SKRIPSI
Oleh
SKRIPSI
Oleh
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga laporan skripsi ini dapat diselesaikan. Tulisan ini
merupakan skripsi dengan judul “Ekstraksi Minyak Atsiri dari Serai Wangi
(Cymbopogon nardus) dengan Metode Microwave Accelerated Steam Distillation
(MASD)”, ini ditulis berdasarkan hasil penelitian yang telah lakukan di Departemen
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini merupakan
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik.
Selama melakukan penelitian sampai penulisan skripsi ini, penulis banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. M Turmuzi Lubis, MS selaku dosen pembimbing yang
telah banyak memberikan ilmu dan arahan dalam penulisan laporan hasil
penelitian ini.
2. Ibu Ir. Maya Sarah, ST, MT, Ph.D, IPM selaku Dosen Penguji I sekaligus Ketua
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara dan
Bapak Dr. Eng. Rondang Tambun, ST, MT selaku Dosen Penguji II.
3. Bapak Dr. Ir. Bambang Trisakti, MT selaku Koordinator Skripsi Departemen
Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Ir. Erni Misran, ST, MT, Ph.D selaku Sekretaris Departemen Teknik Kimia
USU dan Dosen Pembimbing Akademik.
5. Seluruh Dosen/staf Pengajar dan Pegawai Administrasi Departemen Teknik
Kimia.
6. Orangtua tercinta, Mamak Hj. Rosdiana, S.Pd dan Ayah Drs. H. Zarwan
Hasibuan yang selama ini berjeri payah sehingga anaknya mampu menjadi
seorang sarjana.
7. Keluarga tercinta, Andong Hj. Faridah, S.Pd yang selalu mendukung cucunya
untuk terus maju dan bercita-cita setinggi langit. Kak Dian Yunita R Hsb, S.Pd
dan Kak Nur Intan R Hsb, Am.Keb, SKM yang selalu memberikan dukungan
dibalik layar juga Adik Zarina Luthfia S Hsb yang selalu menyenangkan
abangnya disaat pulang kampung.
iv
v
DEDIKASI
vi
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Riwayat Pendidikan :
• SD Negeri 050746 P. Berandan, tahun 2003-2009
• SMP Negeri 2 Babalan, tahun 2009-2012
• SMA Negeri 1 Babalan, tahun 2012-2015
• Universitas Sumatera Utara, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Kimia tahun
2015-2021
Pengalaman Organisasi/Kerja:
1. Covalen Study Group (CSG) Teknik Kimia USU periode 2017/2018 sebagai
anggota Litbang (Penelitian dan Pengembangan).
2. Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HIMATEK) FT USU periode 2018/2019
sebagai wakil bidang Danus (Dana dan Usaha).
3. Himpunan Mahasiswa Langkat (HIMALA) USU tahun 2015-2020 sebagai
anggota.
4. Kerja Praktek di PT. Semen Padang, September-Oktober tahun 2018.
5. PT. Multi Tech Mandiri tahun 2020 – sekarang sebagai Junior Staff Ahli
Lingkungan dan Marketing.
EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI SERAI WANGI (Cymbopogon
nardus) DENGAN METODE
MICROWAVE ACCELERATED STEAM DISTILLATION (MASD)
ABSTRAK
Minyak atsiri (essential oil) merupakan senyawa aromatik bersifat volatil yang dihasilkan
oleh tanaman. Serai wangi menjadi salah satu komoditi atsiri yang sangat prospektif dan
kaya akan manfaat. Pada penelitian ini metode yang akan digunakan adalah microwave
accelerated steam distillation. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari potensi
gelombang mikro untuk proses ekstraksi minyak atsiri dari serai wangi dan menganalisis
pengaruh variasi daya, waktu serta penambahan steam terhadap perolehan yield dan
kualitas minyak yang dihasilkan dan membandingkan efektifitas dua perlakuan awal
yaitu pemeraman dan kering angin terhadap proses ekstraksi maupun kualitas minyak
serai wangi. Analisis kualitas minyak yang dihasilkan menggunakan GC-MS untuk
menentukan komposisi minyak dan analisis sifat fisik menggunakan metode SNI-06-
3953-1995. Kondisi operasi terbaik pada penelitian ini diperoleh pada daya microwave
600 Watt, waktu ekstraksi 90 menit dan perlakuan kering angin dengan yield 1,713%,
sedangkan perlakuan pemeraman menghasilkan yield 1,613%. Hasil uji GC-MS
menunjukkan minyak serai wangi dengan perlakuan kering angin memiliki kadar
citronella, geraniol dan citronellol berturut-turut sebesar 36,79%, 29,65% dan 13,55%.
Sedangkan perlakuan pemeraman memiliki kadar citronella, geraniol dan citronellol
berturut-turut sebesar 36,65%, 29,58% dan 9,40%. Hasil analisi sifat fisik minyak serai
wangi yang dihasilkan berwarna kuning pucat, memiliki nilai densitas dan indeks bias
berturut-turut sebesar 0,914 g/ml dan 1,473.
Kata kunci: microwave steam hydrodistillation, minyak atsiri, serai wangi, pemeraman,
kering angin.
Essential Oil Extraction from Citronella (Cymbopogon Nardus) by
Microwave Accelerated Steam Distillation (MASD)
ABSTRACT
Essential oil is aromatic compounds that are volatile produced by plants. Citronella is one
of the most prospective and beneficial essential commodities. In this research, the method
to be used is microwave accelerated steam distillation. This study aims to study the
potential of microwaves for the essential oil extraction process from citronella and to
analyze the effect of variations in power, time, and the addition of steam to the yield and
quality of the resulting oil and comparing the effectiveness of two pretreatments, namely
curing, and wind drying on the extraction process and the quality of citronella oil.
Analysis of the quality of the oil produced using GC-MS to determine the composition of
the oil and analysis of physical properties using the SNI-06-3953-1995 method. The best-
operating conditions in this study were obtained at 600 Watt microwave power, 90
minutes extraction time, and wind dry treatment with a yield of 1.713%, while the curing
treatment resulted in a yield of 1.613%. The GC-MS test results showed that lemongrass
oil with dry wind treatment had levels of citronella, geraniol, and citronellol,
respectively, 36.79%, 29.65%, and 13.55%. Meanwhile, the ripening treatment contained
levels of citronella, geraniol, and citronellol of 36.65%, 29.58%, and 9.40%, respectively.
The results of the analysis of the physical properties of citronella oil produced were pale
yellow in color, had density and refractive index values of 0.914 g/ml, and 1.473.
Halaman
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI i
PENGESAHAN SKRIPSI ii
LEMBAR PERSETUJUAN iii
PRAKATA iv
DEDIKASI vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS vii
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 PERUMUSAN MASALAH 4
1.3 TUJUAN PENELITIAN 4
1.4 MANFAAT PENELITIAN 5
1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 MINYAK ATSIRI 6
2.2 SERAI WANGI (Cymbopogon nardus L..) 7
2.3 MINYAK SERAI WANGI 8
2.4 MANFAAT MINYAK SERAI WANGI 9
2.5 KANDUNGAN MINYAK SERAI WANGI 10
2.6 EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI 11
2.7 METODE ESKTRAKSI MINYAK ATSIRI 11
2.7.1 Metode Steam Distillation (SD) 11
2.7.2 Metode Microwave Assited Hydrodistillation (MAHD) 12
2.7.3 Metode Microwave Assited Steam Hydrodistillation (MSHD) 13
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 15
3.1 LOKASI PENELITIAN 15
3.2 BAHAN PENELITIAN 15
3.2.1 Bahan 15
3.2.2 Peralatan 15
3.3 RANCANGAN PENELITIAN 16
3.4 PROSEDUR PENELITIAN 17
3.4.1 Persiapan Bahan Baku 17
3.4.2 Proses Ekstraksi 17
3.5 ANALISIS PENELITIAN 18
3.5.1 Perhitungan Kadar Air Bahan Baku 18
3.5.2 Pengukuran Yield Minyak Serai Wangi 18
3.5.3 Penentuan Densitas Minyak 18
3.5.4 Penentuan Indeks Bias Minyak 19
3.5.5 Analisa Kadar Citronellal GC-MS 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 20
4.1 PENGARUH DAYA MICROWAVE TERHADAP YIELD 20
4.2 PENGARUH WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP YIELD 22
4.3 PENGARUH WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP DENSITAS 23
4.4 PENGARUH WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP INDEKS BIAS 24
4.5 IDENTIFIKASI KOMPOSISI MINYAK SERAI WANGI
MENGGUNAKAN GAS KROMATOGRAFI MASSA
SPEKTROFOTOMETRI (GCMS) 25
4.6 ANALISIS SIFAT FISIK MINYAK SERAI WANGI 28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 29
5.1 KESIMPULAN 29
5.2 SARAN 29
DAFTAR PUSTAKA 30
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Data Statistik Luas Area dan Produksi Tanaman Serai Wangi
di Indonesia 2
Gambar 2.1 Tanaman Serai Wangi 8
Gambar 3.1 Rangkaian Peralatan Microwave Steam Hydrodistillation 15
Gambar 4.1 Pengaruh Daya Terhadap Yield Minyak Serai Wangi a)
Pretreatment Pemeraman dan b) Pretreatment Kering Angin 20
Gambar 4.3 Anlisis GC-MS (Gas Chromatography Spectrofotometer) a)
Pretreatment Pemeraman dan b) Pretreatment Pengeringan
Angin 26
Gambar C.1 Persiapan Sampel 40
Gambar C.2 Ekstraksi Minyak Serai Wangi 40
Gambar C.3 Pemisahan Minyak Serai Wangi 41
Gambar C.4 Hasil Minyak Serai Wangi 41
Gambar D.1 Hasil Uji GCMS pada Serai Wangi Menggunakan Perlakuan
Pemeraman 42
Gambar D.2 Hasil Uji GCMS pada Serai Wangi Menggunakan Perlakuan
Kering Angin 43
Gambar E.2 Flowchart Proses Ekstraksi Minyak Serai Wangi dengan
Metode MSHD 44
Gambar E.3 Flowchart Penentuan Kadar Air Bahan Baku 45
Gambar E.4 Flowchart Perhitungan Yield Minyak Serai Wangi 46
Gambar E.5 Flowchart Pengukuran Densitas Minyak Serai Wangi 46
Gambar E.6 Flowchart Analisis Indeks Bias Minyak Serai Wangi 47
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Standar Mutu Minyak Serai Berdasarkan Sifat Fisika dan Sifat
Kimia Menurut SNI 06-3953-1995 9
Tabel 2.2 Kandungan Minyak Atsiri yang Terkandung dalam Minyak
Atsiri menurut SNI 06-3953-1995 10
Tabel 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian 16
Tabel 4.2 Pengaruh Waktu Ekstraksi Terhadap Densitas 24
Tabel 4.3 Pengaruh Waktu Ekstraksi Terhadap Indeks Bias 25
Tabel 4.4 Komponen Utama Hasil GC-MS dari Minyak Atsiri Serai
Wangi Menggunakan Metode Microwave Steam Hydro-
distillation dengan Perlakuan Pemeraman dan Kering Angin 27
Tabel 4.5 Hasil Analisis Sifat Fisik Minyak Serai Wangi 28
Tabel A.1 Hasil Analisa Kadar Air 35
Tabel A.2 Data Densitas dan Indeks Bias Minyak Serai Wangi pada Daya
Microwave 600 watt dan Waktu Ekstraksi 90 menit 35
Tabel A.3 Data Yield Minyak Serai Wangi Berbagai Variasi 35
Tabel A.4 Data Hasil Uji GC-MS Minyak Serai Wangi Pretreatment
Pemeraman 36
Tabel A.5 Data Hasil Uji GC-MS Minyak Serai Wangi Pretreatment
Kering Angin 37
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A DATA HASIL PERCOBAAN 35
LA.1 HASIL ANALISA KADAR AIR 35
LA.2 DATA DENSITAS DAN INDEKS BIAS MINYAK SERAI
WANGI 35
LA.3 DATA YIELD MINYAK SERAI WANGI BERBAGAI VARIASI 35
LA.4 DATA HASIL UJI GC-MS MINYAK SERAI WANGI 36
LAMPIRAN B CONTOH PERHITUNGAN 38
LB.1 CONTOH PERHITUNGAN KADAR AIR 38
LB.2 CONTOH PERHITUNGAN DENSITAS 38
LB.3 CONTOH PERHITUNGAN YIELD MINYAK SERAI WANGI 39
LAMPIRAN C DOKUMENTASI PENELITIAN 40
LC.1 PERSIAPAN SAMPEL 40
LC.2 EKSTRAKSI MINYAK SERAI WANGI 40
LC.3 PEMISAHAN MINYAK SERAI WANGI 41
LC-4 HASIL MINYAK SERAI WANGI 41
LAMPIRAN D HASIL UJI LABORATORIUM 42
LD-1 HASIL UJI GC-MS (GASS CHROMATOGRAPHY-MASS
SPECTROFOTOMETRI) 42
LAMPIRAN E FLOWCHART PENELITIAN 44
LE-1 Flowchart Ekstraksi Minyak Serai Wangi dengan Metode MASD 44
LE-2 Flowchart Perhitungan Yield Minyak Serai Wangi 45
LE-3 Flowchart Penentuan Kadar Air Bahan Baku 46
LE-4 Flowchart Pengukuran Densitas Minyak Serai Wangi 46
LE-5 Flowchart Pengukuran Indeks Bias Minyak Serai Wangi 47
xiv
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar 1.1 Perkembangan Total Luas Area dan Produksi Tanaman Serai Wangi
di Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2017)
Gambar 1.1 menjelaskan bahwa area tanaman serai wangi sangat luas hingga
mencapai 18.70 ha tercatat pada tahun 2015 dan untuk jumlah produksi tanaman
serai mencapai 2.699 ton per tahun, sehingga banyak tanaman serai yang dapat
dimanfaatkan sebagai baku pengolahan minyak atsiri.
Selama ini distilasi minyak serai wangi dapat di lakukan dengan tiga cara yaiu,
pennyulingan dengan air (Hydrodistillation), penyulingan dengan air dan uap
(steam- hydrodistillation) dan penyulingan dengan uap (steam-distillation). Dari
ketiga metode tersebut metode distilasi uap air yang dapat menghasilkan rendaman
minyak serai dengan kualitas yang lebih bagus (Hamidi et al., 2015). Kualitas
minyak atsiri ditentukan pada konstituennya yang terutama dipengaruhi oleh
prosedur ekstraksi. Pemanasan yang tidak merata dapat menginduksi degradasi
termal, hidrolisis dan solubilisasi air dari beberapa konstituen aroma. Selain itu,
ekstraksi minyak dengan pelarut organik akan menyisakan residu yang mencemari
makanan, wewangian yang dihasilkan. Oleh karena itu diperlukan metode baru untuk
memperbaiki metode terdahulu dengan cara memanfaatkan gelombang microwave
dan pelarut air untuk mengekstraksi minyak atsiri (Ranitha, et al., 2014).
2
Universitas Sumatera Utara
Dalam beberapa tahun terakhir, Microwave Assisted Extraction (MAE)
digunakan untuk ekstraksi berbagai produk alami dari matriks tanaman karena
pengurangan besar dalam konsumsi pelarut dan mempersingkat waktu ekstraksi
dengan efisiensi yang lebih baik dibandingkan dengan teknik konvensional. Minyak
atsiri yang diperoleh dengan radiasi gelombang mikro memiliki kadar yang lebih
tinggi aktivitas antimikroba serta antioksidan dibandingkan untuk minyak yang
diperoleh dengan hidrodistilasi (Desai dan Jigisha, 2012). Keuntungan utama dari
ekstraksi gelombang mikro terletak pada kemampuan pemanasan, penggunaan
pelarut yang minimum, hemat energi dan hanya sedikit perubahan kimia dari
komponen tanaman dibandingkan dengan ekstraksi konvensional (Ugarte et al.,
2013; Moradalizadeh et al., 2013; Golmakani et al., 2015).
Beberapa penelitian terdahulu yang telah melakukan ekstraksi minyak atsiri,
Ranitha et al. (2014) membandingkan dua metode ekstraksi minyak serai dapur
(Cymbopogon citratus) yaitu MAHD and HD. Penelitian ini menyatakan bahwa hasil
terbaik dengan metode MAHD adalah pada rasio 8:1 (v/w), waktu 90 menit dan daya
250 watt dengan perolehan yield 1,46 %. Yield yang dihasilkan metode MAHD lebih
banyak dibandingkan metode HD dengan variabel yang sama. Selain itu, Chemat et
al. (2006) telah meneliti ekstraksi minyak atsiri dari bunga lavender (Lavandula
angustifolia Mill., Lamiaceae) dengan membandingkan dua metode yaitu Microwave
Accelerated Steam Distillation (MASD) dengan Steam Distillation (SD). Waktu
yang dibutuhkan untuk mengekstraksi minyak lavender dengan metode MASD lebih
cepat dibandingkan metode SD dengan yield yang hampir sama. Metode Microwave
Air-Hydrodistillation membutuhkan waktu 10 menit untuk menghasilkan yield
sebesar 8,86%, sedangkan metode SD membutuhkan waktu 90 menit untuk
menghasilkan yield sebesar 8,75%. Selanjutnya, Harianingsih et al. (2018)
melakukan optimalisasi proses ekstraksi dari daun serai wangi (cymbopogon nardus)
dengan metode Microwave Assisted Extraction (MAE) berpelarut metanol dan n-
heksan. Hasil terbaik diperoleh pada waktu 25 menit dan daya 30 watt yaitu sebesar
32,5% sitronelal. Selain itu, Ugarte et al. (2013) melakukan ekstraksi minyak basil
dan minyak epazote dengan metode MAE dan SD. Dengan yield yang hampir sama
disetiap metode, waktu yang dibutuhkan metode MAE lebih singkat dibandingkan
metode SD dalam menghasilkan kedua jenis minyak tersebut. Baik minyak hasil
metode MAE dan SD memiliki karakteristik fisika dan kimia yang hampir sama. Hal
ini membuktikan penggunaan microwave tidak memengaruhi komposisi kimia
minyak atsiri.
Mengacu pada hasil penelitian-penelitian terdahulu, maka penelitian ini akan
melakukan estraksi minyak atsiri dari daun serai wangi dengan menggunakan metode
Microwave Accelerated Steam Distillation (MASD). Pemilihan metode tersebut
diharapkan mampu mengoptimalisasi proses ekstraksi dan diharapkan meningkatkan
rendemen minyak atsiri yang dihasilkan.
Tabel 2.2 menunjukkan bahwa serai wangi menghasilkan 75-85% citral dalam
minyak atsiri. Citral adalah gabungan dari dua isomer aldehida monoterpene acylic.
Senyawa citral ini membentuk turunan-turunan lain yaitu citronellal, citronellol, dan
geraniol. Geraniol (C10H18O) disebut juga sebagai rhodinol adalah salah satu
senyawa monoterpenoid dan alkohol. Senyawa ini tidak dapat larut dalam air, tetapi
larut dalam bahan pelarut organik. Baunya menyengat, dan sering digunakan sebagai
parfum.
3.2.2 Peralatan
Proses ekstraksi minyak serai wangi dilakukan dengan menggunakan metode
Microwave Accelerated Steam Distillation (MASD). Rangkaian peralatan
ditunjukkan pada Gambar 3.1.
2
4
1
3 5
Dimana a merupakan berat awal serai wangi (gram) dan b merupakan berat
kering serai wangi (gram).
( ) ()
(3.2)
dimana:
x = kadar air
volume bahan = volume bahan sebelum diekstrak
Penelitian ekstraksi minyak atsiri dari serai wangi ini dilakukan dengan
menggunakan metode Microwave Accelerated Steam Distillation (MASD) atau
ekstraksi dengan menggunakan pelarut air dan memanfaatkan gelombang mikro
(microwave) sebagai pemanas serta adanya penambahan udara pada prosesnya.
Bahan serai wangi yang digunakan diperoleh dari Kota Pangkalan Berandan,
Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Pada penelitian ini juga dipelajari adanya
pengaruh dari beberapa parameter pada ekstraksi minyak serai wangi terhadap yield
dan kualitas dari minyak atsiri meliputi waktu ekstraksi (30 menit, 60 menit dan 90
menit), daya microwave (300 watt, 450 watt dan 600 watt). Minyak serai wangi yang
diperoleh diuji kualitas sifat fisiknya sesuai standar SNI 06-3953-1995 dan ISO
3848:2016 meliputi uji densitas dan indeks bias serta dianalisis komposisi minyak
serai wangi menggunakan Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS).
1.80
1.70
1.60 30 menit
1.50
60 menit
1.40
Yield (%)
1.30 90 menit
1.20 120 menit
1.10
1.00 150 menit
300 450 600
Daya (Watt)
a)
1.80 1.60 1.40
Yield (%)
Gambar 4.1a dan 4.1b yakni pretreatment pemeraman dan pengeringan angin
secara umum menunjukkan kenaikan yield seiring bertambahnya daya. Kenaikan
tersebut berlangsung signifikan pada perlakuaan waktu 30, 60 dan 90 menit. Namun
pada perlakuan waktu 120 dan 150 menit, kenaikan yield terhenti pada daya 450
watt. Hal ini diakibatkan oleh pelarut yang menguap sehingga bahan ikut hangus saat
dipanaskan pada daya 600 watt. Menguapnya pelarut pada daya tersebut disebabkan
reaksi berlangsung secara batch. Yield terbaik diperoleh pada perlakuan waktu 90
menit dengan daya 600 watt yaitu sebesar 1,613 % untuk pretreatment pemeraman,
sedangkan pretreatment pengeringan angin sebesar 1,713%. Berdasarkan hasil
percobaan tersebut bahwa daya microwave memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap % yield minyak serai wangi. Hal ini dikarenakan semakin besar daya, maka
suhu operasi meningkat dan laju penyulingan (penguapan) menjadi semakin besar.
Kenaikan suhu adalah akibat dari kemampuan bahan dan pelarut untuk menyerap
energi dari gelombang mikro. Semakin besar daya maka semakin besar energi yang
diterima bahan untuk dirubah menjadi panas sehingga yield minyak semakin besar
(Erliyanti dan Elsa, 2017).
Hasil penelitian ini sesuai yang dilakukan oleh Chandra dan Fikka (2017),
menggunakan metode microwave hydrodiffusion and gravity. Jika dibandingkan
dengan penelitian yang telah saya lakukan, bahwa terdapat kesamaan yaitu pada
peneliti terdahulu, terjadi kenaikan terjadi kenaikan yield seiring bertambahnya daya
microwave.
Hasil penelitian ini yield pada pretreatment kering angin lebih besar
dibandingkan dengan pretreatment pemeraman. Hal ini disebabkan oleh saat proses
pemeraman dilakukan dengan menutup daun dengan karung goni menyebabkan
sirkulasi udara yang kurang lancar selain itu terjadi reaksi oksidasi sehingga enzim
memecahkan sel-sel minyak pada daun dan menyebabkan perubahan warna menjadi
hijau kecoklatan dan kadar air yang tinggi (Ketaren, 1989).
Berat jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam menentukan mutu dan
kemurnian minyak atsiri. Nilai bobot jenis minyak atsiri didefinisikan sebagai
perbandingan antara berat minyak dengan berat air pada volume air yang sama
dengan volume minyak pada suhu yang sama pula. Berat jenis sering dihubungkan
dengan fraksi berat komponen-komponen yang terkandung di dalam minyak sereh
wangi. Semakin besar fraksi berat yang terkandung dalam minyak sereh wangi, maka
semakin besar pula berat jenisnya. Adapun densitas yang diperoleh dapat dilihat pada
Tabel 4.1.
Sitronella
Geraniol
Citronellol
a)
a)
Sitronella
Geraniol
Citronellol
b)
Gambar 4.3 Anlisis GC-MS a) Pretreatment Pemeraman dan b) Pretreatment
Pengeringan Angin
Tabel 4.3 Komponen Utama Hasil GC-MS dari Minyak Atsiri Serai Wangi
Menggunakan Metode Microwave Accelerated Steam Distillation dengan
Perlakuan Pemeraman dan Kering Angin
Pemeraman Kering Angin
Nama Senyawa Kadar (%) Nama Senyawa Kadar (%)
Sitronella 36,65 Sitronella 36,79
Geraniol 29,58 Geraniol 29,65
Citronellol 9,40 Citronellol 13,55
Komponen utama pada minyak atsiri serai wangi pada perlakuan pemeraman,
diperoleh kadar sitronelal (36,65%) pada waktu retensi 12,700 menit, kadar geraniol
(29,58%) pada waktu retensi 23,498 menit dan kadar sitronelol (9,40%) pada waktu
retensi 20,890 menit. Sedangkan dengan perlakuan kering angin diperoleh kadar
sitronelal (36,79%) pada waktu retensi 12,841 menit, kadar geraniol (29,65%) pada
waktu retensi 23,586 menit dan kadar sitronelol (13,55%) pada waktu retensi 21,195
menit.
Senyawa aktif utama yang ditemukan pada penelitian ini adalah Sitronelal
sebesar 36,65 dan 36,79%. Sitronellal bersama dengan sitral, geraniol, linalool, dan
sitronelol merupakan salah senyawa terpena yang paling penting, sitronellal yang
terdiri dari campuran terpenoid yang dapat memberikan aroma khusus pada minyak
daun jeruk purut merupakan salah satu komponen utama yang terkandung dalam
minyak daun jeruk purut. Sitronelal termasuk senyawa minyak atsiri yang berwarna
kekuningan dan mudah menguap pada suhu kamar. Selain itu, sitronellal bersifat
sedikit larut dalam air dan dapat larut dalam alkohol dan ester (Ketaren, 1985).
Hasil penelitian ini sesuai yang dilakukan Harianing (2018), wangi
menggunakan metode bantuan gelombang mikro dan pelarut metanol. Jika
dibandingkan dengan penelitian yang telah saya lakukan, bahwa hasil yang didapat
hampir sama dengan penelitian ini yaitu Sitronelal sebesar 36,11%, geraniol 20,07%
dan sitronelol sebesar 10,82%.
4.7 ANALISIS SIFAT FISIK MINYAK SERAI WANGI
Dalam penentuan kualitas dari minyak serai wangi yang diperoleh, maka perlu
dilakukan pengujian terhadap sifat fisik dari minyak serai wangi yang telah
diperoleh. Pengujian terhadap sifat fisik dari minyak serai wangi yang diperoleh
dapat dilakukan dengan cara menentukan berat jenis dan indek bias. Hasil analisis
dapat digunakan untuk memperoleh gambaran tentang kualitas dari minyak serai
wangi, dengan cara membandingkan hasil analisis sifat fisik dengan data standar
mutu berdasarkan SNI 06-3953-1995 dan ISO 3848:2016 seperti yang ditunjukkan
pada Tabel 4.5.
Berdasarkan hasil analisa sifat fisik dari minyak serai wangi yang diperoleh
yang dapat dilihat pada Tabel 4.5, maka dapat disimpulkan bahwa minyak serai
wangi hasil ekstraksi tersebut memenuhi standar mutu baik berdasarkan SNI 06-
3953-1995 maupun berdasarkan ISO 3848:2016.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah yield tertinggi
diperoleh dengan perlakuan kering angin. kondisi operasi yang menghasilkan yield
tertinggi untuk ekstraksi minyak atsiri serai wangi dengan perlakuan kering angin
adalah pada daya 600 watt dalam waktu 90 menit yaitu menghasilkan yield 1,713%
mengandung sitronella (36,79%), densitas 0,902 g/mL, dan indeks bias 1,472.
Sedangkan dengan perlakuan pemeraman adalah pada daya 600 watt dalam waktu 90
menit yaitu menghasilkan yield 1,613% mengandung sitronella (36,65%), densitas
0,903 g/mL, dan indeks bias 1,473. Dapat dilihat dari hasil tersebut semakin lama
waktu ekstraksi maka semakin tinggi juga yield atau rendemen yang dihasilkan.
5.2 Saran
Chandra F. K., Ayu dan Fikka Kartika W. 2017. Perbandingan Metode Microwave
Hydrodistillation (MHD) dan Microwave Hydrodiffusion and Gravity (MHG)
untuk Mengekstrak Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk. Jurnal Reka Buana 2(1).
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik. Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang. Malang.
Carrick, I. T. 2016. Microwave heating as an experimental model for spontaneous
combustion in organic materials. New York: SUNY Cobleskill.
Chemat, F., Abert Vian, M., Fernandez, X., Visioni, F. 2008. Microwave
hydrodiffusion and gravity: a new technique for extraction of essential oils.
Journal of Chromatography A, 1190:14–17.
Chemat, F., Bousbia, N., Vian, M. A., Ferhat, M. A., Petitcolas, E., dan Meklati, B.
Y. 2009. Comparison of Two Isolation Methods for Essential Oil from
Rosemary Leaves: Hydrodistillation And Microwave Hydrodiffusion And
Gravity. Food Chem 114:355–362.
Chen, J. H., Wenlong, L., Baijuan, Y., Xiunchun, G., Frank Sen-Chun L., dan
Xiaoru, W. 2007. Determination or four major saponins in the seeds of
Aesculus Chinensis Bunge Using Accelerated Solvent Extraction Followed
by High-performance Liquid Chromatography and Electrospray-time of
Flight Mass Spectrometry. Analylica Chimica Acta 596(2) 273-280.
Clain, E., Renata, B., Paulius, K., Aušra, Š., Ramutė, M., Rita, K., Chaker El, K.,
dan Ptres, R. V. 2018. Biorefining of Cymbopogon Nardus from Reunion
Island Into Essential Oil and Antioxidant Fractions by Conventional and High
Pressure Extraction Methods. Industrial Crops & Products 126: 158–167.
Department of Food Science and Technology, Kaunas University of
Technology, Radvilėnų pl. 19, aunas, Lithuania.
Cunha, B. G., Cristina, D., Karina, S. C., Loaine, M., Isabela, A. C., Daniela, M. D.
S., Sandra, H. P. D. O., dan Aimee, M. G. 2019. Cytotoxicity and
antimicrobial effects of citronella oil (Cymbopogon nardus) and commercial
mouthwashes on S. aureus and C. albicans biofilms in prosthetic materials.
Archives of Oral Biology 109: 104577 . Department Dental Materials and
Prosthodontics, São Paulo State University (UNESP), School of Dentistry,
Araçatuba, Brazil.
Dacosta, M., Sang, K. S., dan I Ketut, M. 2017. Perbandingan Kandungan Minyak
Atsiri Tanaman Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle) yang Ditanam
di Lokasi Berbeda Comparison Plant Contains Oil of Citronella
(Cymbopogon nardus Rendle L.) Grown in Different Locations. Jurnal
Simbiosis V (1): 25-31 ISSN: 2337-7224. Jurusan Biologi FMIPA Universitas
Udayana. Bali.
Desai A. M. and Jigisha, P. 2012. Microwave Assisted Extraction of Essential Oil
From Cymbopogon Flexuosus (Steud.) Wats.: A Parametric and Comparative
Study. Separation Science and Technology, 47: 1963–1970. Chemical
Engineering Department, Sardar Vallabhbhai National Institute of
Technology, Surat, Gujarat, India.
Dewan Atsiri Indonesia dan IPB. 2009. Minyak Atsiri Indonesia. Editor: Dr. Molide
Rizal, Dr. Meika S. Rusli dan Ariato Mulyadi.
Donglei, L., Juming, T., Patrick, D. P., dan Frank, L. 2013. Using Mobile Metallic
Temperature Sensors in Continuous Microwave Assisted Sterilization
(MATS) System. Jounal of Food Engineering 119(3): 552-560.
Erliyanti, N. K., dan Elsa R. 2017. Pengaruh Daya Microwave Terhadap Yield pada
Ekstraksi Minyak Atsiri dari Bunga Kamboja (Plumeria Alba) Menggunakan
Metode Microwave Hydrodistillation. Jurnal Rekayasa Mesin 8(3): 175-178
ISSN 2477-6041. Program Studi Teknik Kimia Universitas Nahdlatul Ulama
Sidaorjo. Jawa Timur.
Golmakani, M., dan Rezaei, K. 2008. Comparison of Microwave-Assisted
Hydrodistillation with The Traditional Hydrodistillation Method in The
Extraction of Essential Oils from Thymus Vulgaris L. Food Chemistry, Vol.
109, Hal. 925
Golmakani, Mohammad-Taghi., dan Mahsa, M. 2015. Comparison of heat and mass
transfer of different microwave- assisted extraction methods of essential oil
from Citrus limon (Lisbon variety) peel. Food Sci. Nutr 3(6), pp. 506–518.
Guenther, E. 1990. Minyak Atsiri, Jilid IVB. diterjemahkan oleh Ketaren. Jakarta:
UIPress.
Hamidi, N., Mega, N. S., dan Widya, W. 2015. Peningkatan Produktivitas Ekstraksi
Minyak Nilam dengan Microwave Distillator. Proceeding Seminar Nasional
Tahunan Teknik Mein XIV (SNTTM XIV). Universitas Brawijaya. Malang.
Hamzah, M. H., Hasfalina, C. M., Zarunia, Z. A., dan Hishamuddin, J. 2014.
Comparison of Citronella Oil Extraction Methods from Cymbopogon nardus
Grass by Ohmic-heated Hydrodistillation, Hydro-Distillation, and Steam
Distillation. BioResources, 9(1) 1930-2126.
Harianingsih. 2018. Optimization of the Citronellal Synthesis Process from
Cymbopogon winterianus Assisted by Microwave using Methanol and N-
Hexan Solvent. Eksergi 15(1) ISSN: 1410-394X. Jurusan Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim. Semarang.
Haryono, E., Evy, E., dan Adella, H. E. 2018. Kinerja Ekstraksi Minyak Akar Wangi
dengan Metode Ultrasonikasi dan Soxhletasi. Jurnal Rekayasa Bahan Alam
dan Energi Berkelanjutan 2(1). Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran. Bandung.
