Anda di halaman 1dari 27

UJIAN AKHIR SEMESTER JAN-JUN 2023

Nama : Intan Biduri


NIM 21060144
Mata Kuliah : Perencanaan Pembangunan 1
Kode Seksi 202220600047
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Jangka Waktu : SL Jam 16.00 s/d KM Jam 16,00 WIB
Dosen Pembina : Dr. Zul Azhar, M.Si

2. Amatilah Model ZA tentang Kajian Lingkungan dan Pembangunan di bawah ini, dan
saudara diminta untuk berpikir ilmiah untuk memecahkan permasalahan
pembangunan Lingkungan yang terjadi di Negara Berkembang.

Model ZA-Kajian Lingkungan dan Pembangunan

Pro
Poor

Kemiskinan
pembangunan

Environment)
lingkungan
Masalah

(Pro

Ketidak
Pengangguran Adilan
(Kesenjangan)
Pro
Job Pro
Growth

Berdasarkan gambar segitiga dari Model Peta Pikir ZA di atas, saudara diminta untuk;
1) Untuk meningatkan kesejahteraan Rakyat (Growth with Equity) pemerintah telah
menjalankan dual track Planning (Perencanaan dua jalur) yaitu (1) Master Plan
Economy dan (2) Program Bantuan. Program Bantuan di klasterkan menjadi 4 yaitu
Kalster 1 Bantuan sosial Berbasis Keluarga, Klaster 2 Bantuan Pemberdayaan
Masyarakat, Kalster 3 Bantuan Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil serta Klaster 4
Bantuan Pro Rakyat. Uraikanlah contoh masing-masing klaster 1-4 tersebut yang telah
dilakukan pemerintah yang saudara ketahui?
JAWAB :
 Klaster 1 : Bantuan sosial Berbasis Keluarga
penyempurnaan kebijakan bantuan sosial yang bertujuan untuk menurunkan
beban pengeluaran dan peningkatan pendapatan kelompok miskin dan rentan
melalui program ekonomi produktif. Pemerintah menerapkan
 Program Keluarga Harapan
 Program Sembako
 Program Subsidi Listrik
 Program Pra Kerja
 Bantuan Sosial Tunai
 Klaster 2 : Bantuan Pemberdayaan Masyarakat
Pemerintah menggunakan dua pendekatan dalam mengatasi masalah
kemiskinan. Pertama, melalui perlindungan sosial yaitu diberikannya berbagai
bantuan sosial. Kemudian yang kedua, melalui pemberdayaan masyarakat,
yaitu program yang melibatkan masyarakat dalam setiap pengambilan
keputusan pembangunan di tingkat masyarakat, sehingga masyarakat
mempunyai rasa memiliki terhadap program pembangunan tersebut, tidak
hanya sekadar menerima bantuan saja.
 Pengembangan kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan sumber
daya alam.
 Meciptakan program untuk mewujudkan sebuah desa dengan
masyarakat yang sadar tentang kesehatan, gizi, pola hidup sehat, dan
bersih baik jasmani dan rohanis.
 Menata kehidupan masyarakat yang aman, tertib, taat hukum, dan
harmonis.
 Memperkuat ketahanan sosial dan budaya masyarakat berdasakan
nilai luhur budaya lokal.
 Klaster 3 : Bantuan Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia
merupakan salah satu komitmen Pemerintah. Sebagai salah satu motor
penggerak pertumbuhan ekonomi, UMKM memegang peranan penting
terhadap PDB dengan kontribusinya yang mencapai 61% dan mampu
menyerap tenaga kerja sebanyak 97% dari total penyerapan tenaga kerja
nasional.
 Program Kartu Sembako
 Kartu Sembako Baru
 Subsidi Kuota Internet
 Bantuan Rekening Minimum Biaya Beban/Abonemen
 Bantuan Produktif Usaha Mikro
 Klaster 4 : Bantuan Pro Rakyat
anggaran yang dibuat untuk mengakomodasi kepentingan kelompok
miskin . Orang miskin seringkali nasibnya menjadi terabaikan atau tak
diprioritaskan.
2) Dari dual track Planning (Perenanaan dua jalur) Pembangunan untuk meningkatkan
kesejahteraan Rakyat tersebut pemerintah menggunakan 4 strategi (Four Track
Strategy) untuk memecahkan masalah pembangunan lingkungan yaitu memperluas
pertumbuhan ekonomi (Pro Growt), Memperluas kesempatan kerja (Por Job),
Penurunan Kemiskinan (Pro Poor). Seperti contoh data berikut untuk masing-masing
Kota;

Masing-masing data Kota diolah dengan eviews dengan model Y1 (pertumbuhan


Ekonomi), Y2 (Pengangguran), Y3 (Kemiskinan). Model kausalitas antara Y1 Y2 Y3,
Hasil olahan dicopykan kejawaban UAS dan dinarasikan.

Saudara diminta;
(a) Untuk memecahkan masalah pembangunan Lingkungan dari Model ZA Kajian
Lingkungan dan Pembangunan di atas, buatkan model Matematika dengan SEM
(sum of equation Model) dengan 3 variabel independen (Y1, Y2, Y3) buatkan apa
yang menjadi variabel exogeneos dan apa variabel endegenous.
JAWAB :
1) Kota Padang
Pertumbuhan Pengangguran Kemiskinan
Tahun
Ekonomi (%) (%) (%)
1999 23 11.57 55.8
2000 23.15 7.95 50.7
2001 23.15 7.1 38.2
2002 23.5 8.73 32.7
2003 23.55 7.07 31.1
2004 23.68 8.42 31.8
2005 23.86 11.98 34
2006 23.86 14.61 42.1
2007 23.83 17.61 39.5
2008 24.1 14.61 15.86
2009 24.1 15.86 46.8
2010 24.59 14.67 42.8
2011 24.64 16.9 50.9
2012 24.83 12.35 45.9
2013 24.83 14.1 44.2
2014 24.92 12.28 40.7
2015 24.87 14 44.43
2016 24.86 - 42.56
2017 24.83 9.44 43.75
2018 25.09 9.29 44.04
2019 25.34 8.74 42.44
2020 25.68 13.64 42.17
2021 25.71 13.37 48.44
2022 25.6 11.69 42.37

