KABUPATEN SOLOK
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH:
ELFI AFRIANI
BP/NIM:2017/17060042
Penulis
DAFTAS ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN
HIPOTESIS
A. Kajian Teori
B. Penelitian Terdahulu
C. Kerangka Konseptual
(%)
1. Gambar 1.1 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas
Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera
Barat, 2015-2019
2. Gambar 1.2 Luas Daerah menurut Kecamatan di Kabupaten Solok
(%), 2019
3. Gambar 1.3 Luas lahan dan Presentase Menurut Jenis Penggunaannya
di Kabupaten Solok
4. Gambar 1.4 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Solok Atas
Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) 2015-
2019.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Indonesia, peranan sektor pertanian dalam
pembangunan di Indonesia. Sektor pertanian memiliki peranan yang
signifikan dalam pembangunan. Tidak hanya untuk memenuhi
kebutuhan pangan juga untuk meningkatkan pendapatan dan
penyerapan tenaga kerja.
Indonesia merupakan negara agraris,sebagian besar wilayah banyak
mengandalkan pada sektor pertanian, sebagian besar penduduk
indonesia tinggal di pedesaan dan sabagian besar penduduk bermata
pencaharian sebagai petani. Peranan sektor pertanian dalam
pembangunan Indonesia merupakan hal sangat penting dalam
pembangunan. Karna pembangunan merupakan proses perubahan yang
direncanakan dan merupakan rangkaian kegiatan yang
berkesinambungan, berkelanjutan dan bertahap menuju ke tingkat
yang lebih baik. Pembangunan ekonomi dapat dilakukan ketika
pertumbuhan ekonomi mencapai puncak,sektor pertanian juga
mempunyai peranan yang sangat penting dalam membangun
perekonomian nasional termasuk perekonomian daerah, karena sektor
pertanian berfungsi sebagai penyedia bahan pangan untuk ketahanan
pangan masyarakat, sebagai instrumen pengentasan kemiskinan,
penyedia lapangan kerja, serta sumber pendapatan masyarakat.
Didalam pembangunan ekonomi secara tradisional peranan
pertanian masih di anggap pasif dan hanya sebagai faktor unsur
penunjang. Peran utama pertanian hanya sebagai penyedia tenaga kerja
dan bahan-bahan pangan murah dalam jumlah yang cukup untuk
ekonomi industri yang sedang berkembang yang dinobatkan sebagai
“sektor unggulan” dinamis dalam strategi pembangunan ekonomi serta
keseluruhan ( Todaro, Micheal P dan Smith, 2004)
Indonesia memiliki potensi sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang berkualitas sehingga pembangunan di Indonesia
mengalami peningkatan ekonomi. Oleh karena itu sumber daya tersebut
berperan sangat penting dalam pengelolaan dan pengembangan potensi
yang ada, sehingga untuk mengelolah sumber daya alam yang ada
dibutuhkan sumber daya menusia yang ahli di bidangnya untuk
mengelolah sumber daya yang ada dan meningkatkan potensi sumber
daya yang dimiliki.
Pada negara berkembang, peranan pemerintah baik langsung
maupun tidak langsung sangatlah penting dalam pembangunan untuk
menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan private sektor.
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi memerlukan berbagai faktor
pendukung salah satunya yang penting adalah peranan sektor pertanian
semakin strategis karena sektor pertanian mampu memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap devisa negara dan satu-satunya
sektor ekonomi yang mampu bertahan ditengah krisis ekonomi,dengan
adanya otonomi daerah saat ini daerah harus mandiri dalam
memanfaatkan potensi daerah maka sektor pertanian dapat memberikan
kontribusi yang sangat bermakna terhadap kemampuan daerah dalam
memperbesar kemampuan pembiayaan daerah dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kontribusi sektor pertanian adalah dengan cara menentukan komoditas
unggulan yang meningkatkan dan mengembangakan komoditas
unggulan terhadap PDRB sekaligus sebagai sektor penggerak
pertumbuhan daerah, untuk metode analiis yang digunakan untuk
menentukkan komoditas unggulan adalah Klassen Typologi, Location
Quation dan shift share.
Pembangunan ekonomi di propinsi Sumatera Barat yang
ditunjukkan dengan adanya peningkatan laju pertumbuhan ekonomi
yaitu laju PDRB yang akan berpengaruh terhadap sektor-sektor dalam
perekonomian. Diperlukan sektor mana saja yang memberikan peluang
serta kontribusi dalam pembangunan dan pertumbuhn ekonomi.
Diperlukan skala prioritas sektor-sektor perekonomian mana saja yang
memberikan peluang peningkatan lapangan kerja perlu mendapatkan
prioritas utama (Ropingi, 2005).
Gambar 1.1 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
Harga Konstan 2010 Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, 2015-2019
(%)
Tahun Rata-rata
Wilayah 2015 2016 2017 2018 2019
SUMATERA BARAT 5.26
(Provinsi) 5.53 5.27 5.30 5.16 5.05
Kepulauan Mentawai 5.53 5.27 5.30 5.16 5.05 5.26
Pesisir Selatan 5.73 5.33 5.41 5.35 4.81 5.32
Kab.Solok 5.44 5.31 5.32 5.22 5.07 5.27
Sijunjung 5.69 5.26 5.26 5.09 4.83 5.22
Tanah Datar 5.33 5.03 5.11 5.07 5.01 5.11
Padang Pariaman 6.14 5.52 5.58 5.46 2.51 5.04
Agam 5.52 5.51 5.51 5.26 4.81 5.32
Lima Puluh Kota 5.61 5.32 5.53 5.26 5.10 5.36
Pasaman 5.34 5.07 5.08 5.00 4.84 5.06
Solok Selatan 5.35 5.14 5.15 5.03 4.89 5.11
Dharmasraya 5.75 5.42 5.44 5.31 4.98 5.38
Pasaman Barat 5.70 5.34 5.34 5.24 4.49 5.22
Padang 6.41 6.17 6.23 6.09 5.68 6.11
Kota Solok 5.97 5.76 5.76 5.68 5.53 5.74
Sawahlunto 6.03 5.72 5.74 5.52 5.34 5.67
Padang Panjang 5.91 5.80 5.80 5.73 5.59 5.76
Bukittinggi 6.14 6.05 6.08 6.02 5.88 6.03
Payakumbuh 6.19 6.08 6.12 6.05 5.92 6.07
Pariaman 5.79 5.59 5.61 5.50 5.33 5.56
Sumber: BPS Sumatera Barat, 2015-2019
Berdasarkan tabel rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Solok berada pada urutan dibandingkan rata-rata pertumbuhan ekonomi
delapan belas Kabupaten/Kota. Namun rata-rata laju pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Solok sudah berada diatas rata-rata laju
pertumbuhan ekonomi Propinsi Sumatera Barat pada lima tahun
terakhir yaitu sebesar 5.27 persen. Dan rata pertumbuhan penduduk
selama lima tahun terakhir laju pertumbuhan penduduk tidak
mengalami penurunan yang signifikan. Laju pertumbuhan Kabupaten
Solok di tahun 2015 sebesar 5.44 persen. Untuk tahun 2016 yaitu
sebesar 5.31 persen kemudian di tahun 2017 5.32 persen, di tahun 2018
pertumbuhan ekonomi 5.07 persen, kemudian di tahun 2019 Kabupaten
Solok mengalami kenaikkan menjadi 5.27 persen.
Dari data di atas, dapat kita lihat luas lahan menurut jenis
penggunaanya di Kabupaten Solok dimana luas yang paling besar
adalah hutan negara kemudian hutan rakyat lalu tegak, kebun, ladang.
Sementara lahan yang tidak digunakka masih berpotensi untuk
dijadikan usaha atau penambahan lahan di sektor pertanian.
Kategori
PDRB 17 2015 2016 2017 2018 2019
Perdagangan
Besar 838 608 890 161 959 314 1036 894 1 118 331
Administrasi
Pemerintahan 441 091 465 252 490 987 526 521 555 597
Jasa
Pendidikan 231 352 252 591 276 555 300 634 328 663
B. RUMUSAN MASALAH
1. Mengidentifikasi komoditi unggulan pertanian di Kabupaten Solok.
2. Menentukan komoditi unggulan yang menjadi prioritas untuk
dikembangkan di Kabupaten Solok.
3. Subsektor pertanian apa yang merupakan sektor unggulan Kabupaten
Solok dengan menggunakkan pendekatan Location Quetiont
4. Subsektor pertanian mana yang potensial untuk dikembangkan sebagai
penunjang pertumbuhan ekonomi Kabupaten Solok.
5. Diantara subsektor-subsektor pertanian penunjang pertumbuhan
Kabupaten Solok,manakah yang paling memiliki potensial untuk lebih
dikembangkan dengan pendekatan Shift Share.
6. Untuk mengetahui gambaran pola dan struktur pertumbuhan ekonomi
masing-masing daerah di Kabupaten Solok
C. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui:
1. Komoditi unggulan pertanian di Kabupaten Solok
2. Menentukan komoditi unggulan yang menjadi prioritas untuk
dikembangkan di Kabupaten Solok
3. Subsektor pertanian apa yang merupakan sektor unggulan
Kabupaten Solok dengan menggunakkan pendekatan Location
Quetiont
4. Subsektor pertanian mana yang potensial untuk dikembangkan
sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi Kabupaten Solok.
5. Diantara subsektor-subsektor pertanian penunjang pertumbuhan
Kabupaten Solok,manakah yang paling memiliki potensial untuk
lebih dikembangkan dengan pendekatan Shift Share.
6. Untuk mengetahui gambaran pola dan struktur pertumbuhan
ekonomi masing-masing daerah di Kabupaten Solok
Untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan
ekonomi masing-masing daerah.menggunakkan pendekatan Tipologi
Klassen
D. KEGUNAAN PENELITIAN
1. Bagi pengembangan ilmu ekonomi pembangunan terutama teori
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
2. Bagi pengambilan keputusan untuk pemerintah kabupaten Solok di
Sumatera Barat dalam pengambilan kebijakan pertanian
3. Bagi peneliti lebih lanjut yang meneliti tantang komoditi unggulan
sektor pertanian
4. Bagi peneliti dalam rangka mencapai gelar sarjana ekonomi pada
jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Padang.
BAB II
KAJIAN TEORI,KERANGKA KONSEPTUAL, HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Komoditi Unggulan
Dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah di
tingkat Propinsi/ daerah memerlukan adanya analisis potensi pada
setiap wilayah yang dilakukan lewat biofisik atau sosial ekonomi.
Sehingga kita dapat melakukan penentuan komoditas unggulan
daerah dengan menggunakan pendekatan LQ ( Location
Quontiont). Penentuan ini penting dengan pertimbangan bahwa
ketersediaan dan kapabilitas sumberdaya (alam, modal dan
manusia) untuk menghasilkan dan memasarkan semua komoditas
yang dapat diproduksi di suatu wilayah secara simultan relatif
terbatas (Hidayah, 2010). Menurut Rachman, (2003) yang
dimaksud komoditas unggulan adalah komoditas andalan yang
memiliki posisi strategis untuk dikembangkan di suatu wilayah.
Sektor unggulan dapat dijadikan sebagai salah satu penggerak
dalam mencapai dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada
setiap daerah atau wilayah sektor unggulan terbentuk dengan
adanya pengembangan produksi yang dihasilkan oleh potensi yang
di hasilkan oleh setiap wilayah.sektor unggulan tidak hanya
memenuhi kebutuhan dalam daerah tapi juga untuk kebutuhan luar
daerah serta di exspor ke luar negeri.
Model Basis Eksport yang di perkenalkan oleh Douglas
C.North pada tahun 1955, menurtut model ini, pertumbuhan
ekonomi suatu daerah pada dasarnya ditentukan oleh besarnya nilai
keuntungan kompetetif (competitive advantage) yang dimiliki oleh
daerah bersangkutan (Sjafrizal,2018)
Analisis potensi ekonomi daerah, baik secara sektoral maupun
sampai ketingkat komoditi unggulan adalah sangat penting dalam
perumusan strategi dan kebijakkan pemabangunan serta
penyusunan dokumen perencanaan pembangunan suatu daerah
(Sjafrizal, 2018)
Nilai dalam sektor pertanian akan meningkat secara absolut
dengan diterapkannya sistem pertanian yang maju dan
berkelanjutan, maka nilai produksi dan produktivitas pada sektor
pertanian akan maningkat tetapi secara relatif nilai produksi sektor
pertanian terhadap PDRB akan menurun, apabila sektor industri
dan sektor jasa lainya meningkat realatif tinggi yang menggunakan
teknologi maju yang mendorong produktivitas meningkat.
Hipotesis Clark-Fisher mengemukakan Bahwa suatu peningkatan
dalam pendapatan perkapita akan diikuti oleh suatu penurunan
dalam proporsi sumber daya yang dimanfaatkan dalam sektor
primer (pertanian) dan sektor sekunder (industri manufaktur ) dan
kemudian dalam sektor-sektor tersier (jasa)
Sektor unggulan umumnya dapat di analogikaan dengan suatu
perbandingan, baik itu perbandingan berskala regional, nasional
maupun inernasional. Pada lingkup internasional, suatu sektor
dikatakan unggulan jika sektor tersebut mampu bersaing dengan
sektor yang sama dengan negara lain. Sedangkan dalam lingkup
nasional, suatu sektor dapat dikategorikan sebagai sektor unggulan
apabila pada sektor wilayah tertentu dapat bersaing dengan sektor
yang sama yang dihasilkan oleh wilayah lain baik di pasar nasional
ataupun domestik.
Sektor unggulan menjadi hal yang sangat penting dan memiliki
potensi lebih besar untuk tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor
lainnya dalam suatu daerah terutama dengan adanya faktor
pendukung terhadap sektor unggulan tersebut. Sehingga dengan
adanya otonomi daerah saat ini dimana setiap daerah memiliki
kesempatan dan kewenangan untuk membuat kebijakan sesuai
dengan potensi daerah yang di miliki guna mempercepat
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyrakat. Manfaat mengetahui
sektor unggulan adalah mampu memberikan indikasi bagi
perekonomian secara nasional dan regional, yang selanjutnya dapat
dijadikan sebagai acuan bagi pemerintah daerah maupun petani
untuk meningkatkan kualitas produksi masing-masing komoditi
khususnya di sektor pertanian. Sektor unggulan dipastikan
memberi potensi serta penciptaan peluang investasi serta dapat juga
dilakukan dengan memanfaatkan potensi sektor unggulan yang di
miliki daerah yang berhubungan .
Nilai poduksi dalam suatu pertanian dapat dikatakan mutlak
meningkat apabila dicapai menerapkan sistem pertanian yang maju
sehingga produksi dan produktivitas pada sektor pertanian
meningkat tetapi secara relatif nilai produksinya terhadap nilai total
PDRB menurun, karena pertumbuhan pada sektor industri atau jasa
lainnya yang relatif tinggi karna pada sektor industri yang
menggunakan teknologi yang lebih maju sehingga dengan adanya
teknologi mendorong produksi dan produktivitas akan meningkat.
3. Pembangunan pertanian
Pembangunan pertanian adalah suatu kegiatan yang dilakukan
untuk meningkatkan produksi pertanian di setiap konsumen
pertanian serta meningkatkan pendapatan dan produktivitas para
petani dengan meningkatkan modal dan kemampuan untuk
mengelolah pertanian sehingga dengan meningkatnya
pembangunan pertanian akan meningkatkan perekonomian para
petani. pembangunan pertanian dapat diartikan sebagai bentuk
meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, Memperluas
lapangan kerja dan kesempatan usaha. Serta mengisi dan
memperluas pasar, baik pasar dalam negeri maupun luar
negeri.Oleh ( Todaro, Micheal P dan Smith, 2004) di dalam
bukunya pembangunan ekonomi, sasaran utama dari pembangunan
pertanian dan pedesaan di negara berkembang adalah perbaikkan
progresif dalam taraf hidup desa yang dicapai malalui peningkatan
pendapatan, output, dan produktivitas pertanian kecil sekaligus
juga adanya jaminan ketatahanan pangan, maka penting untuk
mengidentifikasi sumber-sumber utama kemajuan pertanian dan
kondisi mendasar yang diperlukan untuk mencapainya.
Menurut Todaro (2006) ada tiga pokok dalam evoluasi
produksi pembangunan pertanian sebagai berikut:
a. Pertanian tradisional yang produktivitasnya rendah.
b. Produk pertanian sudah mulai terjadi dimana produk
pertanian sudah ada yang jual ke sektor komersial atau
pasar, tetapi pemakaian modal dan teknologi masih rendah
c. Pertanian modern yang produktivitasnya sangat tinggi
yang disebabkan oleh pemakaian modal teknologi yang
tinggi pula.
4. Konsep dan Defenisi Subsektor Pertanian
Sektor pertanian menjadi salah satu penggerak atau penyedia
lapangan usaha yang dalam hal ini melakukan kegiatan sabagai
berikut:
1. Mengusahakan dalam kegiatan tanaman Holtikultural / Tanaman Pangan
2. Mengusahakan dalam kegiatan tanaman peternakkan
3. Mengusahakan dalam kegiatan perikanan
4. Mengusahakan dalam kegiatan kehutanan
5. Memberdayakan ikan/biota lain di air tawar
Sehingga sektor pertanian memiliki peranan penting dalam
perekonomian indonesia baik dalam peningakatan PDB atau PDRB
serta dalam penyerapan dan penyediaan lapangan kerja suatu
daerah.
1. Subsektor tanaman Holtikutural / Tanaman Pangan
Subsektor tanaman Holtikultural / Tanaman Pangan adalah
sebuah kegiatan yang bergerak atau melakukan kegiatannya
menanam padi/palawija, dengan tujuan seluruh hasilnya di
konsumsi sendiri atau dengan tujuan sebagian atau keseluruhan
dijual/ditukar atau dapat memperoleh pendapatan/keuntungan dari
hasil usaha pertanian.
2. Subsektor Peternakkan
Kegiatan usaha peternakkan adalah kegiatan produksi
petenakkan (memelihara ternak/ unggas) dengan tujuan sebagian
atau keseluruhan dijual/ditukar untuk dapat memperoleh
pendapatan/keuntungan dari hasil produk peternakkan atas resiko
3. Subsektor Perikanan
Kegiatan perikanan adalah kegiatan yang melakukan
pembenihan, pembesaran dan penangkapan ikan/biota dengan
tujuan sebagian atau keseluruhan dijual/ditukar atau dapat
memperoleh pendapatan/keuntungan dari hasil produksi perikanan
atas resiko usaha
4. Sektor Perkebunan
Kegiatan perkebunan adalah kegiatan yang melakukan
kegiatan yang bergerak dalam kegiatan budidaya tanaman
perkebunan diatas lahan. dengan tujuan sebagian atau keseluruhan
dijual/ditukar atau dapat memperoleh pendapatan/keuntungan dari
hasil produksi perkebunan atas resiko usaha.
5. Model Basis Ekonomi
Model basis ekonomi merupakan salah satu teknik analisis
untuk menggambarkan kemampuan suatu w ilayah yang
dibandingkan secara relatif dengan wilayah yang lebih luas.
Dalam analisis ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi
menjadi 2 golongan, yaitu :
1. Sektor basis adalah kegiatan ekonomi yang melayani pasar di daerah itu
sendiri maupun diluar daerah yang bersangkutan.
2. Sektor non basis adalah kegiatan ekonomi yang melayani pasar di daerah
itu sendiri.
Dasar pemikiran analisis ini adalah teori economic base yang
intinya adalah karena industri basis menghasilkan barang-barang
dan jasa untuk pasar di daerah maupun di luar daerah yang
bersangkutan, maka penjualan keluar daerah akan menghasilkan
pendapatan bagi daerah tersebut.
Metode Location Quotient (LQ) adalah metode yang
membandingkan porsi lapangan kerja/jumlah produksi/nilai tambah
untuk sektor tertentu di suatu wilayah dibandingkan dengan porsi
lapangan kerja/jumlah produksi/nilai tambah untuk sektor yang
sama secara nasional. Tujuan metode LQ ini untuk
mengidentifikasi sektor unggulan (basis) dalam suatu wilayah.
Metode Location Quotient (LQ) bertujuan untuk mengidentifikasi
suatu komoditas unggulan dan metode Analisis komoditas yang
ada pada suatu wilayah apakah termasuk ke dalam suatu basis atau
non basis. Setiap metode analisis memiliki kelebihan dan
keterbatasan, begitu juga dengan metode LQ (Ron Hood, 1998).
C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual ini dimaksudkan sebagai konsep untuk
menjelaskann, mengungkapkan dan menentukan persepsi-persepsi
keterkaitan antara variabel-variabel yang akan diteliti berdasarkan
permasalahan yang akan diteliti berpijak pada teori yang dikemukakan.
Penelitian ini mencoba menjelaskan “Analisis Komoditas Unggulan
Sektor Pertanian Di Kabupaten Solok”
Untuk menetukan sektor unggulan, khususnya sektor pertanian
maka analisis yang digunakan untuk memajukan perekonomian daerah
Kabupaten Solok. Sehingga alat analisis yang digunakan untuk
menentukan sektor unggulan di pakai Typologi Klassen, Location
Quetion, dan Shift and Share yang digunakan untuk menentukkan
sektor yang paling unggul dan potensial dari semua sektor yang ada.
Setelah dilakukan analisis terhadap sektor unggulan sehingg dapat
hasil yang diinginkan untuk dijadikan sebagai acuan bagi pemerintah
sebagai bahan untuk mengambil kebijakan agar dapat meningkatkan
perekonomian dan memperbaiki pembangunan ekonomi daerah.
Sebagai pedoman acuan berfikir penulis dalam melakukan
penelitian ini, maka penulis membuat bagan kerangka konseptual
sebagai berikut;
Analisis
Tipologi
Klassen
Penentuan Komoditi
Unggulan Sektor Unggulan Analisis LQ
Kabupaten Solok
Analisis Shif
Share
Implikasi Kebijakkan
Kabupaten Solok
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif
kuantitatif dengan menggunakkan analisis secara umum dengan
menggunakkan beberapa analisis data dan data yang digunakan. Penelitian
dengan metode kuatitatif,metode penelitian ini merupakan suatu jenis
penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan terstrukur
dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Metode
analisis yang digunakan adalah analisis, Analisis Tipologi Klassen,Loqation
Quotient (LQ) dan Analisis Shift Share(SS)
5. Perkebunan
Merupakan kegiatan tani di lahan kering yang ditanami dengan
tanaman industri yang laku pasar seperti : cabe, tebu, cengkeh, dan lain-lain.
Data diperoleh dari instansi pemerintahan Badan Pusat Statistik (BPS) dari
tahun 2015 sampai 2019.
6. Peternakan
Peternakan merupakan salah satu usaha di bidang pertanian yang lebih
mefokuskan kepada pengembangan dan produksi untuk di jual kembali
seperti sapi, kerbau,kambing. Data diperoleh dari instansi pemerintahan
Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2015 sampai 2019.
7. Perikanan
Perikanan merupakan salah satu usaha yang lebih memfokuskan pada
pengembangan dan budidaya serta produksi untuk di jual kembali. Data
diperoleh dari instansi pemerintahan Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun
2015 sampai 2019.
Dimana :
a. Tipologi I : dimana sektor ini memiliki nilai kontribusi dan
pertumbuhan diatas rata-rata. Area ini disebut dengan area cepat maju
dan tumbuh.
b. Tipologi II : dimana sektor ini memiliki nilai kontribusi diatas rata-rata
namun pertumbuhannya diatas rata-rata. Area ini disebut dengan
kategori maju tapi tertekan
c. Tipologi III : dimana sektor ini memiliki nilai kontribusi dibawah rata-
rata namun pertumbuhan nya diatas rata-rata. Area ini termasuk
kategori potensial.
d. Tipologi IV : dimana sektor ini memiliki nilai kontribusi dan
pertumbuhannya berada dibawah rata-rata. Area ini termasuk dalam
kategori terbelakang.
Dimana;
a. Jika nilai LQ > 1 mempunyai arti bahwa sektor tersebut adalah
sektor basis dimana peranan sektor tersebut lebih dominan di
tingkat Kabupaten Solok daripada sektor yang sama di tingkat
Provinsi Sumatera Barat, dengan kata lain sektor tersebut
merupakan sektor yang kuat untuk menjadi sektor unggulan dan
memiliki prospek yang menguntungkan untuk dikembangkan.
b. Jika nilai LQ = 1 mempunyai arti bahwa sektor tersebut adalah
sektor non basis dimana peranan sektor tersebut di Kabupaten
Solok sama dominannya dengan sektor yang sama ditingka
Provinsi Sumatera Barat dengan kata lain produksi dari sektor
tersebut hanya mampu memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri.
c. Jika nilai LQ < 1, mempunyai arti bahwa sektor tersebut adalah
sektor non basis dimana sektor tersebut perenannya lebih dominan
di Provinsi Sumatera Barat dibandingkan dengan sektor yang sama
di tingkat kabupaten Solok, denga kata lain produksi komoditas
pada sektor ini tidak dapat memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri.
Keterangan :
і : Empat sektor ekonomi yang diteliti
ϳ : Wilayah yang diteliti ( Kabupaten Solok)
r iJ : Laju pertumbuhan PDRB sektor і di daerah j ( kabupaten Solok)
r in : : Laju pertumbuhan PDRB sektor і di daerah n ( kabupaten Solok)
r n : Rata-rata laju pertumbuhan PDRB di daerah n (Provinsi Sumatera
Barat)
Dij : Pertumbuahan PDRB total Kabupaten Solok
Nij : Komponen Nasional Share atau nilai pertumbuhan PDRB sektor i di
daerah j ( Kabupaten Solok)
Mij : Komponen Proportional Shift atau bauran industri (mix Industry)
sektor I di daerah j (Kabupaten Solok)
Cij : Komponen Different Shift atau keunggulan kompetitif sektor I di
daerah j (Kabupaten Solok).
DAFTAR PUSTAKA