Anda di halaman 1dari 12

SEDIAAN PASTA

By: Apt. Nabila, M.Farm


I. Definisi Pasta Menurut :

1. Buku farmasetika, prof. Drs. Moh. Anief, Apt.

 Pasta adalah salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk. Karena merupakan salep yang
tebal, keras dan tidak meleleh pada suhu badan maka digunakan sebagai salep penutup atau
pelindung.

2. farmakope Indonesia edisi ke III

 Pasta adalah sediaan berupa masa lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat
dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar denngan vaselin atau
paravin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan Gliserol, musilago atau
sabun. Digunakan sebagai antiseptik, atau pelindung.

3. Sedangkan menurut farmakope Indonesia edisi ke IV

 Pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk
pemakaian topical.
Macam-macam Pasta

1. Pasta Berlemak

Pasta berlemak adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat
(serbuk). Pasta berlemak ternyata kurang berminyak dan lebih menyerap dibandingkan
dengan salep karena tingginya kadar obat yang mempunyai afinitas terhadap air.

 Pasta ini cenderung untuk menyerap sekresi seperti serum dan mempunyai daya penetrasi
dan daya maserasi lebih rendah dari salep.

 Contoh pasta berlemak adalah Acidi Salicylici Zinci Oxydi Pasta (RN. 1978), Zinci Pasta
(RN. 1978) dan Resorcinoli Sulfurici Pasta (F.N. 1978).
2. Pasta Kering

Pasta kering adalah suatu pasta bebas lemak mengandung ± 60% zat padat (serbuk).
Dalam pembuatan akan terjadi kesukaran bila dalam resep tertulis ichthanolum atau
Tumenol Ammonim, zat ini akan menjadikan pasta menjadi encer. Contoh:

 R/ Bentoniti 1
Sulfur praecip. 2
Zinci Oxydi 10
Talci 10
lchthamoli 0,5
Glycerini Aquae aa 5
S ad us. ext.
3. Pasta Pendingin

 Pasta pendingin adalah campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair, dikenal dengan
Salep Tiga Dara. Contohnya pada penggunaan zat aktif berupa zink oxide.

 Zinc oxide merupakan suatu zat aktif yang memiliki aktivitas sebagai mild astringent dan UV
protecting. Pasta Zinc Oxide ini dimaksudkan untuk menormalkan ketidakseimbangan fungsi
kulit. Mild astringent yang dimaksud adalah mengecilkan jaringan kulit sehingga dapat
melindungi jaringan kulit.

 Sediaan pasta dipilih karena tidak meleleh pada suhu badan maka digunakan sebagai salep
penutup atau pelindung. Pasta Zinc Oxide ini dimaksudkan untuk menormalkan
ketidakseimbangan fungsi kulit, membantu mencegah kelainan, dan meregulasi kelenjar
sebacea (Morkoc,2009).

 R/ Zinci Oxydi
Olei Olivae
Calcii Hidroxydi Solutio aa 10
4. Pasta Dentifriciae (Pasta Gigi)

Pasta Dentifriciae (pasta gigi) adalah suatu campuran kental terdiri dari serbuk dan
Glycerinum yang digunakan untuk pembersih gigi. Pasta gigi digunakan untuk pelekatan
pada selaput lendir untuk memperoleh efek lokal. Misalnya, pasta gigi Triamsinolon
Asetonida.
Karakteristik Pasta

 Karakteristik dari sediaan pasta yaitu meliputi:

 1. Daya absorbsi pasta lebih besar.

 2. Sering digunakan untuk mengabsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat pemakaian.

 3. Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu.

 4. Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal.

 5. Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.

 6. Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum.

 7. Memiliki presentase bahan padat lebih besar daripada salep yaitu mengandung
bahan serbuk (padat) antara 40%-50%.
Kelebihan Pasta

1. Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik dari unguentum untuk luka akut dengan
tendensi mengeluarkan cairan

2. Bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan daya kerja
lokal

3. Konsentrasi lebih kental dari salep

4. Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan
dengan sediaan salep.
Kekurangan Pasta

1. Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya tidak sesuai
untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu.

2. Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis

3. Dapat menyebabkan iritasi kulit


Cara Absorbsi Pasta

a. Penetrasi

Penetrasi pasta ke dalam kulit dimungkinkan melalui dinding folikel rambut.


Apabila kulit utuh maka cara utama untuk penetrasi masuk umumnya melalui lapisan
epidermis lebih baik dari pada melalui folikel rambut atau kelenjar keringat. Absorpsi
melalui epidermis relatif lebih cepat karena luas permukaan epidermis 100 sampai 1000
kali lebih besar dari rute lainnya Stratum korneum, epidermis yang utuh, dan dermis
merupakan lapisan penghalang penetrasi obat ke dalam kulit. Penetrasi ke dalam kulit ini
dapat terjadi dengan cara difusi melalui penetrasi transeluler (menyeberangi sel),
penetrasi interseluler (antar sel), penetrasi transepidageal (melalui folikel rambut,
keringat, dan perlengkapan pilo sebaseus)
b. Disolusi

Disolusi didefinisikan sebagai tahapan dimana pasta mulai masuk ke dalam


larutan dari bentuk padatnya atau suatu proses dimana suatu bahan kimia atau
obat menjadi terlarut dalam pelarut. Dalam sistem biologis pelarut obat dalam
media aqueous merupakan bagian penting sebelum kondisi absorpsi sistemik.
Supaya partikel padat terdisolusi molekul solut pertama-tama harus
memisahkan diri dari permukaan padat, kemudian bergerak menjauhi
permukaan memasuki pelarut.
c. Difusi

Difusi adalah suatu proses perpindahan massa molekul suatu zat yang
dibawa oleh gerakan molekul secara acak dan berhubungan dengan adanya
perbedaan konsentrasi aliran molekul melalui suatu batas, misalnya membran
polimer. Difusi pasif merupakan bagian terbesar dari proses trans-membran bagi
umumnya obat. Tenaga pendorong untuk difusi pasif ini adalah perbedaan
konsentrasi obat pada kedua sisi membran sel. Menurut hukum difusi Fick,
molekul obat berdifusi dari daerah dengan konsentrasi obat tinggi ke daerah
konsentrasi obat rendah.

Anda mungkin juga menyukai