Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

(LKPD)

Kompetensi Dasar 4.2

Tujuan Pembelajaran 4.2.2

MINYAK BUMI

BIBIT HARIANTO, S.Pd.

SMA NEGERI 1 DANAU SELULUK


SERUYAN
KALIMANTAN TENGAH
2022
BIOETANOL

ALAT DAN BAHAN PENELITIAN

Alat : Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: botol, balon, blender, oven, kompor,
selang, toples, gelas ukur, pengaduk, gelas beaker, pen refractometer.

Bahan: Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, berupa ampas tebu dan ragi roti
(Saccharomeyces Cereviseae).

PROSEDUR KERJA
1. Dibersihkan ampas tebu yang didapat dengan menggunakan air bersih lalu ditiriskan.
2. Dikeringkan ampas tebu di bawah sinar matahari hingga kering ( 5-7 ) hari.
3. Dihaluskan ampas tebu yang telah kering dengan cara diblender lalu diayak supaya
ukurannya sama.
4. Ditimbang tepung ampas tebu dengan massa (25, 50, 75, 100) gram.
5. Dimasukkan aquadest sebanyak 2000 mL kedalam masing-masing gelas kimia yang
telah diisi oleh ampas tebu pada prosedur kerja no.4.
6. Dipanaskan selama 1 jam dengan suhu 95-100°C sambil diaduk.
7. Sampel didinginkan selama 24 jam atau hingga benar-benar dingin.
8. Disaring larutan dengan kertas saring, sehingga didapatkan residu dan filtratnya.
9. Filtrat yang didapat kemudian dimasukkan kedalam botol atau Erlenmeyer.
10. Kedalam masing-masing botol yang telah terisi filtrat ditambahkan sebanyak 6 gram ragi
roti, lalu ditutup dengan balon. Proses ini dilakukan dengan memvariasi waktu yaitu 72
jam, 96 jam, 120 jam.
11. Dimasukkan larutan hasil fermentasi kedalam alat destilasi sederhana yang telah
dirangkai.
12. Dipanaskan larutan hasil fermentasi dengan suhu 85°C atau setara dengan titik didih
etanol.
13. Ditunggu proses destilasi hingga terbentuk cairan yang mengalir dari selang atau pipa
(etanol cair). Kemudian tetesannya dihitung titik didihnya dengan thermometer.
14. Diukur kadar bioethanol dengan menggunakan pen refraktometer.

Rujukan :
Nugroho, Riza Mahmud, and Rachmat Subagyo. "Analisa Variasi Waktu
Fermentasi Pembuatan Bioetanol Dengan Bahan Ampas Tebu Dan Kulit
Pisang." JTAM ROTARY 2.2 (2020): 219-234.

Mengatasi Kelangkaan Minyak Bumi Adalah Harapan Terbesar Kami

1
BIODIESEL

ALAT DAN BAHAN PENELITIAN

Alat : Alat yang digunakan yaitu: statif, corong pisah, klem, pipet tetes, pengaduk, pen
refraktometer, corong, kaca arloji, beaker gelas, gelas ukur, neraca digital, Bunsen.

Bahan : bahan yang digunakan yaitu: minyak jelantah, NaOH, dan Metanol

PROSEDUR KERJA
1. Ditimbang NaOH sebanyak 2,1 gram.
2. Diukur methanol sebanyak 90 mL, lalu dituangkan kedalam gelas beaker.
3. Dimasukkan NaOH pada (1) kedalam methanol pada (2). Lalu diaduk hingga larut.
4. Disaring minyak jelantah yang didapat dengan kertas saring agar bersih dari pengotor.
5. Diukur minyak jelantah sebanyak 300 mL lalu dimasukkan kedalam gelas beaker.
6. Dirangkai peralatan pembakaran (Bunsen).
7. Diletakkan gelas beaker yang berisi minyak jelantah lalu di letakkan thermometer
kedalamnya (thermometer dikaitkan pada klem).
8. Lalu dinyalakan bunsen dengan hati-hati.
9. Setelah bunsen dinyalakan, maka minyak jelantah harus diaduk terus sambil larutan pada
(3) dipipet tetes demi tetes hingga habis. Ingat suhu tidak boleh lebih dari 55°C dan
proses ini berlangsung selama 1 jam (60 menit).
10. Larutan kemudian dimasukkan kedalam corong pisah dan didiamkan selama 24 jam.
Lalu dipisahkan filtrate dengan residunya.
11. Dilakukan uji nyala dengan cara filtral (biodiesel) dimasukkan kedalam gelas bunsen lalu
dinyalakan.

Rujukan :
Dewi, Christina Wahyu Ary. "Analisis Pembuatan Biodiesel Dari Minyak
Jelantah." AGROTEKNOSE (Jurnal Teknologi dan Enjiniring Pertanian)  7.2
(2018).

Mengatasi Kelangkaan Minyak Bumi Adalah Harapan Terbesar Kami

1
BIOBRIKET

Alat dan Bahan

Alat : Alat yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : ayakan, cetakan briket silinder,
Neraca analitik, Cawan porselin, Spatula, Loyang/nampan, Beker gelas.

Bahan : Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu : Arang tandan kosong kelapa sawit,
Tepung kanji, Air tebu, Aquades.

PROSEDUR KERJA
1. Dikeringkan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dibawah sinar matahari hingga
kering (5 – 7) hari.
2. TKKS yang telah kering kemudian dimasukkan kedalam drum lalu dibakar dengan
keadaan drum tertutup. (dibakar selama 3 jam).
3. TKKS yang telah menjadi arang kemudian didinginkan selama 24 jam.
4. TKKS kemudian ditumbuk dan diayak supaya ukurannya sama.
5. Ditimbang tepung arang TKKS sebanyak (85, 130, 175) gram sebanyak 3 kali ulangan.
6. Dibuat bahan perekat dengan cara ditimbang 100 gr tepung kanji lalu dimasukkan
kedalam gelas beaker kemudian dilarutkan dengan aquades sebanyak 100 ml sampai
homogen. Larutan yang telah homogen di masukkan ke dalam gelas kimia dan
dipanaskan pada suhu 60°C hingga larutan mengental.
7. Dicampurkan tepung arang TKKS dan adonan teppung kanji sesuai dengan variasi massa
yang telah ditetapkan. Massa TKKS (85, 130, 175) gram dan tepung kanji (15, 20, 25)
gram.
8. Adonan dicampurkan hingga merata, kemudian adonan dicetak.
9. Setelah semua adonen tercetak kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari kurang
lebih 5 sampai 7 hari.
10. Biobriket dianalisis mutunya dengan cara uji pembakaran dan uji nyala.

Rujukan :
Amalia, Nur, Eddy Kurniawan, and Jalaluddin Jalaluddin. "Pemanfaatan Arang
Tandan Kosong Sawit Sebagai Bahan Bakar Alternative dalam Bentuk
Briket." Prosiding Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ . Vol. 1. No. 1. 2020.

Mengatasi Kelangkaan Minyak Bumi Adalah Harapan Terbesar Kami

Anda mungkin juga menyukai