2) Kota Bukittinggi
Pertumbuhan Pengangguran Kemiskinan
Tahun
Ekonomi (%) (%) (%)
1999 2.68 11.7 4.3
2000 2.7 8.7 1.7
2001 2.7 7.31 5.3
2002 2.7 7.76 3.4
2003 2.89 6.7 3.3
2004 2.89 5.4 3.3
2005 2.89 6.31 5
2006 3.2 7.31 5.2
2007 3.2 7.67 5.3
2008 3.2 7.31 7.2
2009 3.43 8.81 6.2
2010 3.43 7.15 7.6
2011 3.4 8.73 7.3
2012 3.4 7.42 6.7
2013 3.4 4.72 6.4
2014 3.4 3.93 6
2015 3.4 6.04 6.54
2016 3.41 - 6.81
2017 3.43 6.94 6.75
2018 3.5 7.24 6.32
2019 3.53 6.2 6
2020 3.56 7.51 6.01
2021 3.56 6.09 6.98
2022 3.58 5.19 6.16

3) Kota Padang panjang


Pertumbuhan Pengangguran Kemiskinan
Tahun
Ekonomi (%) (%) (%)
1999 1.1 12 2.7
2000 1.1 11.3 1.1
2001 1.1 10.9 2.4
2002 1.11 9.8 2
2003 1.11 7.7 1.7
2004 1.1 8.89 1.6
2005 1.2 6 2
2006 1.22 7.3 2.5
2007 1.26 8.08 2.6
2008 1.26 7.3 4
2009 1.46 11 4.2
2010 1.46 9.23 3.6
2011 1.46 12.56 3.5
2012 1.44 7.95 3.2
2013 1.42 7.03 3.3
2014 1.42 8.29 3.32
2015 1.4 6.33 3.44
2016 1.4 - 3.47
2017 1.4 5.43 3.22
2018 1.4 5.35 3.11
2019 1.41 4.38 3
2020 1.43 7.22 2.84
2021 1.44 4.9 3.28
2022 1.43 4.84 2.89

4) Kota Sawah Lunto


Pertumbuhan Pengangguran Kemiskinan
Tahun
Ekonomi (%) (%) (%)
1999 1.2 12.2 6.7
2000 1.22 11.3 5.4
2001 1.24 10.7 6.6
2002 1.22 11.3 3.2
2003 1.22 6.7 2
2004 1.56 7.8 2.9
2005 1.56 7 2.7
2006 1.58 6.59 1.5
2007 1.58 8 1.1
2008 1.6 6.59 1
2009 1.61 16.07 1.2
2010 1.61 11 1.4
2011 1.6 5.65 1.4
2012 1.59 6.23 1.3
2013 1.56 6.16 1.4
2014 1.52 6.38 1.34
2015 1.5 7.18 1.34
2016 1.48 - 1.34
2017 1.48 6.19 1.23
2018 1.49 5.92 1.48
2019 1.49 6.84 1.35
2020 1.51 8.2 1.36
2021 1.52 6.38 1.52
2022 1.54 5 1.47

5) Kota Payakumbuh
Pertumbuhan Pengangguran Kemiskinan
Tahun
Ekonomi (%) (%) (%)
1999 2.11 12.2 11
2000 2.14 11.3 5.7
2001 2.14 10.5 12.2
2002 2.2 8.87 8.7
2003 2.22 9.87 7.5
2004 2.28 8 6.3
2005 2.22 7.67 6.6
2006 2.35 6.9 8.2
2007 2.35 8.24 7.7
2008 2.4 6.9 10.9
2009 2.42 8.21 10.1
2010 2.46 6.5 12.4
2011 2.49 9.76 12
2012 2.51 7.67 11
2013 2.51 7.16 9.7
2014 2.52 6.36 8.95
2015 2.58 7.07 8.51
2016 2.62 - 8.35
2017 2.65 3.45 7.72
2018 2.68 3.95 7.69
2019 2.77 4.13 7.68
2020 2.82 6.68 7.74
2021 2.88 6.47 8.66
2022 2.9 5.16 8.08
6) Kota Solok
Pertumbuhan Pengangguran Kemiskinan
Tahun
Ekonomi (%) (%) (%)
1999 1.3 12.3 5.6
2000 1.34 11.8 3.4
2001 1.34 8.67 5.2
2002 1.34 9.86 3.4
2003 1.39 8.56 3.3
2004 1.4 7 3.3
2005 1.4 8.54 2.2
2006 1.46 9.59 2.7
2007 1.46 10.55 2.5
2008 1.6 9.59 4
2009 1.61 16.07 4.8
2010 1.61 14.39 3.2
2011 1.62 11.57 4
2012 1.63 5.78 3.7
2013 1.64 5.66 2.9
2014 1.65 6.49 2.71
2015 1.64 4.72 2.72
2016 1.63 - 2.59
2017 1.64 5.88 2.5
2018 1.63 6.03 2.9
2019 1.64 7.06 2.9
2020 1.67 8.35 1.99
2021 1.68 5.15 2.31
2022 1.68 3.9 2.28

7) Kota Pariaman
Pertumbuhan Pengangguran Kemiskinan
Tahun
Ekonomi (%) (%) (%)
1999 - - -
2000 1.78 - -
2001 1.8 - -
2002 1.8 7.3 -
2003 1.85 7.5 6.3
2004 1.85 8.8 5.7
2005 1.94 8.87 6.2
2006 1.96 9.71 5.5
2007 1.95 10.31 3.9
2008 2 9.71 3.5
2009 2.97 8.62 3.6
2010 2.07 7.02 4.7
2011 2.06 14.43 4.5
2012 2.05 13.28 4.1
2013 2.05 6.07 4.5
2014 2.06 10.85 4.3
2015 2.04 6.61 4.58
2016 2.03 - 4.47
2017 2.02 5.97 4.49
2018 2.01 5.82 4.4
2019 2.03 5.66 4.2
2020 2.06 5.73 3.66
2021 2.07 6.09 3.99
2022 2.06 5.19 3.8

Berikut ini adalah hasil olahan data menggunakan model regresi dengan variabel Y
(pertumbuhan ekonomi), X1 (pengangguran), X2 (kemiskinan), dan X3 (kerusakan
lingkungan/IKLH):
Y = c + X1 + X2 + X3 + u
Dalam model tersebut, Y merupakan variabel pertumbuhan ekonomi yang ingin
diprediksi, X1 adalah variabel pengangguran, X2 adalah variabel kemiskinan, X3 adalah
variabel kerusakan lingkungan/IKLH, c adalah konstanta, dan u adalah galat acak.
Hasil olahan eviews:

1) Kota Padang

2) Kota Bukittinggi

3) Kota padang Panjang


4) Kota Sawahlunto

5) Payakumbuh

6) Kota Solok
7) Kota Pariaman

(a) Jika model tersebut tidak signifikan satu variabel, coba suadara katakan apa yang
akan terjadi kedepan untuk meingkatkan kesejahteraan Rakyat ?
Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yaitu sebagai berikut :
 Filantropi sosial
Filantropi berkaitan erat dengan upaya kesejahteraan sosial yang
dilakukan oleh pendeta dan relawan, upaya amal (charity) di mana orang-
orang ini menyumbangkan waktu, uang, dan energi untuk membantu
orang lain.Pelaku dikenal sebagai filantropi filantropis. Filantropi sosial
yang bertujuan untuk mempromosikan kesejahteraan sosial dengan
mendorong penyediaan barang pribadi dan jasa kepada orang yang
membutuhkan.

 Administrasi Sosial
Pendekatan administrasi sosial berusaha untuk mempromosikan
kesejahteraan sosial dengan menciptakan program-program sosial
pemerintah yang meningkatkan kesejahteraan warganya melalui
penyediaan layanan sosial. Pendekatan ini diadakan langsung oleh
pemerintah.

 Pembangunan Sosial
Pembangunan sosial adalah proses terencana perubahan sosial yang
dirancang untuk meningkatkan kehidupan masyarakat secara
keseluruhan, di mana pembangunan dilakukan untuk melengkapi proses
dinamis pembangunan ekonomi.
 Pendekatan holistik
Pertimbangkan pendekatan yang lebih holistik dalam meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Seringkali, kesejahteraan terkait erat dengan
berbagai aspek kehidupan, seperti kesehatan, pendidikan, lapangan kerja,
akses ke infrastruktur dasar, dan lingkungan yang bersih. Mengadopsi
strategi yang mencakup berbagai bidang ini dapat memberikan dampak
yang lebih luas dan signifikan terhadap kesejahteraan.

 Pengembangan ekonomi
Fokus pada pengembangan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Mendorong pertumbuhan ekonomi yang menciptakan lapangan kerja,
memberikan peluang ekonomi bagi semua masyarakat, dan mengurangi
kesenjangan ekonomi adalah kunci untuk meningkatkan kesejahteraan
secara keseluruhan.

 Evaluasi dan adaptasi


Terus lakukan evaluasi terhadap program dan kebijakan yang ada, dan
beradaptasi dengan kondisi dan perubahan yang terjadi. Dengan terus
memantau dampak dari tindakan yang diambil, kita dapat melakukan
perbaikan dan penyesuaian yang diperlukan untuk mencapai
kesejahteraan yang lebih baik.

3. Untuk menentukan ukuran kota optimal berbeda-beda, menurut Sjafrizal (1995)


tergantung pada tingkat pembangunan dan budaya masyarakat. Ada dua pendekatan
ukuran kota optimal yaitu Minimization Cost Approach. Selanjutnya menurut Allonso
(1971) untuk menentukan kota optimal dapat ditentukan melalui public expenditure
minimization dan pendekatan Aglomeration Economies dan External Cost.
Untuk menjelaskan teori ukuran kota optimal ini, penulis membagi tiga pendekatan
antara lain :
(1) Pendekatan Ongkos Minimum (ACmin)
(2) Pendekatan Average Cost dan Average Product (AC, AP)
(3) Pendekatan Marginal Product dan Marginal Cost (MP, MC).

Yang menjadi pokok masalah dalam studi ini adalah rendahnya tingkat pendapatan
perkapita (AP), besarnya biaya pengelolaan kota perkapita (AC), baik biaya yang
bersumber dari biaya rutin (ACr) maupun biaya pembangunan (ACp) serta biaya dari
pihak swasta atau masyarakat (ACs), jumlah penduduk (P) yang tidak merata di setiap
kelurahan serta tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi, keterbatasan lahan
pengembangan diakibatkan sempitnya lahan (luas wilayah yang terbatas). Berdasarkan
data dari masing-masing kota seperti berikut;
Secara matematis hubungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
AC = f (P, P2 )...........................................................................................................(1)
Dimana :
P = Memperlihatkan jumlah penduduk
AC = Memperlihatkan biaya pengelolaan kota rata-rata
Secara matematis hubungan tersebut dapat pula dijelaskan sebagai berikut :
AP = f (P).................................................................................................................(2)
Dimana :
P = Memperlihatkan jumlah penduduk
AP = Memperlihatkan tingkat produk rata-rata

Secara matematis Fungsi Marginal Cost hubungan ini dapat dijelaskan berikut :
MC = f (P, P2)...........................................................................................................(3)
Dimana :
P = Memperlihatkan Jumlah penduduk
MC = Memperlihatkan Marginal Cost

Secara matematis Fungsi Marginal Product hubungan ini dapat dijelskan berikut;
MP = f (P).................................................................................................................(4)
Dimana :
P = Memperlihatkan Jumlah penduduk
MC = Memperlihatkan Marginal Produk

