Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum

Sediaan Herbal

Oleh :

Ayu Wanda Marita 2016.05.004

Cinthia Ika Paulina 2016.05.006

Jeinica Nintiasari 2016.05.012

Latri Retnoningtyas 2016.05.016

Putri Regina Sari 2016.05.023

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

BANYUWANGI

2019
Laporan Praktikum I

Membuat Sediaan Herbal

Dekokta Simplisia Zingiberis Rhizomae

I. Tujuan
Untuk mengetahui cara pembuatan sediaan dekokta dari simplisia
jahe

II. Tinjauan Pustaka


Dekokta adalah suatu proses penyarian yang hampir sama dengan
infus, perbedaannya pada dekok digunakan pemanasan selama 30 menit
dihitung mulai suhu mencapai 90 derajat. Cara ini dapat dilakukan untuk
simplisia yang mengandung bahan aktif yang tahan terhadap pemanasan.
Umumnya dekokta dibuat dari simplisia yang keras, yang tidak
mengandung minyak atsiri dan tahan terhadap pemanasan.
Jahe (zingiber Officinale) adalah tanaman rimpang yang sangat
populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Batang jahe merupakan
batang semu dengan tinggi 30-100 cm. Akarnya berbentuk rimpang,
berwarna kuning hingga kemerahan, bau menyengat. Daun menyirip,
tangkai daun berbulu halus, bunga berwarna hijau kekuningan.

Uraian bahan

1) Jahe (zingiberis officinale)


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber Mill
Spesies : Zingiber Officinale Roscoe
2) Aquadest (Dirjen POM,1979)
Nama resmi : Aquadestillata
Nama lain : Air suling
Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,02
Pemerian : cairan, jernih tidak berwarna, tidak
mempunyai rasa, tidak berbau
Khasiat : Pelarut

III. Alat dan Bahan


Alat : Bahan :
a. Botol a. Simplisia Jahe
b. Beaker glass b. Aquadest
c. Corong
d. Gunting
e. Lap
f. Kertas saring
g. Gelas ukur
h. Penjepit kayu

IV. Cara Kerja


1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang simplisa zingiberis rhizomae 20 gram
3. Dipanaskan water bath dengan suhu 90 derajat
4. Dibersihkan simplisia, lalu dipotong kecil-kecil
5. Diukur aquadest 200ml, dimasukkan ke dalam beaker glass 500 ml
6. Dimasukkan simplisia ke dalam beaker glass, lalu dimasukkan ke
dalam water bath
7. Ditunggu selama 30 menit
8. Disaring dan dimasukkan ke dalam botol
V. Hasil dan Pembahasan

Pada praktikum pembuatan dekokta dengan menggunakan sampel simplisia


jahe. Dipanaskan water bath terlebih dahulu dengan suhu 90 ͦC, lalu ditimbang
sampel sebanyak 20 gram dicuci hingga bersih dan dipotong kecil-kecil. Sampel
dipotong kecil dengan tujuan agar mempercepat zat aktif terlarut dalam pelarut.
Pelarut yang digunakan adalah aquadest. Setelah itu simplisia dimasukkan ke
dalam beaker glass yang sudah diisi aquadest dan dimasukkan ke dalam water
bath dengan suhu 90 ͦC selama 30 menit. Kemudian disaring dengan
menggunakan kertas saring, dimasukkan ke dalam botol dan diberi label.

Digunakan suhu 90 ͦC karena pada suhu tersebut pelarut dapat menarik zat
aktif yang ada dalam sampel (bagi sampel yang tahan panas). Aquadest digunakan
sebagai pelarut karena murah dan mudah diperoleh, stabil, tidak mudah terbakar,
tidak beracun dan alamiah tetapi meskipun aquadest memiliki keunggulan sebagai
penyari, aquadest juga memiliki kelemahan yaitu tidak selektif dan sari yang
dihasilkan mudah tercemar jamur dan bakteri sehingga tidak tahan lama.

