Anda di halaman 1dari 8

Laporan Resmi

Nama : Istiana Maulidah


Kelas : XII Analis Kimia A
Rombel :1
Tempat Praktikum :-
Waktu Praktikum :-

I. Judul :
Analisa Kadar Lemak

II. Sub Judul :


1. Analisa Kadar Lemak Metode Ekstraksi (Soxhlet).
2. Analisa Kadar Lemak Metode Weibull.

III. Tujuan :
1. Mengetahui kadar lemak pada sampel dengan metode ekstraksi (soxhlet).
2. Mengetahui kadar lemak pada sampel dengan metode weibull.

IV. Dasar Teori :


Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan
lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5),
Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut
dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai
polaritas yang sama dengan pelarut tersebut (Astuti dan Gardjito, 1986).
Lipida adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang
menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipidan merupakan golongan senyawa
organik kedua yang menjadi sumber makanan, merupakan kira-kira 40% dari
makanan yang dimakan setiap hari. Lipida mempunyai sifat sebagai berikut.
1. Tidak larut dalam air
2. Larut dalam pelarut organik seperti benzena, eter, aseton, kloroform, dan
karbontetraklorida
3. Mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen, kadang-kadang juga
mengandung nitrogen dan fosfor
4. Bila dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak
5. Berperan pada metabolisme tumbuhan dan hewan
Sumber lemak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu minyak/lemak nabati dan
hewani. Minyak nabati terdapat dalam buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian,
akar tanaman, dan sayur-sayuran. Dalam jaringan hewan lemak terdapat di seluruh
badan, tetapi jumlah terbanyak terdapat dalam jaringan adipose dan sumsum tulang
Bahan makanan hewani yang umum dikonsumsi untuk mencukupi kebutuhan lemak
tubuh salah satunya adalah daging sapi. Menurut Setyanti (2013), kandungan lemak
pada daging sapi cukup banyak, yaitu sekitar 13,9 gr per 100 gr daging sapi. Lemak
daging berwarna putih dan terdapat pada beberapa bagian daging.
Analisis terhadap lemak dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan tujuan
mengetahui sifat lemak, yang meliputi kelarutan, kepolaran, kejenuhan lipid, dan
ketengikan lipid (Stepani dkk., 2013). Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk
mengetahui kandungan lemak pada suatu bahan pangan. Metode analisis lemak ada
berbagai macam, antara lain dengan metode Soxhlet, metode Babcock, Weibull, dan
lain-lain.
1. Metode Soxhlet
Prinsip analisis lemak dengan metode Soxhlet adalah ekstraksi lemak
dengan pelarut lemak seperti petroleum eter, petroleum benzena, dietil eter,
aseton, methanol, dan lain-lain. Prinsip lain dari metode Soxhlet ini adalah
berat lemak bahan uji diperoleh dengan cara memisahkan lemak dengan
pelarutnya, misalnya dengan menguapkan pelarut melalui pemanasan
(Nurcholis, 2013). Berat lemak diperoleh dengan cara memisahkan lemak
dengan pelarutnya (menguapkan pelarut dengan pemanasan).
2. Metode Weibull
Prinsip kerja dari metode weibull adalah ekstraksi lemak dengan
pelarut non-polar setelah sampel dihidrolisis dalam suasana asam untuk
membebaskan lemak yang terikat (Harper et.al, 1979).
3. Metode Babcock
Metode Babcock adalah metode yang digunakan untuk menunjukkan
kadar lemak dalam jenis produk makanan. Prinsip kerja metode ini adalah
dengan menambahkan asam sulfat pekat ke dalam sampel yang telah
ditimbang untuk mendestruksi protein dan merusak lapisan yang
mengelilingi droplet lemak sehingga lemak yang terkandung didalamnya
bebas. Kemudian dalam kondisi panas (55-60ºC) sampel di sentrifuge yang
menyebabkan lemak cair naik ke leher botol babcock yang telah ada skala
yang menunjukkan persen lemak. Metode ini tidak menentukan kadar
fosfolipid dalam sampel, karena berada di fase air atau di antara fase lemak
dan air.
4. Metode Goldfish
Ekstraksi dengan alat Goldfish sangat praktis. Bahan sampel yang telah
dihaluskan dimasukan kedalam timbal dan dipasang dalam tabung penyangga
yang pada bagian bawahnya berlubang. Bahan pelarut yang digunakan
ditempatkan dalam beaker glass di bawah tabung penyangga. Bila beaker
glass dipanaskan, uap pelarut akan naik dan didinginkan oleh kondensor
sehingga akan mengembun dan menetes pada sampel demikian terus
menerus sehingga bahan akan dibasahi oleh pelarut dan akan terekstraksi,
selanjutnya akan tertampung ke dalam beaker glass kembali. Setelah
ekstraksi selesai, sampel berikut penyangganya diambil dan diganti dengan
beaker glass yang ukurannya sama dengan tabung penyangga. Pemanas
dihidupkan kembali sehingga pelarut akan diuapkan lagi dan diembunkan
serta tertampung ke dalam beaker glass yang terpasang di bawah kondensor,
dengan demikian pelarut yang tertampung dapat dimanfaatkan untuk
ekstraksi yang lain (Sudarmadji, 1996).