Dari kurva di atas dapat diambil kesimpulan bahwa :


Pa : adalah jumlah penduduk optimal suatu kota pada saat biaya pengelolaan kota
perkapita terendah
Pb : adalah jumlah penduduk optimal suatu kota pada saat perbedaan antara AP
dengan AC yang terbesar
Pm : adalah jumlah penduduk optimal suatu kota pada saat Marginal Product
sama dengan Marginal Cost

Dari hasil olahan data dengan eviews masing-masing kota saudara diminta:
 Jumlah Penduduk optimal masing-masing kota dengan 3 pendekatan
JAWAB :

A. Berapa Jumlah Penduduk Optimal Masing-Masing Untuk Ukuran Kota


Tahun 2022
No Kota-Kota AC = f (P, P ) AP = f (P) MC = f (P, P2) MP = f (P)
2

1 Padang 119,15 2.644.919 1,366.014 -0,28951


2 Bukittinggi 0,68 5.867.399 1,614,739 3,691053
3 Padang 208,61 9.359.026 495,367 0,060751
Panjang
4 Payakumbuh 0,56 4.825.026 442,407 0,041121
5 Solok 100,83 15.882.550 391,933 -0,31404
6 Sawahlunto 1.013,66 9.292.077 742,725 -1,27435
7 Pariaman 38,08 6.378.624 437,335 1,042389

AC = f (P, P2)
1. Kota padang
 Biaya listrik : 44,450,000
 Biaya sampah dan air : 72,290,000
 Jumlah penduduk : 919,145
AC = (44.450.000 + 72.290.000) / 919.145
AC = 119,15
2. Payakumbuh
 Biaya listrik: 64,835.08
 Biaya sampah dan air : 13,491.31
 Jumlah penduduk : 143,324,00
AC = (64.835,08 + 13.491,31) / 143.324
AC = 0,56
3. Padang panjang
 Biaya listrik: 2,442,000
 Biaya sampah dan air : 10,061,00
 Jumlah penduduk: 57,850,00
AC = (2.442.000 + 10.061.000) / 57.850
AC = 208,61

4. Bukittinggi
 Biaya listrik : 64,835,08
 Biaya sampah dan air : 13,491,31
 Jumlah penduduk : 122,311,00

AC = (64.835,08 + 13.491,31) / 122.311


AC = 0,68

5. Solok
 Biaya listrik : 2,446,22
 Biaya sampah dan air : 5,779,17
 Jumlah penduduk : 75,850,00
AC = (2.446,22 + 5.779,17) / 75.850
AC = 100,83

6. Sawah lunto
 Biaya listrik : 58,405,76
 Biaya sampah dan air : 10,769,44
 Jumlah penduduk : 66,413,00
AC = (58.405,76 + 10.769,44) / 66.413
AC = 1.013,66

7. Pariaman
 Biaya listrik : 2,146,10
 Biaya sampah dan air : 1,462,70
 Jumlah penduduk :96,719,00
AC = (2.146,10 + 1.462,70) / 96.719
AC = 38,08
AP = f (P)
1. Padang
 Jumlah penduduk : 919,145
 PAD : Rp 2,642,657,705,104
AP = F (P)
AP = PAD / Jumlah penduduk
AP = Rp 2,642,657,705,104 /
919.145AP = Rp 2.666.919

2. Solok
 Jumlah penduduk : 75,850,00
 PAD : Rp 1,204,691,454,337
AP = F (P)
AP = PAD/ Jumlah penduduk
AP =Rp 1,204,691,454,337 /
75.850,00AP = Rp 15.882.550

3. Sawah lunto
 Jumlah penduduk : 66,413.00
 PAD: Rp 617,114,731,717
AP = F (P)

AP = PAD/ Jumlah penduduk


AP = Rp 617,114,731,717 / 66.413.00
AP = Rp 9.292.077

4. Padang panjang
 Jumlah penduduk : 57,850.00
 PAD: Rp 541,419,707,66
AP = F (P)
AP = PAD / Jumlah penduduk
 AP = Rp 541,419,707,66 / 57.850.00
AP = Rp 9.359.026

5. Bukittinggi
 Jumlah penduduk : 122,311.00
 PAD : Rp 717,647,532,987
AP = F (P)
AP = PAD / Jumlah penduduk
AP = Rp 717,647,532,987 / 122.311.00
AP = Rp 5.867.399

6. Payakumbuh
 Jumlah penduduk : 143,325.00
 PAD : Rp 691,578,704,377
AP = F (P)
AP = PAD / Jumlah penduduk
AP = Rp 691,578,704,377 / 143.325.00
AP = Rp 4.825.248

7. Pariaman
 Jumlah penduduk : 96,719.00
 PAD : Rp 616,934,202,345
AP = F (P)
AP = PAD/ Jumlah penduduk
AP = Rp 616,934,202,345 / 96.719.00
AP = Rp 6.378.624

MC = f (P, P2)
1. Kota padang
 Output saat ini : 919,145,00
 Output sebelumnya : 913,145,00
 Perubahan output ∆�= 919,145,00 – 913,145,00 = 5,697
 Biaya total saat ini : Rp 72.961.651,23
 Biaya tota sebelumnya : Rp 65.179.471,01
 Perubahan biaya total = ∆�� = Rp 72.961.651,23 - Rp 65.179.471,01 = Rp
7,782,180
MC = ∆��/∆�
MC = Rp 7,782,180 / 5,697

MC = 1,366.014

2. Solok
 Output saat ini : 75,850,00
 Output sebelumnya : 74,469,00
 Perubahan output ∆�= 75,850,00 - 74,469,00 = 1,831
 Biaya total saat ini : Rp 4.793.153,11
 Biaya tota sebelumnya : Rp 4,251,892.56
 Perubahan biaya total = ∆�� = Rp 4.793.153,11 - Rp 4,251,892.56 = Rp
541,260.6
MC = ∆��/∆�
MC = Rp 541,260.6 / 1,831
MC = 391,933

3. Sawahlunto
 Output saat ini : : 66,413.00
 Output sebelumnya : 65,687.00
 Perubahan output ∆�= 66,413.00 - 65,687.00 = 726.00
 Biaya total saat ini : Rp 4.389.916,49
 Biaya tota sebelumnya : Rp 3.850.697,74
 Perubahan biaya total = ∆�� = Rp 4.389.916,49 - Rp 3.850.697,74 = Rp
539,218.8
MC = ∆��/∆�
MC = Rp 539,218.8 / 726.00
MC = 742,725

4. Padang panjang
 Output saat ini : 57,850.00
 Output sebelumnya : 56,971.00
 Perubahan output ∆�= 57,850.00 -56,971.00 = 879.00
 Biaya total saat ini : Rp 4.086.546,10
 Biaya tota sebelumnya : Rp 3.651.118,22
 Perubahan biaya total = ∆�� = Rp 4.086.546,10 - Rp 3.651.118,22 = Rp
435,427.9
MC = ∆��/∆�
MC = Rp 435,427.9 / 879.00
MC = 495,367

5. Bukittinggi
 Output saat ini : 122,311.00
 Output sebelumnya : 121,588.00
 Perubahan output ∆�= 122,311.00 - 121,588.00 = 723.00
 Biaya total saat ini : Rp 10.194.020,58
 Biaya tota sebelumnya : Rp 9.026.564,58
 Perubahan biaya total = ∆�� = Rp 10.194.020,58 - Rp 9.026.564,58 = Rp
1.167.456
MC = ∆��/∆�
MC = Rp 1.167.456 / 723.00
MC = 1,614,739

6. Payakumbuh
 Output saat ini : 143,325.00
 Output sebelumnya : 141,184.00
 Perubahan output ∆�= 143,325.00 - 141,184.00 = 2,141.00
 Biaya total saat ini : = Rp 8.250.302,95
 Biaya tota sebelumnya : Rp 7.303.109,35
 Perubahan biaya total = ∆�� = Rp 8.250.302,95 - Rp 7.303.109,35 = Rp
947.193,6
MC = ∆��/∆�
MC = Rp 947.193,6 / 2,141.00
MC = 442,407

7. Pariaman
 Output saat ini : 96,719.00
 Output sebelumnya : 95,294.00
 Perubahan output ∆�= 96,719.00 -95,294.00= 1,425.00
 Biaya total saat ini : Rp 5.881.852,94
 Biaya tota sebelumnya : Rp 5.258.656,04
 Perubahan biaya total = ∆�� = Rp 5.881.852,94 - Rp 5.258.656,04 = Rp
623.195,9
MC = ∆��/∆�
MC = = Rp 623.195,9 / 1,425.00
MC = 437,335

MP = f (P)
1. Padang
 Tenaga kerja saat ini : 416,090
 Tenaga kerja sebelumnya : 411,649
 Penambahan tenaga kerja yang terjadi berarti
∆� = 416,090 - 411,649 = 4,441
 Produksi saat ini : 9,370.93
 Produksi sebelumnya : 10,656.6
 Perubahan produksi
∆� = 9,370.93 - 10,656.6 = -1285,71

MP = ∆� = −1285,71
∆� 4,441
MP = -0,28951

2. Solok
 Tenaga kerja saat ini : 34,221
 Tenaga kerja sebelumnya : 32,493
 Penambahan tenaga kerja yang terjadi berarti
∆� = 34,221 - 32,493 = 1,728
 Produksi saat ini : 2175,86
 Produksi sebelumnya : 2718,52
 Perubahan produksi
∆� = 2175,86 - 2718,52 = -542,66

MP = ∆� = −542,66
∆� 1,728
MP = -0,31404

3. Sawahlunto
 Tenaga kerja saat ini : 30,186
 Tenaga kerja sebelumnya : 30,310
 Penambahan tenaga kerja yang terjadi berarti
∆� = 30,186 – 30,310 = -124
 Produksi saat ini : 1457,89
 Produksi sebelumnya : 1299,87
 Perubahan produksi
∆� = 1457,89 - 1299,87 = 158,02

MP = ∆� = 158,02
∆� −124
MP = -1,27435

4. Padang panjang
 Tenaga kerja saat ini : 25,212
 Tenaga kerja sebelumnya : 25,625
 Penambahan tenaga kerja yang terjadi berarti
∆� = 25,212 – 25,625 = -413
 Produksi saat ini : 784,29
 Produksi sebelumnya : 809,38
 Perubahan produksi
∆� = 784,29 - 809,38= -25,09

MP = ∆� = −25,09
∆� −413
MP = 0,060751

5. Bukittinggi
 Tenaga kerja saat ini : 64,878
 Tenaga kerja sebelumnya : 64,916
 Penambahan tenaga kerja yang terjadi berarti
∆� = 64,878 - 64,916 = -38
 Produksi saat ini : 479,69
 Produksi sebelumnya : 619,95
 Perubahan produksi
∆� = 479,69 - 619,95 = -140,26
MP = ∆� = −140,26
∆� −38
MP = 3,691053

6. Payakumbuh
 Tenaga kerja saat ini : 69,498
 Tenaga kerja sebelumnya : 65,144
 Penambahan tenaga kerja yang terjadi berarti
∆� = 69,498 - 65,144 = 4,354
 Produksi saat ini : 4,969.59
 Produksi sebelumnya : 4,790.55
 Perubahan produksi
∆� = 4,969.59 - 4,790.55 = 179.04

MP = ∆� = 179.04
∆� 4,354
MP = 0,041121

7. Pariaman
 Tenaga kerja saat ini : 39,195
 Tenaga kerja sebelumnya : 39,668
 Penambahan tenaga kerja yang terjadi berarti
 ∆� = : 39,195 - 39,668 = -473
 Produksi saat ini : 2,381.03
 Produksi sebelumnya : 2,874.08
 Perubahan produksi
∆� = 2,381.03 - 2,874.08 = -493,05

MP = ∆� = −493,05
∆� −473
MP = 1,042389

b. Berapa jumlah penduduk masing-masing kota dengan prediksi Trend Linear


untuk tahun 2025, 2030, 2035 dan 2045.
Metode Estimasi (Peramalan) Pendekatan Trend Linear untuk;
Model AC = f (P, P2)
No Kota-Kota Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2025 2030 2035 2040 2045
1 Padang 357,45 953,2 1.548,95 2.144,7 2.740,45
2 Bukittinggi 2,04 5,44 8,84 12,24 15,64
3 Padang 625,83 1.668,88 2.711,93 3.754,98 4.798,03
Panjang
4 Payakumbu 1,68 4,48 7,28 12,88
h
5 Solok 302,49 806,64 1.310,79 1.814,94 2.319,09
6 Sawahlunto 3.040,98 8.109,28 13.177,58 18.245,88 23.314,18
7 Pariaman 114,24 304,64 495,04 685,44 875,84

Metode Estimasi (Peramalan) Pendekatan Trend Linear untuk;


Model AP = f (P)
No Kota-Kota Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2025 2030 2035 2040 2045
1 Padang 7.934.757 21.159.352 34.838.947 47.608.542 60.833.137
2 Bukittinggi 17.602.197 49.939.192 76.276.187 105.613.182 134.950.177
3 Padang 28.077.078 74.872.208 121.667.338 168.462.468 215.257.589
Panjang
4 Payakumbuh 14.475.744 38.601.984 62.728.224 86.854.464 110.980.704
5 Solok 47.647.650 127.060.400 206.473.150 285.885.900 365.298.650
6 Sawahlunto 27.876.231 74.336.616 120.797.001 167.257.386 213.717.771
7 Pariaman 19.135.872 51.028.992 82.922.112 114.815.232 146.708.352

Metode Estimasi (Peramalan) Pendekatan Trend Linear untuk;


Model MC = f (P, P2)
No Kota-Kota Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2025 2030 2035 2040 2045
1 Padang 4.098.042 10.928.112 17.758.182 24.588.252 31.418.322
2 Bukittinggi 4.844.217 12.917.912 20.991.607 29.065.302 37.138.977
3 Padang 1.486.101 3.962.936 6.349.771 8.916.606 11.393.441
Panjang
4 Payakumbuh 1.327.221 3.539.256 5.751.291 7.963.326 10.175.361
5 Solok 1.175.799 3.135.464 5.095.129 7.054.794 9.014.459
6 Sawahlunto 2.228.175 5.941.800 9.655.425 13.369.050 17.082.675
7 Pariaman 1.312.005 3.498.680 5.685.355 7.872.030 10.058.705

Metode Estimasi (Peramalan) Pendekatan Trend Linear untuk;


Model MP = f (P)
No Kota-Kota Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2025 2030 2035 2040 2045
1 Padang -0,86853 -2,31608 -3,76363 -5,21118 -6,65873
2 Bukittinggi 11.073.159 29.528.424 47.983.689 66.438.954 84.894.219
3 Padang 0,182253 0,486008 0,789763 1,093518 1,397273
Panjang
4 Payakumbuh 0,123363 0,328968 0,534573 0,740178 0,945783
5 Solok -0,94212 -2,51232 -4,08252 -5,65272 -7,22292
6 Sawahlunto -382305 -1019480 -1656655 -2293830 -2931005
7 Pariaman 3.127.167 8.339.112 13.551.057 18.763.002 23.974.947

 Buat Kurva nya masing-masing ?


JAWAB :

 Kurva AC

Dari kurva Ac diatas dapat dilihat bahwa, jumlah penduduk kota yang optimal itu sebesar Pa,
karena pada saat itu biaya pengelolaan kota rata-rata adalah minimum, tetapi jika jumlah
penduduk banyak atau sedikit dari jumlah Pa, maka biaya pengelolaan kota rata-rata adalah
meningkat.

 Kurva AP dan AC

Dari kurva AP dan AC diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah penduduk suatu kota, dikatakan
optimal dapat dicari dengan cara menentukan kemiringan kurva AC sama dengan kemiringan
kurva AP. Keadaaan ini tercapai pada saat jumlah penduduk sama dengan Pb.

 Kurva MP dan MC

Dari kurva diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah penduduk suatu kota dikatakan optimal dapat
dicari dengan cara menyamakan MP dan MC. Jumlah penduduk optimal suatu kota menurut
pendekatan ini adalah sebesar Pm.

 Kurva AC, AP, MC dan MP

Kurva di atas menggambarkan kurva ongkos rata-rata dan kurva produksi rata-rata yang hampir
sama dengan kurva dengan kurva yang biasa digunakan dalam analisis teori produksi dan teori
ongkos dalam teori ekonomi mikro

4. Berdasarkan data ujian UTS saudara masing-masing tentang Nilai keekonomian


tanaman Aren dengan; Tanaman Sawit, Kelapa dan Kurma, saudara bandingkan Multi
Produk masing-masing jenisnya. Saura akan menghitung dan membuat Kurva Radar
pada saat Inkrising return to scale, Konstan Return to scale maupun decresiang return
to scale.

Nilai Keekonomian Pohon Palm


AREN SAWIT KURMA KELAPA

Kurva Produksi Total

A. Increasing Return to Scale (Berumur 10-14 Tahun)


Nilai Ekonomi Sebatang Pohon PalmSaat
Increasing Return to Scale

Nilai Nilai
No Pohon Aren Ekonomi No Pohon Kelapa ekonomi
1 Nira Rp. 360.000 1 Buah Tua Rp. 640.000
2 Kolang Kaling Rp. 6.720.000 2 Buah Muda Rp. 2.600.000
3 Daun Rp. 1.430.000 3 Daun Rp. 3.150.000
4 Palapah Rp. 2.450.000 4 Palapah Rp. 450.000
5 Ijuk Rp. 880.000 5 Lidi Rp. 510.000
6 Lidi +Saga Rp. 13.500.000 6 Batang Rp. 6.800.000
7 Sagu Rp. 720.000 7 Akar Rp. 1.650.000
8 Batang Rp. 85.000 8 - Rp.
9 Akar Rp. 300.000 9 - Rp.
TOTAL Rp. 26.445.000 TOTAL Rp. 15.800.000

B. Constan Return to Scale (Berumur 15-19 Tahun)


Nilai Ekonomi Sebatang Pohon PalmSaat Constan
Return to Scale
Nilai Nilai
No Pohon Aren Ekonomi No Pohon Ekonomi
Kelapa
1 Nira Rp. 270.000 1 Buah Tua Rp. 540.000
2 Kolang Kaling Rp. 5.040.000 2 Buah Muda Rp. 1.900.000
3 Daun Rp. 1.080.000 3 Daun Rp. 2.400.000
4 Palapah Rp. 1.850.000 4 Palapah Rp. 350.000
5 Ijuk Rp. 660.000 5 Lidi Rp. 360.000
6 Lidi +Saga Rp. 8.100.000 6 Batang Rp. 5.100.000
7 Sagu Rp. 480.000 7 Akar Rp. 1.250.000
8 Batang Rp. 65.000 8 - Rp.
9 Akar Rp. 225.000 9 - Rp.
TOTAL Rp. 17.770.000 TOTAL Rp. 11.900.000

C. Decreasing Return to Scale (Berumur 20 Tahun Lebih)


Nilai Ekonomi Sebatang Pohon Palm
Saat Decreasing Return to Scale
Nilai Nilai
No Pohon Aren Ekonomi No Pohon ekonomi
Kelapa
1 Nira Rp. 90.000 1 Buah Tua Rp. 400.000
2 Kolang Kaling Rp. 1.680.000 2 Buah Muda Rp. 1.000.000
3 Daun Rp. 450.000 3 Daun Rp. 1.500.000
4 Palapah Rp. 900.000 4 Palapah Rp. 250.000
5 Ijuk Rp. 440.000 5 Lidi Rp. 200.000
6 Lidi +Saga Rp. 4.050.000 6 Batang Rp. 2.500.000
7 Sagu Rp. 240.000 7 Akar Rp. 750.000
8 Batang Rp. 30.000 8 - Rp.
9 Akar Rp. 150.000 9 - Rp.
TOTAL Rp. 8.030.000 TOTAL Rp. 6.600.000

Diminta :
(a) Analisislah masing-masing dari 3 tahap produksi antara Aren dan Sawit/kurma/kelapa
dengan mengolah lebih dulu dengan Grafik Radar (baik satu satu digandeng dan
Digabung jadi satu grafik) Radar per tahap ?
JAWAB :

 Kurva radar pada saat icreasing return to scale (10-11 tahun)

POHON AREN POHON KELAPA


1 Nira 1 Buah Tua
Rp30,000,000
9 TOTAL Rp20,000,000
2 Kolang… 9 TOTAL 2 Buah…
Rp20,000,000
Rp91A0k,0a0r0,000 3 Daun Rp10,000,000
9 3 Daun
Rp- Rp-
8 Batang 4 Palapah 8 4 Palapah
7 Sagu 5 Ijuk 7 Akar 5 Lidi
6 Lidi + Saga 6 Batang
POHON AREN DAN POHON KELAPA
1 Nira Rp360,000
1 Buah Tua
9 TORTpA2L0,000,000 2 Kolang Kaling
Rp26,44R5p,01050,0090…,000 Rp6,720,000 2…
9 Akar Rp300,0R0p010,000,000 3 Daun
9 Rp5,000,000 Rp1,430,000 3…
Rp-
8 Batang 4 Palapah
Rp85,000 8 Rp2,450,000 4…
7 Sagu Rp720,000 5 Ijuk Rp880,000
7 Akar 5 Lidi
6 Lidi + Saga

 Kurva radar saat constan return to scale )15-19 tahun)

POHON AREN POHON KELAPA


1 Buah Tua
1 Nira Rp15,000,000
Rp209,T0O00T,A0L00 9 TOTAL 2 Buah…
Rp15,000,000 2 Kolang… Rp10,000,000
Rp10,000,000
Rp95A,0k0a0r,000 3 Daun Rp5,0900,000 3 Daun
Rp- Rp-
8 Batang 4 Palapah
8 4 Palapah
7 Sagu 5 Ijuk
6 Lidi + Saga 7 Akar 5 Lidi
6 Batang

POHON AREN DAN POHON


KELAPA
1 Nira…
Rp15,000,000
9 TOTAL… 2 Kolang…
Rp10,000,000
9 ARkpa5r,…
000,000 3 Daun…
Rp-
8 Batang… 4 Palapah…

7 Sagu… 5 Ijuk…
6 Lidi +…

 Kurva radar pada saat decreasing return to scale (20 tahun lebih)

POHON AREN POHON KELAPA


1 Nira
Rp10,000,000 1 Buah Tua
9 TOTAL 2 Kolang… Rp89,0T0O0T,0A0L0
Rp5,000,000 Rp6,000,000 2 Buah…
9 Akar 3 Daun Rp4,0009,000 3 Daun
Rp2,000,000
Rp- Rp-
8 Batang 4 Palapah 8 4 Palapah
7 Akar 5 Lidi
7 Sagu 5 Ijuk
6 Batang
6 Lidi +…
POHON AREN DAN
POHON KELAPA
1 Nira…
Rp10,900T0O,0T0A0L… 2 Kolang…
Rp5,090A0k,0
ar0…0 3 Daun…
8 Batang… Rp- 4 Palapah…
7 Sagu… 5 Ijuk…
6 Lidi +…

(b) Uraikanlah argumentasi saudara terkait dengan perencanaan pembangunan bidang


pertanian dan kehutanan untuk masa depan ?
JAWAB :
Menurut saya, untuk menjaga stabilitas makroekonomi diperlukan dua kebijakan
penting, yaitu: Pemenuhan berbagai faktor pendukung bagi pertumbuhan ekonomi dan
penyerapan tenaga kerja. Khususnya percepatan pembangunan infrastruktur baik fisik
maupun nonfisik. Pengembangan sektor ekonomi potensial yang berdaya saing tinggi
dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi, informasi digital, dan e-commerce.
a. Percepatan infrastruktur Mendorong percepatan infrastruktur akan mendukung
tumbuhnya sektor-sektor ekonomi.
b. Perkembangan sektor ekonomi potensial Mendorong berkembangnya sektor
ekonomi potensial daerah sebagai sumber pertumbuhan baru yang disesuaikan
dengan karakter daerah.
c. Perkembangan sektor industri Mendorong berkembangnya sektor industri berdaya
saing tinggi.
d. Pengembangan sektor pertanian Pengembangan sektor pertanian difokuskan pada
upaya meningkatkan nilai tambah hasil produksi pertanian.

(c) Dari sudut pandang ekonomi, dari 3 tahap itu pada tahap produksi berapa yang sangat
menguntungkan untuk tanaman Aren dan Tanaman Kelapa Sawit/Kurma/Kelapa ?
JAWAB :
Dari sudut pandang ekonomi, nilai ekonomi Pohon Aren lebih besar
dibandingkan dengan nilai ekonomi Pohon Kelapa. karena beberapa faktor
seperti permintaan pasar yang lebih tinggi untuk produk-produk yang dihasilkan
dari pohon aren, tingkat produksi yang lebih tinggi, biayaproduksi yang lebih
rendah atau adanya faktor lain yang membuat nilai ekonomi pohon aren lebih
tinggi yang mempengaruhi harganya. Pohon Aren memiliki banyak bagian yang
bisa untuk di jual dan juga pohon Aren di Indonesia lebih banyak di bandingkan
dengan pohon Kurma produksinya.Nilai ekonomi dari suatu komoditas atau
produk dapat dihitung dengan menambahkan nilai dari semua komponen yang
terkait dengan produk tersebut. Nilai ekonomi suatu produk dapat mempengaruhi
permintaan dan penawaran pasar serta keuntungan yang diperoleh produsen.Dari
sudut pandang ekonomi, terdapat perbedaan nilai ekonomi antara pohon aren dan
pohon kelapa tergantung pada kondisi increasing return to scale, constan return
to scale, atau decreasing return to scale. Namun, secara umum, nilai ekonomi
dari pohon kelapa lebih besar dibandingkan dengan pohon aren. Hal ini terlihat
dari total nilai ekonomi pohon kelapa pada kondisi increasing return to scale,
constan return to scale, dan decreasing return to scale yang semuanya lebih besar
daripada total nilai ekonomi pohon aren pada kondisi yang sama. Namun, perlu
diingat bahwa nilai ekonomi ini hanya mencakup beberapa komponen ekonomi
dari pohon-pohon tersebut, dan ada banyak faktor lain yang juga dapat
memengaruhi nilai ekonomi secara keseluruhan. Nilai ekonomi suatu produk
tidak selalu mencerminkan kualitas atau manfaat dari produk tersebut. Nilai
ekonomi hanya merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan bisnis dan kebijakan ekonomi.
5. Beradasarkan hasil Ujian UTS type A (Ukuran Kota Optimal) masing-masing seksi
saudara diminta untuk membuat sebuah tulisan artikel maksimal 12 halaman dengan
daftar isi dengan jarak baris 1 dengan huruf time roman 12, dari hasil olahan data
jawaban soal No. 3.

(a) Judul artikel masimal 20 kata, nama sdr dan nama dosen serta dibawahnya dilbuat
email sdr dan emal dosen.
(b) Abstrak 200 kata di dalamnya terdapat tujuan, metode, hasil dan pembahasan serta
ada Keyword 5 kata.
(c) Pendahuluan terdapat masalah yang meneonjol yang sedang diteliti dan sebutkan beda
dengan penelitian dan artikel-artikel sebekum ini, sehingga tampak beda tulisan ini
dengan artikel terdahulu.
(d) Metode harus jelas
(e) Hasil dan pembahasan
(f) Kesimpulan dan saran
(g) Refenensi 5 tahun terakhir dari SINTA dan Scopus + Artikel Zul Azhar kecuali artikel
William Alonso th 1971
(h) Gunakan Aplikasi Mendelay
(i) Lampiran (Olahan data dan data) di luar yang 12 halaman

6. Beradasarkan hasil Ujian UTS type B (Tanaman Aren dan Sawit/Kelapa/Kurma)


masing-masing seksi saudara diminta untuk membuat sebuah tulisan artikel maksimal
12 halaman dengan daftar isi dengan jarak baris 1 dengan huruf time roman 12, dari
hasil olahan data jawaban soal No. 4.

(a) Judul artikel masimal 20 kata, nama sdr dan nama dosen serta dibawahnya dilbuat
email sdr dan emal dosen.
(b) Abstrak 200 kata di dalamnya terdapat tujuan, metode, hasil dan pembahasan serta
ada Keyword 5 kata.
(c) Pendahuluan terdapat masalah yang meneonjol yang sedang diteliti dan sebutkan beda
dengan penelitian dan artikel-artikel sebekum ini, sehingga tampak beda tulisan ini
dengan artikel terdahulu.
(d) Metode harus jelas
(e) Hasil dan pembahasan
(f) Kesimpulan dan saran
(g) Refenensi 5 tahun terakhir dari SINTA dan Scopus + Artikel Zul Azhar
(h) Gunakan Aplikasi Mendelay
(i) Lampiran di luar yang 12 halaman

Selamat mengerjakan

Anda mungkin juga menyukai