
Ratnasari, P., 2016. Penggunaan Antibiotik pada Pasien Diabetik Foot Ulcer
(Penelitian di IRJ Poli Bedah RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Skripsi.
Universitas Airlangga : Surabaya.
Rungga, F. B., dkk. 2015. Efektivitas Ekstrak Daun Cabe Rawit (Capsicum
frutescens L.) sebagai Hepatoprotektor. Fakultas Kedokteran. Universitas
Islam Sultan Agung : Semarang.
Sagala, S., 2018. Uji Teratogenik Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia
calabura L.) secara Makroskopis pada Fetus Mencit Putih (Mus musculus).
Skripsi. Universitas Setia Budi : Surakarta.
Sariyati, W., 2016. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia
calabura L.) terhadap Mencit (Mus musculus) sebagai Antiinflamasi.
Skripsi. Universitas Islam Negri Alauddin : Makasar.
Satiyarti, R. B., Yana, Y., dan Fatimatuzzahra. 2019. Penggunaan Ekstrak Daun
Jambu Biji (Psidium guajava L.) sebagai Ovisida Keong Mas (Pomacea
canaliculata L.) Volume 6, Nomor 1 : 32 – 35.
Shobri, S. Z., 2018. Uji Daya Hambat Sari Daun Kersen (Muntingia calabura L.)
pada Pertumbuhan Salmonella thypi. Karya Tulis Ilmiah. Politeknik
Kesehatan Kendari : Kendari.
Siddiqua, A., dkk. 2010. Antioxidant Activity and Estimation of Total Phenolic
Content of Muntingia Calabura by Colorimetry. Volume 2, Nomor 1 : 205 –
208.
Sofya, S. W., 2018. Uji Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Daun
Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan Daun Binahong (Anredera cardifolia
(Ten.) Steenis) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 secara Dilusi.
Skripsi. Universitas Setia Budi : Surakarta.
Supriosa, M. C., 2017. Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Tikus Putih
(Rattus nocvegicus) Jantan. Skripsi. Universitas Sanata Dharma :
Yogyakarta.
Susanto, D., Sudrajat., Ruga, R., 2012. Studi Kandungan Bahan Aktif Tumbuhan
Meranti Merah (Shorea ieprosula Miq.) sebagai Sumber Senyawa
Antibakteri. Mulawarman Scientifie. Volume 11, Nomor 2 : 181 – 190.
Syahara, S., dan Siregar, Y. F., 2019. Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun
Kersen. Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia. Volume 4, Nomor 2 : 121 –
125.
Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2015. Obat – obat Penting. Ed 7th. PT Alex Media
Komputindo : Jakarta.
Utami, N., dan Luthfiana, N., 2016. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kejadia
Diare Pada Anak. Volume 5, Nomor 4 : 101 – 106.
Utami, Y. P., Taebe, B., dan Fatmawati., 2016. Standarisasi Parameter Spesifik
dan Non Spesifik Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus alba L.) Asal
Kabupateng Shopeng Provinsi Sulawesi Selatan. Journal of Pharmaceutical
and Medicinal Sciences. Volume 1, Nomor 2 : 48 – 52.
Yuana, D. A., 2016. Gambaran Penggunaan Antibiotik dengan Resep dan Tanpa
Resep Dokter di Beberapa Apotek di Area Jember Kota. Skripsi. Universitas
Jember : Jember.
Yuliana, I., Yuliet., dan Khaerati K., 2018. Efek Antipiretik Ekstrak Daun Cabe
Rawit (Capsicum annum L.) Terhadap Tikus Putih Jantan (Ratus
norvegicus) yang Diinduksi Vaksin Difteri Pertusis Tetanus. Biocelebes.
Volume 12, Nomor 3 : 65 – 70.
79
Yunita., 2012. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Ekstrak Daun Cabe
Rawit (Capsicum frutescens L.) dan Identifikasi Golongan Senyawa dari
Fraksi Teraktif. Skripsi. Universitas Indonesia : Depok.