Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI

PENGOLAHAN PRODUK TANAMAN INDUSTRI


(TPPTI – TIP 62117)

1. GAMBIR
2. KAYU MANIS
3. KAKAO

Pengampu:
1. Prof. Dr.rer.nat. Ir. Anwar Kasim
2. Dr. Ir. Alfi Asben, M.Si
3. Dr. Ir. Kurnia Herlina, M.Si
4. Annisa Putri, S.TP, MT

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2022
1. PEMANFAATAN GAMBIR SEBAGAI BAHAN BAKU
PEREKAT PAPAN PARTIKEL

Target
1. Praktikan memahami bahwa gambir dapat menjadi bahan baku perekat
2. Praktikan mampu menyiapkan perekat dari gambir
3. Praktikan mampu mengaplikasikan perekat berbahan gambir pada pembuatan
papan partikel

Tujuan
Dapat membuat papan partikel dari partikel kayu berperekat bahan alam gambir.

Alat dan Bahan


Alat:
Cetakan 20cm x 20cm x 10cm dan 20cmx20cm x1,5 cm, dan alat kempa.
Bahan:
Partikel kayu dari pabrik mebel, gambir, formaldehida dan NaOH

Prosedur Kerja
(i) Pembuatan perekat:
1. 45 g gambir dicampurkan dengan 100 ml air
2. Tambahkan NaOH 30% hingga tercapai pH 8
3. Tambahkan paraformaldehid atau heksamin 10% atau sebanyak 4,5 g
4. Aduk hingga homogen dan siap digunakan
Berat papan terget: 20x20x1,5 ccm = 600 ccm
Kerapatan target: 0,8g/ccm
Berat papan target: 600x0,8 = 480 g
(ii) Pembuatan papan partikel:
1. Bahan baku partikel kayu diayak dan digunakan yang lolos ayakan 20 mesh dan
tertahan ayakan 60 mesh
2. Timbang perekat 18% dari berat papan yang direncanakan
3. Siapkan alat kempa dimana suhu alat sudah diatur 175oC secara otomatis dan
biarkan dalam keadaan tertutup
4. Campurkan partikel kayu dengan perekat hingga homogen (pakai sarung tangan)
5. Setelah tercampur, bahan tersebut dimasukkan kedalam cetakan awal yang
diletakkan pada plat aluminium dengan ukuran 20x20x10 cm dan diberi tekanan
pendahuluan secara manual
6. Selanjutnya dilakukan pengempaan dingin hingga tebal calon papan lebih kurang 3
cm dan selanjutnya cetakan 20x20x10 ccm dilepas
7. Selanjutnya calon papan dipindahkan ke kempa panas, tutup dengan plat aluminium
dan dikempa hingga tercapai ketebalan target 1,5 cm. Sebelum ditutup maka
sebaiknya disemprot dengan sedikit air permukaannya. Gunakan penyangga besi
dengan tebal 1,5 cm sehingga pengempaan dapat dihentikan jika pengempaan telah
mencapai pengangga besi. Pengempaan panas dibiarkan berlanjut pada suhu 175
°C selama 15 menit
8. Bila waktu 15 menit tercapai maka lembaran papan dikeluarkan
9. Selanjutnya lembaran papan dikondisikan selama ± 1 minggu pada suhu ruang
untuk selanjutnya diuji.
10. Siapkan contoh uji 5x5 cm untuk kerapatan dan keteguhan tekan sejajar permukaan.
Untuk keteguhan patah 20x5cmxtebal papan
11. Dilakukan pengujian kerapatan, keteguhan patah, keteguhan tekan sejajar
permukaan

Referensi

Kasim A, Yumarni Y, Fuadi A. 2007. Pengaruh Suhu dan Lama Pengeringan Pada
Pembuatan Papan Partikel dari Batang Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dengan
Perekat Gambir (Uncaria gambir Roxb.) terhadap Sifat Papan Partikel. Jurnal Ilmu
dan Teknologi Kayu Tropis, 5 (1) 17-21.
Kasim A. 2011. Proses Produksi dan Industri Hilir Gambir. Padang: Andalas University
Press.
2. PEMBUATAN SIRUP OLEORESIN KAYU MANIS

Target
1. Praktikan paham bahwa dari kayu manis atau cassiavera dapat dihasilkan flavour
sirup
2. Praktikan mampu menyediakan ekstrak dari tepung cassiavera yang disebut juga
dengan oleoresin
3. Praktikan mampu membuat sirup dengan flavour oleoresin

Tujuan
Untuk melakukan ekstraksi terhadap bubuk cassiavera dan pemanfaatan ekstrak yang
diperoleh atau oleoresin sebagai flavouring agent pada sirup

Alat dan Bahan


Alat:
Ayakan mesh, gelas piala, vacuum evaporator, labu erlenmeyer, wadah
plastik/alumunium, plastik, pompa hisap, gelas, refraktometer
Bahan:
Bubuk cassiavera, etanol, air, sukrosa, sitrat, dan NaCl

Prosedur Kerja
1. Sediakan bubuk cassiavera stick mutu A lolos ayakan 80 mesh sebanyak 100 g
didalam bekerglas atau gelas piala 2000 ml
2. Masukkan pelarut etanol 900 ml
3. Lakukan ekstraksi selama 2,5 jam menggunakan pengaduk magnit pada kecepatan
100 rpm, agar etanol tak banyak menguap sebaiknya ditutup dengan alufolie
4. Lakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring
5. Pekatkan filtrat dengan menggunakan vacuum evaporator pada suhu 400 C untuk
itu atur tekanan yang cocok untuk pelarut etanol. Evaporasi dilakukan hingga tak
ada lagi destilat yang menetes
6. Biarkan oleoresin memadat atau biarkan terjadi resinifikasi terhadap ekstrak selama
4 hari pada wadah terbuka
7. Padatan yang diperoleh dihaluskan hingga diperoleh tepung oleoresin lolos ayakan
60 mesh untuk flavouring agent pada sirup
8. Jika tidak terjadi resinifikasi maka dapat langsung ditimbang dan digunakan
9. Amati rendemen oleoresin
Catatan: jika tidak ada vacuum evaporator maka filtrat dapat diuapkan pada udara
terbuka dengan suhu sedikit diatas titik didih alkohol
10. Simpan oleoresin dalam plastik tertutup
11. Lanjutkan pembuatan sirup dengan komposisi:
45 ml air
84 g gula sukrosa
0,4 g asam sitrat
0,5 g garam NaCl
12. Seduh oleoresin dalam air (sesuai komposisi) pada suhu 450 C selama 5 menit dan
biarkan dingin selama 15 menit
13. Saring dengan kertas saring dengan bantuan pompa isap dan filtrat diambil sebagai
larutan berflavour cassiavera dan cukupkan volume 45 ml
14. Tambahkan gula, asam sitrat, dan garam lalu campuran diaduk hingga homogen
15. Sirup yang diperoleh diamati sifatnya dan diencerkan untuk keperluan uji
organoleptik
16. Sebagai perlakuan adalah persentase penggunaan oleoresin 1%, 1,5%, 2% dan 2,5%
yang dihitung dalam satuan berat/volume (berat oleoresin dlm g tiap 100 ml larutan
dan 100ml sirup cassiavera untuk kadar gula 65 Brix dibutuhkan 45 ml air dan 84
g gula)

Referensi:
Widiyanto I, Anandito BK, Khasanah LU. 2013. Ekstraksi Oleoresin Kayu Manis
(Cinnamomum burmannii): Optimasi Rendemen dan Pengujian Karakteristik Mutu.
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, 6 (1).
3. PENGOLAHAN KAKAO

Target
1. Praktikan mampu mengolah kakao dari biji hingga diperoleh lemak dan bungkil
2. Praktikan mampu membuat coklat dari pasta biji kakao

Tujuan
Untuk dapat melakukan pengolahan kakao dan membuat produk dari kakao

Alat dan Bahan


Alat:
1. Blender
2. Mesin penyangrai
3. Alat kempa
4. Timbangan
Bahan:
Biji kakao 300 gr

Prosedur Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan, bahan utama buah kakao yang sudah kering
2. Tentukan kadar air dan kadar lemak kakao. Kadar air secara gravimetri dan kadar
lemak dengan metode sokhlet
3. Timbang sekitar 300 gr biji kakao yang sudah kering
4. Kemudian, sangrai biji kakao dengan alat penyangrai kakao dengan suhu 900C
selama 50 menit
5. Setelah keluar aroma dari biji kakao penyangraian dihentikan
6. Kemudian, biji kakao dipisah antara kulit dan nib kakao
7. Selanjutnya terhadap nib kakao yang sudah dipisahkan, dilakukan pengecilan
ukuran menggunakan blender
8. Bahan yang sudah berupa butiran dikempa dengan alat kempa sehingga didapat
lemak dan bungkil
9. Timbang berat lemak dan bungkil
10. Hitung rendemen lemak dan rendemen bungkil
11. Terakhir setelah bungkil dan lemak dipisahkan, kemudian di uji kadar air dan kadar
lemak yang terkandung dalam bungkil

Uji Kadar Air Kakao dan Bungkil


Alat dan bahan:
Alat:
1. Cawan alumunium
2. Oven
3. Desikator
4. Geget
5. Timbangan

Bahan:
Biji dan bungkil kakao
Proses kerja:
1. Ditimbang sampel seberat 3 gram
2. Kemudian dioven cawan aluminium didalam oven dengan suhu 1050C selama 30
menit
3. Lalu, setelah 30 menit cawan dimasukan ke desikator selama 10 menit dan
ditimbang
4. Selanjutnya, dimasukan sampel dan dioven dengan suhu 1050C selama 3 jam
5. Setelah 5 jam, cawan dimasukan lagi ke desikator selama 10 menit dan dtimbang
lagi
6. Dimasukkan ke oven selama 1 jam dengan suhu 1050C, lalu dimasukkan ke
desikator selam 10 menit dan ditimbang
7. Terakhir cawan yang sudah ditimbang dipanaskan kembali ke oven dengan suhu
1050C selama 1 jam dan didesikator dan ditimbang kembali
8. Dicatat berat setiap penimbangan dan penimbangan dihentikan jika berat sama pada
2 penimbangan
𝑊0−(𝑊1−𝑊2)
Kadar air dry basis (%) = 𝑥 100%
𝑊1−𝑊2

Keterangan:
W0 : bobot sampel sebelum dikeringkan
W1 : bobot sampel + cawan kering
W2 : bobot cawan kering

Uji Kadar Lemak Kakao dan Bungkil


Alat dan bahan:
Alat:
1. Oven
2. Soxhlet
3. Labu
4. Timbangan
5. Desikator
6. Cawan alumunium
7. Geget
8. Kertas saring

Bahan:
1. Bungkil kakao
2. Larutan hexan

Proses kerja:
1. Ditimbang bungkil kakao sebanyak 5,2 gr dan dimasukan ke kertas saring ditutup
rapat
2. Kemudian pasang shoxlet dan dicek apakah soxhlet sudah bekerja
3. Kemudian masukan bungkil yang sudah dibungkus tadi kedalam soxhlet dan
tambahkan larutan hexan dengan 2 kali penuangan
4. Setelah larutan sampai ke labu dibawah, hidupkan pemanas soxhlet dengan tingkat
pemanas 10
5. Tunggu selama 5 jam soxhlet bekerja
6. Setelah 5 jam pengoperasian soxhlet, matikan pemanas dan pindahkan larutan
hexan secara berkala
7. Sisakan sedikit larutan pada labu dan dioven selama 5 jam dan masukkan ke
desikator dan timbang berat labu
8. Hitung kadar lemak bungkil
𝑊1−𝑊0
Kadar lemak (%) = 𝑥 100%
𝑊
Keterangan:
W0 : bobot labu kering
W1 : bobot sampel setelah di oven
W2 : bobot sampel
Tentukan juga kadar lemak dari lemak kakao

Pembuatan Coklat
Alat dan bahan:
Alat:
1. Kompor
2. Gelas kimia
3. Baskom alumunium
4. Sendok pengaduk
5. Blender
6. Cetakan

Bahan:
1. Bubuk coklat
2. Gula
3. Minyak goreng
4. Vanile

Proses pengolahan:
1. Tentukan komposisi coklat yang akan dibuat
2. Bungkil kakao yang sudah diolah kemudian ditimbang sebanyak 68 gram,
kemudian dikecilkan ukuran menggunakan blender
3. Kemudian, masukkan bubuk coklat kedalam minyak kemudian diaduk
4. Setelah bubuk coklat sudah agak mencair, tambahkan gula yang sudah dihaluskan
dan diaduk kembali
5. Terakhir tambahkan vanile dan matikan api kompor
6. Masukkan adonan coklat kedalam cetakan dan disimpan didalam kulkas

Referensi
Website: https://www.theobroma-cacao.de/

Anda mungkin juga menyukai