TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan praktikum ini yaitu :
Memahami dan mampu membuat sedian infusa dan dekokta
Keuntungan: Kerugian
Unit alat yang dipakai sederhana Zat-zat yang tertarik kemungkinan sebagian
akan mengendap kembali, apabila
kelarutannya sudah mendingin.
Biaya operasionalnya relatif rendah Menghasilkan sari yang tidak stabil dan
mudah tercemar oleh kuman dan kapang.
Dekok merupakan sediaan yang dihasilkan dengan cara dekoktasi. Perbedaan dengan
infuse hanya terletak pada lamanya ekstraksi yaitu infuse 15 menit dan dekok 30 menit.
Ekstraksi yang lebih lama pada simplisia tertentu dapat meningkatkan kualitas ekstrak,
namun hal tersebut tidak berlaku umum. Penentuan apakah suatu simplisia lebih baik dibuat
infuse atau dekok perlu penelitian lebih lanjut, namun ada panduan dasar yang dapat
dipertimbangkan, yaitu :
Infus Dekok
Untuk bahan-bahan dasar yang lunak Untuk bahan-bahan dasar yang keras
Untuk bahan-bahan dasar yang zat-zat Untuk bahan-bahan dasar yang zat-zat
bagiannya tidak cukup tahan pemanasan bagiannya sangat tahan pemanasan
Untuk bahan-bahan dasar dengan minyak Untuk bahan-bahan dasar tanpa minyak
yang mudah menguap yang mudah menguap
Untuk bahan-bahan dasar yang banyak
mengandung zat tepung
Kandungan Kimia Tumbuhan yang Digunakan
Etanol 80% kulit batang champaca L mengandung golongan minyak atsiri, triterpenoid, polifenol,
dan flavonoid.
.
III. PELAKSANAAN
Mahsiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 orang. Setiap
Kelompok membuat sedian infusa dan dekokta dibawah ini :
1) Infusa Daun Sirih sebanyak 120ml
2) Dekokta Kulit Batang Cempaka, 120 ml
Bahan dan Alat
a) Bahan yang digunakan adalah :
Daun sirih segar, serbuk simplisi kulit batang cempaka dan Aquadest
b) Alat yang digunakan adalah :
Panci infuse, kompor , pisau/gunting, kain flannel, corong kaca, beker glass, Erlenmeyer
dan botol plastic
Prosedur
a. Pembuatan Sedian Infusa Daun Sirih (120ml)
1) Ditimbang 12g daun sirih segar, potong-potong 2-3 mm, dimasukkan ke dalam bejana
infus.
2) Diukur aquadest sebanyak 120 ml dimasukkan ke dalam bejana infus, dipanaskan
diatas penangas air pada suhu 900 C selama 15 menit (terhitung mulai semenjak suhu
sudah mencapai 900 C), sekali-sekali diaduk supaya minyak atsiri dalam daun sirih
terekstraksi sempurna, setelah itu angkat, dinginkan.
3) Infus dingin disaring dengan kain flanel, filtratnya ditampung pada beker glass
4) Jika filtrat belum mencapai 120ml , ditambahkan air panas (sejumlah kekurangannya)
pada ampas, dinginkan, saring, peras. Filtrat yang diperoleh ditambahkan dengan
filtrate yang pertama sehingga diperoleh volume infus 120 ml
5) Masukkan infus ke dalam botol 120 ml yang sudah ditara dan ditandai, tutup.
6) Beri etiket
b. Pembuatan Sediaan Dekokta Kulit Batang Cempaka (120ml)
1) Timbang 12g serbuk simplisia kulit batang cempaka, masukkan ke dalam beker glass.
2) Tambahkan aquadest sebanyak 120ml + 2x berat simplisia (24ml)
3) Panaskan diatas penangas air pada suhu 900 C selama 30 menit (terhitung semenjak
suhu sudah mencapai 900 C, sambil sesekali diaduk
4) Serkai selagi panas melalui kain flannel, tambahkan air panas secukupnya melalui
ampas hingga diperoleh volume dekok sebanyak 120ml
5) Masukkan dekokta kedalam botol plastic 120ml yang sudah ditara dan ditandai, tutup
6) Beri etiket
V. PEMBAHASAN
Piper betle L (Daun sirih) mengandung minyak atsiri dengan komponen antara
lain kavikol, kavibetol, sinceol, eugenol, flavonoid. Minyak atsiri dapat merelaksasi otot
polos pada saluran pernapasan, sekresi lendir berkurang, dan aktivitas antibakteri,
antiinflamasi, dan antijamur yang sering menyebabkan plak pada gigi.
Selain pembuatan infusa, pada praktikum kali ini juga membuat dekokta serbuk
kulit batang cempaka. Dalam proses pembuatannya hampir sama seperti pembuatan
infusa tetapi waktu yang dibutuhkan untuk membuat dekokta adalah selama 30 menit dan
air yang ditambahkan yaitu 144 ml , penambahan air sebanyak144 ml disebabkan karena
simplisia bersifat kering sehingga air yang ditambahkan adalah (sejumlah dekokta yang
dibuat) 120 ml + 2 x bobot simplisia. Kemudian disaring dengan kain flanel dalam
kondisi panas. Kemudian dekok dimasukkan ke dalam botol 120ml dan beri etiket.
Kulit batang M. champaca L. d mengandung senyawa golongan triterpenoid, steroid,
dan asam lemak (Chandrashekar et al., 2010). Ekstrak n-heksana, kloroform dan metanol
kulit batang M. champaca L. dilaporkan memiliki aktivitas antimalaria yang sangat baik
secara in vitro. Kulit batangnya digunakan sebagai obat gastritis, demam, dan batuk (Dwajani
and Shanbhag, 2009).
Digunakan suhu 90oC, karena pada suhu tersebut pelarut dapat menarik zat aktif
yang ada dalam sampel (bagi sampel yang tahan panas). Infus/ rebusan obat merupakan
sediaan air yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90oC
selama 15menit yang mana ekstraksinya dilakukan secara infundasi. Air digunakan
sebagai pelarut karena ekonomis dan mudah diperoleh, stabil, tidak mudah terbakar, tidak
beracun dan alamiah tetapi meskipun air memiliki keunggulan sebagai penyari, air juga
memiliki kelemahan yaitu tidak selektif dan sari yang dihasilkan mudah tercemar jamur
dan bakteri sehingga tidak tahan lama.
VI.