Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN


SEMI SOLID DAN LIQUID

SUSPENSI DAN SALEP

Disusun oleh :

Elin Setianingsih (1804277014)

Hana Astari (1804277016)

Iir Rohimah (1804277018)

Ilham Fauzan (1804277019)

Kenken Aina Rahmawati (1804277020)

Laiatul Hikmatin Fauziah (1804277021)

Pogram Studi D III Farmasi


STIKes Muhammadiyah Ciamis
2019
PRAKTIKUM II
SALEP

I. TUJUAN
Mampu mengetahui bagaimana cara memformulasikan sediaan salep dan
melakukan evaluasi sediaan salep.

II. DASAR TEORI


Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen ke dalam dasar
salep yang cocok (Dirjen POM, 1995). Salep tidak boleh berbau tengik, kecuali
dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep mengandung obat kerasa atau
narkotik adalah 10% (Anief, 1994).

Fungsi salep :

1. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit


2. Sebagai bahan pelumas kulit
3. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit
dengan larutan berair dan rangsang kulit

Peraturan pembuatan salep menurut F. Van Duin :

1. Peraturan salep pertama


Zat-zat yang mudah atau dapat larut dalam campuran lemak, dilarutkan
terlebih dahulu jika perlu dengan cara pemanasan.
2. Peraturan salep kedua
Bahan-bahan yang larut dalam air, jika tidak ada peraturan lain, dilarutkan
lebih dahulu dalam air, asalkan jumlah air yang dipergunakan dapat diserap
seluruhnya oleh basis salep dan jumlah air yang dipakai, dikurangi dari basis
salepnya.
3. Peraturan salep ketiga
Bahan-bahan yang sukai atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan air
harus diserbukkan terlebih dahulu, kemudian diayak dengan pengayak nomor
60.
4. Peraturan salep keempat
Salep-salep yang dibuat dengan cara mencairkan, campurannya harus
digerus sampai dingin, bahan-bahan yang ikut dilebur penimbangannya
dilebihkan 10-20%.
Persyaratan salep (FI III) :

1. Pemerian : Tidak boleh berbau tengik


2. Dasar salep : Kecuali dinyatakan lain, sebagai bahan dasar salep (basis
salep) digunakan vaselin putih (vaselin album). Tergantung dari sifat bahan obat
dan tujuan pemakaian salep
3. Kadar : Kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang
mengandung obat keras, kadar bahan obat adalah 10%
4. Homogenitas : Jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan
lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen
5. Penandaan : Pada etiket harus tertera “obat luar”

Jenis-jenis dasar salep :

1. Dasar salep hidrokarbon (dasar salep bersifat lemak) bebas air, preparas
yang berair mungkin dapat dicampurkan hanya dalam jumlah sedikit saja, dasar
hidrokarbon dipakai terutama untuk efek emolien. Contoh minyak atsiri, parafin.

2. Dasar salep absorbsi ada yang memungkinkan pencampuran larutan yang


hasil dari pembentukan emulsi minyak dengan air. Misalnya petrolatum hidrofilik
dan ada juga yang sudah menjadi emulsi air minyak, memungkinkan
bercampurnya sedikit penambahan jumlah larutan yang berair

3. Dasar salep yang mudah dicucidengan air merupakan emulsi minyak


dalam air yang dapat dicuci dengan air.

Dasar salep larut dalam air hanya mengandung komponen yang larut
dalam air, tetapi seperti dasar salep lain yang dapat dibersihkan dengan air basis
yang terlarut dalam air dapat dicuci dengan air, contoh polietilen glikol.

Pemilihan dasar salep yang tepat :

Pemilihan dasar salep untuk dipakai tergantung pada farkor-faktor


diantaranya :

a. Laju pelepasan yang diinginkan bahan obat dari dasar salep


b. Keinginan peningkatan oleh dasar salep absorpsi perkutan oleh obat
c. Kelayakan melindungi lembap dari kulit oleh dasar salep
d. Jangka lama dan pendeknya obat stabil dalam dasar salep
e. Pengaruh obat bila ada terhadap kekentalan atau hal lainnya dari dasar salep

Metode Pembuatan Salep

Metode pembuatan salep yang digunakan yaitu metode pencampuran :


Dalam metode pencampuran, komponen dari salep dicampur bersama-
sama dengan segala cara sampai sediaan yang rata tercapai. Pada skala kecil
seperti resep yang dibuat tanpa persiapan, ahli farmasi dapat mencampur
komponen-komponen dari salep dalam lumping dengan sebuah alu atau dapat
juga menggunakan sudip dan lempeng salep (gelas besar atau porselen) untuk
menggerus bahan bersama-sama. Pencampuran bahan padat.

Salep yang dibuat dengan cara menggerus/menggosokannya serta


meratakan dan mengumpulkan komponen-komponennya pada permukaan yang
kasar dengan spatula sampai hasilnya lembut dan rata. Komponen serbuk
dihaluskan lebih dahulu supaya dapat digerus secara merata dalam lumping
ditempatkan di bagian lain. Lalu sebagian dari serbuk dicampur dengan sebagian
dasar salep sampai merata dan proses ini diulang sampai semua bagian dari serbuk
dan dasar salep bercampur.

Pencampuran cairan. Bahan cairan atau larutan obat, seperti diuraikan


diatas dapat ditambahkan setelah dipertimbangkan sifat-sifat salepnya. Misalnya
larutan atau preparat berair akan menjadi sukar ditambahakan ke dalam salep
berlemak, kecuali dalam jumlah yang kecil. Tetapi dasar salep yang dapat
menyerap air atau hidrofilik akan lebih sesuai untuk absorbs atau pencampuran
dari larutan berair. Larutan beralkohol dalam volume yang larut biasanya dapat
ditambahkan dengan mudah kepada pembawa berlemak atau dasar salep emulsi.
Bahan cair lainnya dalam hal ini, balsam-balsam alam, sukar dicampur dengan
dasar salep.

Stabilitas Salep

1. Organoleptis

Dilakukan dengan mengamati bentuk, warna, bau, dan tekstur sediaan


masing-masing formula sebaiknya berbentuk setengah padat, berawarna putih
kekuningan, berbau khas, dan bertekstur halus.

2. Homogenitas
Dilakukan dengan menggunakan kaca objek. Suatu sediaan harus
menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat butiran kasar.

3. Uji daya sebar


Untuk melihat kemampuan sediaan menyebar pada kulit, dimana suatu
basis salep sebaiknya memiliki daya sebar yang baik untuk menjamin pemberian
bahan obat yang baik. Standarnya kurang lebih 252,67 gr masing-masing 4,79 cm
– 4,81 cm.
4. Uji pH salep
Untuk melihat pH salep apakah berada pada rentang pH normal kulit yaitu
4,5-7. Jika pH terlalu basa dapat mengakibatkan kulit kering, jika pH kuli terlalu
asam dapat memicu iritasi kulit.

5. Uji daya proteksi


Untuk mengetahui kemampuan salep untuk melindungi kulit dari pengaruh
luar seperti asam, basa, debu, polusi, dan sinar matahari. Pengujian daya proteksi
biasanya dengan KOH 0,1 N yang bersifat basa kuat. Standar ujinya harus lebih
dari 29,38 detik.

6. Uji kebocoran
Dilakukan selama 8 jam dengan posisi horizotal dan temperatur 60
° C ±3 ° C .Untuk menidentifikasi terjadi kebocoran atau tidak selama pengujian
ataupun setelahnya.

7. Uji daya lekat


Dilakukan untuk mengetahui salep yang lebih lama melekat pada kulit.
Semakin lama daya lekat salep melekat anatar salep dengan kulit semakin baik
sehingga absors obat oleh kulit akan semakin baik. Daya lekat yang baik menurut
literature yaitu lebih dari 4 deti (Nevi, 2006).

