Ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmasi dan Terapeutik Veteriner
Dosen :
Prof. Ietje Wintarsih, Apt. M.Sc dan Dr. Bayu Febram M.Si, Apt.
Disusun oleh :
Kelompok 9
Rahmitiana Wuri 130210160020
Nabila Husna 130210160021
2.1. Serbuk
Dalam dunia farmasi, sediaan dalam bentuk serbuk sangat banyak
digunakan. Menurut Farmakope Indonesia IV, serbuk adalah campuran kering
bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral
atau untuk pemakaian luar. Sedangkan menurut Dirjen POM Serbuk adalah
campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan. Sediaan obat dalam
bentuk serbuk lebih efektif karena luas permukaan yang lebih luas, mudah
terdispersi, lebih larut dari bentuk lain yang dipadatkan (capsul, tablet, pil).
Serbuk terbagi atas dua macam, yaitu pulveres (serbuk bagi) dan pulvis
(serbuk tak terbagi). Pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot kurang
lebih sama, dibungkus dengan menggunakan bahan pengemas yang cocok
untuk sekali minum. Pulvis adalah serbuk bebas dari butiran kasar dan
dimaksudkan untuk obat luar (Dirjen POM,1979).
Terdapat beberapa keuntungan dari obat dengan bentuk serbuk,
diantaranya adalah obat lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada
sediaan yang dipadatkan. Kedua, lebih mudah diaplikasikan dari pada sediaan
cair atau sediaan padat lainnya. Ketiga, masalah stabilitas yang sering di hadapi
dalam sediaan cair tidak ditemukan dalam sediaan serbuk. Keempat, Obat yang
tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
Selain itu, obat dengan volume yang terlalu besar untuk dibuat tablet atau
kapsul dapat dibuat dalam bentuk serbuk. Namun terdapat kerugian pada obat
dengan bentuk serbuk, yaitu tidak tertutupinya rasa dan bau yang tidak enak
(pahit, sepet, lengket di lidah, amis dan lain – lain). Dan juga pada
penyimpanan kadang terjadi lembab atau basah (Syamsuni 2006).
Talk merupakan suatu sediaan yang berasal dari magnesium silikat berwarna
putih dan berbentuk serbuk halus. Digunakan pada produk-produk pupur bayi
sebagai serbuk astringen untuk mencegah kemerahan pada kulit akibat
penggunaan popok. Senyawa ini digunakan sebagai tambahan pada suatu
bahan lain (yang jumlahnya sedikit atau sangat sedikit) untuk menambah
volume nilai jual. Senyawa ini dijual bebas dan digunakan secara luas pada
berbagai bidang dan produk komersial di seluruh dunia (Kayne 2004).
BAB III
METODE KERJA
Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI: Jakarta
Dirjen POM, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI: Jakarta.