Anda di halaman 1dari 32

Tabel Fungsi Produksi

Produksi Hasil Hutan Produksi Hasil Jumlah Tenaga


No.
(liter) Hutan (liter) Kerja (HOK)
1 0 0 1
2 2.00 2.56 1
3 1.98 2.54 1
4 2.03 2.59 1
5 2.04 2.60 1
6 4.8 5.36 2
7 5.01 5.57 2
8 5 5.56 2
9 5.03 5.59 2
10 5 5.56 2
11 9.1 9.66 3
12 9 9.56 3
13 8.96 9.52 3
14 8.89 9.45 3
15 9.02 9.58 3
16 14.3 14.86 4
17 14 14.56 4
18 14.13 14.69 4
19 13.78 14.34 4
20 13.91 14.47 4
21 17.97 18.53 5
22 18 18.56 5
23 18 18.56 5
24 18.31 18.87 5
25 17.89 18.45 5
26 21 21.56 6
27 21.25 21.81 6
28 20.78 21.34 6
29 21.13 21.69 6
30 21.2 21.76 6
31 20.89 21.45 6
32 23.2 23.76 7
33 23.19 23.75 7
34 22.94 23.50 7
35 23.01 23.57 7
36 22.97 23.53 7
37 24 24.56 8
38 14.07 14.63 8
39 24.1 24.66 8
40 24 24.56 8
41 23.98 24.54 8
42 23.8 24.36 9
43 23.67 24.23 9
44 23.89 24.45 9
45 23.77 24.33 9
46 23.8 24.36 9

Tabel fungsi produksi tersebut menunjukkan hubungan antara jumlah input (sumber daya hutan) dan output (hasil hutan)
Secara umum, ekonomi sumber daya hutan mengacu pada kegiatan ekonomi yang melibatkan pemanfaatan sumber daya
Dalam tabel tersebut, terdapat beberapa nilai input (jumlah sumber daya hutan) yang berbeda-beda, serta nilai output (ju
Selain itu, dapat diperhatikan juga bahwa peningkatan jumlah sumber daya hutan yang digunakan tidak selalu berdampak
Dalam hal ini, pemilik hutan dan pemerintah perlu mempertimbangkan penggunaan sumber daya hutan dengan bijak agar

Hasil analisis fungsi produksi yang diberikan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara penggunaan
Selain itu, nilai Adjusted R Square sebesar 0,955617066 menunjukkan bahwa model tersebut dapat menjelaskan lebih dari
Sementara itu, nilai Standard Error sebesar 2,682556336 menunjukkan tingkat kesalahan estimasi dalam model tersebut. S
Dalam hal ini, pemilik hutan dan pemerintah perlu mempertimbangkan penggunaan sumber daya hutan dengan bijak untu

Referensi:
Puspitojati, T. (2011). Persoalan definisi hutan dan hasil hutan dalam hubungannya dengan pengembangan HHBK melalui h
Bahruni, B., Suhendang, E., Darusman, D., & Alikodra, H. S. (2007). Pendekatan Sistem Dalam Pendugaan Nilai Ekonomi To
SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics
Multiple R 0.98885756739937
R Square 0.977839288602999
Adjusted R Square 0.955617066380777
Standard Error 2.68255633583762
Observations 46

ANOVA
df SS MS F
Regression 1 14288.7422177276 14288.74 1985.621
Residual 45 323.824882272416 7.196108
Total 46 14612.5671

Coefficients Standard Error t Stat P-value


Intercept 0 #N/A #N/A #N/A
Jumlah Tenaga Kerja (HOK) 3.12731690622861 0.07018167728682 44.5603 7.132E-39

y=3,12731690622861L
mber daya hutan) dan output (hasil hutan) yang dihasilkan. Dalam hal ini, produksi hasil hutan diukur dalam liter.
ng melibatkan pemanfaatan sumber daya hutan untuk menghasilkan produk-produk kayu dan non-kayu, serta jasa lingkungan lainnya.
yang berbeda-beda, serta nilai output (jumlah hasil hutan) yang dihasilkan oleh setiap input. Dari tabel tersebut, dapat ditarik kesimpu
n yang digunakan tidak selalu berdampak langsung pada peningkatan jumlah hasil hutan yang dihasilkan. Terdapat beberapa titik di m
aan sumber daya hutan dengan bijak agar dapat menghasilkan jumlah hasil hutan yang optimal tanpa mengorbankan keberlanjutan su

ngan yang sangat kuat antara penggunaan sumber daya hutan dengan output (hasil hutan) yang dihasilkan, karena didapatkan nilai ko
del tersebut dapat menjelaskan lebih dari 95% variasi dalam produksi hasil hutan dengan mengontrol faktor-faktor lain yang mempen
esalahan estimasi dalam model tersebut. Semakin rendah nilai standard error, maka semakin baik model dalam memprediksi hasil prod
aan sumber daya hutan dengan bijak untuk memaksimalkan output (hasil hutan) dengan memperhitungkan biaya produksi yang dikelu

ya dengan pengembangan HHBK melalui hutan tanaman.  Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 8(3), 210-227.
stem Dalam Pendugaan Nilai Ekonomi Total Ekosistem Hutan: Nilai Guna Hasil Hutan Kayu Dan Non Kayu.  Jurnal Penelitian Sosial dan
Significance F
2.986262432E-38

Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%


#N/A #N/A #N/A #N/A
2.9859637521679 3.26867006029 2.985963752168 3.26867006028934
kur dalam liter.
on-kayu, serta jasa lingkungan lainnya. Dalam hal ini, tabel fungsi produksi dapat digunakan untuk menganalisis bagaimana produktivit
ri tabel tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin banyak jumlah sumber daya hutan yang digunakan, maka semakin banyak p
hasilkan. Terdapat beberapa titik di mana kenaikan input tidak terlalu mempengaruhi peningkatan output secara signifikan, seperti an
anpa mengorbankan keberlanjutan sumber daya hutan itu sendiri.

dihasilkan, karena didapatkan nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,977839289 yang artinya 97,78% variasi dalam produksi
ontrol faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.
k model dalam memprediksi hasil produksi.
erhitungkan biaya produksi yang dikeluarkan, serta mempertimbangkan penggunaan teknologi yang lebih efisien dalam pemanfaatan s

(3), 210-227.
Non Kayu.  Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 4(4), 369-378.
alisis bagaimana produktivitas sumber daya hutan dapat mempengaruhi produksi hasil hutan.
an, maka semakin banyak pula jumlah hasil hutan yang dihasilkan. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan nilai output (jumlah hasil hutan) y
secara signifikan, seperti antara nilai input 8,89 hingga 9,02 dan antara nilai input 18 hingga 21,25. Hal ini menunjukkan adanya pemba

78% variasi dalam produksi hasil hutan dapat dijelaskan oleh penggunaan sumber daya hutan.

fisien dalam pemanfaatan sumber daya hutan. Selain itu, hasil analisis dapat digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan
tput (jumlah hasil hutan) yang selalu meningkat seiring dengan peningkatan nilai input (jumlah sumber daya hutan) yang digunakan.
enunjukkan adanya pembatasan dalam pemanfaatan sumber daya hutan untuk menghasilkan jumlah hasil hutan yang lebih besar.

m pengambilan keputusan terkait penggunaan sumber daya hutan dalam kegiatan ekonomi.
hutan) yang digunakan.
utan yang lebih besar.
Tabel Fungsi Produksi
Produksi Hasil Hutan Produksi Hasil Jumlah Tenaga L^2
No.
(liter) Hutan (liter) Kerja (HOK)
1 0 0 1 1
2 2.00 2.56 1 1
3 1.98 2.54 1 1
4 2.03 2.59 1 1
5 2.04 2.60 1 1
6 4.8 5.36 2 4
7 5.01 5.57 2 4
8 5 5.56 2 4
9 5.03 5.59 2 4
10 5 5.56 2 4
11 9.1 9.66 3 9
12 9 9.56 3 9
13 8.96 9.52 3 9
14 8.89 9.45 3 9
15 9.02 9.58 3 9
16 14.3 14.86 4 16
17 14 14.56 4 16
18 14.13 14.69 4 16
19 13.78 14.34 4 16
20 13.91 14.47 4 16
21 17.97 18.53 5 25
22 18 18.56 5 25
23 18 18.56 5 25
24 18.31 18.87 5 25
25 17.89 18.45 5 25
26 21 21.56 6 36
27 21.25 21.81 6 36
28 20.78 21.34 6 36
29 21.13 21.69 6 36
30 21.2 21.76 6 36
31 20.89 21.45 6 36
32 23.2 23.76 7 49
33 23.19 23.75 7 49
34 22.94 23.50 7 49
35 23.01 23.57 7 49
36 22.97 23.53 7 49
37 24 24.56 8 64
38 14.07 14.63 8 64
39 24.1 24.66 8 64
40 24 24.56 8 64
41 23.98 24.54 8 64
42 23.8 24.36 9 81
43 23.67 24.23 9 81
44 23.89 24.45 9 81
45 23.77 24.33 9 81
46 23.8 24.36 9 81
SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics
Multiple R 0.992992601882134
R Square 0.98603430739265
Adjusted R Square 0.962989632560664
Standard Error 2.15361546075264
Observations 46

ANOVA
df SS MS F
Regression 2 14408.492 7204.2462 1553.28886096
Residual 44 204.07462 4.6380596
Total 46 14612.567

Coefficients Standard Error t Stat P-value


Intercept 0 #N/A #N/A #N/A
Jumlah Tenaga K 4.24913699291 0.2278528 18.648604 1.62813932E-22
L^2 -0.158493293360556 0.0311918 -5.081244 7.36935911E-06

y= 4,24913699291L-0,158493293360556L^2

Hasil analisis fungsi kuadrat produksi yang diberikan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara penggu
Selain itu, nilai Adjusted R Square sebesar 0,962989633 menunjukkan bahwa model tersebut dapat menjelaskan lebih dari 96%
Sementara itu, nilai Standard Error sebesar 2,153615461 menunjukkan tingkat kesalahan estimasi dalam model tersebut. Sem
Dalam hal ini, pemilik hutan dan pemerintah perlu mempertimbangkan penggunaan sumber daya hutan dengan bijak untuk m

Referensi:
Haryono, H., Umar, S., & Erniwati, E. (2015). Analisis Produksi Dan Pendapatan Pada Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kay
Significance F
8.075E-41

Lower 95% Upper 95%Lower 95,0%


Upper 95,0%
#N/A #N/A #N/A #N/A
3.7899298 4.7083442 3.7899298 4.7083442
-0.221356 -0.09563 -0.221356 -0.09563

n yang sangat kuat antara penggunaan sumber daya hutan dengan output (hasil hutan) yang dihasilkan, karena didapatkan nilai koefisien d
dapat menjelaskan lebih dari 96% variasi dalam produksi hasil hutan dengan mengontrol faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.
masi dalam model tersebut. Semakin rendah nilai standard error, maka semakin baik model dalam memprediksi hasil produksi.
daya hutan dengan bijak untuk memaksimalkan output (hasil hutan) dengan memperhitungkan biaya produksi yang dikeluarkan, serta me

ha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) Di Kota Palu Studi Kasus Pada PT. Tatehe Nusa Jaya.  Mitra Sains, 3(2), 72-80.
apatkan nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,986034307 yang artinya 98,60% variasi dalam produksi hasil hutan dapat dijelaska
mempengaruhinya.
asil produksi.
ng dikeluarkan, serta mempertimbangkan penggunaan teknologi yang lebih efisien dalam pemanfaatan sumber daya hutan. Selain itu, has
sil hutan dapat dijelaskan oleh penggunaan sumber daya hutan.

ya hutan. Selain itu, hasil analisis dapat digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan terkait penggunaan sumber daya hutan d
n sumber daya hutan dalam kegiatan ekonomi.
Tabel Fungsi Produksi
Produksi Hasil Produksi Hasil Jumlah Tenaga
No. L^2 L^3
Hutan (liter) Hutan (liter) Kerja (HOK)
1 0 0 1 1 1
2 2.00 2.56 1 1 1
3 1.98 2.54 1 1 1
4 2.03 2.59 1 1 1
5 2.04 2.60 1 1 1
6 4.8 5.36 2 4 8
7 5.01 5.57 2 4 8
8 5 5.56 2 4 8
9 5.03 5.59 2 4 8
10 5 5.56 2 4 8
11 9.1 9.66 3 9 27
12 9 9.56 3 9 27
13 8.96 9.52 3 9 27
14 8.89 9.45 3 9 27
15 9.02 9.58 3 9 27
16 14.3 14.86 4 16 64
17 14 14.56 4 16 64
18 14.13 14.69 4 16 64
19 13.78 14.34 4 16 64
20 13.91 14.47 4 16 64
21 17.97 18.53 5 25 125
22 18 18.56 5 25 125
23 18 18.56 5 25 125
24 18.31 18.87 5 25 125
25 17.89 18.45 5 25 125
26 21 21.56 6 36 216
27 21.25 21.81 6 36 216
28 20.78 21.34 6 36 216
29 21.13 21.69 6 36 216
30 21.2 21.76 6 36 216
31 20.89 21.45 6 36 216
32 23.2 23.76 7 49 343
33 23.19 23.75 7 49 343
34 22.94 23.50 7 49 343
35 23.01 23.57 7 49 343
36 22.97 23.53 7 49 343
37 24 24.56 8 64 512
38 14.07 14.63 8 64 512
39 24.1 24.66 8 64 512
40 24 24.56 8 64 512
41 23.98 24.54 8 64 512
42 23.8 24.36 9 81 729
43 23.67 24.23 9 81 729
44 23.89 24.45 9 81 729
45 23.77 24.33 9 81 729
46 23.8 24.36 9 81 729
SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics
Multiple R 0.996170281786876
R Square 0.992355230315343
Adjusted R Square 0.968743845678847
Standard Error 1.61180030776721
Observations 46

ANOVA
df SS
Regression 3 14500.857390019
Residual 43 111.70970998109
Total 46 14612.5671

Coefficients Standard Error


Intercept 0 #N/A
Jumlah Tenaga Kerja (HOK) 1.87717910563097 0.4328103758812
L^2 0.675300068004755 0.1417702925793
L^3 -0.06614623563787 0.0110933537328

y=1,87717910563097L+0,675300068004755L^2-0,0661462356378704L^3

Hasil analisis fungsi kubik produksi yang diberikan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara pengg
Selain itu, nilai Adjusted R Square sebesar 0,968743846 menunjukkan bahwa model tersebut dapat menjelaskan lebih dari
Sementara itu, nilai Standard Error sebesar 1,611800308 menunjukkan tingkat kesalahan estimasi dalam model tersebut. S
Dalam hal ini, pemilik hutan dan pemerintah perlu mempertimbangkan penggunaan sumber daya hutan dengan bijak untu

Referensi:
Haryono, H., Umar, S., & Erniwati, E. (2015). Analisis Produksi Dan Pendapatan Pada Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan
MS F Significance F
4833.6191300063 1860.58689638928 1.14108265774563E-44
2.59790023211847

t Stat P-value Lower 95% Upper 95%


#N/A #N/A #N/A #N/A
4.3371860062479 8.56580496050326E-05 1.00433379684643 2.75002441442
4.76333973583926 2.18877168054545E-05 0.389393024877742 0.96120711113
-5.96269056507442 4.14293610140143E-07 -0.0885181155741746 -0.0437743557

ngan yang sangat kuat antara penggunaan sumber daya hutan dengan output (hasil hutan) yang dihasilkan, karena didapatkan nilai ko
ersebut dapat menjelaskan lebih dari 96% variasi dalam produksi hasil hutan dengan mengontrol faktor-faktor lain yang mempengaruh
han estimasi dalam model tersebut. Semakin rendah nilai standard error, maka semakin baik model dalam memprediksi hasil produksi.
umber daya hutan dengan bijak untuk memaksimalkan output (hasil hutan) dengan memperhitungkan biaya produksi yang dikeluarka

in Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) Di Kota Palu Studi Kasus Pada PT. Tatehe Nusa Jaya.  Mitra Sains, 3(2), 72-80.
Lower 95,0% Upper 95,0%
#N/A #N/A
1.00433379684643 2.7500244144155
0.389393024877742 0.9612071111318
-0.08851811557417 -0.0437743557016

yang dihasilkan, karena didapatkan nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,99235523 yang artinya 99,24% variasi dalam produ
ntrol faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.
model dalam memprediksi hasil produksi.
rhitungkan biaya produksi yang dikeluarkan, serta mempertimbangkan penggunaan teknologi yang lebih efisien dalam pemanfaatan su

he Nusa Jaya.  Mitra Sains, 3(2), 72-80.


a 99,24% variasi dalam produksi hasil hutan dapat dijelaskan oleh penggunaan sumber daya hutan.

fisien dalam pemanfaatan sumber daya hutan. Selain itu, hasil analisis dapat digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan
m pengambilan keputusan terkait penggunaan sumber daya hutan dalam kegiatan ekonomi.
Linear Kuadrat Kubik Diketahui :
R square 0.977839289 0.986034307 0.99235523 L=x
SE 2.682556336 2.153615461 1.611800308 L^2 = x^2
F 95% Signifikan Signifikan Signifikan L^3 = x^3
T 95% Signifikan Signifikan Signifikan
Analisis fungsi produksi yang diberikan dala
Persamaan : Dari grafik tersebut, dapat ditarik kesimpula
Y= 1,877179106(x) + 0,675300068(x^2) -0,066146236(x^3) Namun demikian, terdapat pembatasan dal
AP = Q/L = 1,877179106 + 0,675300068(x) -0,066146236(x^2) Selain itu, grafik tersebut juga menunjukkan
MP = 1,877179106 + 2 (0,675300068)(x) - 3(0,066146236)(x^2) Selain itu, dalam analisis tersebut juga terlih
MP = 1,877179106 +0,6753(x)-0,0661(x^2) Dalam hal ini, pemilik hutan dan pemerintah

Referensi:
L Q AP MP Utami, S. B., & Wahyuningsih, D. (2019). Eva
0 0 1.971 1.877179106
1 2.486332938 2.486 2.486379106
2 5.926388596 2.963 2.963379106
3 9.923289558 3.308 3.308179106 Q
4 14.080158408 3.520 3.520779106
5 18.00011773 3.600 3.601179106 30
23.54
6 21.286290108 3.548 3.549379106 25 21.2862901
7 3.363 18.00011773
23.541798126 3.365379106 20
14.080158408
8 24.369764368 3.046 3.049179106 15
9.923289558
9 23.373311418 2.597 2.600779106 10 5.926388596

L
10 20.15556186 2.016 2.020179106 5 2.486332938
11 1.302 0
14.319638278 1.307379106 0
12 5.468663256 0.456 0.462379106 0 1 2 3 4 5 6
-5
13 -6.794240622 -0.523 -0.514820894
-10
Q

