Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM DESAIN PANGAN

ACARA 1 PEMBUATAN LIANG TEH-KULIT JERUK SAMBAL CELUP

Disusun oleh :

DENI MURDANI

C1061191039

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN A

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2022
DAFTAR ISI

ACARA 1................................................................................................................1

1.1 Tujuan Praktikum...............................................................................1

1.2 Landasan Teori...................................................................................2

II . METODE PENELITIAN................................................................................3

2.1 Alat dan Bahan....................................................................................3

2.2 Prosedur Kerja....................................................................................3

III . HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................7

3.1 Pembahasan........................................................................................10

3.2 Hasil.....................................................................................................10

IV. PENUTUP......................................................................................................13

4.1 Kesimpulan.........................................................................................13

4.2 Saran...................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

LAMPIRAN..........................................................................................................16
ACARA 1

Pembuatan Liang Teh-kulit Jeruk Sambal Celup

1.1 Tujuan Praktikum

Setelah mengikuti praktikum ini, Praktikan diharapkan dapat melakukan


dengan tepat cara membuat teh instan.

1.2 Landasan Teori

a. Pengertian liang teh

Teh adalah minuman yang mengandung kafein yang dibuat dengan cara
menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman
Camelia chinensis dengan air panas, istilah teh juga digunakan untuk minuman
yang dibuat dari buah, rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh
sedangkan teh yang tidak mengandung daun teh disebut teh herbal (Yuanita,
2009).

“Liang teh” merupakan salah satu jenis minuman tradisional dari bangsa
Cina yang sudah lama dikenal masyarakat. Menurut Oguni (1996), “liang teh”
adalah sebutan untuk ramuan bunga, daun, biji, akar dan buah kering walaupun
disebut “teh”, minuman herbal atau “liang teh” ini tidak mengandung daun dari
tanaman teh (Camelia sinensis). Hasil wawancara dengan beberapa pedagang,
minuman “liang teh” di kota Pontianak ciri dari minuman “liang teh” adalah dari
daun muje (Dicliptera chinensis) yang kadang-kadang ditambah dengan daun
tumbuhan lain seperti daun nanas kerang (Rhoeo discolor), daun wungu
(Graptophylum pictum griff), daun anggur jawa (Vitis japonica), daun pegagan
(Centella asiatica L), dan daun mint (Mentha cordifolia) baik yang diberikan
secara kombinasi atau tunggal dari daun-daun tambahan tersebut. Namun
demikian yang terutama membuat coklat dan rasa pada liang teh adalah daun muje
(Dicliptera chinensis).

1
b. Jeruk Sambal

Jeruk nipis merupakan salah satu tanaman perdu yang memiliki tinggi 3,5
Meter. Tanaman ini memiliki akar tunggang, berbentuk bulat dan berwarna putih
Kekuningan. Tanaman ini memliki batang berkayu, bulat, berduri, dan berwarna
Putih kehijauan. Tanaman ini memiliki daun yang majemuk, berbentuk bundar
atau Melonjong, pangkal membundar atau menumpul dengan ujung tumpul dan
tepi Beringgit, dengan pertulangan daun menyirip. Bagian bunga majemuk atau
tunggal, Terletak di ketiak daun atau ujung batang. Buah jeruk nipis berbentuk
bulat dengan Diameter 3,5 – 5 cm. Pada saat masih muda jeruk nipis berwarna
hijau muda dan Akan berubah warna menjadi kuning saat buah sudah tua (Herbie,
2015).Buah jeruk nipis memiliki permukaan yang kasar dengan warna hijau
hingga Kekuningan yang disebut sebagai epikarp atau flavedo, yang mana
melapisi buah dan melindungi buah dari kerusakan. Kelenjar pada lapisan ini
mengandung minyak esensial yang memberikan aroma khas pada setiap jenis
jeruk. Pada bagian di bawah kulit jeruk terdapat lapisan berwarna putih, tebal,
dengan tekstur spons yang disebut mesokarp atau albedo, yang mana gabungan
dari epikarp dan mesokarp inilah yang menyusun kulit pada buah jeruk nipis. Pada
bagian kulit jeruk nipis mengandung senyawa flavonoid yaitu naringin,
hesperidin, naringenin, hesperitin, rutin, nobiletin, dan tangeretin (Adindaputri,
Purwanti dan Wahyudi, 2013). Pada bagian dalam terdapat bulir buah yang
dipisahkan menjadi berbagai segmen atau kantung jus (dengan atau tanpa biji)
oleh lapisan film tebal yang disebut sebagai endokarp. Bagian ini mengandung
gula terlarut, asam askorbik, pektin, fiber, bebagai asam organik, dan garam
potassium yang memberikan karakter rasa pada buah jeruk nipis (Okwu, 2008).