Hutabarat, S. R. 2012. Karakterisasi Simplisia, Isolasi Minyak Atsiri dan Analisis
Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms dari Rimpang Lempuyang Gajah
(Zingiber Zerumbet Sm.). Skripsi. Program Ekstensi Sarjana Farmasi Fakultas
Farmasi Universitas Sumatera Utara. Medan.
International Standardization Organization. 2016. ISO 3848:2016. Essential Oil of
Citronella, Java Type.
Kasuan, N, Z. M. Yusoff, Z. Muhammad, M. N. N. Nordin, M. H. F. Rahiman, dan
M. N. Taib. 2012. Essential Oil Extraction with Automated Steam
Distillation: FMRLC for steam temperature regulation. 2012 IEEE
International Conference on Control System, Computing and Engineering, 23
- 25 Nov. 2012, Penang, Malaysia. Faculty of Electrical Engineering.
Universiti Teknologi MARA. Malaysia.
Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka, Jakarta.
Ketaren, S. 1989. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka. Jakarta.
Khabibi, J., dan Syafii, W. 2011. Pengaruh Penyimpanan Daun dan Volume Air
Penyulingan Terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Kayu Putih. Scientific
Repository IPB. Departemen Hasil Hutan. Fakultas Kehutanan. Intitut
Pertanian Bogor. Bogor.
Khasanah, R. A., Budiyanto, E., dan Widiani, N. 2015. Pemanfaatan Ekstrak Sereh
(Cymbopagon Nardus L.) Sebagai Alternatif Anti Bakteri Staphylococcus
Epidermis pada Deodoran Parfume Spray. Pelita-Jurnal Penelitian
Mahasiswa UNY, 1: 1-9. Mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta.
Kumar, P., Abhay, K. P., Pooja, S., Nijendra, N. T., dan Vivek, K. B. 2017. Essential
Oils: Sources of Antimicrobials and Food Preservatives. Frontiers in
Microbiology Volume 7. Department of Forestry, North Eastern Regional
Institute of Science and Technology, Nirjuli, India.
Kusuma, H. S. dan M. Mahfud. 2017. Kinetic Studies on Extraction of Essential Oil
from Sandalwood (Santalum album) by Microwave Air-Hydrodistillation
Method. Alexandria Engineering Journal. Department of Chemical
Engineering, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia.
Liang, H., Zhuoyan Hu., dan Ming ,C. 2008. Desirability Function Approach for the
Optimization of Microwave-Assisted Extraction of Saikosaponins from Radix
Bupleuri. Sep Purif Technology 61 (3) : 266 – 275.
Ma’sum, Z, H. S. usuma, . ltway, and M. Mahfud. 2019. On The Effect of The
Ratio of The Distiler Volume and That of The Microwave Cavity on The
Extraction of Cymbopogon Nardus Dried Leaves by Microwave
Hydrodistillation. Journal of Chemical Technology and Metallurgy 54(4)
778-786. Department of Chemical Engineering, Faculty of Industrial
Technology, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 60111,
Indonesia.
Metaxas, A.C. 1996, Foundations of Electroheat: A unified Approach, John Wiley &
Sons, Chichester, New York.
Moradalizadeh, M., Naghmeh, S., dan Peyman, R. 2013. Comparison of
Hydrodistillation, Microwave Hydrodistillation and Solvent Free Microwave
Methods in Analysis of The Essential Oils from Aerial Parts of Haplophyllum
Robustum Bge. By GC/MS Method. International journal of Advanced
Biological and Biomedical Research 1(9) 1058-1067. Department of
Chemistry, Faculty of Science, Kerman Branch, Islamic Azad University,
Kerman, Iran.
M. Ibrahim dan Khalid, A. K. 2013. Phenotypic Recurrent Selection on Herb Growth
Yield of Citronella Grass (Cymbopogon Nardus) Grown in Egypt. Nusantara
Biosciene 5(2) 70-74.
Nainggolan, R. 2002. Pemisahan Komponen Minyak Nilam (Pogostemon Cablin
Benth) dengan Teknik Distilasi Fraksinasi Vakum Penelitian. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Nugraha., Aswardi, N., dan Asep, N. R. 2017. The Development of Appropriate
Technology for Citronella Fragrance Oil Refineries in Small Scale and
Intermediate Industry. Prosiding SNaPP2017Sains dan Teknologi. pISSN
2089-3582 | eISSN 2303-2480. Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Teknik, Universitas Islam Bandung. Bandung.
Nurhaen, D. W dan A. Ridhay. 2016. Isolation and Identification of Chemical
Components of Essensial Oils From Leavs, Stems, and Flowers of
Salembangu Plants (Melissa Sp.). Online Journal of Natural Science 5(2)
149-157 ISSn: 2338-0950.
Raju, G.G. 2003. Dielectrics in Electric Fields. Marcel Dekker Inc., New York.
Ranitha M., A. H. Nour, Z. A. Sulaiman, A. H. Nour, T. Rhaj S. 2014. A
Comparative Study of Lemongrass (Cymbopogon Citratus) Essential Oil
Extracted by Microwave-Assisted Hydrodistillation (MAHD) and
Conventional Hydrodistillation (HD) Method. International Journal of
Chemical Engineering and Applications 5(2) 104-108.
Rockwood., Alan, L., Mark, M. K., dan Nigel, J. C. 2018. Mass Spectrometry.
Dalam. Andrew N Hoofnagle. Principles and Applications of Clinical Mass
Spectrometry: Small Molecules, Peptides and Pathogens. United Kingdom:
Elsevier.
Routray, W., Valeire, O., Yvan, G. 2014. Effect of Different Drying Methods on
the Microwave Extraction of Phenolic Components and Antioxidant
Activity of Highbush Blueberry Leaves. Drying Tehnology: An
International Journal. Bioresurce Engineering Department, McGill
University, Ste-Anne-de-Bellevue, Quebec, Canada.
Sahraoui, N., Maryline, V., Isabelle, B., Chahrazed, B., dan Farid, C. 2008. Improved
Microwave Steam Distillation Apparatus for Isolation of Essential Oils
Comparison With Conventional Steam Distillation. Journal of
Chromatography A, 1210 229–233. Ecole Nationale Polytechnique,
Département de Génie Chimique, El Harrach, 16200 Alger, Algeria.
Sitepu, J. S. G. 2010. Pengaruh Variasi Metode Ekstraksi Secara Maserasi dan
dengan Alat Soxhlet Terhadap Kandungan Kurkuminoid dan Minyak Atsiri
dalam Ekstrak Etanolik Kunyit (Curcuma Demostika Val.). Skripsi. Fakultas
Farmasi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Spigno, G. and De Faveri, D. M. 2009. Microwave-Assisted Extraction of Tea
Phenols: A Phenomenological Study. Journal of Food Engineering, 93, 210-
217.
Sriyadi, Tohir, D., Ma’mun. 2012. Pencirian Minyak Sereh Wangi Mahaperingi
(Cymbopogon Winterianus Jowitt) Klom G1, G2, dan G3 Menggunakan
Kromatografi Gas-Spektometer Massa. Scientific Repository. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Standar Nasional Indonesia. 1995. SNI 06-3953-1995: Minyak Sereh. Jakarta: Badan
Standardisasi Nasional (BSN).
Standar Nasional Indonesia. 2014. SNI 8028-1:2014: Alat Penyuling Minyak Atsiri -
Bagian 1: Sistem Kukus – Syarat Mutu dan Metode Uji. Jakarta: Badan
Standardisasi Nasional (BSN).
Stashenko, E. E., Beatriz, E. J., Jairo, R. M. 2004. Comparison of Different
Extraction Methods for the Analysis of Volatile Secondary Metabolites of
Lippia alba (Mill) N.E. Brown, Grown in Colombia, and Evaluation of Its in
vitro Antioxidant Activity. Journal Chromatography. A, Vol. 1025:93.
Sulaswatty, A., Meika. S. R., Haznan, A., dan Silvester T. 2019. Quo Vadis Minyak
Serai Wangi dan Produk Turunannya. LIPI.
Suroso.Sp. 2018. Budidaya Serai Wangi (Cymbopogon Nardus L. Randle). Penyuluh
Kehutanan Lapangan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Tambun, R, Harry, P. L., Christika, P., dan Ester, M. 2016. Influence of Particle Size,
Time and Temperature to Extract Phenol from Galangal. Jurnal Teknik Kimia
USU 5(4). Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera
Utara. Medan.
Ugarte, G. A. C., Gladys, P. J-B., Maria, E. S-M., Aarelio, L-M. 2013. Microwave-
assisted Extraction of Essential Oils from Herbs. Journal of Microwave
Power and Electromagnetic Energy 47(1) 63-72.
Zhang, T. T., Yiheng Xu., Chao-Hsin, L., Zhigang, D. W., dan Shugang, W. 2019.
Measuring Moisture Content in a Porous Insulation Package with Finite
Thickness. International Journal of Heat and Mass Transfer 129: 144-151.
LAMPIRAN A
DATA HASIL PENELITIAN
Variasi
Massa
Yield
Run Minyak
(%)
(gram)
Daya Waktu
Perlakuan
(watt) (menit)
1 30 0,674 1,145
2 60 0,807 1,373
3 300 90 0,835 1,420
4 Pemeraman 120 0,853 1,451
5 150 0,853 1,451
6 30 0,718 1,220
450
7 60 0,853 1,451
8 90 0,898 1,527
9 120 0,899 1,529
10 150 0,898 1,527
11 30 0,766 1,302
12 600 60 0,899 1,529
13 90 0,948 1,613
14 30 1,078 1,211
15 60 1,304 1,465
16 300 90 1,349 1,515
17 120 1,374 1,544
18 150 1,375 1,545
19 30 1,166 1,310
20 Kering Angin 60 1,390 1,562
21 450 90 1,462 1,643
22 120 1,483 1,667
23 150 1,480 1,663
24 30 1,257 1,413
25 600 60 1,465 1,646
26 90 1,524 1,713
CONTOH PERHITUNGAN
2,00-1, 8
= ×100%
2,00
= 11,00 %
dminyak ,5101
0,9982 ,991
dminyak = 0,902 gram/ml
LB.3 CONTOH PERHITUNGAN YIELD MINYAK SERAI WANGI
Sampel: Hasil Minyak Serai pada Daya 300 watt, 30 menit, kering angin
Massa serai yang digunakan = 100 gram
Kadar air = 11,00 %
Massa minyak yang dihasilkan = 1,078 gram
Yield dari minyak dihitung menggunakan persamaan 3.2
massa minyak
Yield (%) ×100%
massa serai ( 1-kadar air
=
1, 8
Yield (%) ×100%
100 (1-0,11
=
Yield (%) = 1,211
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI PENELITIAN
`
Gambar C.1 Persiapan Sampel
Gambar D.1 Hasil Uji GCMS pada Serai Wangi Menggunakan Perlakuan
Pemeraman
Hasil uji GC-MS minyak serai wangi menggunakan perlakuan pengeringan
angin dapat dilihat pada Gambar D.2
Ya
Apakah ada
variabel lain ?
Tidak
Selesai
Gambar E.1 Flowchart Proses Ekstraksi Minyak Serai Wangi dengan Metode MASD
LE.2 Flowchart Penentuan Kadar Air Bahan Baku
Flowchart penentuan kadar air bahan baku yaitu :
Mulai
Tidak
Apakah sudah
konstan ?
Ya
Kadar air dihitung
Selesai
Selesai
Selesai
Suhu tidak boleh lebih dari 20C dengan toleransi 0,2C (m1)
Sebelum minyak atsiri melalui rekfraktometer, minyak harus
berada pada suhu yang sama dengan air
Selesai