Anda di halaman 1dari 6

Hari/Tanggal : Selasa/ 25 Februari 2020

Kelompok : 04 (Pagi) 07.30 WIB


Dosen PJ : Prof. Dr. Dra. Ietje
Wientarsih Apt., MSc

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIAAN FARMASI DAN TERAPI UMUM


LINIMENTUM

Oleh :
Stevani Virda Evangelista B04160002
Dandi Irwandi B04160034

LABORATORIUM FARMASI
DEPARTEMEN KLINIK, REPRODUKSI DAN PATOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
PENDAHULUAN
Obat adalah zat aktif berasal dari nabati, hewani, kimiawi alam
maupun sintesis dalam dosis atau kadar tertentu dapat dipergunakan untuk
preventif (profilaksis), rehabilitasi, terapi, diagnosa terhadap suatu keadaan
penyakit pada manusia maupun hewan. Bentuk sediaan obat (BSO)
diperlukan agar penggunaan senyawa obat/zat berkhasiat dalam
farmakoterapi dapat secara aman, efisien dan atau memberikan efek yang
optimal. Umumnya bentuk sedian obat mengandung satu atau lebih senyawa
obat/zat yang berkhasiat dan bahan dasar/vehikulum yang diperlukan untuk
formulasi tertentu. Dalam memilih bentuk sediaan obat perlu memperhatikan
sifat bahan obat, sifat sediaan, kondisi penderita dan penyakitnya, harga,
serta bagaimana penulisan resep yang jelas dan lengkap, sehingga tidak
memberikan permasalahan dalam pelayanannya.
Liniment adalah sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian topikal
pada kulit dengan tujuan pengobatan. Sediaan liniment berbentuk cairan
encer dan menimbulkan friksi ketika diaplikasikan pada kulit (James and
Adams 2012). Bentuk sediaan linimentum dapat berupa emulsi, suspensi
atau solutio dalam minyak atau alkohol tergantung dari zat aktifnya. Dalam
memformulasikan liniment, hal yang harus diperhatikan adalah kestabilan
bahan dan zat aktif yang terdapat di dalam sediaan tersebut.
Pembuatan linimentum dapat dilakukan dengan cara yang sama
denganpembuatan emulsi atau suspensi tergantung pada bahan-bahan yang
yang digunakandan keadaan kasusnya. Oleh karena itu, pembuatan
linimentum pada praktikum ini disesuaikan dengan kasusnya yaitu
linimentum yang berupa emulsi yang digunakanuntuk pengobatan kasus
scabies.
Tujuan
Tujuan praktikum adalah praktikan dapat membuat sediaan
linimentum dengan takaran yang sesuai, mengetahui tata cara pembuatan
linimentum dengan takaran yang sesuai serta penulisan resep linimentum
(contoh untuk penyakit scabies).

TINJAUAN PUSTAKA
Linimentum adalah sediaan cair atau kental yang mengandung
analgetikumdan zat yang mempunyai sifat rubefacient, melemaskan otot
atau menghangatkan dandigunakan sebagai obat luar. Linimentum
analgetik dan yang melemaskan ototdigunakan dengan cara
mengoleskan pada kulit dengan kain flanel panas sedangkanlinimentum
yang menghangatkan digunakan pada kulit dengan cara mengoleskansambil
memijat dan mengurut (Anief 2008).
Sulfur praecipitatum atau belerang endap memiliki ciri-ciri warna kuning
pucat, sangat halus tidak berbau, dan tidak berasa (Farmakope Indonesia
1962). Sulfur praecipitatum merupakan keratolitik agent yang bekerja
menghilangkan sisik-sisik kulit yang kasar atau melunakkan/menipiskan
lapisan keratin, di samping itu juga memiliki aktivitas antifungi dan
antibakteri lemah. Sulfur sering dikombinasikan dengan asam salisilat
menghasilkan efek keratolitik yang sinergis. Sulfur praecipitatum praktis
tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam karbon disulfide, sukar larut
dalam minyak zaitun, praktis tidak larut dalam etanol.
Oleum ricini merupakan minyak yang berasal dari biji Ricinus communis
L. (Fam. Euphorbiaceae) yang matang. Oleum ricini berwarna kuning pucat
dan berbau lemah memiliki sifat sebagai lubricant. Oleum cocos merupakan
minyak lemak yang berasal dari Cocos nucifera L; berbentuk cairan jernih,
lembut, memiliki rasa hambar dan berfungsi sebagai zat tambahan.
Gliserol merupakan suatu campuran propane-triol dan air yang
mengandungtidak kurang dari 97% b/b C3H8O3 (Farmakope Indonesia
1962). Gum arab merupakan bahan pengental emulsi yang efektif karena
kemampuannya melindungi koloid dan sering digunakan pada pembuatan
roti. Gum arab memiliki keunikan karena kelarutannya yang tinggi dan
viskositasnya rendah (Hui 1992).
METODE
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada paraktikum kali ini adalah timbangan,
kertas perkamen, sendok tanduk, mortar, stamper, cawan porselin, gelas
arloji, etiket warna biru, botol, selotip. Bahan-bahan yang digunakan pada
praktikum kali ini adalah sulfur praecipitatum, oleum ricini, oleum cocos,
glicerinum, gom untuk minyak, gom untuk sulfur, aqua.
Metode Praktikum
Botol dilakukan peneraan sampai 50 ml, kemudian diberi tanda.
Selanjutnya timbangan dilakukan peneraan juga dengan dialasi kertas
perkamen. Semua bahan ditimbang, dengan menggunakan sendok tanduk
sulfur praecipitatum diambil sebanyak 3,0 gram, selanjutnya oleum ricini
dituang langsung pada cawan porselin sebanyak 2,0 gram kemudian
ditimbang dan dialasi kertas perkamen. Sebanyak 3,0 gram oleum cocos
dituang langsung pada gelas arloji lalu ditimbang dengan dialasi kertas
perkamen. Begitu juga dengan, Gliscerinum, sebanyak 1,0 gram glicerinum
dituang langsung pada gelas arloji lalu ditimbang dengan dialasi kertas
perkamen. Selanjutnya dengan menggunakan sendok tanduk, diambil gom
untuk minyak dan gom untuk sulfur masing-masing sebanyak 2,5 gram dan
0,5 gram, kemudian ditimbang dengan dialasi kertas perkamen. Terakhir

adalah aqua sebanyak 1 x gom ad 50 ml. Mortar kering dan bersih,


disiapkan kemudian dimasukkan ol.ricini dan ol.cocos, diaduk homogen
kemudian ditambahkan gom 2,5 g, dicampur sampai homogen. Aqua
sebanyak 3,75 ml ditambahkan sekaligus diaduk cepat dan searah sampai
terbentuk corpus emulsi (CE). Gliserin ditambahkan sedikit-sedikit pada
corpus emulsi, diaduk perlahan. Air ditambahkan sedikit-sedikit, diaduk
cepat searah sampai ada perubahan fase dari emulsi A/M menjadi M/A (lebih
encer). Kemudian diencerkan dengan air 10 ml lalu diaduk, dimasukkan ke
dalam botol. Mortar dibilas dengan 5 ml air lalu dimasukkan ke dalam botol.
Mucilago dibuat lagi dalam mortar dengan cara, 0,5 g gom ditambah 0,75
ml air diaduk cepat dan searah sampai terbentuk mucilage, kemudian
disisihkan. Sulfur dimasukkan dalam mortar, digerus lalu dicampur dengan
mucilage, 5 ml aqua ditambahkan, diaduk sampai homogeny lalu
dimasukkan ke dalam botol. Mortar dibilas lagi dengan 5 ml air, dimasukkan
ke dalam botol. Terakhir, botol ditutup.

PEMBAHASAN
Linimentum dengan vehikulum oleum coccos berfungsi memudahkan dan
mengoptimalkan mekanisme kerja obat untuk mencapai target sasaran
predileksi parasit di bawah permukaan kulit yang banyak mengandung
jaringan lemak (Joenoes 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Anief M. 2008. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta (ID):
Gadjah Mada University Press.
Farmakope Indonesia. 1962. Farmakope Indonesia I. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI
Hui, Y. H. 1992. Encyclopedia of Food Science and Technology. Volume II.
Canada: John Willey and Sons Inc.
Joenoes, N.,Z., (2010). Ars Prescibendi Resep Yang Rasional. Surabaya (ID):
Airlangga Uni versity Press.
James D, Adams J. 2012. The use of California sage brush liniment to control
pain. Pharmaceuticals. 5:1045-1053.

Anda mungkin juga menyukai