Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Hari/Tgl : Selasa / 27 April 2010

Sediaan Farmasi dan Terapi Umum Waktu : 12.00 – 14.00 WIB

SEDIAAN PASTA

Oleh :

Jalaludin Syahirul Amin B04060274

Mayang Sani B04063317

LABORATORIUM FARMASI
DEPARTEMEN KLINIK REPRODUKSI DAN PATOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
Pendahuluan

Sediaan farmasi semi padat meliputi salep, pasta, emulsi krim, gel, dan
busa yang kaku. Sifat umum sediaan ini adalah mampu melekat pada permukaan
tempat pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau
dihilangkan. Pelekatan ini disebabkan oleh sifat rheologis plastic sediaan ini, yang
memungkinkan sediaan semi padat tersebut tetap bentuknya dan melekat sebagai
lapisan tipis sampai ada suatu tindakan, yaitu dengan suatu kekuatan dari luar,
yang mengakibatkan bentuk sediaan semi padat ini akan rusak bentuknya dengan
mengalir.
Sediaan semi padat digunakan pada kulit, dimana umumnya sediaan
tersebut berfungsi sebagai pembawa pada obat-obat topical, sebagai pelunak kulit,
atau sebagai pembalut pelindung atau pembalut penyumbat (oklusif). Sejumlah
kecil bentuk sediaan semipadat topical ini digunakan pada membran mukosa,
seperti jaringan rectal, jaringan bucal (di bawah lidah), mukosa vagina, membran
uretra, saluran telinga luar, mukosa hidung dan kornea. Mebran mukosa
memungkinkan penyerapan yang lebih baik ke sirkulasi sistemik, karena kulit
normal bersifat relativ tidak dapat ditembus. Penekanan praktikum ini adalah pada
kulit dan sediaan dermatologis, tetapi pengertian umum dan rasional dapat
diterapkan pada semua terapi topical dengan sediaan semi padat (pasta).

TUJUAN

Dalam praktikum ini mahasiswa dapat memahami bentuk sifat kimiawi,


farmakokinetik, dan farmakodinamik dari sediaan pasta agar mampu dapat
membuat sediaan pasta dengan kebutuhan yang diinginkan

TINJAUAN PUSTAKA

Pasta adalah dispersi dari bahan-bahan serbuk yang tidak larut dengan
konsentrasi tinggi (20 sampai 50%) dalam suatu basis lemak atau basis yang
mengandung air (Lachman 1994). Basis lemak tersebut kurang berminyak dan
juga konsistensinya lebih keras dibandingkan salep, karenanya ada bahan serbuk
dalam jumla besar. Pasta dapat melekat pada kulit dengan baik dan berguna untuk
pengobatan luka kronis atau yang disertai penebalan kulit. Menurut Lachman
(1994) pasta membentuk suatu lapisan pelindung yang jika ditutup dengan
pembalut yang sesuai, akan mencegah lecetnya kulit pasien yang disebabkan oleh
penggarukan. Menurut Howard (1989) pasta efektif dalam penggunaannya untuk
Pasta pada dasarnya adalah salep yang didalamnya ditambahkan zat padat
yang tidak larut dalam konsentrasi yang tinggi. Pasta berguna sebagai penghambat
yang melindungi kulit, sperti pengobatan dengan masker atau pekindung muka
dan bibir dari sinar matahari. Pasta umumnya dibuat dengan mencampurlkan zat
padat langsung kedalam sistem yang dikentalkan dengan menggeruskan sebagian
basis untuk membentuk massa seperti pasta. Sisa basis ditambahkan dengan
melanjutkan menggerus, sehingga zat padat terdispersi secara merata dalam zat
pembawanya (Lachman 1994).
Kulit merupakan lapisan pelindung tubuh yang sempurna terhadap
pengaruh luar, baik pengaruh fisik maupun pengaruh kimia. Kulit pun
menyokongpenampilan dan kepribadian seseorang (Aiache, 1993).
a. Fungsi kulit
Fungsi kulit secara umum (Djuanda dkk, 2001) :
1). Fungsi proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik, misalnya tekanan;
gesekan; tarikan; zat-zat kimia terutama yang bersifat iritan; gangguanyang
bersifat panas, misalnya radiasi, sengatan UV; gangguan infeksi luarterutama
kuman maupun jamur.
2). Fungsi absorbsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi
cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu pun yang larut
lemak.
3). Fungsi ekskresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna atau sisa
metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat dan amonia.
4). Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung syaraf sensorik di dermis dan subkutis.
Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan ruffini di dermis dan
subkutis. Dingin oleh badan krause. Rabaan oleh taktil meissner. Tekanan oleh
badan vates paccini.
5). Fungsi pengaturan suhu tubuh
Kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan
mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit.
6). Fungsi pembentukan pigmen
Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan sel ini berasal
dari rigi syaraf.
7). Fungsi keratinisasi
Lapisan epidermis dewasa mempunyai 3 jenis sel utama yaitu keratinosit, sel
langerhans dan melanosit.
8). Fungsi pembentukan vitamin D
Dengan mengubah 7 hidroksi kolesterol dengan bantuan sinar matahari.
b. Anatomi fisiologi kulit
Kulit merupakan pembungkus elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh
lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas, yaitu
15% dari berat tubuh dan 1,50-1,75 m2 (Harahap, 2000).
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas 3 lapisan yaitu:
1). Lapisan epidermis atau kutikula (Pearce, 1992):
Bagian-bagian epidermis dapat dilihat dengan mikroskop yaitu terdiri dari:
a) Stratum korneum, selnya tipis, datar seperti sisik dan terus menerus
dilepaskan.
b) Stratum lucidum, selnya mempunyai batas tegas tetapi tidak ada intinya.
c) Stratum granulosum, selapis sel yang jelas tampak berisi inti dan juga
granulosum.
d) Stratum spinosum, yaitu sel dengan fibril halus yang menyambung sel yang
satu dengan yang lainnya di dalam lapisan ini.
e) Sel basal, yaitu sel yang terus menerus memproduksi sel epidermis baru.
f) Zona germinalis, terletak di bawah lapisan tanduk dan terdiri atas 2 lapis sel
epitel yang berbentuk tegas.
2). Lapisan dermis
Korium atau dermis tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yangelastik.
Pada permukaan dermis tersusun papil-papil kecil yang berisi rantingranting
pembuluh darah kapiler.
3). Lapisan subkutis
Lapisan subkutis terdiri dari jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak
didalamnya. Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan
yanglainnya oleh trabekula fibrosa. Anatomi struktur kulit dapat dilihat pada
gambar 1 di bawah ini:

Gambar 1. Struktur Kulit (Graham,2005)

c. Absorbsi perkutan
Kulit karena impermeabilitasnya dapat dilewati oleh sejumlah senyawa
kimia dalam jumlah sedikit. Bila suatu sistem obat digunakan secara topikal,
maka obat akan keluar dari pembawanya dan berdifusi ke permukaan
jaringan kulit. Obat dapat berdifusi ke jaringan kulit melalui daerah kantung
rambut, kelenjar keringat atau di antara kelenjar keringat dan kantung
rambut.
Acid salycil merupakan senyawa asam yang berdasarkan tinjauan
bahayanya memberikan efek irtasi, efek lain yang diberikan oleh sediaan senyawa
ini melalui oral akan menyebabkan luka pada lambung, panas terbakar dan
nausea. Pengaplikasian secara inhalasi dapat menyebabkan batuk dan luka pada
bagian tenggorokan. Kontak langsung terhadap kulit menyebabkan iritasi, ruam,
dan penyerapan systemic. Senyawa ini menyebabkan akut pada organ mata, kulit,
saluran pencernaan dan iritasi pada saluran pernafasan.
Amilum menurut sejarahya disebut juga pati, bahan ini digunakan sebagai
unsur pokok pada kebanyakan substansi sayurran, menurut kesehatan pati
dianggap sebagai demulcent. Powder dari pati digunakan untuk mengangkat
keluar sekresi acrid dari permukaan luar, meredakan luka pada kasus erysipelas,
dan untuk mencegah intertrigo pada anak-anak.
Zink oxide merupakan suatu senyawa yang banyak dihasilkan masuk
kedalam krim dan obat salep untuk mencegah terbakarnya kulit dan iritasi. Zink
oxide mengandung nan-partikel yang tidak berpenetrasi pada kulit tetapi mungkin
bersifat racun jika terhirup atau berada dilingkungan. Termakanya zink oxide
dapat menyebabkan gangguan pada pencernaan dan muntah.
Vaselinum flavum merupakan atau disebut juga parafin kuning yaitu
campuran semisolid hydrocarbon, dihasilkan dari petroleum. Paraffin kuning ini
juga mungkin mengahilkan antioksidan. Karakternya yaitu kuning, translucent,
sedikit fluorescent pada siang hari saat dilarutkan, secara praktis tidak bisa
dilarutkan dalam air, larut dalam methylen chloride, dan yang terakhir dari
karakternya yaitu tidak dapat larut dalam alcohol dan gliserol.

Alat dan Bahan


Alat–alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah: neraca, kerikil kecil
sebagai penera, kertas perkamen, sendok tanduk, mortar, stamper, etiket biru, kaca
arloji, cawan porselen, penangas air, dan pot plastik.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah: Acid salycil 0,8
gram, Zinco oxydi 5 gram, amylum 5 gram, vaselin album 10 gram.

Metode Kerja
Awalnya timbangan ditera dan dialasi kertas perkamen. Kemudian semua
bahan ditimbang, yaitu: acid salycil sebanyak 0,8 g, dengan kertas perkamen dan
sendok kecil; zinco oxydi sebanyak 5 g, dengan kertas perkamen dan sendok
tanduk; amylum sebanyak 5 g dengan cawan porselen dan dituangkan langsung;
vaselin album sebanyak 10 g dengan kaca arloji dan sendok gelas kecil.
Awal pembuatan, zinco oxydi dilakukan pengayakan dengan pengayak
100, setelah itu siapkan sedian acid salycil yang diteteskan spiritus fort sebanyak
dua tetes dan dilanjutkan dengan pembuatan bahan campuran yang nantinya
dicampur dengan bahan ini yaitu cawan porselen yang berisi vaselin yang
diletakan diatas penangas air sampai lumer dan diangkat lalu diaduk sampai
dingin. Masukan serbuk zingky oxydi perlahan-lahan kedalam campuran tersebut
sampai homogeny dan terakhir masukan amylum sedikit demi sedikit sampai
homogeny. Kemudian dimasukkan dalam pot plastik. Setelah itu diberi etiket
bewarna biru, dengan tulisan “ Anjing (b) milik Ny. Rita,diberikan tiga kali sehari
Jika perlu ditaburkan pada daerah yang sakit”. Dan label “ Obat Luar ”.

Hasil dan Pembahasan

Gambar 1. Sediaan Pasta


 Bentuk
sediaan
: Pasta
 Khasiat
: Antifungi
 Keterangan
: Obat luar

Pembahasan
Praktikum yang dilakukan adalah pembuatan sediaan pasta. Pasta
merupakan sediaan semisolid yang mengandung sejumlah besar (50%) bahan
padat sehingga lebih keras dan kaku.
Hal pertama yang dilakukan adalah melihat kelengkapan resep, terdiri
dari : nama dokter, alamat dan nomor telepon dokter, nomor izin praktek, jam
praktek, nomor dan tanggal resep, ada tulisan R/ serta nama obat-obatan yang
jelas, nama dan umur pasien, paraf dokter, jumlah obat, perintah membuat obat
dan signatura. Resep yang akan dibuat pada praktikum ini adalah :

Drh. Andala
Alamat : Jl. Cibanteng 2, Bogor
SIP: 0213/SIP/JB/04
Bogor,......................
R/ Acid salycil 0,8 g
Zinci oxydi 5g
Amylum 5g
Vaselin flavum 10 g
m.f.pastae
s.t.t.d extend.loc.dol
..........................................................paraf
Pro : Anjing (B)
Milik : Ny. Rita
Alamat : Jl. Riau 14, Bogor

Perintah pembuatan obat tersebut adalah misce fac pastae, signa ter de die
extende locus dolentes (campur dan buatlah sediaan pasta, berikan sehari tiga kali
oleskan pada bagian yang sakit). Keuntungan sediaan semisolid dibandingkan
dengan sediaan cair yaitu dapat diatur daya penetrasi dari zat berkhasiat dengan
memodifikasi basisnya, kontak sediaan dengan kulit lebih lama, lebih sedikit
mengandung air sehingga lebih sulit ditumbuhi bakteri, dan lebih mudah
digunakan tanpa memerlukan alat bantu. Pasta mengandung lebih banyak bahan
padat sehingga lebih kental dan kurang meresap. Pasta biasanya digunkan karena
kerjanya yang melindungi dan kemampuannya menyerap kotoran serum dari luka-
luka kulit. Selain itu pasta sangat baik untuk luka akut mengeras, menggelembung
dan mengeluarkan darah.
Zat aktif dalam pembuatan krim ini adalah acid salycilyang berfungsi
sebagai antifungi. Bahan dasarnya adalah zinci oxydi, amylum dan vaselin
flavum. Zinci oxydi merupakan serbuk amorf, sangat halus, putih, tidak berbau,
lambat laun menyerap karbondioksida dari udara. Tidak larut dalam air dan dalam
etanol, tetapi larut dalam asam encer. Khasiatnya sebagai antiseptiklocal. Vaselin
flavum atau yang lebih dikenal vaselin kuning merupakan campuran hidrokarbon
setengah padat yang diperoleh dari minyak mineral. Vaselin ini berfungsi sebagi
basis pasta, begitu juga dengan zinci oxydi dan amylum. Basis pasta terdiri dari
basis hidrokarbon, contohnya parafin cair dan basis yang dapat tercampur air,
contohnya resorsinol dan sulfur. Secara keseluruhan pasta ini berfungsi sebagai
krim antifungi dan antiseptik.

Pada akhir pembuatan, terbentuklah pasta dengan kualitas yang baik dan
stabil. Sediaan tersebut bewarna putih. Beberapa keuntungan bentuk sediaan
pasta: pasta mengikat cairan sekret, pasta lebih baik dari unguentum untuk lesi
yang akut dengan tendensi mengeluarkan cairan. Bahan obat dalam pasta lebih
melekat pada kulit sehingga meningkatkan daya kerja lokal.

Simpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa


mahasiswa mampu membuat sediaan pasta untuk antifungi. Rute aplikasi dari obat
ini adalah topikal (pemakaian luar) yang pemakaiaannya dengan cara
mengoleskan pelan-pelan pada bagian yang sakit. Proses pencampuran dan suhu
harus diperhatikan.
Daftar Pustaka

http://www.cosmeticsdatabase.com/ingredient.php?ingred06=707070
http://www.fmshk.org/database/articles/mb02drho.pdf
http://www.freepatentsonline.com/5179086.html
http://www.henriettesherbal.com/eclectic/kings/amylum.html
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002571.htm
http://www.usp.org/pdf/EN/referenceStandards/msds/1609002.pdf
http://www.usp.org/pdf/EN/referenceStandards/msds/1724747.pdf
http://lib.njutcm.edu.cn/yaodian/ep/EP5.0/16_monographs/monographs_l-
p/Paraffin,%20yellow%20soft.pdf
Lachman, L. 1989. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta: UI Press.
Muztabadiharja.1988. Penuntun Praktikum Ilmu Resep. FKH IPB : Bogor
Voigt R. 1984. Buku Pelajaran Tehnologi Farmasi. Soewandhi SN, penerjemah
(Terjemahan dari Lehrbuch Der Pharmazeutischen Technologie).
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Wientarsih itje dkk. 2010. Buku Penuntun Sediaan Farmasi dan Terapi Umum.
Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.
Ansel, Howard C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. UI Press: Jakarta
Anonim[2]. 2009. Paraffinum+Liquidum. encyclopedia.farlex.com . [April 2010]
Anonim[1]. 2009. Balsam of Peru. (terhubung berkala). www.mapsofworld.com.
[April 2010]

Anda mungkin juga menyukai