Anda di halaman 1dari 20

FARMAKOTERAPI :

SISTEM PENCERNAAN
DAN
SISTEM PERNAFASAN
KELOMPOK 1

1. Aimma Rohmania (201708001)


2. Eka Fitri Ayu Lestari (201708010)
3. Putri Rahmadani Safitri (201708021)
4. Zahnia Auliawati (201708030)
SISTEM
PERNAFASAN
SISTEM PERNAFASAN

Fungsi utama sistem pernafasan adalah pertukaran gas. Dalam


proses pertukaran ini, udara memasuki tubuh pada saat inhalasi
(inspirasi); kemudian udara pernafasan tersebut berjalan sepanjang
trakus resporatorius melalui pertukaran antara oksigen dan karbon
dioksida di tingkat jaringan; dan akhirnya karbon dioksida
dihembuskan ke luar pada saat ekshalasi (ekspirasi).
ASMA
Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik pada saluran
pernafasan yang melibatkan peran banyak pada sel dan komponennya. Pada
individu yang rentan inflamasi menyebabkan episode yang berulang dari
bengek, sesak nafas, sesak dada, dan batuk.
• Patofisiologi
a. Serangan asma mendadak disebabkan oleh factor yang tidak diketahui
maupun yang diketahui, seperti paparan terhadap allergen, virus, atau
polutan dalam maupun luar rumah, dan masing-masing factor ini dapat
menginduksi respon inflamasi.
b. Allergen yang terhirup menyebabkan reaksi alergi fase awal ditandai
dengan oktivasi sel yang menghasilkan antibody IgE yang spesifik
allergen.
c. Terdapat aktivasi yang cepat dari sel mast dan makrofag pada saluran
udara, yang membebaskan mediator proinflamasi seperti histamine dan
etikosanoid yang menginduksi kontraksi otot polos saluran udara,
• Terapi
(1) Mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan fisik),
(2) Mempertahankan fungsi paru – paru (mendekati) normal,
(3) Mencegah gejala kronis dan mengganggu (misalnya : batuk atau kesulitan
nafas pada malam hari, pada pagi hari, atau setelah latihan berat)

TERAPI FARMAKOLOGI
• Agonis β2
• Kortikosteroid
• Metilxantin
• Antikolinergik
• Kromolin natrium dan nedokromil natrium
• Modifikator leukotrien
• Kombinasi terapi pengontrol
• Omalizumab
• Methotreksat
PERBANDINGAN ANTAR OBAT
Aminofillin Teofillin
• Indikasi : Pengobatan dan pencegahan • Indikasi : Pencegahan dan pengobatan
bronkokontriksi reversible yang asma bronkial, asma bronkitis, asma
berhubungan dengan penyakit asma kardial, emfisema paru
bronkial, emfisema, dan bronkitis • Mekanisme kerja : Bekerja di saluran
kronik pernafasan dengan cara merelaksasi otot
• Mekanisme kerja : Bekerja dengan cara paru- paru dan cdada , memperlebar
meregangkan otot polos pada bronkus saluran nafas , dan menurunkan
paru – paru dan pembuluh darah di sensitivitas paru – paru terhadap elergen (
paru- paru dan mengurangi reaksi zat yang menimbulkan elergi )
terhadap bahan – bahan penyebab elergi • Kontraindikasi : Hipersensitif, tukak
• Kontraindikasi : Hipersenfiitif terhadap lambung, ganbgguan hati dan ginjal
xantin • Efek samping : Mual, muntah, diare,
• Sediaan beredar : Amicain (nellco) sakit kepala
• Sediaan beredar : Teosal (dexa medica)
Terbutalin Salbutamol ( albuterol )
• Indikasi : Asma bronkial, emfisema, • Indikasi : Asma bronkial ,bronkitisasmatis ,
bronkitis kronik dan emfisema pulmonum
• Mekanisme kerja : Menghambat • Kontraindikasi : Hipersensitifitas
kontraksi otot bronkial , vaskular, dan uterin , • Efek samping : Mual , sakit kepala ,
serta membantu pembersihan mukosilier dan takikardia
mengurangi mediasi sel inflamasi
• Interaksi obat : β bloker seperti propanolol
hipersensitivitas
penghambat efek salbutamol. Obat adrenerik
• Kontraindikasi : Hipersensitifitas
tambahan, inhibitor monoamino oksidase atau
tiroktoksikosis antidepresan trisiklik
• Efek samping : Tremor adalah karakteristik • Mekanisme kerja : Bekerja dengan cara
dari amin simpatomimetik dan akan hilang merangsang secara selektif reseptor beta -2
setelah pengobatan beberapa hari dan adrenergik pada otot bronkus yang
palpitasi akan reda bila dosis diturunkan menyebabkan terjadinya relaksasi pada otot
• Perhatian : Hati-hati pada hipertensi, bronkus dan menghasilkan efek pelebaran
gangguan kardiovaskular, hipertiroid, bronkus
diabetes mellitus, dan riwayat kejang • Sediaan beredar : Butasal (itrasal), bromosal
• Sediaan beredar : Lasmalin (lapi), terasma (harsen)
(medikon)
SISTEM
PENCERNAAN
SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan adalah proses menerima makanan,
merubahnya menjadi energy dan menegeluarkan sisa proses
tersebut. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh
manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi
3 bagian, yaitu :

1. Proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga


lambung
2. Proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam
usus
3. Proses pengeluaran sisa -sisa makanan melalui anus.
PROSES PENCERNAAN
Berdasarkan prosesnya pencernaan makanan pada manusia terdiri
dari:
1. Proses pencernaaan mekanis yaitu pengunyahan oleh gigi
dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung
2. Proses pencernaan kimiawi yaitu pelarutan dan pemecahan
makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan mengubah
makanan yang bermolekul besar menjadi molekul yang
berukuran kecil.
ORGAN SISTEM PENCERNAAN
DIARE
Merupakan gangguan pencernaan dimana perut terasa mulas dan
feses penderita encer. Diare terjadi karena selaput dinding usus besar
mengalami iritasi.
• Patofisiologi :
- Diare adalah kondisi ketidakseimbangan absorpsi dan sekresi air
dan elektrolit.
- Terdapat empat mekanisme patofisiologi yang menggangu
keseimbangan air dan elektrolit yang mengakibatkan terjadinya
yaitu :
1. Perubahan transport ion aktif yang disebabkan oleh penurunan absorbsi
natrium atau peningkatan sekresi klorida.
2. Perubahan mortilitas usus
3. Peningkatan osmolaritas luminal.
4. Peningkatan tekanan hidrostatik jaringan.
• Terapi Diare
Pengaturan diet merupakan prioritas utama untuk pengobatan
diare. Klinisi merekomendasikan untuk menghentikan makanan
padat selama 24 jam dan menghindari produk-produk yang
mengandung susu.
Terapi farmakologi, obat-obat yang digunakan dalam penobatan
diare dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu :
- Antimotilitas ( difenoksilat, loperamid, paregorik, tingtur
opium, difenoksin)
- Adsorben (kaolin pektin, polikarbofil, attapulgit)
- Anti sekresi (bismut, subsalisilat, enzim (laktase), lactobacillus
- Oktreotid
KASUS
• Pasien An. K umur 5 tahun dirawat dengan diagnosa
acute gastroenteris. Gejala yang dialami yaitu diare yang
sudah lebih dari 25 kali, temperature 39,5˚C dan muntah.
• Riwayat Pengobatan
Ceftriaxone 2 x 25 mg iv
Ibuprofen 3-4 x 100 mg prn (bila perlu)
Lacto-b 2 x 1 sachet
Zinc 20 mg 1 x 1
RL infus
SOAP
• SUBJECT :
An. K umur 5 tahun. Keluhan yang dialami diare lebih dari 10 kali sehari dalam
jangka waktu 5 hari dan muntah-muntah. Pasien di diagnose acute gastroenteritis.
Riwayat Pengobatan :
Ceftriaxone 2 x 25 mg iv
Ondansetron 1 x 2 mg
Ibuprofen 3-4 x 100 mg prn (bila perlu)
Lacto-b 2 x 1 sachet
Zinc 20 mg 1 x 1
RL infus 20 mg/kg/RR

• OBJEK :
Temperature 39,5˚C (Normal : 37 ˚C)11
ASSESMENT
DRP
PROBLEM PENGOBATAN KETERANGAN (Drug Related
Problem)
DIARE Lacto-b 2 x 1 Pemberian Obat dan Terapi Tidak Diperlukan
Dosis Sudah Sesuai
yang diperlukan
(Menurut : MIMS)
Ceftriaxone 2 x 25 mg Pemberian Obat dan Pengobatan Tanpa
iv Dosis sudah sesuai. Indikasi
Kegunaannya untuk
sebagai antibiotik
empiris pada diare.
(Menurut : Drug
Information Handbook)

RL infus 20 Pengobatan dan dosis Pemilihan Obat yang


mg/kg/RR yang diberikan sudah Kurang Tepat
sesuai menurut
guideline CDC tahun
2013
DRP
PROBLEM PENGOBATAN KETERANGAN (Drug Related
Problem)
MUNTAH Ondansetron 2 Berdasarkan European Society Terapi Tidak
mg for Pediatric Gastroenterology. Diperlukan
Hepatology, and
Nutrition/European Suciety for
Pediatric Infetious Diseases
Evidence-Based Guidelines for
the Management of Acute
Gastroenteritis in Children in
Europe: Update 2008 tidak
diberikan pengobatan karena
dapat meningkatkan output tinja
pada pasien.

DEMAM Ibuprofen 3-4 x Efek samping dari ibuprofen Adverse drug


100 mg prn dapat mengiritasi lambung, Reaction
maka akan memperparah
keadaan pasien
PLAN :
• Farmakologi
a). Memberitahu dokter bahwa ibuprofen kurang tepat bila diberikan pada pasien yang
mengalami gastroenteritis, karena karena akan memperparah penyakit pasien yaitu
dapat mengiritasi lambung maka disarankan untuk diganti dengan menggunakan
paracetamol dengan dosis yang sesuai, akan tetapi pasien harus dimonitoring terlebih
dahulu.
b). Keluhan mual tidak perlu pengobatan karena dapat memparah penyakit diare.

• Non Farmakologi
Cuci tangan yang bersih dan memakai sabun sebelum makan, meminum banyak jus
buah dan tidak boleh jajan sembarangan
 
Monitoring Kefarmasian :
Memonitoring kondisi pasien, elektrolit, frekuensi BAB, konsistensi feses,
pemeriksaan vital.
 
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai