Anda di halaman 1dari 40

ANALISIS KOMODITI UNGGULAN SEKTOR PERTANIAN DI

KABUPATEN SOLOK

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


Strata Satu (S1) Pada Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang

OLEH:
ELFI AFRIANI
BP/NIM:2017/17060042

JURUSAN ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi


Maha Panyayang, saya  panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya 
dapat menyelesaikan penelitian saya dengan judul “Analisis Sektor
Unggulan Kabupaten Solok ”. Penelitian ini merupakan syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Padang. Pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima
kasih kepada yang terhormat:
1. Kedua orang tua dan keluarga atas doa dan kasih sayangnya yang
tidak pernah putus dalam memberikan dukungan lahir dan batin.
2. Bapak Dr. Idris, M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang.
3. Ibu Melti Roza Adry, S.E, M.Si selaku ketua Jurusan Ilmu
Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
4. Ibu Dewi Zaini Putri, S.E, MM selaku sekretaris Jurusan Ilmu
Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
5. Bapak M.Irfan SE.M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, memberi arahan dan
saran dalam penulisan skripsi ini.
6. Seluruh dosen pengajar Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat bagi saya.
7. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penelitian ini
yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusun
bahasa maupun segi lainnya. Saya mengharapkan semoga dari  ulasan-
ulasan yang saya hadirkan dapat diambil hikmah dan manfaatnya serta
bisa menambah wawasan mengenai Analisis Komoditi Unggulan
Sektor Pertanian Kabupaten Solok.
 
Padang , 02 Januari 2021

Penulis
DAFTAS ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN
HIPOTESIS
A. Kajian Teori
B. Penelitian Terdahulu
C. Kerangka Konseptual

BAB III METODE PEELITIAN


A. Jenis peneltian
B. Tempat dan Waktu Peneletian
C. Jenis dan Sumber Data
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Defenisi Operasional Variabel
F. Teknis Analisis Data
DAFTAR GAMBAR

(%)
1. Gambar 1.1 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas
Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera
Barat, 2015-2019
2. Gambar 1.2 Luas Daerah menurut Kecamatan di Kabupaten Solok
(%), 2019
3. Gambar 1.3 Luas lahan dan Presentase Menurut Jenis Penggunaannya
di Kabupaten Solok
4. Gambar 1.4 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Solok Atas
Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) 2015-
2019.

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Indonesia, peranan sektor pertanian dalam
pembangunan di Indonesia. Sektor pertanian memiliki peranan yang
signifikan dalam pembangunan. Tidak hanya untuk memenuhi
kebutuhan pangan juga untuk meningkatkan pendapatan dan
penyerapan tenaga kerja.
Indonesia merupakan negara agraris,sebagian besar wilayah banyak
mengandalkan pada sektor pertanian, sebagian besar penduduk
indonesia tinggal di pedesaan dan sabagian besar penduduk bermata
pencaharian sebagai petani. Peranan sektor pertanian dalam
pembangunan Indonesia merupakan hal sangat penting dalam
pembangunan. Karna pembangunan merupakan proses perubahan yang
direncanakan dan merupakan rangkaian kegiatan yang
berkesinambungan, berkelanjutan dan bertahap menuju ke tingkat
yang lebih baik. Pembangunan ekonomi dapat dilakukan ketika
pertumbuhan ekonomi mencapai puncak,sektor pertanian juga
mempunyai peranan yang sangat penting dalam membangun
perekonomian nasional termasuk perekonomian daerah, karena sektor
pertanian berfungsi sebagai penyedia bahan pangan untuk ketahanan
pangan masyarakat, sebagai instrumen pengentasan kemiskinan,
penyedia lapangan kerja, serta sumber pendapatan masyarakat.
Didalam pembangunan ekonomi secara tradisional peranan
pertanian masih di anggap pasif dan hanya sebagai faktor unsur
penunjang. Peran utama pertanian hanya sebagai penyedia tenaga kerja
dan bahan-bahan pangan murah dalam jumlah yang cukup untuk
ekonomi industri yang sedang berkembang yang dinobatkan sebagai
“sektor unggulan” dinamis dalam strategi pembangunan ekonomi serta
keseluruhan ( Todaro, Micheal P dan Smith, 2004)
Indonesia memiliki potensi sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang berkualitas sehingga pembangunan di Indonesia
mengalami peningkatan ekonomi. Oleh karena itu sumber daya tersebut
berperan sangat penting dalam pengelolaan dan pengembangan potensi
yang ada, sehingga untuk mengelolah sumber daya alam yang ada
dibutuhkan sumber daya menusia yang ahli di bidangnya untuk
mengelolah sumber daya yang ada dan meningkatkan potensi sumber
daya yang dimiliki.
Pada negara berkembang, peranan pemerintah baik langsung
maupun tidak langsung sangatlah penting dalam pembangunan untuk
menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan private sektor.
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi memerlukan berbagai faktor
pendukung salah satunya yang penting adalah peranan sektor pertanian
semakin strategis karena sektor pertanian mampu memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap devisa negara dan satu-satunya
sektor ekonomi yang mampu bertahan ditengah krisis ekonomi,dengan
adanya otonomi daerah saat ini daerah harus mandiri dalam
memanfaatkan potensi daerah maka sektor pertanian dapat memberikan
kontribusi yang sangat bermakna terhadap kemampuan daerah dalam
memperbesar kemampuan pembiayaan daerah dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kontribusi sektor pertanian adalah dengan cara menentukan komoditas
unggulan yang meningkatkan dan mengembangakan komoditas
unggulan terhadap PDRB sekaligus sebagai sektor penggerak
pertumbuhan daerah, untuk metode analiis yang digunakan untuk
menentukkan komoditas unggulan adalah Klassen Typologi, Location
Quation dan shift share.
Pembangunan ekonomi di propinsi Sumatera Barat yang
ditunjukkan dengan adanya peningkatan laju pertumbuhan ekonomi
yaitu laju PDRB yang akan berpengaruh terhadap sektor-sektor dalam
perekonomian. Diperlukan sektor mana saja yang memberikan peluang
serta kontribusi dalam pembangunan dan pertumbuhn ekonomi.
Diperlukan skala prioritas sektor-sektor perekonomian mana saja yang
memberikan peluang peningkatan lapangan kerja perlu mendapatkan
prioritas utama (Ropingi, 2005).

