Periode 2003-2022
Ahmad Fandi
Program Studi Ekonomi, Fakultas Ekonomi & Bisnis
Universitas Andalas
E-mail:2010542007_ahmad@student.unand.ac.id
Abstrak :
PENDAHULUAN
Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi
ekonomi yang cukup besar, terutama dalam sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata.
Namun, meskipun memiliki potensi yang besar, provinsi ini masih menghadapi masalah
dalam mengembangkan ekonominya. Salah satu masalah utama adalah tingginya tingkat
pengangguran dan kemiskinan.
Tabel 1.I
Pertumbuhan
Tahun Kemiskinan Ekonomi Pengangguran
2003 6.3 5.26 10.38
2004 5.7 5.47 12.74
2005 482.8 5.73 13,34
2006 578.7 6.14 11.87
2007 529.2 6.34 10.31
2008 473.7 6.88 8.04
2009 426.1 4.28 7.97
2010 458.2 5.6 6.95
2011 441.8 6.34 8.02
2012 401.5 6.31 6.65
2013 384.1 6.08 7.02
2014 354.74 5.88 6.5
2015 379.6 5.53 6.89
2016 371.55 5.26 5.09
2017 364.51 5.29 5.58
2018 357.13 5.14 5.68
2019 348.22 5.05 5.38
2020 344.23 -1,06 6.88
2021 370.67 3.29 6.52
2022 335.21 4.36 6.28
Sumber : www.Sumbar.Bps.go.id
Dari data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat
menunjukan bahwa persentase pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat bisa
dikatakan mengalami fluktuasi atau keadaan naik turun sejak tahun 2015-2019. Pertumbuhan
ekonomi tertinggi terjadi pada tahun 2015 sebesar 5,53 persen kemuadian tahun 2016 terjadi
penurunan sebesar 5,27 persen, namun pada tahun 2017 mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya sebesar 5,29 persendalam dua tahun berikutnya kembali mengalami penurunan
dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2018 sebesar 5,16 persen dan tahun 2019 sebesar
5,05 persen. Pembangunan ekonomi sebuah negara dapat dilihat dari beberapa indikator
perekonomian diantaranya adalah tingkat pengangguran dan 4 kemiskinan. Berdasarkan
tingkat pengangguran dapat dilihat dari kondisi suatu negara, apakah perekonomiannya
berkembang cepat atau lambat bahkan mengalami kemunduran. Selain itu dengan tingkat
pengangguran, dapat pula dilihat ketimpangan atau kesenjangan distribusi pendapatan yang
diterima masyarakat negara tersebut. Pengangguran dapat terjadi sebagai akibat dari
tingginya tingkat perubahan angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan adanya lapangan
pekerjaan yang cukup luas serta penyerapan tenaga kerja yang persentasenya cenderung
kecil, hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pertumbuhan penciptaan lapangan kerja
untuk menampung tenaga kerja yang siap untuk bekerja. (Moh.Arif, 2018)
Permasalahan pengangguran memang sangat kompleks untuk dibahas dan merupakan
isu penting. Indikator-indikator ekonomi yang mempengaruhi tingkat pengangguran antara
lain pertumbuhan ekonomi negara bersangkutan, tingkat kemiskinan, serta besaran upah yang
berlaku. Apabila disuatu negara pertumbuhan ekonominya mengalami kenaikan, diharapkan
akan berpengaruh pada penurunan jumlah pengangguran, hal ini diikuti dengan tingkat upah
yang diterima. Jika tingkat upah naik akan berpengaruh pada penurunan jumlah
pengangguran. Sedangkan tingkat kemiskinan yang tinggi akan berpengaruh pada kenaikan
jumlah pengangguran. (Sukirno, 2000)
Tabel I.II
Pada tabel II dapat dilihat jumlah penduduk miskin Provinsi Sumatera Barat sejak
tahunn 2015-2019 cenderung mengalami penurunan dimana pada tahun 2015 jumlah
kemiskinan sebanyak 379,60 jiwa kemudian pada tahun 2016 mengalami penurunan dari
tahun sebelumnya sebanyak 371,55 jiwa, tahun 2017 turun kembali sebanyak 364,51 jiwa
dan pada tahun 2018 sebanyak 357,13 hingga pada tahun berikutnya yaitu 2019 turun
menjadi 348,22 jiwa.
Sumatera Barat merupakan salah satu Provinsi yang memiliki banyak sektor, seperti
sektor pertanian, perkebunan, perdagangan, perikanan, pariwisata, dan lain-lain. Akan tetapi
pemerataan pembangunan masih belum merata di setiap kabupaten/kota di Sumatera Barat
dan hal ini disebabkan oleh masalah pengangguran, kemiskinan, dan pertumbuhan ekonomi
yang lambat. Hal tersebut merupakan masalah pembanagunan yang umum dihadapi oleh
setiap daerah. Kondisi kependudukan daerah menunjukan bahwa jumlah penduduk ditiap
kabupaten/kota yang ada di provinsi Sumatera Barat bervariasi antara daerah yang satu
dengan yang lainnya. Dari kondisi tersebut kemudian perlu dianalisis tentang pengaruh
pengangguran dan kemiskinan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dalam penelitian ini penulis tertarik untuk
mengambil judul “Analisis Pengaruh Kemiskinan dan Pengangguran Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Barat”
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Error Correction Model (ECM).
Tahap melakukan metode ECM yaitu melakukan uji stasioner dengan level dan tidak
stationer maka menggunakan uji stasioner pada differenced dan ber terkointegrasi maka
lanjut menggunakan VECM. Tujuan dari metode ini adalah menghitung dan menggambarkan
hasil dari variabel dengan waktu bervariasi dan menganalisis efek dinamika faktor gangguan
pada sistem variabel. Persamaan yang digunakan adalah:
Δy t=α 0+ γΔx 1t +γ 2 Δx 2 t+ e t
Uji kualitas data digunakan Untuk menguji kointegrasi maka menggunakan Uji Stasioner
Variabel melalui level (Io) dan first diference.
pada uji kualitas data menggunakan uji analisis regresi berganda dimana menguji
bagaimana pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan pengeluaran
pemerintah dengan menggunakan 20 sampel dengan hasil.
. dfuller Kemiskinan
Interpolated Dickey-Fuller
Test 1% Critical 5% Critical 10% Critical
Statistic Value Value Value
. dfuller Pertumbuhanekonomi
Interpolated Dickey-Fuller
Test 1% Critical 5% Critical 10% Critical
Statistic Value Value Value
. dfuller Pengangguran
Interpolated Dickey-Fuller
Test 1% Critical 5% Critical 10% Critical
Statistic Value Value Value
Uji Stasioner variabel menggunakan level (Io) atau augmented dickeyfuller test. Syarat uji
stasioner dengan level yaitu | t. statistik | > |critikal value| dimana secara persial yaitu:
1. Pertumbuhan ekonomi
| t. statistik | < |critikal value| dimana nilai statistik pertumbuhan ekonomi 1.876 kecil
dari nilai critikal value.
2. Kemiskinan
Pada kemiskinan| t. statistik | < |critikal value| dimana nilai kemiskinan 1.140 kecil
dari critikal Value.
3. pengangguran
Pada pengangguran| t. statistik | < |critikal value| dimana nilai pengangguran 2.703
kecil dari critikal Value.
Pada uji stasioner pada level menggambarkan variabel tidak stasioner karena nilai |t.
statistik| < dari critikal value. Dengan tidak stasioner pada level maka menggunakan fist
diference.
. dfuller DKemiskinan
Interpolated Dickey-Fuller
Test 1% Critical 5% Critical 10% Critical
Statistic Value Value Value
. dfuller DPertumbuhanekonomi
Interpolated Dickey-Fuller
Test 1% Critical 5% Critical 10% Critical
Statistic Value Value Value
. dfuller DPengangguran
Interpolated Dickey-Fuller
Test 1% Critical 5% Critical 10% Critical
Statistic Value Value Value
1. Pertumbuhan ekonomi
Pada pertumbuhan ekonomi| t. statistik | > |critikal value| dimana nilai statistik
pertumbuhan ekonomi 4.614 besar dari nilai critikal value.
2. kemiskinan
Pada jumlah kemiskinan| t. statistik | > |critikal value| dimana nilai kemiskinan 5.995
besar dari critikal Value.
3. pengangguran
Pada pengangguran| t. statistik | > |critikal value| dimana nilai pengangguran 6.003
besar dari critikal Value.
Variabel pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, pengangguran stasioner pada firs
diverence dengan derjat integrasi yang sama yaitu(I1).
_egresid
L1. -.6738539 .2083884 -3.23 0.005 -1.111662 -.2360461
Uji regresi kointegrasi dengan syarat t. statistik < critikal value. Pada tabel diatas nilai
t.statistik sebesar -3.23 lebih besar critikal value, maka Ho diterima atau ketiga variabel
berkointegrasi.
. egranger Pertumbuhanekonomi Kemiskinan Pengangguran, ecm
Replacing variable _egresid...
D.
Pertumbuha~i Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]
Kemiskinan
D1. .2372244 .3190413 0.74 0.469 -.442796 .9172449
Pengangguran
D1. .17337 .1656428 1.05 0.312 -.1796893 .5264292
_egresid
L1. -.6627472 .22588 -2.93 0.010 -1.144199 -.1812953
Pada tabel uji Error Correction Model (ECM) dilihat dari Nilai egresid yaitu sebesar -
0.662 berarti terdapat hubungan jangka pendek. Dengan model sebagai berikut:
5%
maximum trace critical
rank parms LL eigenvalue statistic value
0 12 -144.30931 . 25.0361* 29.68
1 17 -134.48301 0.66439 5.3835 15.41
2 20 -132.27016 0.21798 0.9578 3.76
3 21 -131.79127 0.05182
KESIMPULAN
Penelitian ini dilakukan agar dapat mengetahui pengaruh Kemiskinan dan Prngangguran
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sumatera Barat. Dimana penelitian ini
menggunakan Error correction Model (ECM) dan tidak stasioner dan berkointegrasi dan
hasil dari penelitian ini adalah Pengaruh kemiskinan sebesar 0.469 > 0.05 sehingga
kemiskinan positif tidak signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan pengangguran
berpengaruh sebesar 0.312 > 0.05 sehingga pengangguran positif tidak signifikan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA