Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KADAR KARBOHIDRAT

1. Metode : Luff Schoorl


2. Prinsip : hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida yang dapat
mereduksi Cu2+ menjadi Cu+. Kelebihan Cu2+ dapat dititar secara
iodometri.
3. Acuan : SNI 01 – 2891 – 1992, Cara uji makanan dan minuman
4. Pereaksi Luff :
- Na-karbonat
- Asam sitrat
- CuSO4
5. Alat dan Bahan

Alat :
 Neraca analitik  Corong
 Erlenmeyer 500 ml, 250 ml  Buret
 Pendingin tegak  Hot plate
 Labu ukur 500 ml  Pipet gondok 10 ml,
 Gelas ukur 25 ml
 Pipet tetes  Kertas saring

Bahan :
 HCl 3%  Larutan H2SO4 2 N
 NaOH 30%  Larutan tiosulfat 0,1
 CH3COOH 3% N
 KIO3  Indikator kanji /amilum
 Kertas lakmus 0,5%
 Larutan KI 20%  Luff Schoorl
 Larutan H2SO4 25%

6. Prosedur Kerja Metode Luff Schoorl


1) Pembuatan Larutan
(a) Pereaksi Luff Schoorl
Larutkan 143,8 g Na2CO3 anhidrat dalam kira-kira 300 ml air suling. Sambil diaduk
tambahkan 50 g asam sitrat yang telah dilarutkan dengan 50 ml air suling.
Tambahkan 25 g CuSO4.5H2O yang telah dilarutkan dengan 100 ml air suling.
Pindahkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 1 liter, tepatkan sampai tanda batas
dengan air suling dan kocok. Biarkan semalam dan saring bila perlu. Larutan Luff
harus mempunyai pH 9,3 – 9,4.

(b) Larutan KI 20%


Timbang 20 g KI, larutkan dengan air suling sampai 100 ml.

(c) Larutan amilum 0,5%


Timbang 0,5 g amilum, larutkan dengan air suling panas sampai 100 ml.

2) Pembakuan larutan tiosulfat 0,1 N


Timbang 0,1 g KIO3 ke dalam erlenmeyer larutkan dengan 25 ml air suling.
Tambahkan 5 ml larutan KI 20% dan 5 ml H 2SO4 2N. Titrasi cepat dengan larutan
tiosulfat 0,1 N sampai larutan berwarna kuning, tambahkan 5 ml amilum 0,5%
lanjutkan titrasi sampai larutan biru menjadi tidak berwarna.

3) Prosedur Penentuan Karbohidrat


(a) Timbang dengan seksama lebih kurang 5 g cuplikan ke dalam erlenmeyer 500
ml.
(b) Tambahkan 200 ml larutan HCL 3%, didihkan selama 3 jam dengan pendingin
tegak.
(c) Dinginkan dan netralkan dengan larutan NaOH 30% (dengan kertas lakmus atau
fenolftalein) dan tambahkan sedikit CH3COOH 3% agar suasana larutan agak
sedikit asam.
(d) Pindahkan isinya ke dalam labu ukur 500 ml dan impitkan hingga tanda batas,
kemudian saring.
(e) Pipet 10 ml saringan ke dalam erlenmeyer 500 ml, tambahkan 25 ml larutan luff
(dengan pipet) dan beberapa butir batu didih serta 15 ml air suling.
(f) Panaskan campuran tersebut dengan nyala yang tetap. Usahakan agar larutan
dapat mendidih dalam waktu 3 menit (gunakan stop wach). Didihkan terus
selama 10 menit (dihitung dari saat mulai mendidih dan gunakan stop wach)
kemudian dengan cepat dinginkan dalam bak berisi es.
(g) Setelah dingin tambahkan 15 ml larutan KI 20% dan 25 ml H 2SO4 25% perlahan-
lahan.
(h) Titar secepatnya dengan larutan tio 0,1 N (gunakan penunjuk larutan kanji
0,5%).
(i) Kerjakan juga untuk blanko.

4) Perhitungan
a. Standarisasi larutan tio sulfat 0,1 N

b. Hasil Analisis Sampel

Keterangan :
W = Bobot cuplikan (mg)
mg gula = Glukosa yang terkandung untuk ml tio yang
dipergunakan (mg), dari tabel Luff Schoorl
fp = Paktor pengenceran

TABEL PENETAPAN GULA MENURUT LUFF SCHOORL


Na2S2O3 Glukosa, Fruktosa, Laktosa Maltosa
0,1 N Gula inversi Mg mg mg
1 2.4 3.6 3.9
2 4.8 7.3 7.8
3 7.2 11.0 11.7
4 9.7 14.7 15.6
5 12.2 18.4 19.6
6 14.7 22.1 23.5
7 17.2 25.8 27.5
8 19.8 29.5 31.5
9 22.4 33.2 35.5
10 25.0 37.0 39.5
11 27.6 40.8 43.5
12 30.3 44.6 47.5
13 33.0 48.4 51.6
14 35.7 52.2 55.7
15 38.5 56.0 59.8
16 41.3 59.9 63.9
17 44.2 63.8 68.0
18 47.1 67.7 72.2
19 50.0 71.1 76.5
20 53.0 75.1 80.9
21 56.0 79.8 85.4
c. 22 59.1 83.9 90.0 Tabel
23 62.2 88.0 94.6
Hasil
Pengamatan :
a) Standarisasi larutan tio sulfat 0,1 N
NO W KIO3 V Na2S2O3 (ml) N Na2S2O3 N rata2

b) Analisis sampel
Ws V Na2S2O3 (ml) mg gula dari % KH
% KH
(g) blanko Sampel tabel Rata-rata

Anda mungkin juga menyukai