Gambar 1.1 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
Harga Konstan 2010 Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, 2015-2019
(%)

Tahun Rata-rata
Wilayah 2015 2016 2017 2018 2019
SUMATERA BARAT 5.26
(Provinsi) 5.53 5.27 5.30 5.16 5.05
Kepulauan Mentawai 5.53 5.27 5.30 5.16 5.05 5.26
Pesisir Selatan 5.73 5.33 5.41 5.35 4.81 5.32
Kab.Solok 5.44 5.31 5.32 5.22 5.07 5.27
Sijunjung 5.69 5.26 5.26 5.09 4.83 5.22
Tanah Datar 5.33 5.03 5.11 5.07 5.01 5.11
Padang Pariaman 6.14 5.52 5.58 5.46 2.51 5.04
Agam 5.52 5.51 5.51 5.26 4.81 5.32
Lima Puluh Kota 5.61 5.32 5.53 5.26 5.10 5.36
Pasaman 5.34 5.07 5.08 5.00 4.84 5.06
Solok Selatan 5.35 5.14 5.15 5.03 4.89 5.11
Dharmasraya 5.75 5.42 5.44 5.31 4.98 5.38
Pasaman Barat 5.70 5.34 5.34 5.24 4.49 5.22
Padang 6.41 6.17 6.23 6.09 5.68 6.11
Kota Solok 5.97 5.76 5.76 5.68 5.53 5.74
Sawahlunto 6.03 5.72 5.74 5.52 5.34 5.67
Padang Panjang 5.91 5.80 5.80 5.73 5.59 5.76
Bukittinggi 6.14 6.05 6.08 6.02 5.88 6.03
Payakumbuh 6.19 6.08 6.12 6.05 5.92 6.07
Pariaman 5.79 5.59 5.61 5.50 5.33 5.56
Sumber: BPS Sumatera Barat, 2015-2019
Berdasarkan tabel rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Solok berada pada urutan dibandingkan rata-rata pertumbuhan ekonomi
delapan belas Kabupaten/Kota. Namun rata-rata laju pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Solok sudah berada diatas rata-rata laju
pertumbuhan ekonomi Propinsi Sumatera Barat pada lima tahun
terakhir yaitu sebesar 5.27 persen. Dan rata pertumbuhan penduduk
selama lima tahun terakhir laju pertumbuhan penduduk tidak
mengalami penurunan yang signifikan. Laju pertumbuhan Kabupaten
Solok di tahun 2015 sebesar 5.44 persen. Untuk tahun 2016 yaitu
sebesar 5.31 persen kemudian di tahun 2017 5.32 persen, di tahun 2018
pertumbuhan ekonomi 5.07 persen, kemudian di tahun 2019 Kabupaten
Solok mengalami kenaikkan menjadi 5.27 persen.

Pada negara berkembang mekanisme tranformasi ekonomi yang di


alami oleh negara sedang berkembang, yang semula bersifat subsisten
dan menitikberatkan pada sektor pertanian menuju ke struktur
perekonomian yang lebih modern dn sangat didominasi oleh sektor
industri dan jasa (Kuncoro.1997). faktor penentu utama pertumbuhan
ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan
akan suatu barang da jasa dari luar daerah (Tambunan ,2001). menurut
Tarigan (2004 hal tersebut dapat dikelompokkan kedalam sektor yang
bisa meningkatkan perekonomian wilayah melebihi pertumbuhan
alamiah (Sektor Basis) dan sektor untuk memenuhi kebutuhan lokal
yang sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyrakat setempat
dan tidak bisa berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah
(Sektor Non Basis)
Kabupaten Solok merupakan salah satu daerah di Provinsi
Sumatera Barat yang yang memiliki potensi sumber daya Alam.
Kabupaten Solok juga memiliki potensi di sektor pertanian, kehutanan,
perikanan dalam pembangunan di Indonesia. Sektor pertanian
memeiliki potensi untuk meningkatkan pendapatan daerah khususnya
untuk daerah Kabupaten Solok.Sektor pertanian merupakan memilik
peranan yang cukup penting di Kabupaten Solok. sektor pertanian
merupakan penyumbang terbesar pada PDRB Kab Solok (Sumatera
Barat dalam Angka,2018)sektor pertanian merupakan penyumbang
terbesar pada PDRB Kab Solok (Sumatera Barat dalam Angka,2018)
Karna sebagian besar dari wilayah Kabupaten Solok bergerak di bidang
pertanian dan sebagian besar bermata pencaharian masyrakat masih
bertumpu pada sektor pertanian dan lahan yang cukup sangat luas.
Berdasarkan data BPS, Kabupaten Solok memiliki 14 Kecamatan, 74
nagari dan 414 Jorong,di Kabupaten Solok rata-rata masyarakat
bergerak atau bermata pencaharian sebagai petani.Potensi antara daerah
yang berbeda disebabkan oleh sumber daya alam,terbatasnya sarana
dan prasarana, perbedaan kesuburan tanah maupun perbedaan kondisi
daerah secara geografis (Harefa, 2010) (sumber artikel 2412).
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Solok dimana memiliki
potensi lebih besar di sektor pertanian. Dimana sektor pertanian
berperan dalam meningkatkan sumber penghasilan penghasil bahan
kebutuhan pokok sandang pangan dan papan. Sektor pertanian juga
dapat menyediakan lapangan pekerjaan bagi sebagian besar penduduk
dan mengurangi pengangguran. Sekor yang memiliki peran penting
dalam peranan dalam pembangunan Kabupaten Solok, sektor pertanian,
perkebunan dan perikanan yang merupakan sektor yang memiliki
peranan penting dan kontribusi besar terhadap masyarakat Kabupaten
Solok. Dilihat dari kedaan geografis dan wilayah Kabupaten dengan
sumber daya alam yang berpotensi untuk dikembangkan dan
meningkatkan perekonomian daerah dengan potensi sumber daya yang
dimiliki Kabupaten Solok seperti Tanaman Holtikultural/ tanaman
Pangan, Perkebunan, Peternakkan, Perikanan.

Gambar 1.2 Luas Daerah menurut Kecamatan di Kabupaten Solok


(%), 2019
Sumber/Source :Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 66
Tahun 2011 tanggal 28 Desember 2011

Luas wilayah Kabupaten Solok ± 373.800 Ha yang terbagi dalam


14 kecamatan dengan 74 Nagari dan 414 Jorong. Kecamatan terluas
yaitu Kecamatan Tigo Lurah dengan luas 602,5 KM2 atau 16,12 % dari
luas Kabupaten Solok secara keseluruhan. Sedangkan kecamatan yang
memiliki luas terkecil adalah Kecamatan Danau Kembar dengan luas
70,1 KM2 atau sekitar 1,86 % dari luas Kabupaten Solok.
(https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/
Gambar 1.3 Luas lahan dan Presentase Menurut Jenis Penggunaannya
di Kabupaten Solok

No Jenis Penggunaan Luas Lahan


2015 2016 2017 2018 2019
1 Lahan Sawah 23 426 23 439 23 439 23438 23 438
2 Perkarangan,bangunan 7 153 7 163 7 140 7 223 7 224
3 Tegal,Kebun,Ladang 38 582 39 177 - 39 606 39 779
4 Perkebunan 10 082 10 070 10 120 10 149 10 184
5 Kebun Campuran - - 0 - -
6 Hutan Negara 145 320 145 320 145 320 145 320 145 320
7 Hutan Rakyat 60 893 60 893 60 893 60 893 60 893
8 Sementara Tidak 32 492 32 326 32 014 31 991 31 776
Diusahakan
9 Semak-Semak 3 431 3 417 3 417 3 269 3 265
10 Rawa 4 4 4 4 4
11 Kolam 334 334 334 334 334
12 Tambak - - 0 - -
13 Lain-Lain 51 803 51 657 51 573 51 573 51 573
Jumlah / Total 373 800 373 800 373 800 373 800 373 800
Sumber: Dinas Pertanian,Perikanan dan Peternakkan Kabupaten Solok

Dari data di atas, dapat kita lihat luas lahan menurut jenis
penggunaanya di Kabupaten Solok dimana luas yang paling besar
adalah hutan negara kemudian hutan rakyat lalu tegak, kebun, ladang.
Sementara lahan yang tidak digunakka masih berpotensi untuk
dijadikan usaha atau penambahan lahan di sektor pertanian.

Gambar 1.4 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Solok Atas


Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) 2015-
2019.

Kategori
PDRB 17 2015 2016 2017 2018 2019

Pertanian 3 137 325 3 226 013 3 374 679 3462 480 3 555 889

Pertambangan 452 713 474 556 488 201 502 359 517 879


Industri 473 820 505 921 493 252 523 857 512 737
Pengadaan
Listrik &gas 2 015 2 226 2 321 2 379 2 426
Pengadaan Air 4 791 4 905 5 175 5 444 5 653
Konstruksi 649 962 694 530 759 216 825 756 899 573

Perdagangan
Besar 838 608 890 161 959 314 1036 894 1 118 331

Transportasi 888 801 954 920 1 001 906 1 047 281 1 114 209


Penyediaan
Akomodasi 56 977 62 432 68 875 74 919 82 150
Informasi dan
Komunikasi 520 962 568 976 612 034 669 202 736 118

Jasa Keuangan 140 865 150 358 157 494 159 525 163 873


Real Estate 65 205 68 854 72 798 76 992 81 594
Jasa
Perusahaan 5 477 5 711 6 026 6 367 6 735

Administrasi
Pemerintahan 441 091 465 252 490 987 526 521 555 597
Jasa
Pendidikan 231 352 252 591 276 555 300 634 328 663

Jasa Kesehatan 100 421 105 734 112 849 121 987 132 484


Jasa lainnya 71 392 76 969 83 191 89 939 97 107
Total PDRB 8 081 787 8510 116 8 964 874 9432 535 9 911 024
Sumber : BPS Kabupaten Solok

Dari data PDRB kabupaten Solok dapat diketahui bahwa


perekonomian Kabupaten Solok masih di dominasi oleh sektor
pertanian kemudian perdagangan besar lalu Transportasi. Hal ini
menjadi dibukti bahwa sektor memiliki berpotensi dalam pembangunan
ekonomi Kabupaten Solok.Karena PDRB mencerminkan kekuatan
suatu wilayah dalam pembentukan output karena timbulnya berbagai
aktivitas ekonomi pada waktu tertentu (Badan Pusat Statistik
Kabupaten Solok). Selain itu PDRB merupakan indikator untuk
mengukur kecepatan pertumbuhan ekonomi daerah secara sektoral
maupun secara keseluruhan.
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di
suatu daerah dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik
Regional Bruto(PDRB) baik atas harga berlaku maupun atas harga
konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam derh tertentu, atau merupakan
jumlah nilai barang dan jasa akhr yang dihasilkan oleh seluruh unit
ekonomi. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga
Pasar Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar adalah
jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh
sektor perekonomian di suatu wilayah. Nilai tambah adalah nilai yang
ditambahkan dari kombinasi faktor produksi dan bahan baku dalam
proses produksi. Penghitungan nilai tambah adalah nilai produksi
(output) dikurangi biaya antara (https://solokkab.bps.go.id)
Sektor pertanian menjadi sektor yang mempunyai peranan penting
dalam meningkatkan perekonomian kabupaten solok dimana pertanian
bisa mengurangi tingkat pengangguran dan membuka lapangan
pekerjaan, dengan mengetahui keunggualan dan potensi sektor
pertanian pemerintah dapat melakukan kebijakkan pembangunan
khususnya terkait dengan adanya kesempatan tenaga kerja yang akan
semakin luas, pendapatan yang akan bertambah sehingga meningkatkan
PAD Kabupaten Solok.
Diperlukan kerjasama pemerintah daerah dan masyarakat dalam
mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu
pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk
menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan
kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut (Arsyad, 1999).
Menurut Douglas C.North (Sjafrizal, 2008) pertumbuhan ekonomi
suatu daerah ditentukan oleh keuntungan kompetitif (Competitive
Advantage) yang dimiliki oleh daerah bersangkutan. Bila daerah
bersangkutan dapat mendorong pertumbuhan sektor-sektor yang
mempunyai keuntungan kompetitif sebagai basis untuk ekspor, maka
pertumbuhan daerah yang bersangkutan akan dapat ditingkatkan.
Ekspor berperan penting dalam meningkatkan pertumbuahan
ekonomi dan meningkatka kesejahteraan rakyat, sehingga ekspor
disebut sebagai kegiatan sektor basis dan kegiatan dan kegiatan non
ekspor sebagai sebagai sektor non basis.
Di dalam sektor pertanian masing-masing komoditas atau unit
kegiatan ekonomi pertanian dikelompokkan menjadi 4 (empat)
subsektor pertanian , yaitu Holtikultural/ Tanaman Pangan, perkebunan,
peternakkan, perikanan.
Sektor yang berpengaruh besar dalam meningkatkan potensi dan
pembangunan ekonomi adalah sektor pertanian yang di dalamnya
terdapat subsektor tanaman perkebunan, peternakkan, perikanan,
peternakkan, kehutanan, tanaman pangan. Secara umum, potensi
ekonomi daerah dapat dijadikan salah satu indikator daya saing suatu
daerah. Pembangunan sekto-sektor ekonomi dengan menganalisis
potensi ekonomi wilayah kabupaten solok yang sangat diperlukan yaitu
dengn cara mengetahui terlebih dahulu sektor unggulan khususnya
sektor pertanian yang berpotensi serta meningkatkan perekonomian
wilayah.
Potensi antara daerah yang berbeda disebabkan oleh sumber daya
alam, terbatasnya sarana dan prasarana, perbedaan kesuburan tanah
maupun perbedaan kondisi daerah secara geografis (Harefa , 2010).
Diperlukan kerjasama pemerintah daerah dan masyrakat dalam
mengelola sumberdaya-sumberdayayang ada dan membentuk suatu
pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk
menciptakan suatu lapangan kerja baru merangsang perkembangan
kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut (Arsyad,1999)

Pertanian menjadi salah satu cara untuk meningkatkan


pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya di Kabupaten Solok.
Pertanian juga mengambil peran dalam Produk Domestik Regional
Bruto di Kabupaten Solok. Pemerintah Kabupaten Solok dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021
menjelaskan pertanian merupakan salah satu potensi ekonomi utama
Kabupaten Solok yang dapat menggerakkan ekonomi daerah dan
peningkatan pendapatan masyarakat.

Disini dapat kita lihat bahwa sektor pertanian berpengaruh


signifkan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sehingga pemerintah harus
mengetahui sektor apa saja menjadi sektor unggulan atau potensi apa
saja di sektor pertanian. pemerintah daerah harus tahu persis apa
komoditas basis dan komoditas non-basis
didaerahnya(Kharisma,2019).Sehingga untuk meningkatkan
pemabangunan perlu adanya kebijakan yang akan meningkatkan dan
mendorong potensi ekonomi regional di Kabupaten Solok untuk
mengembangkan potensi sumber daya alam yang ada. Sehingga penulis
tertarik melakukan penelitian mengenai hal tersebut dengan judul
“Analisis Komoditi Unggulan Sektor Pertanian di Kabupaten
Solo”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Mengidentifikasi komoditi unggulan pertanian di Kabupaten Solok.
2. Menentukan komoditi unggulan yang menjadi prioritas untuk
dikembangkan di Kabupaten Solok.
3. Subsektor pertanian apa yang merupakan sektor unggulan Kabupaten
Solok dengan menggunakkan pendekatan Location Quetiont
4. Subsektor pertanian mana yang potensial untuk dikembangkan sebagai
penunjang pertumbuhan ekonomi Kabupaten Solok.
5. Diantara subsektor-subsektor pertanian penunjang pertumbuhan
Kabupaten Solok,manakah yang paling memiliki potensial untuk lebih
dikembangkan dengan pendekatan Shift Share.
6. Untuk mengetahui gambaran pola dan struktur pertumbuhan ekonomi
masing-masing daerah di Kabupaten Solok

C. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui:
1. Komoditi unggulan pertanian di Kabupaten Solok
2. Menentukan komoditi unggulan yang menjadi prioritas untuk
dikembangkan di Kabupaten Solok
3. Subsektor pertanian apa yang merupakan sektor unggulan
Kabupaten Solok dengan menggunakkan pendekatan Location
Quetiont
4. Subsektor pertanian mana yang potensial untuk dikembangkan
sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi Kabupaten Solok.
5. Diantara subsektor-subsektor pertanian penunjang pertumbuhan
Kabupaten Solok,manakah yang paling memiliki potensial untuk
lebih dikembangkan dengan pendekatan Shift Share.
6. Untuk mengetahui gambaran pola dan struktur pertumbuhan
ekonomi masing-masing daerah di Kabupaten Solok
Untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan
ekonomi masing-masing daerah.menggunakkan pendekatan Tipologi
Klassen

D. KEGUNAAN PENELITIAN
1. Bagi pengembangan ilmu ekonomi pembangunan terutama teori
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
2. Bagi pengambilan keputusan untuk pemerintah kabupaten Solok di
Sumatera Barat dalam pengambilan kebijakan pertanian
3. Bagi peneliti lebih lanjut yang meneliti tantang komoditi unggulan
sektor pertanian
4. Bagi peneliti dalam rangka mencapai gelar sarjana ekonomi pada
jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Padang.
BAB II
KAJIAN TEORI,KERANGKA KONSEPTUAL, HIPOTESIS

A. Kajian Teori
1. Komoditi Unggulan
Dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah di
tingkat Propinsi/ daerah memerlukan adanya analisis potensi pada
setiap wilayah yang dilakukan lewat biofisik atau sosial ekonomi.
Sehingga kita dapat melakukan penentuan komoditas unggulan
daerah dengan menggunakan pendekatan LQ ( Location
Quontiont). Penentuan ini penting dengan pertimbangan bahwa
ketersediaan dan kapabilitas sumberdaya (alam, modal dan
manusia) untuk menghasilkan dan memasarkan semua komoditas
yang dapat diproduksi di suatu wilayah secara simultan relatif
terbatas (Hidayah, 2010). Menurut Rachman, (2003) yang
dimaksud komoditas unggulan adalah komoditas andalan yang
memiliki posisi strategis untuk dikembangkan di suatu wilayah.
Sektor unggulan dapat dijadikan sebagai salah satu penggerak
dalam mencapai dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada
setiap daerah atau wilayah sektor unggulan terbentuk dengan
adanya pengembangan produksi yang dihasilkan oleh potensi yang
di hasilkan oleh setiap wilayah.sektor unggulan tidak hanya
memenuhi kebutuhan dalam daerah tapi juga untuk kebutuhan luar
daerah serta di exspor ke luar negeri.
Model Basis Eksport yang di perkenalkan oleh Douglas
C.North pada tahun 1955, menurtut model ini, pertumbuhan
ekonomi suatu daerah pada dasarnya ditentukan oleh besarnya nilai
keuntungan kompetetif (competitive advantage) yang dimiliki oleh
daerah bersangkutan (Sjafrizal,2018)
Analisis potensi ekonomi daerah, baik secara sektoral maupun
sampai ketingkat komoditi unggulan adalah sangat penting dalam
perumusan strategi dan kebijakkan pemabangunan serta
penyusunan dokumen perencanaan pembangunan suatu daerah
(Sjafrizal, 2018)
Nilai dalam sektor pertanian akan meningkat secara absolut
dengan diterapkannya sistem pertanian yang maju dan
berkelanjutan, maka nilai produksi dan produktivitas pada sektor
pertanian akan maningkat tetapi secara relatif nilai produksi sektor
pertanian terhadap PDRB akan menurun, apabila sektor industri
dan sektor jasa lainya meningkat realatif tinggi yang menggunakan
teknologi maju yang mendorong produktivitas meningkat.
Hipotesis Clark-Fisher mengemukakan Bahwa suatu peningkatan
dalam pendapatan perkapita akan diikuti oleh suatu penurunan
dalam proporsi sumber daya yang dimanfaatkan dalam sektor
primer (pertanian) dan sektor sekunder (industri manufaktur ) dan
kemudian dalam sektor-sektor tersier (jasa)
Sektor unggulan umumnya dapat di analogikaan dengan suatu
perbandingan, baik itu perbandingan berskala regional, nasional
maupun inernasional. Pada lingkup internasional, suatu sektor
dikatakan unggulan jika sektor tersebut mampu bersaing dengan
sektor yang sama dengan negara lain. Sedangkan dalam lingkup
nasional, suatu sektor dapat dikategorikan sebagai sektor unggulan
apabila pada sektor wilayah tertentu dapat bersaing dengan sektor
yang sama yang dihasilkan oleh wilayah lain baik di pasar nasional
ataupun domestik.
Sektor unggulan menjadi hal yang sangat penting dan memiliki
potensi lebih besar untuk tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor
lainnya dalam suatu daerah terutama dengan adanya faktor
pendukung terhadap sektor unggulan tersebut. Sehingga dengan
adanya otonomi daerah saat ini dimana setiap daerah memiliki
kesempatan dan kewenangan untuk membuat kebijakan sesuai
dengan potensi daerah yang di miliki guna mempercepat
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyrakat. Manfaat mengetahui
sektor unggulan adalah mampu memberikan indikasi bagi
perekonomian secara nasional dan regional, yang selanjutnya dapat
dijadikan sebagai acuan bagi pemerintah daerah maupun petani
untuk meningkatkan kualitas produksi masing-masing komoditi
khususnya di sektor pertanian. Sektor unggulan dipastikan
memberi potensi serta penciptaan peluang investasi serta dapat juga
dilakukan dengan memanfaatkan potensi sektor unggulan yang di
miliki daerah yang berhubungan .
Nilai poduksi dalam suatu pertanian dapat dikatakan mutlak
meningkat apabila dicapai menerapkan sistem pertanian yang maju
sehingga produksi dan produktivitas pada sektor pertanian
meningkat tetapi secara relatif nilai produksinya terhadap nilai total
PDRB menurun, karena pertumbuhan pada sektor industri atau jasa
lainnya yang relatif tinggi karna pada sektor industri yang
menggunakan teknologi yang lebih maju sehingga dengan adanya
teknologi mendorong produksi dan produktivitas akan meningkat.

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


PDRB dapat dijadikan salah satu indikator di dalam laju
pertumbuhan ekonomi sektoral sehingga dapat diketahui sektor-
sektor mana yang akan menyebabkan perubahan pada pertumbuhan
ekonomi. Salah satu indikator penting dalam mengetahui kondisi
ekonomi pada suatu wilayah/propinsi dalam sauatu periode tertentu
diperlihatkan oleh data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
baik atas dasar harga berlaku atau atas dasar harga kostan. PDRB
menggunakan dua macam harga, yaitu PDRB atas dasar harga
berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan.
PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) pada dasarnya
merupakan jumlah nilai tambah (value added) yang dihasilkan oleh
seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan
jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit
ekonomi. Meurut Tarigan (2005:24) PDRB sendiri dibedakan
menjadi dua:
Sektor unggulan disuatu daerah (wilayah) berhubungan erat
dengan data PDRB dari daerah bersangkutan. Dalam perekonomian
yang maju terjadi penurunan peranan sektor pertanian, peningkatan
sektor industri dan jasa. Penurunan dan peningkatan peranan
sektor- sektor dinyatakan dalam kontribusinya terhadap Produk
Domestik Regional Bruto. Kontribusi dimaksudkan
membandingkan nilai produksi suatu sektor terhadap nilai total
PDRB (seluruh sektor). Nilai dalam sektor pertanian akan
meningkat secara absolut dengan diterapkannya sistem pertanian
yang maju dan berkelanjutan, maka nilai produksi dan
produktivitas pada sektor pertanian akan maningkat tetapi secara
relatif nilai produksi sektor pertanian terhadap PDRB akan
menurun, apabila sektor industri dan sektor jasa lainya meningkat
realatif tinggi yang menggunakan teknologi maju yang mendorong
produktivitas meningkat.

3. Pembangunan pertanian
Pembangunan pertanian adalah suatu kegiatan yang dilakukan
untuk meningkatkan produksi pertanian di setiap konsumen
pertanian serta meningkatkan pendapatan dan produktivitas para
petani dengan meningkatkan modal dan kemampuan untuk
mengelolah pertanian sehingga dengan meningkatnya
pembangunan pertanian akan meningkatkan perekonomian para
petani. pembangunan pertanian dapat diartikan sebagai bentuk
meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, Memperluas
lapangan kerja dan kesempatan usaha. Serta mengisi dan
memperluas pasar, baik pasar dalam negeri maupun luar
negeri.Oleh ( Todaro, Micheal P dan Smith, 2004) di dalam
bukunya pembangunan ekonomi, sasaran utama dari pembangunan
pertanian dan pedesaan di negara berkembang adalah perbaikkan
progresif dalam taraf hidup desa yang dicapai malalui peningkatan
pendapatan, output, dan produktivitas pertanian kecil sekaligus
juga adanya jaminan ketatahanan pangan, maka penting untuk
mengidentifikasi sumber-sumber utama kemajuan pertanian dan
kondisi mendasar yang diperlukan untuk mencapainya.
Menurut Todaro (2006) ada tiga pokok dalam evoluasi
produksi pembangunan pertanian sebagai berikut:
a. Pertanian tradisional yang produktivitasnya rendah.
b. Produk pertanian sudah mulai terjadi dimana produk
pertanian sudah ada yang jual ke sektor komersial atau
pasar, tetapi pemakaian modal dan teknologi masih rendah
c. Pertanian modern yang produktivitasnya sangat tinggi
yang disebabkan oleh pemakaian modal teknologi yang
tinggi pula.
4. Konsep dan Defenisi Subsektor Pertanian
Sektor pertanian menjadi salah satu penggerak atau penyedia
lapangan usaha yang dalam hal ini melakukan kegiatan sabagai
berikut:
1. Mengusahakan dalam kegiatan tanaman Holtikultural / Tanaman Pangan
2. Mengusahakan dalam kegiatan tanaman peternakkan
3. Mengusahakan dalam kegiatan perikanan
4. Mengusahakan dalam kegiatan kehutanan
5. Memberdayakan ikan/biota lain di air tawar
Sehingga sektor pertanian memiliki peranan penting dalam
perekonomian indonesia baik dalam peningakatan PDB atau PDRB
serta dalam penyerapan dan penyediaan lapangan kerja suatu
daerah.
1. Subsektor tanaman Holtikutural / Tanaman Pangan
Subsektor tanaman Holtikultural / Tanaman Pangan adalah
sebuah kegiatan yang bergerak atau melakukan kegiatannya
menanam padi/palawija, dengan tujuan seluruh hasilnya di
konsumsi sendiri atau dengan tujuan sebagian atau keseluruhan
dijual/ditukar atau dapat memperoleh pendapatan/keuntungan dari
hasil usaha pertanian.
2. Subsektor Peternakkan
Kegiatan usaha peternakkan adalah kegiatan produksi
petenakkan (memelihara ternak/ unggas) dengan tujuan sebagian
atau keseluruhan dijual/ditukar untuk dapat memperoleh
pendapatan/keuntungan dari hasil produk peternakkan atas resiko
3. Subsektor Perikanan
Kegiatan perikanan adalah kegiatan yang melakukan
pembenihan, pembesaran dan penangkapan ikan/biota dengan
tujuan sebagian atau keseluruhan dijual/ditukar atau dapat
memperoleh pendapatan/keuntungan dari hasil produksi perikanan
atas resiko usaha
4. Sektor Perkebunan
Kegiatan perkebunan adalah kegiatan yang melakukan
kegiatan yang bergerak dalam kegiatan budidaya tanaman
perkebunan diatas lahan. dengan tujuan sebagian atau keseluruhan
dijual/ditukar atau dapat memperoleh pendapatan/keuntungan dari
hasil produksi perkebunan atas resiko usaha.
5. Model Basis Ekonomi
Model basis ekonomi merupakan salah satu teknik analisis
untuk menggambarkan kemampuan suatu w ilayah yang
dibandingkan secara relatif dengan wilayah yang lebih luas.
Dalam analisis ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi
menjadi 2 golongan, yaitu :
1. Sektor basis adalah kegiatan ekonomi yang melayani pasar di daerah itu
sendiri maupun diluar daerah yang bersangkutan.
2. Sektor non basis adalah kegiatan ekonomi yang melayani pasar di daerah
itu sendiri.
Dasar pemikiran analisis ini adalah teori economic base yang
intinya adalah karena industri basis menghasilkan barang-barang
dan jasa untuk pasar di daerah maupun di luar daerah yang
bersangkutan, maka penjualan keluar daerah akan menghasilkan
pendapatan bagi daerah tersebut.
Metode Location Quotient (LQ) adalah metode yang
membandingkan porsi lapangan kerja/jumlah produksi/nilai tambah
untuk sektor tertentu di suatu wilayah dibandingkan dengan porsi
lapangan kerja/jumlah produksi/nilai tambah untuk sektor yang
sama secara nasional. Tujuan metode LQ ini untuk
mengidentifikasi sektor unggulan (basis) dalam suatu wilayah.
Metode Location Quotient (LQ) bertujuan untuk mengidentifikasi
suatu komoditas unggulan dan metode Analisis komoditas yang
ada pada suatu wilayah apakah termasuk ke dalam suatu basis atau
non basis. Setiap metode analisis memiliki kelebihan dan
keterbatasan, begitu juga dengan metode LQ (Ron Hood, 1998).

