Garis Kemiskinan
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan
dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk
Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan
dibawah garis kemiskinan.
Garis kemiskinan atau batas kemiskinan adalah tingkat minimum pendapatan
yang dianggap perlu dipenuhi untuk memperoleh standar hidup yang mencukupi di
suatu negara. Garis kemiskinan berguna sebagai perangkat ekonomi yang dapat
digunakan untuk mengukur rakyat miskin dan mempertimbangkan pembaharuan
sosio-ekonomi, misalnya seperti program peningkatan kesejahteraan dan asuransi
pengangguran untuk menanggulangi kemiskinan. Garis Kemiskinan (GK) merupakan
penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non
Makanan (GKNM).
GK = GKM + GKNM
Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah
Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin.
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan
minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari. Paket
komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian,
umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacangkacangan, buah-buahan,
minyak dan lemak, dll).
Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk
perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non
makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di
pedesaan.
Teknik Perhitungan GK :
a. Tahap pertama adalah menentukan kelompok referensi (reference populaion)
yaitu 20 persen penduduk yang berada diatas Garis Kemiskinan Sementara
(GKS). Kelompok referensi ini didefinisikan sebagai penduduk kelas marginal.
GKS dihitung berdasar GK periode sebelumnya yang di-inflate dengan inflasi
umum (IHK). Dari penduduk referensi ini kemudian dihitung Garis Kemiskinan
Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM)
b. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) adalah jumlah nilai pengeluaran dari 52
komoditi dasar makanan yang riil dikonsumsi penduduk referensi yang kemudian
disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari. Patokan ini mengacu pada
hasil Widyakarya Pangan dan Gizi 1978. Penyetaraan nilai pengeluaran
kebutuhan minimum makanan dilakukan dengan menghitung harga rata-rata
kalori dari ke-52 komoditi tersebut. Formula dasar dalam menghitung Garis
Kemiskinan Makanan (GKM) adalah :
52 52
GKM j =∑ P jk .Q jk =∑ V jk
k−1 k−1
Dimana :
GKMj = Gris Kemiskinan Makanan daerah j (sebelum disetarakan menjadi 2100
kilokalori).
Pjk = Harga komoditi k di daerah j.
Qjk = Rata-rata kuantitas komoditi k yang dikonsumsi di daerah j.
Vjk = Nilai pengeluaran untuk konsumsi komoditi k di daerah j.
j = Daerah (perkotaan atau pedesaan)
Selanjutnya GKMj tersebut disetarakan dengan 2100 kilokalori dengan
mengalikan 2100 terhadap harga implisit rata-rata kalori menurut daerah j dari
penduduk referensi, sehingga :
52
∑ V jk
HK j= k−1
52
∑ K jk
k−1
Dimana :
Kjk = Kalori dari komoditi k di daerah j
HKj = Harga rata-rata kalori di daerah j
F j=HK j x 2100
Dimana :
Fj = Kebutuhan minimum makanan di daerah j, yaitu yang menghasilkan energi
setara
dengan 2100 kilokalori/kapita/hari.
Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) merupakan penjumlahan nilai
kebutuhan minimum dari komoditi-komoditi non-makanan terpilih yang meliputi
perumahan, sandang, pendidikan dsan kesehatan. Pemilihan jenis barang dan jasa non
makanan mengalami perkembangan dan penyempurnaan dari tahun ke tahun
disesuaikan dengan perubahan pola konsumsi penduduk. Pada periode sebelum tahun
1993 terdiri dari 14 komoditi di perkotaan dan 12 komoditi di pedesaan. Sejak tahun
1998 terdiri dari 27 sub kelompok (51 jenis komoditi) di perkotaan dan 25 sub
kelompok (47 jenis komoditi) di pedesaan. Nilai kebutuhan minimum perkomoditi
/sub-kelompok non-makanan dihitung dengan menggunakan suatu rasio pengeluaran
komoditi/sub-kelompok tersebut terhadap total pengeluaran komoditi/sub-kelompok
yang tercatat dalam data Susenas modul konsumsi. Rasio tersebut dihitung dari hasil
Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar 2004 (SPKKP 2004), yang dilakukan untuk
mengumpulkan data pengeluaran konsumsi rumah tangga per komoditi non-makanan
yang lebih rinci dibanding data Susenas Modul Konsumsi. Nilai kebutuhan minimum
non makanan secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut :
n
NF p =∑ r i x V i
i=1
23.2
22 21.16 20.96 21.27 20.94
19.93 20.87 20.83 20.27 19.85
11.1
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
31.31
29.82
28.74 27.93 28.3 28.07 27.4
26.3 25.45 26.02
18.32 17.38
16.56 16.91 16.05 16.51 15.52 14.98 15.26
13.91 13.25
9.87
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
GARIS KEMISKINAN (RP/ KAPITA/ BULAN
Kota Desa
947,299
900,442 871,183
841,384 822,913
786,616 776,062
736,641 732,406
698,919 694,067
645,367 650,915
597,868 582,778
516,610 544,790 529,052
469,667
436,576
232,989
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
192,354
31.02
13.33 59.91
49.63 57.73
47.2 56.62
45.65 56.01
43.93 57.1
44.81 55.78
43.59 54.35
42.38 51.62
40.21 49.93
38.7 53.97
41.28
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020