Pengawetan salep

Sediaan seperti salep ini memerlukan penambahan pengawet sebagai


antimikroba. Preparat setengah padat ini harus pula dilindungi melalui kemasan
dan penyimpanan yang sesuai dari pengaruh pengrusakan oleh udara, cahaya, uap
air
(lembap) dan panas, serta kemungkinan terjadinya interaksi kimia antara preparat
dengan wadah.

Pengemasan dan Penyimpanan

Salep biasanya dikemas baik dalam wadah, tube maupun botol. Botol
dapat dibuat dari gelas tidak berwarna, warna hijau, atau buram. Botol plastik juga
dapat digunakan. Wadah dan gelas buram dan berwarna berguna untuk salep yang
mengandung obat yang peka terhadap cahaya. Tube salep untuk pemakaian
topikal yang sering digunakan dari ukuran 5-30 gram.

Monografi Bahan

1. Chloramphenicol (FI V 684)


Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang, putih hingga
putih kelabu atau putih kekuningan.

Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam propilen
glikol, dalam aseton dan dalam etil asetat.

Khasiat : Anti Bakteri dan Anti Biotik

2. Propilen Glikol (FI V 1070)

Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis tiak berbau,
menyerap air pada udara lembab

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan kloroform,
larut dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial, tidak dapat bercampur
dengan minyak lemak

Khasiat : Zat tambahan , Pelarut

3. Adeps lanae (FI V 760)

Pemerian : Masa seperti lemak, lengket, warna kuning, bau khas

Kelarutan : Tidak larut dalam air, dapat bercampur dengan air lebih kurang dua
kali beratnya, agak sukar larut dalam etanol dingin, lebih larut dalam etanol panas,
mudah larut dalam eter dan dalam kloroform

Khasiat : Basis salep, Zat tambahan

4. Vaselin album (FI V 1312)

Pemerian : Masa seperti lemak, putih atau kekuningan, pucat, masa berminyak
transparan dalam lapisan tipis setelah pada suhu 0°.

Kelarutan : Tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol dingin atau panas, dan
dalam etanol mutlak dingin, mudah larut dalam benzen, dalam karbon disulfida,
dalam kloroform, larut dalam heksan dan dalam sebagian minyak lemak dan
minyak atsiri.

Khasiat : Basis salep, Zat tambahan

Perhitungan Bahan :

Chloramphenikol = 0,2 gr

Propilen glikol= 1 gr

Adeps lanae = 1 gr
Vaselin album = 10 – (0,2 gr + 1 gr + 1gr)

= 10 – 2,2 gr

= 7,8 gr

III. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
 Kertas perkamen
 Lumpang dan alu
 Cawan porselin
 Penara
 Timbangan kasar dan halus
 Tube
 Oven
 Objek glass
 Sudip
 Pinset

b. Bahan
 Chloramphenikol
 Prosedur
 Adeps lanae
 Vaselin album

c. Formula
R/Chloramphenicol 200 mg
Propilen glikol 1g
Adeps lanae 1g
Vaselin album ad 10 g

Pro : Liana

IV. PROSEDUR

1. Timbang chloramphenikol, propilen glikol, adeps lanae, vaselin album


masing-masing 200 mg, 1 gr, 1 gr, dan 7,8 gr
2. Gerus chloramphenikol dan propilen glikol didalam lumpang hingga
homogen kemudian masukkan adeps lanae dan vaselin album kedalam lumpang
gerus ad homogen
3. Letakkan salep yang telah homogen diatas kertas perkamen dengan
bantuan sudip
4. Gulung kertas perkamen yang telah terdapat salep hingga hingga muat
masuk ke dalam tube
5. Masukkan kertas perkamen ke dalam tube kemudian jepit lubang tube
dengan bantuan pinset dan keluarkan kertas perkamen secara perlahan hingga
salep tetap berada di dalam tube
6. Lipat lubang salep

Evaluasi Homogenitas

1. Ambil dua objek glass


2. Letakkan sampel salep yang telah digerus ke atas objek glass
3. Tutup dengan objek glass kedua kemudian amati penyebaran partikel pada
objek glass