2
II . Metode Penelitian

2.1. Alat dan Bahan

- Kulit jeruk sambal - Cawan porselin


- Tea bag - Desikator
- Sealer - Oven
- Timbangan analitik - Tanur
- Pisau - Cawan petri
- Nampan - Labu ukur 100 ml
- Aquadest - Buret
- Kertas saring - Iodin
- Sendok - Erlenmeyer
- Baskom - Amilum
- Kertas label - Gelas kimia
- Cabinet dryer - Tissue
- Cobek/ulekan - Kantong plastik
- Ayakan 60 mesh
- Blender
- Aluminium foil

2.2 Prosedur Kerja

a. Pembuatan Liang teh-kulit jeruk sambal


1. Siapkan bahan ( kulit jeruk sambal).
2. Bahan segar ditimbang dan catat beratnya.
3. Pisahkan batang dengan daun untuk daun muje, kumis kucing,
nanas kerang dan kupas kulit jeruk sambal.
4. Bahan dicuci dengan air mengalir hingga bersih agar kotoran dari
bahan terpisah, kemudian tiriskan.
5. Lakukan pengujian kadar air, vitamin C dan kadar abu pada bahan
segar.
6. Bahan segar yang akan dikeringkan ditimbang dan catat beratnya.

3
7. Bahan segar di letakkan pada nampan kemudian di keringkan
menggunakan cabinet dengan suhu 60°C dengan lama waktu
sebagai berikut: a. Kulit jeruk sambal : 6-10 jam
8. Bahan segar yang telah kering dihitung rendemennya dan diuji
kadar airnya.
9. Bahan kering kemuidan diblender hingga menjadi bubuk.
10. Bubuk yang sudah diblender kemudian diayak dengan ayakan 60
mesh.
11. Bubuk hasil ayakan 60 mesh dihitung rendemennya.
12. Masing-masing bubuk ditumbang dengan formulasi sebagai berikut
: a. Kulit jeruk sambal : 0,3 gram.
13. Setelah menimbang semua bubuk sesuai formulasi, masukkan
bubuk ke dalam tea bag.
14. Lakukan pengujian kadar air pada bubuk liang teh.
15. Seduh liang teh menggunakan coffe maker dengan menggunakan
air sebanyak 1144,5ml.
16. Lakukan pengujian warna pada liang teh.

b. Kadar Air
1) Panaskan cawan kosong pada suhu 105°C dalam oven selama 30 menit.
2) Dinginkan dalam desikator selama 15 menit, kemudian timbang cawan
(W0).
3) Sampel yang telah ditimbang sebanyak 2g dimasukkan ke dalam cawan
yang telah diketahui beratnya, kemudian timbang cawan (W1).
4) Masukkan sampel ke dalam oven pada suhu 105°C selama 3 jam,
kemudian sampel didinginkan dalam desikator selama 15 menit.
5) Timbang cawan beserta isinya dan kembali dimasukkan ke oven selama 1
jam.
6) Dinginkan sampel dalam desikator selama 15 menit, kemudian timbang
cawan (W2) dan hitung kadar air sampel dengan cara sebagai berikut:

𝑊1 −
% Kadar Air = 𝑊2 𝑥 100%
𝑊1 −
𝑊0
4
Keterangan :
W0 = Berat cawan
W1 = Berat cawan + sampel sebelum dikeringkan
W2 = Berat cawan + sampel setelah dikeringkan

c. Vitamin C
1) Haluskan bahan 2g dengan ditambahkan aquadest 20ml
2) Saring dengan menggunakan kertas saring.
3) Masukkan sari bahan ke dalam labu ukur 100ml, kemudian tambahkan
aquadest hingga tanda tera dan homogenkan.
4) Bilas buret dengan iodine, lalu masukkan iodine ke dalam biuret
5) Ambil 10ml larutan dalam labu ukur, kemudian masukkan ke dalam
erlenmeyer.
6) Masukkan 2ml amilum ke dalam erlenmeyer.
7) Titrasi larutan hingga berubah warna menjadi biru, kemudian hitung 15
detik jika warna tidak berubah hasil boleh di catat.
8) Kadar vitamin C dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:

(Volume titrasi) 𝑥 0,88 𝑥


% Kadar Vitamin C 𝑥 100%
= 𝑓𝑝 Berat sampel ( g )

Keterangan :
fp = faktor pengenceran
1ml iodium 0,01N = 0,88 mg asam askorbat

d. Kadar Abu
1) Sampel ditimbang sebanyak 2 – 5 gram dalam cawan kering yang telah
diketahui bobotnya.
2) Cawan kering yang telah diisi sampel diarangkan pada kompor listrik
sampai tidak berasap dan masukkan ke dalam tanur pada suhu 500 –
550°C sampai diperoleh abu yang berwarna keputih – putihan.

5
3) Dinginkan sampai suhu 110°C, masukkan ke dalam deksikator dan
timbang bobot abu setelah dingin.
4) Kadar abu dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :

𝐶−
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑏𝑢 𝐴 × 100%
=
𝐵
Keterangan :

A = Berat cawan

B = Berat sampel
C = Berat sampel+cawan setelah pengabuan

e. Pengukuran Nilai Rendemen


1) Menimbang bahan segar sebelum dilakukan pengeringan dan bahan bubuk
sebelum dilakukan pengayakan, kemudian dicatat.
2) Menimbang bahan segar setelah dilakukan pengeringan dan bahan bubuk
setelah dilakukan pengayakan, kemudian dicatat.
3) Nilai rendemen dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
%𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 × 100%
= 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙

f. Pengujian Warna
1) Sampel dimasukkan ke dalam cawan petri dan color reader dihidupkan.
2) Menentukan target pembacaan L, a*, b* dan diukur warnanya.
3) Skala warna dibaca dengan parameter L* untuk kecerahan (Lightness),
dan a*,b* untuk nilai kromatisitas

6
III . HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

a. Preparasi Sampel
 Berat bahan sebelum sortasi : 735 gr
 Berat bahan setelah sortasi dan dicuci : 505 gr
 Berat bahan untuk uji kadar air dan kadar abu : 2.0 gr
 Berat bahan untuk uji vitamin C : 2.0 gr
 Berat bahan yang akan dikeringkan : 195 gr
 Berat bahan setelah pengeringan 8 jam : 41 gr

b. Kadar Air
 Perhitungan Kadar Air kulit jeruk sambal segar

𝑊1 −
% Kadar Air 𝑊2 𝑥 100%
=
𝑊1 −
𝑊0

60.00𝑔 − 57.93𝑔
% Kadar Air 𝑥 100%
= 60.00𝑔 − 38.46𝑔

2.07𝑔
% Kadar Air 𝑥 100%
= 1,54𝑔

% Kadar Air = 1,34%

 Perhitungan Kadar Air kulit jeruk sambal kering

𝑊1 −
% Kadar Air 𝑊2 𝑥 100%
=
𝑊1 −
𝑊0

65,18 𝑔 − 65,09
% Kadar Air 𝑔 𝑥 100%
=
65,18 𝑔 − 63,12
𝑔
7
0,09
% Kadar Air 𝑔 𝑥 100%
=
2,06
𝑔

8
% Kadar Air = 0,04 %

 Perhitungan Kadar Air abu kulit jeruk sambal

𝑊1 −
% Kadar Air 𝑊2 𝑥 100%
=
𝑊1 −
𝑊0

58.40 𝑔 − 58.39
% Kadar Air 𝑔 𝑥 100%
=
58.40 𝑔 − 38.15
𝑔

0.01 𝑔
% Kadar Air 𝑥 100%
= 20.25
𝑔

% Kadar Air = 0,04 %

c. Vitamin C
 Volume Titrasi Sebelum dan Setelah dilakukan Titrasi Larutan kulit jeruk
sambal
Volume Titrasi Volume Titrasi
Sampel Sebelum dilakukan Setelah dilakukan
Titrasi Titrasi

7,6 ml 7,4 ml
Ulangan 1

8 ml 7,6 ml
Ulangan 2

 Perhitungan Vitamin C Daun kulit jeruk sambal


Sampel Ulangan 1
100
(7,6 ml − 7,4 ml) 𝑥 0,88 𝑥 ( )
10
% Kadar Vitamin C = 2 g 𝑥 100%
(0,20 ml) 𝑥 0,88 𝑥 (10)
% Kadar Vitamin C 𝑥 100%
= 2g

% Kadar Vitamin C = 0,88 %


9
Sampel Ulangan 2

(8 ml − 7,6 ml) 𝑥 0,88 𝑥 100


( )
10
% Kadar Vitamin C = 𝑥 100%
2,0286 g
(0,4 ml) 𝑥 0,88 𝑥 (10)
% Kadar Vitamin C 𝑥 100%
= 2,0286
g
% Kadar Vitamin C = 1,76 %

d. Kadar Abu
 Perhitungan Kadar Abu
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑏𝑢 𝐶−
= 𝐴 × 100%
𝐵

57,352 −
% Kadar abu 57,9316 𝑥 100%
=
2g
% Kadar abu = 0,0018%

e. Pengukuran nilai rendemen

Randemen Bahan Segar

%𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟


× 100%
= 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎
41 𝑔𝑟𝑎𝑚
%𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = × 100%
195 𝑔𝑟𝑎𝑚

Randemen Bubuk kulit jeruk sambal


𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
%𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 =
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 100%
41 𝑔𝑟𝑎𝑚
%𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 × 100%
= 195 𝑔𝑟𝑎𝑚

%𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 0,21 %
f. Pengunian warna
Kecerahan (Lighteness) liang teh : Cerah
Warna liang teh : merah

10
3.2 Pembahasan

a . Preparasi Sampel

Preparasi sampel adalah proses persiapan suatu sampel agar layak untuk di uji
yang mana preparisi ini bertujuan untuk mempersiapan kan bahan yang akan
dianalisis yaitu kulit jeruk sambal yang digunakan untuk pembuatan liang teh

a) Berat bahan sebelum sortasi : 735 gr


b) Berat bahan setelah sortasi dan dicuci : 505 gr
c) Berat bahan untuk uji kadar air dan kadar abu : 2.0 gr
d) Berat bahan untuk uji vitamin C : 2.0 gr
e) Berat bahan yang akan dikeringkan : 195 gr
f) Berat bahan setelah pengeringan 8 jam : 41 gr

b. Kadar Air

Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang
dinyatakan Dalam persen. Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat penting
pada bahan Pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, dan cita rasa
pada bahan Pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya
awet Bahan pangan tersebut, kadar air yang tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri,
kapang, Dan khamir untuk berkembang biak, sehingga akan terjadi perubahan pada bahan
pangan (Winarno, 1997).

Air berfungsi sebagai bahan yang dapat mendipersi berbagai senyawa yang ada
dalam bahan baku makanan (Fatmawati, 2018). Selain itu kandungan air dalam bahan
pangan memiliki peranan yang sangat penting karena mampu menentukan kesegaran dan
sangat berpengaruh pada massa simpan bahan pangan (Musrifoh 2009 dalam
Praseptiangga 2017).

Pada hasil praktikum diperoleh kadar air bahan segar kulit jeruk sambal yaitu
sebesar 1,34% selanjutnya bahan dilakukan pengeringan didalam oven selama 8 jam dan
diperoleh hasil Kadar Air kulit jeruk sambal kering yaitu sebesar 0,04% Terjadinya
penurunan kadar air diakibatkan banyaknya kandungan air yang menguap pada saat
proses

11
pengeringan berlangsung, semakin lama dikeringkan maka kadar airpun akan ikut
menurun (Fatmawati, 2018)

c . Vitamin C

Analisis kadar vitamin C dalam sampel ini menggunakan metode titrasi


.Indikator amilum merupakan indikator yang sangat lazim digunakan pada saat
titrasi iodometri ini. Penentuan titik akhir titrasi dapat terjadi karena terbentuk
kompleks amilum yang berwarna biru tua. Hal ini disebabkan karena dalam
larutan amilum,terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena
adanya ikatan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan
amilum dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke
dalam spiralnya. Sehingga menyebabkan warna biru tua kompleks
tersebutPercobaan analisis kadar vitamin C ini menggunakan sampel kulit jeruk
sambal.

Perlakuan pertama yang dilakukan adalah pembuatan filtrat dari perasan


kulit jeruk yang disaring. Filtrat tersebut kemudian diencerkan hingga 100 ml.
Selanjutnya, sampel diambil 10 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan
ditambahkan indikator amilum 1%. Setelah itu dititrasi dengan larutan iodin 0,01
N. proses titrasi dilakukan sampai mencapai titik akhir yaitu perubahan warna dari
larutan bening menjadi biru.Fungsi larutan iod yang digunakan ini adalah untuk
memperlihatkan jumlah vitamin C yang terdapat dalam sampel menjadi senyawa
dihidroaskorbat. Sedangkan fungsi amilum adalah untuk membentuk suatu
kompleks berwarna biru yang terjadi pada saat bereaksi dengan iodin karena
adanya iodida. Pada hasil praktikum ini diperoleh lah hasil kadar vitamin c pada
sampel kulit jeruk sambal sebesar 0,88% pada ulangan 1 dan ulangan 2 diperleh
hasil 1,76% perbedaan hasil kadar vitamin c ini diduga karena perbedaan volume
titrasi pada ulangan 1 volume titrasi nya sebanyak 7,6 ml dan ulangan 2 sebanyak
8 ml

d. Kadar Abu

Kadar abu yang ada dalam suatu bahan pangan menunjukkan total mineral
kandungan bahan tersebut. Pada umumnya mineral yang terkandung dalam abu
biasanya berada dalam bentuk metal oksida, senyawa sulfat, fosfat, nitrat, klorida,
dan senyawa organik lainnya (Miller, 1996) pada hasil perhitungan kadar abu dari
12
sambel kulit buah jeruk sambal diperoleh hasil 0,0018% kadar abu merupakan
salah satu penentuan tingkat kandungan cemaran logam pada bahan pangan kadar
abu menjadi salah satu indicator keamanan pangan penentuan kadar abu ini
bertujuan untuk mengetahui baik tidak nya kandungan gizi bahan yaitu kulit jeruk
sambal yang mana nanti digunakan untuk campuran bahan pembuatan liang teh

e. Pengukuran Rendemen

Rendemen merupakan suatu nilai penting dalam pembuatan produk


rendemen merupakan perbandingan berat kering produk yang dihasilkan dengan
berat bahan baku(Yuniarifin 2006) dan untuk rendemen ekstrak dihitung
berdasarkan perbandingan berat akhir ( berat ekstrak yang dihasilkan) dengan
berat awal dikalikan 100% pada hasil rendemen kulit jeruk sambal diperoleh hasil
rendemen diperoleh hasil rendemen 0,21 % besar kecilnya hasil rendemen yang
diperoleh dipengaruhi oleh keefektifan dalam proses ekstaksi. Menurut Febrina
(2015) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil ekstraksi adalah waktu,suhu dan
pengadukan

f . Pengujian Warna
Pada umumnya minuman “liang teh” rasa khas sepat yang ditimbulkan oleh
kandungan saponin dan komponen volatile yang terdapat di dalam daun muje
(dicliptera chinensis), namun demikian “liang teh” di duga warna coklat
kemerahan khas teh dan rasa sepat ditimbulkan oleh kandungan senyawa polifenol
yaitu saponin yang terdapat didalam daun muje (Dewi dan Mulyadi, 2012).untuk
kecerahan warna liang teh yaitu cerah dengan warna merah diduga warna
kemerahan diduga disebabkan kandungan polifenol pada daun muje

13
IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Liang teh memiliki rasa tawar serta aroma yang khas, berbeda dengan rasa
teh pada umumnya, Sensasi dingin setelah dikonsumsi inilah yang membuat liang
teh terkenal sebagai minuman herbal yang berkhasiat untuk meredakan panas
dalam.Minuman tradisional ini dapat dikonsumsi dalam kondisi cuaca panas
ataupun dingin karena memiliki efek menyegarkan setelah mengonsumsinya.pada
pembuatatn liang teh kulit jeruk sambal yang mana kandungan kadar abu
0,0018%, kadar air 1,34% dan vitamin c 1,76% pada kulit jeruk sambal dan
menghasilkan warna liang teh dengan tingkat kecerahan yang bagus dengan warna
kemerahan cerah.

4.2 Saran

Sebaiknya harus memperhatikan dengan baik dan teliti untuk rasio bahan
yang digunakan dalam pembuatan liang teh dan formulasi terbaik dari liang teh
agar mendapatkan produk dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi, baik itu
berdasarkan pada manfaat, kandungan zat gizi atau senyawa fitokimia serta dalam
aspek perbaikan sensori yang terdapat pada minuman liang teh.

14
DAFTAR PUSTAKA

Andarwulan dan Kuswono. 1989. Biokomia Vitamin. UI-Press. Jakarta.


De Garmo, E.P., Sullivan, W.G., and Canada, C. R, 1984, Engineering Economi,
7th edition. Mc Millan Publ. Co. New York.
Dewi, Y. S. K. Dan Mulyadi, A. 2012 Produksi Liang Teh Kaya Antioksidan dari
Daun Dicliptera chinensis : Kajian Teknik Prosesiang terhadap Sifat
Fisikokimia dan Sensori. UNTAN. Pontianak.
Gasperz, V.,1991, Metode Perencangan Percobaan untuk Ilmu-Ilmu Pertanian.
Ilmu-Ilmu Teknik dan Biologi. Armico, Bandung.
Haris, 1989. Pengaruh Pemanasan Terhadap Kandungan Vitamin C Pada Daun
Teh. Jakarta. Rajawali.
Hartoyo, A. 2003. Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Hidayat, B. 2005. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB. Bandung.
Kirana. I, 1993, Tanaman Obat Herbal. Yogyakarta.
Kumalaningsih, Sri., dan Suprayogi. 2006. Tamarillo (Terung Belanda). Trubus
Agrisarana. Surabaya

15
LAMPIRAN

16
17

Anda mungkin juga menyukai