V. Alat dan Bahan :


- Alat
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1. Neraca analitik Ketelitian 0,1 mg 1 buah
2. Labu lemak 250 mL 2 buah
3. Alat Soxhlet - 2 pasang
4. Pemanas listrik - 1 buah
5. Oven listirik 105°C 1 buah
6. Penangas air - 1 buah
7. Desikator - 1 buah
8. Penjepit Besi 1 buah
9. Spatula Besi 1 buah
10. Kertas saring - 1 buah
11. Kapas wol Bebas lemak 1 buah
12. Hot plate - 1 buah
13. Erlenmeyer 250 mL 1 buah
14. Beaker glass - 1 buah
15. Corong saring - 1 buah
16. Pipet ukur 50 mL 1 buah
17. Pipet tetes - 1 buah
18. Bulp Karet 1 buah
19. Batu didih - -
- Bahan
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Sampel Soxhlet : biskuit Secukupnya
Weibull : tepung pisang
2. Larutan hexana - Secukupnya
3. Asam Klorida 25 % Secukupnya
4. Aquadest - Secukupnya

VI. Prosedur Kerja :


- Penetapan Kadar Lemak Metode Ekstraksi (Soxhlet)
1. Disiapkan labu lemak yang sesuai dengan alat ekstraksi
soxhlet.
2. Dikeringkan labu lemak dalam oven pada suhu 105°C selama
30 menit.
3. Didinginkan labu lemak selama 15 menit dalam desikator, dan
ditimbang hingga konstan.
4. Ditimbang sampel 2-5 gram dalam kertas saring, ditimbel,
diikat dengan kapas wol bebas lemak.
5. Pelarut lemak dimasukkan kedalam labu lemak secukupnya.
6. Timbel dimasukkan ke alat ekstraksi soxhlet dan dipasangkan.
7. Labu lemak dipanaskan dan diekstraksi 3-4 jam (5-6 x siklus).
8. Pelarut disulingkan, labu lemak diangkat dan dikeringkan
dalam oven pada suhu 105°C sampai berat konstan.
9. Didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang
hingga konstan.
10. Hitunng kadar lemak pada sampel.

- Penetapan Kadar Lemak Metode Weibull


1. Disiapkan labu lemak yang sesuai dengan alat ekstraksi
soxhlet.
2. Dikeringkan labu lemak dalam oven pada suhu 105°C selama
30 menit.
3. Didinginkan labu lemak selama 15 menit dalam desikator, dan
ditimbang hingga konstan.
4. Menimbang dengan seksama 1-2 gram contoh ke dalam gelas
piala.
5. Menambahkan HCl 25 % sebanyak 30 mL dan air sebanyak
20 mL, serta beberapa batu didih.
6. Menutup gelas piala dengan kaca arloji dan didihkan selama
15 menit.
7. Kemudian menyaringnya dalam keadaan panas dan
mencucinya dengan air panas hingga tidak bereaksi asam lagi.
8. Mengeringkan kertas saring berikut isinya pada suhu 100°C-
105°C.
9. Memasukan ke dalam selongsong keras yang dialasi kapas.
10. Menyumbat selongsong kertas berisi contoh tersebut dengan
kapas.
11. Memasukan selongsong kertas tersebut ke dalam alat soxhlet
yang dihubungkan dengan labu lemak yang telah dikeringkan
dan diketahui bobotnya.
12. Mengekstrak dengan n-Hexane atau pelarut lemak lainnya
selama kurang lebih 2-3 jam.
13. Menyuling n-Hexane dan mengeringkan akstrak lemak dalam
oven pengering pada suhu 105°C
14. Mendinginkan dalam desikator dan menimbangnya.
15. Mengulangi proses pengkonstanan sehingga berat labu
konstan.