Evaluasi Kebocoran Tube

1. Bungkus tube yang telah berisi salep dengan tissue, masukkan salep kedalam
oven yang telah diatur suhunya sekitar 80° C
2. Tunggu hingga beberapa menit
3. Amati kebocoran tube

Tes Daya Sebar Salep

1. Timbang 0,5 gram salep, letakkan ditengah alat (kaca bulat)


2. Timbang dahulu kaca penutup, letakkan kaca tersebut diatas massa salep dan
biarkan selama 1 menit
3. Ukur diameter salep yang menyebar (dengan mengambil panjang rata-rata
dari beberapa sisi)
4. Tambahkan 50 gram beban tambahan, diamkan selama 1 menit dan catatlah
diameter salep yang menyebar seperti sebelumnya
5. Teruskan penambahan 50 gram beban seperti no 4 hingga diameter salep
tidak bertambah lagi
6. Gambar dalam grafik antara beban dan luas salep yang menyebar
7. Ulangi masing-masing 3× untuk tiap salep yang diperiksa

Tes Daya Lekat Salep

1. Letakkan salep secukupnya diatas objek gelas yang telah ditentukan luasnya
2. Letakkan objek gelas yang lain di atas salep tersebut, tekanlah dengan beban
1 kg selama 5 menit
3. Pasanglah objek galss pada alat uji
4. Lepaskan beban seberat 80 gram dan catat waktunya hingga kedua objek
glass tersebut terlepas
5. Ulangi sebanyak 3×
6. Lakukan pula pada formula salep yang lain
Kemampuan Proteksi

1. Ambillah sepotong kertas saring (10 × 10 cm). Basahilah dengan larutan


fenolptalein untuk indikator. Setelah itu kertas dikeringkan
2. Olesi kertas tersebut dengan salep yang akan dicoba (pada salah satu muka)
seperti lazimnya orang menggunakan salep
3. Sementara itu pada kertas yang lain, buatlah satu area (3 × 3 cm) dengan
parafin padat yang dilelehkan. Setelah kering/dinginkan didapatkan area yang
dibatasi dengan parafin padat
4. Tempelkanlah kertas tersebut (no 3) diatas kertas sebelumnya (no 2)
5. Teteskan area ini dengan larutan KOH 0,1 N
6. Lihatlah sebelah kertas yang dibasahi dengan larutan fenolptalein pada waktu
15; 30; 60 detik; 3 dan 5 menit. Apakah ada noda merah pada kertas tersebut
7. Bila tidak ada noda berarti salep dapat memberikan proteksi terhadap cairan
(larutan KOH)
8. Lakukan percobaan untuk salep yang lain

Dosen Pengampu

Anna L Yusuf ,M.Farm.,Apt


V. HASIL

Uji Evaluasi

N Uji Evaluasi Salep I Salep II Salep III


o.
1. Organoleptis • Warna : Putih • Warna : Putih • Warna : Putih
Kekuningan Kekuningan Kekuningan
• Tekstur : • Tekstur : • Tekstur :
Halus Halus Halus
• Bentuk : • Bentuk : • Bentuk :
Setengah Setengah Setengah
padat padat padat
• Bau : Vaselin • Bau : Vaselin • Bau : Vaselin
Album Album Album
2. Homogenitas Tidak ada partikel Tidak ada partikel Tidak ada partikel
( tidak ada butiran ( tidak ada butiran ( tidak ada butiran
kasar) kasar) kasar)

3. Uji Daya Berat Besar Berat Besar Berat Besar


sebar beban daya beban daya beban daya
(gram) sebar (gram) sebar (gram) sebar
(cm) (cm) (cm)

50 g 4, 25 cm 50 g 4,1 cm 50 g 4,25 cm
100 g 4, 35 cm 100 g 4,3 cm 100 g 4,6 cm
150 g 4,55 cm 150 g 4,65cm 150 g 4,9 cm
200 g 4,7 cm 200 g 4,8 cm 200 g 5,05 cm

4. Uji pH pH pH pH pH pH pH
Univers meter Univers meter Univers meter
al al al
6 5,85 6 6 6 6,18
5 Uji Daya 1, 20 detik 2, 13 detik 1, 02 detik
Sebar
6. Uji Daya Terdapat noda Terdapat noda Terdapat noda
Proteksi merah merah merah

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum Teknologi sediaan liquid dan semi solid adalah membuat
tiga sediaan Salep. Tujuan dari percobaan ini adalah memformulasi sediaan salep
dan melakukan kontrol kualitas (evaluasi) sediaan salep.

Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan preformulasi yang


bertujuan dapat merancang formula, meracik dan mengevaluasi, sehingga
didapatkan suatu sediaan obat yang optimal.

Langkah kedua melakukan formulasi, yaitu dengan melakukan


perhitungan bahan yang akan digunakan untuk membuat sediaan salep. Tujuan
dari formulasi ini adalah untuk menyesusaikan bahan bahan yang saling
bercampur supaya menjadi suatu sediaan yang baik sesuai standar.

Selanjutnya menyiapkan bahan bahan yang telah ditimbang, kemudian


menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Bahan yang digunakan yaitu
diantaranya Chloramphenikol sebanyak 0,2 gr yang digunakan sebagai antibiotik,
Propilen glikol sebanyak 1 gr digunakan sebagai pelarut, Adeps lanae sebanyak 1
gr yang digunakan sebagai basis salep dan Vaselin album sebanyak 7,8 gr yang
digunakan sebagai basis salep.

Metode yang digunakan dalam pembuatan salep yaitu metode


pencampuran. Dalam metode pencampuran, komponen dari salep dicampur
bersama-sama dengan segala cara sampai sediaan yang rata tercapai.

Cara membuat sediaan salep yang pertama adalah masukkan


Chloramphenikol sebanyak 0,2 gr ke dalam mortir, tambahkan propylen glycol
sebanyak 1 gr gerus ad homogen. Kemudian masukkan adeps lanae sebanyak 1 gr
gerus ad homogen dan yang terakhir tambahkan vaselin album ke dalam mortir
gerus kembali ad homogen. Setelah sediaan selesai dibuat, masukkan ke dalam
tube/wadah.

Setelah itu adalah melakukan evaluasi pada sediaan salep berupa uji
organoleptik dengan menggunakan panca indera yaitu penglihatan berupa warna,
penciuman berupa bau dan pecobaan berupa rasa dari sediaan tersebut. Dan hasil
evaluasi menunjukkan bahwa sediaan salep yang dibuat dan setelah dilakukan uji
organoleptik sediaan tersebut berwarna putih kekuningan, sedikit berbau vaselin
album karena vaselin album lebih dominan, dan pengukuran bobot jenis sediaan
salep didapat hasil gram.

Kemudian melakukan uji pH untuk mengetahi tingkat keasaman dan


kebasaan sediaan salep terhadap kulit, jika terlalu basa dapat mengakibatkan kulit
kering, jika pH kulit terlalu asam dapat memicu iritasi kulit. Pengujian dilakukan
dengan cara mengambil sampel salep 0,5 gr diencerkan dengan aquades sebayak
50 ml, kemudian pH universal dan pH meter dicelupkan ke sampel yang telah
diencerkan. Dari hasil yang didapat bahwa pH salep dapat dikatakan baik sesuai
dengan pH kulit yaitu 4-6,5 (Yosipovitch,2003).

Kemudian melakukan uji homogenitas yaitu dengan cara mengambil


sampel sebanyak 0,5 gr dan diletakkan pada cover glass lalu diberi pencahayaan
yang cukup sehingga terlihat ada atau tidaknya partikel atau butiran kasar. Dari
hasil yang didapat bahwa tingkat homogenitas dari sampel tersebut dikatakan
baik, yaitu sesuai dengan standar karena tidak terlihat adanya partikel atau butiran
kasar.

Kemudian melakukan uji daya sebar, bertujuan untuk melihat kemampuan


sediaan menyebar pada kulit dimana suatu basis salep sebaiknya memiliki daya
sebar yang baik untuk menjamin pemberian bahan obat yang baik. Pengujian
dilakukan dengan cara mengambil sampel sebanyak 0,5 gr kemudian letakkan di
tempat uji daya sebar salep dengan diberi penambahan beban mulai dari 50 gr,
100 gr, 150 gr, dan 200 gr, lalu hitung diameter daya sebar sampel salep tersebut.
Dari hasil yang didapat bahwa kemampuan uji daya sebar salep ini dapat
dikatakan baik, sesuai Standarnya kurang lebih 252,67 gr masing-masing yaitu
4,79 cm – 4,81 cm. Semakin besar gaya menyebar salep, maka ketersediaan obat
untuk diabsorpsi makin besar (Maulidaniar dkk, 2012).

Kemudian melakukan uji daya lekat bertujuan untuk mengetahui salep


yang lebih lama melekat pada kulit. Semakin lama daya lekat salep melekat anatar
salep dengan kulit semakin baik sehingga absors obat oleh kulit akan semakin
baik. Pengujian dilakukan dengan cara mengambil sampel sebanyak 0,25 gr
tambahkan ke kaca slide, kemudian tutup dengan kaper glas kemudian di beri
beban 500 gr diatasnya selama 5 menit, kemudian kaper glas ditarik dengan alat
penguji dengan bobot 80 gram. Kemudian hitung hasil dari uji daya lekat
tersebut.dari hasil yang didapat bahwa kemapuan uji daya lekat pada sampel
dikatakan kurang baik, karena tidak sesuai standar. Daya lekat yang baik menurut
literature yaitu lebih dari 4 detik (Nevi, 2006).

Pengujian yang terakhir adalah uji daya proteksi bertujuan untuk


mengetahui kemampuan salep untuk melindungi kulit dari pengaruh luar seperti
asam, basa, debu, polusi, dan sinar matahari. Pengujian dilakukan dengan dengan
cara mengukur kertas saring dengan ukuran 10x10 dan 3x3, lalu kertas saring
yang berukuran 10x10 ditetesi dengan penolftalein 1 tetes dan keringkan.
Selanjutnya kertas tersebut diolesi dengan salep (secukupnya seperti mengoleskan
salep pada kulit), kemudian tempelkan kertas saring yang berukuran 3x3 ke kertas
saring yang berukuran 10x10 dan tetesi dengan parafin sebanyak 1 tetes. Setelah
itu kertas saring yang berukuran 3x3 ditetesi dengan KOH 1 tetes. Terakhir amati
kertas saring tersebut apakah terdapat noda merah atau tidak. Pada sediaan salep
yang dibuat terdapat noda merah, artinya salep tersebut belum bisa memberikan
proteksi terhadap pengaruh luar. Sediaan salep yang baik menurut standar
seharusnya mampu memberikan proteksi terhadap semua pengaruh luar yang
ditandai dengan tidak munculnya noda merah pada kertas saring. Tidak
munculnya noda merah pada kertas saring yang ditetesi KOH 0.1 N dapat
mempengaruhi efektifitas salep tersebut terhadap kulit. Karena basis yang
digunakan adalah basis serap yang mudah menyerap dengan air dari larutan KOH
sehingga efek perlindungannya rendah sehingga dapat disimpulkan daya
proteksinya kurang baik. (Anonim, 2011).

VII. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas mengenai praktikum pembuatan salep dapat
disimpulkan bahwa :

1. Formula salep yang dibuat dengan bahan Chloramphenicol, propylen glycol,


adeps lanae dan vaselin album belum memenuhi standar
2. Uji ealuasi yang sudah memebuhi standar diantaranya uji organoleptik, pH,
homogenitas, daya sebar dan daya lekat.
3. Uji evaluasi yang belum memenuhi standar yaitu uji daya proteksi.
4. Uji evaluasi pada sediaan topikal perlu dilakukan untuk menjamin bahwa
sediaan memiliki efek farmakologis yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. Jakarta : EGC

Anief. 2015. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : UGM-Press

Ansel, Howard C. 2011. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : UI-Press

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : DEPKES RI

Kementrian Kesehatan RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi kelima. Direktorat


Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai