2. Amatilah Model ZA tentang Kajian Lingkungan dan Pembangunan di bawah ini, dan
saudara diminta untuk berpikir ilmiah untuk memecahkan permasalahan
pembangunan Lingkungan yang terjadi di Negara Berkembang.
Pro
Poor
Kemiskinan
pembangunan
Environment)
lingkungan
Masalah
(Pro
Ketidak
Pengangguran Adilan
(Kesenjangan)
Pro
Job Pro
Growth
Berdasarkan gambar segitiga dari Model Peta Pikir ZA di atas, saudara diminta untuk;
1) Untuk meningatkan kesejahteraan Rakyat (Growth with Equity) pemerintah telah
menjalankan dual track Planning (Perencanaan dua jalur) yaitu (1) Master Plan
Economy dan (2) Program Bantuan. Program Bantuan di klasterkan menjadi 4 yaitu
Kalster 1 Bantuan sosial Berbasis Keluarga, Klaster 2 Bantuan Pemberdayaan
Masyarakat, Kalster 3 Bantuan Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil serta Klaster 4
Bantuan Pro Rakyat. Uraikanlah contoh masing-masing klaster 1-4 tersebut yang telah
dilakukan pemerintah yang saudara ketahui?
JAWAB :
Klaster 1 : Bantuan sosial Berbasis Keluarga
penyempurnaan kebijakan bantuan sosial yang bertujuan untuk menurunkan
beban pengeluaran dan peningkatan pendapatan kelompok miskin dan rentan
melalui program ekonomi produktif. Pemerintah menerapkan
Program Keluarga Harapan
Program Sembako
Program Subsidi Listrik
Program Pra Kerja
Bantuan Sosial Tunai
Klaster 2 : Bantuan Pemberdayaan Masyarakat
Pemerintah menggunakan dua pendekatan dalam mengatasi masalah
kemiskinan. Pertama, melalui perlindungan sosial yaitu diberikannya berbagai
bantuan sosial. Kemudian yang kedua, melalui pemberdayaan masyarakat,
yaitu program yang melibatkan masyarakat dalam setiap pengambilan
keputusan pembangunan di tingkat masyarakat, sehingga masyarakat
mempunyai rasa memiliki terhadap program pembangunan tersebut, tidak
hanya sekadar menerima bantuan saja.
Pengembangan kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan sumber
daya alam.
Meciptakan program untuk mewujudkan sebuah desa dengan
masyarakat yang sadar tentang kesehatan, gizi, pola hidup sehat, dan
bersih baik jasmani dan rohanis.
Menata kehidupan masyarakat yang aman, tertib, taat hukum, dan
harmonis.
Memperkuat ketahanan sosial dan budaya masyarakat berdasakan
nilai luhur budaya lokal.
Klaster 3 : Bantuan Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia
merupakan salah satu komitmen Pemerintah. Sebagai salah satu motor
penggerak pertumbuhan ekonomi, UMKM memegang peranan penting
terhadap PDB dengan kontribusinya yang mencapai 61% dan mampu
menyerap tenaga kerja sebanyak 97% dari total penyerapan tenaga kerja
nasional.
Program Kartu Sembako
Kartu Sembako Baru
Subsidi Kuota Internet
Bantuan Rekening Minimum Biaya Beban/Abonemen
Bantuan Produktif Usaha Mikro
Klaster 4 : Bantuan Pro Rakyat
anggaran yang dibuat untuk mengakomodasi kepentingan kelompok
miskin . Orang miskin seringkali nasibnya menjadi terabaikan atau tak
diprioritaskan.
2) Dari dual track Planning (Perenanaan dua jalur) Pembangunan untuk meningkatkan
kesejahteraan Rakyat tersebut pemerintah menggunakan 4 strategi (Four Track
Strategy) untuk memecahkan masalah pembangunan lingkungan yaitu memperluas
pertumbuhan ekonomi (Pro Growt), Memperluas kesempatan kerja (Por Job),
Penurunan Kemiskinan (Pro Poor). Seperti contoh data berikut untuk masing-masing
Kota;
Saudara diminta;
(a) Untuk memecahkan masalah pembangunan Lingkungan dari Model ZA Kajian
Lingkungan dan Pembangunan di atas, buatkan model Matematika dengan SEM
(sum of equation Model) dengan 3 variabel independen (Y1, Y2, Y3) buatkan apa
yang menjadi variabel exogeneos dan apa variabel endegenous.
JAWAB :
1) Kota Padang
Pertumbuhan Pengangguran Kemiskinan
Tahun
Ekonomi (%) (%) (%)
1999 23 11.57 55.8
2000 23.15 7.95 50.7
2001 23.15 7.1 38.2
2002 23.5 8.73 32.7
2003 23.55 7.07 31.1
2004 23.68 8.42 31.8
2005 23.86 11.98 34
2006 23.86 14.61 42.1
2007 23.83 17.61 39.5
2008 24.1 14.61 15.86
2009 24.1 15.86 46.8
2010 24.59 14.67 42.8
2011 24.64 16.9 50.9
2012 24.83 12.35 45.9
2013 24.83 14.1 44.2
2014 24.92 12.28 40.7
2015 24.87 14 44.43
2016 24.86 - 42.56
2017 24.83 9.44 43.75
2018 25.09 9.29 44.04
2019 25.34 8.74 42.44
2020 25.68 13.64 42.17
2021 25.71 13.37 48.44
2022 25.6 11.69 42.37
2) Kota Bukittinggi
Pertumbuhan Pengangguran Kemiskinan
Tahun
Ekonomi (%) (%) (%)
1999 2.68 11.7 4.3
2000 2.7 8.7 1.7
2001 2.7 7.31 5.3
2002 2.7 7.76 3.4
2003 2.89 6.7 3.3
2004 2.89 5.4 3.3
2005 2.89 6.31 5
2006 3.2 7.31 5.2
2007 3.2 7.67 5.3
2008 3.2 7.31 7.2
2009 3.43 8.81 6.2
2010 3.43 7.15 7.6
2011 3.4 8.73 7.3
2012 3.4 7.42 6.7
2013 3.4 4.72 6.4
2014 3.4 3.93 6
2015 3.4 6.04 6.54
2016 3.41 - 6.81
2017 3.43 6.94 6.75
2018 3.5 7.24 6.32
2019 3.53 6.2 6
2020 3.56 7.51 6.01
2021 3.56 6.09 6.98
2022 3.58 5.19 6.16
5) Kota Payakumbuh
Pertumbuhan Pengangguran Kemiskinan
Tahun
Ekonomi (%) (%) (%)
1999 2.11 12.2 11
2000 2.14 11.3 5.7
2001 2.14 10.5 12.2
2002 2.2 8.87 8.7
2003 2.22 9.87 7.5
2004 2.28 8 6.3
2005 2.22 7.67 6.6
2006 2.35 6.9 8.2
2007 2.35 8.24 7.7
2008 2.4 6.9 10.9
2009 2.42 8.21 10.1
2010 2.46 6.5 12.4
2011 2.49 9.76 12
2012 2.51 7.67 11
2013 2.51 7.16 9.7
2014 2.52 6.36 8.95
2015 2.58 7.07 8.51
2016 2.62 - 8.35
2017 2.65 3.45 7.72
2018 2.68 3.95 7.69
2019 2.77 4.13 7.68
2020 2.82 6.68 7.74
2021 2.88 6.47 8.66
2022 2.9 5.16 8.08
6) Kota Solok
Pertumbuhan Pengangguran Kemiskinan
Tahun
Ekonomi (%) (%) (%)
1999 1.3 12.3 5.6
2000 1.34 11.8 3.4
2001 1.34 8.67 5.2
2002 1.34 9.86 3.4
2003 1.39 8.56 3.3
2004 1.4 7 3.3
2005 1.4 8.54 2.2
2006 1.46 9.59 2.7
2007 1.46 10.55 2.5
2008 1.6 9.59 4
2009 1.61 16.07 4.8
2010 1.61 14.39 3.2
2011 1.62 11.57 4
2012 1.63 5.78 3.7
2013 1.64 5.66 2.9
2014 1.65 6.49 2.71
2015 1.64 4.72 2.72
2016 1.63 - 2.59
2017 1.64 5.88 2.5
2018 1.63 6.03 2.9
2019 1.64 7.06 2.9
2020 1.67 8.35 1.99
2021 1.68 5.15 2.31
2022 1.68 3.9 2.28
7) Kota Pariaman
Pertumbuhan Pengangguran Kemiskinan
Tahun
Ekonomi (%) (%) (%)
1999 - - -
2000 1.78 - -
2001 1.8 - -
2002 1.8 7.3 -
2003 1.85 7.5 6.3
2004 1.85 8.8 5.7
2005 1.94 8.87 6.2
2006 1.96 9.71 5.5
2007 1.95 10.31 3.9
2008 2 9.71 3.5
2009 2.97 8.62 3.6
2010 2.07 7.02 4.7
2011 2.06 14.43 4.5
2012 2.05 13.28 4.1
2013 2.05 6.07 4.5
2014 2.06 10.85 4.3
2015 2.04 6.61 4.58
2016 2.03 - 4.47
2017 2.02 5.97 4.49
2018 2.01 5.82 4.4
2019 2.03 5.66 4.2
2020 2.06 5.73 3.66
2021 2.07 6.09 3.99
2022 2.06 5.19 3.8
Berikut ini adalah hasil olahan data menggunakan model regresi dengan variabel Y
(pertumbuhan ekonomi), X1 (pengangguran), X2 (kemiskinan), dan X3 (kerusakan
lingkungan/IKLH):
Y = c + X1 + X2 + X3 + u
Dalam model tersebut, Y merupakan variabel pertumbuhan ekonomi yang ingin
diprediksi, X1 adalah variabel pengangguran, X2 adalah variabel kemiskinan, X3 adalah
variabel kerusakan lingkungan/IKLH, c adalah konstanta, dan u adalah galat acak.
Hasil olahan eviews:
1) Kota Padang
2) Kota Bukittinggi
5) Payakumbuh
6) Kota Solok
7) Kota Pariaman
(a) Jika model tersebut tidak signifikan satu variabel, coba suadara katakan apa yang
akan terjadi kedepan untuk meingkatkan kesejahteraan Rakyat ?
Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yaitu sebagai berikut :
Filantropi sosial
Filantropi berkaitan erat dengan upaya kesejahteraan sosial yang
dilakukan oleh pendeta dan relawan, upaya amal (charity) di mana orang-
orang ini menyumbangkan waktu, uang, dan energi untuk membantu
orang lain.Pelaku dikenal sebagai filantropi filantropis. Filantropi sosial
yang bertujuan untuk mempromosikan kesejahteraan sosial dengan
mendorong penyediaan barang pribadi dan jasa kepada orang yang
membutuhkan.
Administrasi Sosial
Pendekatan administrasi sosial berusaha untuk mempromosikan
kesejahteraan sosial dengan menciptakan program-program sosial
pemerintah yang meningkatkan kesejahteraan warganya melalui
penyediaan layanan sosial. Pendekatan ini diadakan langsung oleh
pemerintah.
Pembangunan Sosial
Pembangunan sosial adalah proses terencana perubahan sosial yang
dirancang untuk meningkatkan kehidupan masyarakat secara
keseluruhan, di mana pembangunan dilakukan untuk melengkapi proses
dinamis pembangunan ekonomi.
Pendekatan holistik
Pertimbangkan pendekatan yang lebih holistik dalam meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Seringkali, kesejahteraan terkait erat dengan
berbagai aspek kehidupan, seperti kesehatan, pendidikan, lapangan kerja,
akses ke infrastruktur dasar, dan lingkungan yang bersih. Mengadopsi
strategi yang mencakup berbagai bidang ini dapat memberikan dampak
yang lebih luas dan signifikan terhadap kesejahteraan.
Pengembangan ekonomi
Fokus pada pengembangan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Mendorong pertumbuhan ekonomi yang menciptakan lapangan kerja,
memberikan peluang ekonomi bagi semua masyarakat, dan mengurangi
kesenjangan ekonomi adalah kunci untuk meningkatkan kesejahteraan
secara keseluruhan.
Yang menjadi pokok masalah dalam studi ini adalah rendahnya tingkat pendapatan
perkapita (AP), besarnya biaya pengelolaan kota perkapita (AC), baik biaya yang
bersumber dari biaya rutin (ACr) maupun biaya pembangunan (ACp) serta biaya dari
pihak swasta atau masyarakat (ACs), jumlah penduduk (P) yang tidak merata di setiap
kelurahan serta tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi, keterbatasan lahan
pengembangan diakibatkan sempitnya lahan (luas wilayah yang terbatas). Berdasarkan
data dari masing-masing kota seperti berikut;
Secara matematis hubungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
AC = f (P, P2 )...........................................................................................................(1)
Dimana :
P = Memperlihatkan jumlah penduduk
AC = Memperlihatkan biaya pengelolaan kota rata-rata
Secara matematis hubungan tersebut dapat pula dijelaskan sebagai berikut :
AP = f (P).................................................................................................................(2)
Dimana :
P = Memperlihatkan jumlah penduduk
AP = Memperlihatkan tingkat produk rata-rata
Secara matematis Fungsi Marginal Cost hubungan ini dapat dijelaskan berikut :
MC = f (P, P2)...........................................................................................................(3)
Dimana :
P = Memperlihatkan Jumlah penduduk
MC = Memperlihatkan Marginal Cost
Secara matematis Fungsi Marginal Product hubungan ini dapat dijelskan berikut;
MP = f (P).................................................................................................................(4)
Dimana :
P = Memperlihatkan Jumlah penduduk
MC = Memperlihatkan Marginal Produk
Dari hasil olahan data dengan eviews masing-masing kota saudara diminta:
Jumlah Penduduk optimal masing-masing kota dengan 3 pendekatan
JAWAB :
AC = f (P, P2)
1. Kota padang
Biaya listrik : 44,450,000
Biaya sampah dan air : 72,290,000
Jumlah penduduk : 919,145
AC = (44.450.000 + 72.290.000) / 919.145
AC = 119,15
2. Payakumbuh
Biaya listrik: 64,835.08
Biaya sampah dan air : 13,491.31
Jumlah penduduk : 143,324,00
AC = (64.835,08 + 13.491,31) / 143.324
AC = 0,56
3. Padang panjang
Biaya listrik: 2,442,000
Biaya sampah dan air : 10,061,00
Jumlah penduduk: 57,850,00
AC = (2.442.000 + 10.061.000) / 57.850
AC = 208,61
4. Bukittinggi
Biaya listrik : 64,835,08
Biaya sampah dan air : 13,491,31
Jumlah penduduk : 122,311,00
5. Solok
Biaya listrik : 2,446,22
Biaya sampah dan air : 5,779,17
Jumlah penduduk : 75,850,00
AC = (2.446,22 + 5.779,17) / 75.850
AC = 100,83
6. Sawah lunto
Biaya listrik : 58,405,76
Biaya sampah dan air : 10,769,44
Jumlah penduduk : 66,413,00
AC = (58.405,76 + 10.769,44) / 66.413
AC = 1.013,66
7. Pariaman
Biaya listrik : 2,146,10
Biaya sampah dan air : 1,462,70
Jumlah penduduk :96,719,00
AC = (2.146,10 + 1.462,70) / 96.719
AC = 38,08
AP = f (P)
1. Padang
Jumlah penduduk : 919,145
PAD : Rp 2,642,657,705,104
AP = F (P)
AP = PAD / Jumlah penduduk
AP = Rp 2,642,657,705,104 /
919.145AP = Rp 2.666.919
2. Solok
Jumlah penduduk : 75,850,00
PAD : Rp 1,204,691,454,337
AP = F (P)
AP = PAD/ Jumlah penduduk
AP =Rp 1,204,691,454,337 /
75.850,00AP = Rp 15.882.550
3. Sawah lunto
Jumlah penduduk : 66,413.00
PAD: Rp 617,114,731,717
AP = F (P)
4. Padang panjang
Jumlah penduduk : 57,850.00
PAD: Rp 541,419,707,66
AP = F (P)
AP = PAD / Jumlah penduduk
AP = Rp 541,419,707,66 / 57.850.00
AP = Rp 9.359.026
5. Bukittinggi
Jumlah penduduk : 122,311.00
PAD : Rp 717,647,532,987
AP = F (P)
AP = PAD / Jumlah penduduk
AP = Rp 717,647,532,987 / 122.311.00
AP = Rp 5.867.399
6. Payakumbuh
Jumlah penduduk : 143,325.00
PAD : Rp 691,578,704,377
AP = F (P)
AP = PAD / Jumlah penduduk
AP = Rp 691,578,704,377 / 143.325.00
AP = Rp 4.825.248
7. Pariaman
Jumlah penduduk : 96,719.00
PAD : Rp 616,934,202,345
AP = F (P)
AP = PAD/ Jumlah penduduk
AP = Rp 616,934,202,345 / 96.719.00
AP = Rp 6.378.624
MC = f (P, P2)
1. Kota padang
Output saat ini : 919,145,00
Output sebelumnya : 913,145,00
Perubahan output ∆�= 919,145,00 – 913,145,00 = 5,697
Biaya total saat ini : Rp 72.961.651,23
Biaya tota sebelumnya : Rp 65.179.471,01
Perubahan biaya total = ∆�� = Rp 72.961.651,23 - Rp 65.179.471,01 = Rp
7,782,180
MC = ∆��/∆�
MC = Rp 7,782,180 / 5,697
MC = 1,366.014
2. Solok
Output saat ini : 75,850,00
Output sebelumnya : 74,469,00
Perubahan output ∆�= 75,850,00 - 74,469,00 = 1,831
Biaya total saat ini : Rp 4.793.153,11
Biaya tota sebelumnya : Rp 4,251,892.56
Perubahan biaya total = ∆�� = Rp 4.793.153,11 - Rp 4,251,892.56 = Rp
541,260.6
MC = ∆��/∆�
MC = Rp 541,260.6 / 1,831
MC = 391,933
3. Sawahlunto
Output saat ini : : 66,413.00
Output sebelumnya : 65,687.00
Perubahan output ∆�= 66,413.00 - 65,687.00 = 726.00
Biaya total saat ini : Rp 4.389.916,49
Biaya tota sebelumnya : Rp 3.850.697,74
Perubahan biaya total = ∆�� = Rp 4.389.916,49 - Rp 3.850.697,74 = Rp
539,218.8
MC = ∆��/∆�
MC = Rp 539,218.8 / 726.00
MC = 742,725
4. Padang panjang
Output saat ini : 57,850.00
Output sebelumnya : 56,971.00
Perubahan output ∆�= 57,850.00 -56,971.00 = 879.00
Biaya total saat ini : Rp 4.086.546,10
Biaya tota sebelumnya : Rp 3.651.118,22
Perubahan biaya total = ∆�� = Rp 4.086.546,10 - Rp 3.651.118,22 = Rp
435,427.9
MC = ∆��/∆�
MC = Rp 435,427.9 / 879.00
MC = 495,367
5. Bukittinggi
Output saat ini : 122,311.00
Output sebelumnya : 121,588.00
Perubahan output ∆�= 122,311.00 - 121,588.00 = 723.00
Biaya total saat ini : Rp 10.194.020,58
Biaya tota sebelumnya : Rp 9.026.564,58
Perubahan biaya total = ∆�� = Rp 10.194.020,58 - Rp 9.026.564,58 = Rp
1.167.456
MC = ∆��/∆�
MC = Rp 1.167.456 / 723.00
MC = 1,614,739
6. Payakumbuh
Output saat ini : 143,325.00
Output sebelumnya : 141,184.00
Perubahan output ∆�= 143,325.00 - 141,184.00 = 2,141.00
Biaya total saat ini : = Rp 8.250.302,95
Biaya tota sebelumnya : Rp 7.303.109,35
Perubahan biaya total = ∆�� = Rp 8.250.302,95 - Rp 7.303.109,35 = Rp
947.193,6
MC = ∆��/∆�
MC = Rp 947.193,6 / 2,141.00
MC = 442,407
7. Pariaman
Output saat ini : 96,719.00
Output sebelumnya : 95,294.00
Perubahan output ∆�= 96,719.00 -95,294.00= 1,425.00
Biaya total saat ini : Rp 5.881.852,94
Biaya tota sebelumnya : Rp 5.258.656,04
Perubahan biaya total = ∆�� = Rp 5.881.852,94 - Rp 5.258.656,04 = Rp
623.195,9
MC = ∆��/∆�
MC = = Rp 623.195,9 / 1,425.00
MC = 437,335
MP = f (P)
1. Padang
Tenaga kerja saat ini : 416,090
Tenaga kerja sebelumnya : 411,649
Penambahan tenaga kerja yang terjadi berarti
∆� = 416,090 - 411,649 = 4,441
Produksi saat ini : 9,370.93
Produksi sebelumnya : 10,656.6
Perubahan produksi
∆� = 9,370.93 - 10,656.6 = -1285,71
MP = ∆� = −1285,71
∆� 4,441
MP = -0,28951
2. Solok
Tenaga kerja saat ini : 34,221
Tenaga kerja sebelumnya : 32,493
Penambahan tenaga kerja yang terjadi berarti
∆� = 34,221 - 32,493 = 1,728
Produksi saat ini : 2175,86
Produksi sebelumnya : 2718,52
Perubahan produksi
∆� = 2175,86 - 2718,52 = -542,66
MP = ∆� = −542,66
∆� 1,728
MP = -0,31404
3. Sawahlunto
Tenaga kerja saat ini : 30,186
Tenaga kerja sebelumnya : 30,310
Penambahan tenaga kerja yang terjadi berarti
∆� = 30,186 – 30,310 = -124
Produksi saat ini : 1457,89
Produksi sebelumnya : 1299,87
Perubahan produksi
∆� = 1457,89 - 1299,87 = 158,02
MP = ∆� = 158,02
∆� −124
MP = -1,27435
4. Padang panjang
Tenaga kerja saat ini : 25,212
Tenaga kerja sebelumnya : 25,625
Penambahan tenaga kerja yang terjadi berarti
∆� = 25,212 – 25,625 = -413
Produksi saat ini : 784,29
Produksi sebelumnya : 809,38
Perubahan produksi
∆� = 784,29 - 809,38= -25,09
MP = ∆� = −25,09
∆� −413
MP = 0,060751
5. Bukittinggi
Tenaga kerja saat ini : 64,878
Tenaga kerja sebelumnya : 64,916
Penambahan tenaga kerja yang terjadi berarti
∆� = 64,878 - 64,916 = -38
Produksi saat ini : 479,69
Produksi sebelumnya : 619,95
Perubahan produksi
∆� = 479,69 - 619,95 = -140,26
MP = ∆� = −140,26
∆� −38
MP = 3,691053
6. Payakumbuh
Tenaga kerja saat ini : 69,498
Tenaga kerja sebelumnya : 65,144
Penambahan tenaga kerja yang terjadi berarti
∆� = 69,498 - 65,144 = 4,354
Produksi saat ini : 4,969.59
Produksi sebelumnya : 4,790.55
Perubahan produksi
∆� = 4,969.59 - 4,790.55 = 179.04
MP = ∆� = 179.04
∆� 4,354
MP = 0,041121
7. Pariaman
Tenaga kerja saat ini : 39,195
Tenaga kerja sebelumnya : 39,668
Penambahan tenaga kerja yang terjadi berarti
∆� = : 39,195 - 39,668 = -473
Produksi saat ini : 2,381.03
Produksi sebelumnya : 2,874.08
Perubahan produksi
∆� = 2,381.03 - 2,874.08 = -493,05
MP = ∆� = −493,05
∆� −473
MP = 1,042389
Kurva AC
Dari kurva Ac diatas dapat dilihat bahwa, jumlah penduduk kota yang optimal itu sebesar Pa,
karena pada saat itu biaya pengelolaan kota rata-rata adalah minimum, tetapi jika jumlah
penduduk banyak atau sedikit dari jumlah Pa, maka biaya pengelolaan kota rata-rata adalah
meningkat.
Kurva AP dan AC
Dari kurva AP dan AC diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah penduduk suatu kota, dikatakan
optimal dapat dicari dengan cara menentukan kemiringan kurva AC sama dengan kemiringan
kurva AP. Keadaaan ini tercapai pada saat jumlah penduduk sama dengan Pb.
Kurva MP dan MC
Dari kurva diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah penduduk suatu kota dikatakan optimal dapat
dicari dengan cara menyamakan MP dan MC. Jumlah penduduk optimal suatu kota menurut
pendekatan ini adalah sebesar Pm.
Kurva di atas menggambarkan kurva ongkos rata-rata dan kurva produksi rata-rata yang hampir
sama dengan kurva dengan kurva yang biasa digunakan dalam analisis teori produksi dan teori
ongkos dalam teori ekonomi mikro
Nilai Nilai
No Pohon Aren Ekonomi No Pohon Kelapa ekonomi
1 Nira Rp. 360.000 1 Buah Tua Rp. 640.000
2 Kolang Kaling Rp. 6.720.000 2 Buah Muda Rp. 2.600.000
3 Daun Rp. 1.430.000 3 Daun Rp. 3.150.000
4 Palapah Rp. 2.450.000 4 Palapah Rp. 450.000
5 Ijuk Rp. 880.000 5 Lidi Rp. 510.000
6 Lidi +Saga Rp. 13.500.000 6 Batang Rp. 6.800.000
7 Sagu Rp. 720.000 7 Akar Rp. 1.650.000
8 Batang Rp. 85.000 8 - Rp.
9 Akar Rp. 300.000 9 - Rp.
TOTAL Rp. 26.445.000 TOTAL Rp. 15.800.000
Diminta :
(a) Analisislah masing-masing dari 3 tahap produksi antara Aren dan Sawit/kurma/kelapa
dengan mengolah lebih dulu dengan Grafik Radar (baik satu satu digandeng dan
Digabung jadi satu grafik) Radar per tahap ?
JAWAB :
7 Sagu… 5 Ijuk…
6 Lidi +…
Kurva radar pada saat decreasing return to scale (20 tahun lebih)
(c) Dari sudut pandang ekonomi, dari 3 tahap itu pada tahap produksi berapa yang sangat
menguntungkan untuk tanaman Aren dan Tanaman Kelapa Sawit/Kurma/Kelapa ?
JAWAB :
Dari sudut pandang ekonomi, nilai ekonomi Pohon Aren lebih besar
dibandingkan dengan nilai ekonomi Pohon Kelapa. karena beberapa faktor
seperti permintaan pasar yang lebih tinggi untuk produk-produk yang dihasilkan
dari pohon aren, tingkat produksi yang lebih tinggi, biayaproduksi yang lebih
rendah atau adanya faktor lain yang membuat nilai ekonomi pohon aren lebih
tinggi yang mempengaruhi harganya. Pohon Aren memiliki banyak bagian yang
bisa untuk di jual dan juga pohon Aren di Indonesia lebih banyak di bandingkan
dengan pohon Kurma produksinya.Nilai ekonomi dari suatu komoditas atau
produk dapat dihitung dengan menambahkan nilai dari semua komponen yang
terkait dengan produk tersebut. Nilai ekonomi suatu produk dapat mempengaruhi
permintaan dan penawaran pasar serta keuntungan yang diperoleh produsen.Dari
sudut pandang ekonomi, terdapat perbedaan nilai ekonomi antara pohon aren dan
pohon kelapa tergantung pada kondisi increasing return to scale, constan return
to scale, atau decreasing return to scale. Namun, secara umum, nilai ekonomi
dari pohon kelapa lebih besar dibandingkan dengan pohon aren. Hal ini terlihat
dari total nilai ekonomi pohon kelapa pada kondisi increasing return to scale,
constan return to scale, dan decreasing return to scale yang semuanya lebih besar
daripada total nilai ekonomi pohon aren pada kondisi yang sama. Namun, perlu
diingat bahwa nilai ekonomi ini hanya mencakup beberapa komponen ekonomi
dari pohon-pohon tersebut, dan ada banyak faktor lain yang juga dapat
memengaruhi nilai ekonomi secara keseluruhan. Nilai ekonomi suatu produk
tidak selalu mencerminkan kualitas atau manfaat dari produk tersebut. Nilai
ekonomi hanya merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan bisnis dan kebijakan ekonomi.
5. Beradasarkan hasil Ujian UTS type A (Ukuran Kota Optimal) masing-masing seksi
saudara diminta untuk membuat sebuah tulisan artikel maksimal 12 halaman dengan
daftar isi dengan jarak baris 1 dengan huruf time roman 12, dari hasil olahan data
jawaban soal No. 3.
(a) Judul artikel masimal 20 kata, nama sdr dan nama dosen serta dibawahnya dilbuat
email sdr dan emal dosen.
(b) Abstrak 200 kata di dalamnya terdapat tujuan, metode, hasil dan pembahasan serta
ada Keyword 5 kata.
(c) Pendahuluan terdapat masalah yang meneonjol yang sedang diteliti dan sebutkan beda
dengan penelitian dan artikel-artikel sebekum ini, sehingga tampak beda tulisan ini
dengan artikel terdahulu.
(d) Metode harus jelas
(e) Hasil dan pembahasan
(f) Kesimpulan dan saran
(g) Refenensi 5 tahun terakhir dari SINTA dan Scopus + Artikel Zul Azhar kecuali artikel
William Alonso th 1971
(h) Gunakan Aplikasi Mendelay
(i) Lampiran (Olahan data dan data) di luar yang 12 halaman
(a) Judul artikel masimal 20 kata, nama sdr dan nama dosen serta dibawahnya dilbuat
email sdr dan emal dosen.
(b) Abstrak 200 kata di dalamnya terdapat tujuan, metode, hasil dan pembahasan serta
ada Keyword 5 kata.
(c) Pendahuluan terdapat masalah yang meneonjol yang sedang diteliti dan sebutkan beda
dengan penelitian dan artikel-artikel sebekum ini, sehingga tampak beda tulisan ini
dengan artikel terdahulu.
(d) Metode harus jelas
(e) Hasil dan pembahasan
(f) Kesimpulan dan saran
(g) Refenensi 5 tahun terakhir dari SINTA dan Scopus + Artikel Zul Azhar
(h) Gunakan Aplikasi Mendelay
(i) Lampiran di luar yang 12 halaman
Selamat mengerjakan