VI. Kesimpulan

Dekokta adalah suatu proses penyarian yang digunakan pemanasan selama 30


menit dihitung mulai suhu mencapai 90 derajat.
Laporan Praktikum II

Pembuatan Sediaan Krim

Ekstrak Daun Salam Sebagai Anti Inflamasi

I. Tujuan

Untuk membuat dan menghasilkan sediaan topikal krim ekstrak daun


salam sebagai antiinflamasi

II. Tinjauan Pustaka

Daun salam (Eugenia Polyantha Wight) mempunyai sinonim Syzygium


polyantha (wight) walp dan Eugenia lucidula miq. Tempat tumbuh berada
diiklim tropis dan subtropis termasuk di daerah asia tenggara yakni china.
Berupa pohon tinggi sampai 25 meter, garis tengah batangnya sampai 1,3
meter, permukan licin, putih kecoklatan, daun berbentuk bundar lonjong, tepi
rata, pangkal runcing, panjang 10-14 cm, lebar 4-8 cm, tangkai panjang,
pertulangan menyirip, permukaan bawah hijau muda dan permukaan atas hijau
tua. Daun salam mengandung saponin, flavonoid, minyak atsiri, alkaloid, dan
polifenol. Kulit batangnya mengandung saponin dn tanin (syamsuhidayat dan
hutapea, 1991). Flavonoid total yang terkandung dari ekstrak kental daun
salam tidak kutang dari 0,40% dihitung sebagai kurketin (Dirjen POM, 2013).
Klasifikasi daun salam :

a. Kingdom : Plantae
b. Kelas : Magnolipsida
c. Ordo : Myrtales
d. Famili : Myrtaceae
e. Genus : Sysygium
f. Spesies : S. Polyanthum

Krim merupakan suatu sediaan berbentuk setengah padat yang


mengandung satu atau lebih bahan terdispersi dalam bahan dasar yang
sesuai (Dirjen RI, 1995). Terdapat dua tipe krim sederhana, yaitu tipe air
dalam minyak dan tipe minyak dalam air. Tipe air dalam minyak tidak
larut dalam air dan tidak dapat dicuci dengan air, sedangkan tipe minyak
dalam air dapat bercampur dan dapat dicuci dengan air, serta tidak
berminyak (Allen, 1999). Krim digunakan sebagai :

a. Bahan pembawa obat untuk pengobatan kulit


b. Bahan pelembut kulit
c. Sebagai pelindung kulit dimana mencegah kontak permukaan kulit
dengan larutan berair dan rangsang kulit (Aniet, 1997).

III. Alat dan Bahan


Alat : Bahan :
a. Beaker glass a. Daun salam
b. Batang pengaduk b. Etanol 70%
c. Gelas ukur c. Aquadest
d. Labu ukur d. Adeps lanae
e. Erlenmeyer e. Asam stearat
f. Neraca analitik f. Parafin liquid
g. Waterbath g. Trietanolamin
h. Mortir stamper

IV. Cara Kerja


A. Pembuatan Ekstrak Daun Salam
- Disiapkan alat dan bahan
- Ditimbang daun salam sebanyak 500 gram
- Dimasukkan ke dalam wadah, ditambahkan etanol 70%
sebanyak 500 ml sebagai pelarut
- Maserasi dilakukan dengan menggunakan orbital shakes
selama 1 hari
- Disaring dengan corong untuk menguapkan etanol
- Dilakukan proses penguapan pelarut dengan waterbath suhu
70 ͦC
- Diambil ekstrak daun salam

B. Pembuatan Krim Ekstrak Daun Salam


- Disiapkan alat dan bahan
- Fase minyak (asam stearat, parafin liquid, adeps lanae) Fase air
(aquadest, trietanolamin) masing-masing dipanaskan diatas
waterbath pada suhu 60-70 ͦC sampai lebur
- Fase air dan fase minyak dicampurkan, dimasukkan ke dalam
mortir diaduk sampai terbentuk masa basis krim yang homogen
- Ditambahkan ekstrak daun salam, diaduk ad homogen
- Dimasukkan ke dalam wadah

V. Hasil dan Pembahasan

VI. Kesimpulan
Laporan Praktikum III

Membuat Sediaan Jamu

dari Bahan Herbal

I. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kandungan aktif bahan alam


sehingga dapat memadukan atau meracik jamu yang akan dibuat.