Hubunga
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 1 2 3 4 5 6
-0.5
-1
0
0 1 2 3 4 5 6
-0.5
-1
1.877179105631
0.675300068005 2 0.6753
-0.066146235638 3 -0.066146

lisis fungsi produksi yang diberikan dalam grafik tersebut menunjukkan hubungan antara jumlah input (sumber daya hutan) dan output (h
i grafik tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin banyak jumlah sumber daya hutan yang digunakan, maka semakin banyak pula
mun demikian, terdapat pembatasan dalam pemanfaatan sumber daya hutan untuk menghasilkan jumlah hasil hutan yang lebih besar. Dal
ain itu, grafik tersebut juga menunjukkan adanya titik optimum, yaitu titik di mana kenaikan input menghasilkan kenaikan output yang mak
ain itu, dalam analisis tersebut juga terlihat adanya tingkat produktivitas yang semakin menurun secara margin (dimulai dari titik N) seiring
am hal ini, pemilik hutan dan pemerintah perlu mempertimbangkan penggunaan sumber daya hutan dengan bijak dan memperhitungkan

mi, S. B., & Wahyuningsih, D. (2019). Evaluasi Pengelolaan Dana Kas Pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Ipb.  

Q
30
24.369764368
23.541798126
23.373311418
25 21.286290108 20.15556186
20 18.00011773
14.080158408 14.319638278
15
9.923289558
10 5.926388596 5.468663256
5 2.486332938
0 -
0 6.7942406219999
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 139 14
-5
-10
Q

Hubungan AP dan MP
4
5
3
5
2
5
1
5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
5
1

MP AP
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
5
1

MP AP
umber daya hutan) dan output (hasil hutan) yang dihasilkan. Dalam grafik tersebut, sumbu horizontal (x-axis) menunjukkan jumlah input (s
akan, maka semakin banyak pula jumlah hasil hutan yang dihasilkan. Hal ini terlihat dari grafik yang menunjukkan adanya hubungan positif
hasil hutan yang lebih besar. Dalam grafik tersebut, pembatasan ini ditunjukkan oleh kurva yang mulai datar pada titik tertentu, yang me
asilkan kenaikan output yang maksimal. Pada grafik tersebut, titik optimum ini terjadi di sekitar nilai input 25.
argin (dimulai dari titik N) seiring dengan peningkatan penggunaan sumber daya hutan yang semakin besar. Hal ini disebabkan oleh adany
gan bijak dan memperhitungkan biaya produksi yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan penggunaan sumber daya hutan yan

rdaya Hutan Dan Ekowisata Ipb.  INA-Rxiv. May, 29.


) menunjukkan jumlah input (sumber daya hutan) yang digunakan, sedangkan sumbu vertikal (y-axis) menunjukkan jumlah output (hasil h
kkan adanya hubungan positif antara jumlah input dan output.
r pada titik tertentu, yang menunjukkan bahwa kenaikan input tidak lagi mempengaruhi kenaikan output secara signifikan. Kurva tersebut

Hal ini disebabkan oleh adanya biaya tambahan yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan sumber daya hutan yang semakin langka dan
unaan sumber daya hutan yang semakin besar. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbaiki tata kelola hutan, melakukan pengawasan da
njukkan jumlah output (hasil hutan) yang dihasilkan.

cara signifikan. Kurva tersebut menunjukkan adanya konsep diminishing marginal returns, yang mengindikasikan bahwa semakin banyak j

utan yang semakin langka dan sulit diakses.


an, melakukan pengawasan dan pengendalian penggunaan sumber daya hutan yang lebih ketat, serta mempertimbangkan penggunaan te
sikan bahwa semakin banyak jumlah sumber daya hutan yang digunakan, maka peningkatan jumlah hasil hutan yang dihasilkan tidak akan

ertimbangkan penggunaan teknologi yang lebih efisien dalam pemanfaatan sumber daya hutan.
tan yang dihasilkan tidak akan semakin besar.

Anda mungkin juga menyukai