VII. Data Pengamatan :


- Penetapan Kadar Lemak pada Sampel Metode Ekstraksi (Soxhlet)
Berat labu lemak konstan kosong 103.4973 g
Berat sampel 3,0016 g
Berat lemak + labu lemak 103.7028 g

- Penetapan Kadar Lemak pada Sampel Metode Weibull


Berat labu lemak konstan kosong 84,0050 g
Berat sampel 1,8692 g
Berat lemak + labu lemak 84,0165 g

VIII. Perhitungan :
- Penetapan Kadar Lemak pada Sampel Metode Ekstraksi (Soxhlet)
(Berat lemak+lemak) − (Berat labu lemak kosong)
KL = x 100%
Berat sampel
(103,7028) – (103,4973)
= x 100%
3,0016

0,2055
= x 100%
3,0016

= 6,8463 %

- Penetapan Kadar Lemak pada Sampel Metode Weibull


(Berat lemak+lemak) − (Berat labu lemak kosong)
KL = x 100%
Berat sampel
(84,0165) – (84,0050 )
= x 100%
1,8692

0,0115
= x 100%
1,8692

= 0,6152 %
IX. Pembahasan :
Praktikum kali ini adalah praktikum untuk menentukan kadar lemak pada
biskuit dan tepung pisang dengan metode ekstraksi (soxhlet) dan metode weibull.
Pada metode ekstraksi (soxhlet) lemak diekstrak dengan pelarut lemak yang
bersifat non-polar seperti Petroleum Eter (PE), Petroleum benzena, dll. Berat
lemak diperoleh dengan cara memisahkan lemak dengan pelarutnya (menguapkan
pelarut dengan pemanasan).
Sebelum melakukan praktikum, labu ekstraksi dimasukkan ke dalam oven
dengan suhu 105ºC yang bertujuan untuk menghilangkan kadar air setelah itu
didinginkan didalam desikator untuk menyeimbangkan kelembapan relatif labu
ekstraksi terhadap lingkungan sehingga labu ekstraksi tidak bersifat higroskopis
dan tidak mengganggu ketepatan analisis saat ditimbang. Setelah ditimbang labu
dimasukkan kembali ke dalam oven dan ditimbang hingga mendekati berat
konstan. Kemudian menimbang berat biskuit yang sudah dihaluskan sebesar 3
gram. Sampel yang digunakan harus halus dikarenakan agar dapat dimasukkan ke
dalam alat, dan mudah diekstraksi. Setelah ditimbang selanjutnya biskuit
dibungkus dengan kertas lemak yang diikat, kemudian dimasukkan ke dalam
thimble. Thimble merupakan selongsong tempat sampel yang ada pada perangkat
soxhlet.
Pelarut dimasukkan setelah sampel berada pada thimble, pelarut yang
digunakan adalah hexana yang merupakan bagian dari pelarut anhydrous. Pelarut
anhydrous adalah pelarut yang benar-benar bebas air. Hal ini bertujuan supaya
bahan- bahan yang larut air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak serta
keaktifan pelarut tersebut tidak berkurang. Pelarut kemudian dipanaskan atau
dididihkan, uapnya akan naik melewati soxhlet menuju pipa pendingin. Air yang
dialirkan melewati bagian luar kondensor sehingga mengembunkan uap, dan akan
menetes ke dalam thimble. Tetesan uap tersebut akan mengenai sample, dan
pelarut akan melarutkan lemak. Larutan sari akan terkumpul dalam thimble dan
jika sudah melampaui batas, sari tersebut akan dialirkan lewat sifon menuju labu.
Proses ekstraksi ini berlangsung selama tiga siklus pada percobaan yang
dilakukan, hal tersebut dilakukan agar ada lemak tertampung di dalam labu lemak,
setelah terkumpul lemak di dalam labu maka dipanaskan kembali selama 30
menit, dan didinginkan pada desikator selama 15 menit. Tujuan dari pendinginan
selama 15 menit pada desikator adalah untuk menyeimbangkan objek dengan
udara yang dikendalikan sehingga galat yang disebabkan oleh penimbangan air
bersama- sama dengan objek dapat dihindarkan (Basset 1994). Setelah labu lemak
dingin, maka tahap terakhir yaitu menimbang kembali labu dengan sampel lemak
yang sudah terkumpul.
Sampel yang telah diuji kadar lemaknya dibandingkan dengan Nutrition Fact
dari sampel. Data yang ditunjukkan Nutrition Fact menyebutkan bahwa
kandungan lemak yang terdapat pada sampel adalah sebesar 4%,. Hasil praktikum
menunjukkan perbedaan dari persentase lemak perhitungan dengan Nutrition Fact
(NF) sampel. Hasil dari praktikum menunjukkan bahwa persentase kadar lemak
pada sampel yaitu sebesar 6.85462% Perbedaan hasil yang ditunjukkan tersebut
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terdapat selama praktikum
berlangsung terutama pada saat metode ekstraksi dilakukan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah tipe persiapan
sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut, dan tipe pelarut (Muaris
2007). Oleh karena itu perbedaan hasil praktikum dengan Nutrition Facts dapat
disebabkan karena beberapa kesalahan. Kesalahan tersebut berupa jumlah sampel
yang tidak tepat, waktu penekstraksian yang tidak tepat dan waktu pendinginan
yang tidak tepat, serta kemungkinan ada beberapa zat lain yang terekstraksi
sebagai lemak sehingga kadar lemak yang diperoleh jauh lebih besar
dibandingkan dengan Nutrition Facts
Praktikum selanjutnya yang dilakukan adalah Penetepan Kadar Lemak pada
Sampel dengan Metode Weibull. Dalam analisa kadar lemak dengan metode
weibull ini sample yang dipergunakan adalah tepung pisang, berdasarkan SNI
(Standar Nasional Indonesia) berat sample yang dipergunakan untuk analisa kadar
lemak adalah sebanyak 1-2 gram, dan saat praktikum sample yang dipergunakan
sebanyak 1,8692 gram.
Setelah sample ditimbang, kemudian ditambahkan HCl 25 %, penambahan
HCl ini dimaksudkan untuk mendapatkan suasana asam sehingga membantu
melepaskan atau membebaskan lemak yang terkandung dalam sample.
Sebelum dipanaskan, sample, HCl dan Aquadest dalam beaker glass ditambahkan
batu didih yang berfungsi untuk meredam bumping atau letupan yang mungkin
terjadi selama proses pemanasan..
Setelah mendidih, sample kemudian disaring dalam keadaan panas, saat
proses penyaringan kelengkapan K3 harus diperhatikan, hal ini dikarenakan uap
yang timbul saat penyaringan dapat mengganggu dan berbahaya. Penyaringan
dilakukan dengan menggunakan corong gelas yang dilengkapi dengan kertas
saring watman, ukuran dari kertas saring yang dipergunakan disesusaikan dengan
ukuran corong yang dipergunakan.
Setelah semua bahan disaring, maka endapan yang tersaring dalam kertas
saring dibilas dengan menggunakan air panas, proses pembilasan dengan air panas
dilakukan untuk membantu melarutkan HCl yang masih terkandung dalam
endapan, air dipergunakan untuk membilas endapan karena air bersifat polar dan
tidak akan melarutkan lemak atau minyak yang terkandung dalam bahan sehingga
pembilasan dengan air panas tidak akan berpengaruh pada hasil pengujian.
Pembilasan dengan air ini dilakukan sampai endapan tidak bersifat asam, untuk
mengetahui apakah larutan sudah tidak bersifat asam atau tidak, maka perlu
dilakukan tes kualitatif dengan menggunakan kertas lakmus.
Proses selanjutnya adalah mengeringkan kertas saring tersebut dalam oven
dengan suhu kira-kira 100 - 105°C, tujuan dari proses pengeringan adalah
menguapkan sebagian besar sisa air yang terkandung dalam endapan.
Setelah endapan kering, proses selanjutnya dengan membungkus sample
dengan kertas saring yang dibentuk menyerupai selongsong dan kedua ujungnya
disumbat dengan kapas bebas lemak, selongsong atau thimbel ini kemudian
dimasukan ke dalam alat ekstraksi soxhlet.
Hasil ekstraksi inilah yang dinyatakan sebagai kandungan lemak yang
terdapat dalam sample. Setelah proses ekstraksi selesai, maka lebu lemak yang
terdapat pada bagian bawah dipisahkan dari rangkaian kemudian dikeringkan di
dalam oven dengan suhu 105°C sampai kira-kira kertas saring kering, proses
pengeringan dilakukan untuk menguapkan pelarut yang masih terkandung dalam
labu lemak yang dapat mempengaruhi berat sample, karena proses selanjutnya
adalah penimbangan.
Berdasarkan data praktikum dapat diketahui berat labu ukur dan lemak hasil
ekstraksi adalah 84,0165 gram. Dan berdasarkan perhitungan maka lemak yang
terkandung dalam sample adalah 0,6152 %.
X. Kesimpulan :
Berdasarkan dari data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa kadar
lemak pada sampel biskuit dengan metode ekstraksi (soxhlet) sebesar 6,8463 %
dan kadar lemak pada sampel tepung pisang dengan metode weibull sebesar
0,6152 %.

XI. Daftar Pustaka :


- https://www.slideshare.net/MutiaraNandaAz/penetapan-kadar-lemak
- https://www.academia.edu/11814276/ANALISIS_KADAR_LEMAK_
METODE_SOXHLET_AOAC_2005_
- http://btagallery.blogspot.com/2010/03/blog-
post.html#:~:text=Metode%20Weibull%20dilakukan%20untuk%20me
nghidrolisis,)%20adalah%200%2C09476%20%25.

Anda mungkin juga menyukai