II. Tinjauan Pustaka

Jamu adalah obat tradisional berbahan alami warisan budaya yang telah
diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi untuk kesehatan.
Pengertian jamu dalam Permenkes No. 003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau
ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan
serian (generik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman dan dapat diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Sebagian besar masyarakat
mengkonsumsi jamu karena percaya memberikan manfaat yang cukup besar
terhadap kesehatan baik untuk pencegahan dan pengobatan terhadap suatu
penyakit maupun dalam hal menjaga kebugaran dan kecantikan dan meningkatkan
stamina tubuh.
Sampai saat ini keberadaan jamu terus berkembang. Hal ini terlihat pada
permintaan terhadap jamu yang terus mengalami peningkatan. Menurut BPOM
obat herbal dikelompokkan menjadi tiga bentuk sediaan yaitu sediaan jamu,
sediaan herbal terstandar dan sediaan fitofarmaka. Persyaratan ketiga sediaan
berbeda yaitu untuk jamu pemakaiannya secara empirik berdasarkan pengalaman,
sediaan herbal tersandar bahan bakunya harus distandarisasi dan sudah diuji
farmakologi secara eksperimen, sedangkan sediaan fitofarmaka sama dengan obat
modern, bahkan harus distandarisasi dan harus melalui uji klinik. Dalam
pemasarannya jamu disajikan dalam bermacam-macam jenis, diantaranya jamu
gendong, jamu godokan, serbuk seduhan, pil dan cairan. Satu jenis jamu disusun
dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya antara 5 sampai 10 macam, bahkan
bisa lebih.
Jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai uji klinis, tetapi cukup
dengan bukti empiris, jamu juga harus memenuhi persyaratan keamanan dan
standar mutu (Suharmiati et al., 2006). Jamu gendong adalah jamu dalam bentuk
cair yang dijual bebas dalam botol yang diletakkan dalam keranjang yang
digendong di punggung belakang menggunakan kain, dan jamu ini dijual dari
rumah ke rumah. Jamu gendong dikemas dalam botol dalam bentuk cair yang
tidak diawetkan dan diedarkan tanpa penandaan. Hal ini memungkinkan jamu
gendong dapat diproduksi oleh siapa saja yang menghendakinya. Pengolahannya
dilakukan dengan cara merebus seluruh bahan atau dengan mengambil sari yang
terkandung dalam bahan baku, kemudian mencampurkannya dengan air matang.
Jamu gendong dibuat dalam skala industri rumah tangga yang menggunakan
peralatan sederhana dan memanfaatkan tenaga manusia pada pengolahannya. Hal
ini memungkinkan kurangnya kebersihan selama proses pembuatan sehingga
diduga dapat menyebabkan tercemarnya jamu gendong yang diproduksi
(Suharmiati, 2005). Jamu gendong merupakan salah satu obat tradisional yang
sangat diminati masyarakat karena selain harganya terjangkau dan mudah
diperoleh, jamu gendong juga mudah dijumpai, baik di kota maupun di desa.
Usaha jamu gendong terus berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
yang banyak 3 menggunakan jamu sebagai minuman penyegar atau obat penyakit
ringan. Jamu telah menjadi bagian budaya dan kekayaan alam Indonesia
(Suharmiati, 2003). Karena itulah kami melakukan pratikum pembuatan jamu
godokan dengan indikasi yang tepat dan sesuai serta proses yang hiegenis sebagai
alternatif lain selain jamu gendong.

III. Alat dan Bahan

Alat : Bahan :
Pisau Kunyit Putih ½ kg

Panci Daun Asam 8 gram

Kompor Air 6 liter

Baskom Serai 4 batang

Botol kosong Gula Pasir secukupnya

Stiker nama produksi Gula Aren secukupnya

Telenan Rosella kering 6 buah

Pengaduk Asem secukupnya

Corong

Saringan

IV. Cara Kerja

Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan


Kupas semua kunyit kemudian cuci bersih pada air yang mengalir
Setelah bersih rajang kunyit menjadi bagian yang kecil-kcil
Bersihkan daun asam, serai dan rosella kering pada air mengalir
Takar air 6 liter kemudian masukkan dalam panci
Masukkan kunyit, serai, daun asem, dan rosella ke dalam panci yang sudah berisi
air
Tambahkan gula aren, gula pasir dan air asam secukupnya
Tutup panci kemudian tunggu hingga mendidih
Setelah mendidih matikan kompor
Tunggu hingga dingin
Setelah dingin silakan disaring
Kemudian kemas dalam botol menggunakan corong
Tutup dengan segel dan label
V. Hasil dan Pembahasan

Dari ramuan yang kita buat seperti kunyit putih, sereh, daun asem, rosella, dan
gula aren seluruhnya memiliki kandungan yang berkhasiat sebagai antidiabetes
dan antikolestrol maka dari itu, jamu kesehatan yang kami buat kami beri nama
andiskol. Pembuatan jamu kesehatan ini lebih mudah dan rasa dari jamu ini juga
sangat enak sehingga tidak seperti jamu pada umumnya.

VI. Kesimpulan
Jamu kesehatan ini berkhasiat untuk antidiabetes dan antikolestrol.
Sehingga cocok untuk diet dan cocok untuk penikmat jamu yang tidak
suka akan pahitnya jamu. Karena rasa pahit sudah tertutupi dengan
rasa rosella dan gula arennya.

Anda mungkin juga menyukai