6. Metode Typologi Klassen ( TK)


Alat analisis Tiypologi Klassen digunakan untuk mengetahui
gambaran tentang pola dan sruktur pertumbuhan ekonomi masing-
masing daerah. Typologi Klassen biasanya membagi daerah
berdasarkan dua indikator utama yaitu pertumbuhan ekonomi
daerah dan pendapatan perkapita daerah. Dengan menentukan rata-
rata pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata
pendapatan perkapita daerah.
Analisis Tipologi Klassen merupakan alat analisis yang
digunakan untuk mengetahui bagaimana gambaran tentang pola
dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing satu wilayah
(Sjafrizal, 2008; 180). tipologi klassen pada dasarnya membagi
wilayah berdasarkan indikator yaitu pertumbuhan ekonomi daerah
dan pendapatan perkapita daerah: (1) daerh cepat maju dan cepat
tumbuh ( high growth and high income),(2) daerah maju tapi
tertekan ( high income but low growth), (3) daerah berkembang
cepat (hight growth but low income) dan (4) daerah relatif
tertinggal ( low growth but low income) ( Soepono, 1993: 43-45,
Kuncoro dan Aswandi, 2002:30 dan Radianto 2003:484).
Tujuan dan manfaat typologi Klassen adalah dapat
mengidentifikasi posisi perekonomian suatu daerah dengan
memperhatikan perekonomian daerah yang mengidentifikasi
sektor, subsektor, komoditas unggulan suatu daerah.

7. Shift Share (SS)


Analisis Shift Share, Analisis ini digunakkan untuk
melengkapi analisis LQ yang telah dilakukan sebelumnya metode
ini lebih tajam dibandingkan dengan metode LQ tidak memberikan
penjelasan atas faktor penyebab perubahan sedangkan metode ini
memeperinci penyebab perubahan atas beberapa variabel
(Tarigan,2014) . Analisis Shift Share menggunakkan tiga informasi
dasar yang berhubungan satu sama lain, yaitu:
1) Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW) menunjukkan bahwa
daya saing komoditas tertentu di wilayah mikro terhadap
komoditas tertentu di wilayah makro terhadap komoditas yang
sama di wilayah makro
2) Pertumbuhan proposional (PP) menunjukkan pertumbuhan
komoditas tetentu di wilayah mikro terhadap pertumbuhan
kooditas lainya di wilayah makro.
Pertumbuahan Bersih (PB) merupakan jumlah nilai PPWdan
PP yanag menunjukkan tingkat progresivitas kooditas tersebut. Jika
nilai PB positif maka komoditas tersebut tergolong komoditas yang
memiliki pertumbuhan yang maju. Di samping itu, jika PB bernilai
positif, maka dapat dikatakan bahwa komoditas tersebut memiliki
keunggulan kompetitif di wilayah makro karena mempunyai
keuntungan lokasional seperti sumber daya yang melimpah,
sedangkan daerah yang secara lokasional tidak menguntungkan
akan mempunyai nilai negatif dan mengalami penurunan
competiveness
B. Penelitian Yang Relavan
Penelitian Ritayani Iyan (2014) hasil penelitian ini menunjukan
komoditas unggulan sektor pertanian di wilayah Sumatera pada
subsektor tanaman pangan adalah padi (1,2069), Kedelai (1,6451),
Kacang Tanah (2,6188), Kacang Hijau (1,3934), dan Ubi Jalar (3,0327
dengan wilayah potensial meliputi Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi,
Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau.
Hortikultura yang unggul terdiri dari Alpukat (1,5469), Duku/Langsat
(1,3784), Durian(1,6383), Jambu Biji (1,2007), Mangga (1,9773),
Manggis (1,5914), Pepaya (1,1379), Rambutan (2,1190) dan Sawo
(1,5509). Hampir seluruh wilayah di Sumatera unggul untuk
pengembangan hortikultura, kecuali Provinsi Sumatera Selatan dan
Lampung. Perkebunan yang unggul meliputi Karet (1,3440), Kelapa
(4,5017), Kopi (1,7280), dan Tembakau (1,7506) dengan wilayah
unggulan meliputi Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung
dan Kepulauan Riau. Hutan yang unggul adalah hutan lindung (1,0966),
dan hutan suaka alam dan peletarian alam (1,2638) dengan wilayah
unggulan Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Bengkulu.
Subsektor peternakan yang unggul meliputi Ayam Pedaging (1,0681),
Sapi(1,0313), dan Kambing (1,0205) dengan wilayah unggulan Aceh
dan Sumatera Utara. Subsektor Perikanan dengan komoditas unggulan
meliputi perikanan laut (1,0592), budidaya laut (1,2843), kolam
(1,0015) dan sawah (1,2841) dengan wilayah unggulan terdiri dari
Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung dan Kepulauan Riau.
Penelitian Francisca Wenny Astriani Widya Sari, Rita Herawaty.
menganalisis posisi setiap subsector pertanian, kehutanan, dan
perikanan dan menganalisis pergeseran pertumbuhan sektor pertanian,
serta menganalisis subsektor yang menjadi unggulan dalams sektor
pertaniaan kehutanan dan perikanan, pada struktur perekonomian di
Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) analisis
yaitu: typology klassen (TK), loqation question (LQ) dan shift share
(SS). Analisis TK menunjukkan bahwa kabupaten Deli Serdang
termasuk daerah yang mempunyai potensi untuk berkembang dan
tumbuh secara ekonomi dalam sector pertanian di Sumatera Utara.
Analisis LQ menunjukkan bahwa pada subsector tanaman pangan,
perkebunan semusim, tanaman hortikultura tahunan dan lainnya,
peternakan, jasa pertanian dan perburuan, serta perikanan merupakan
subsector unggulan di Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan analisis SS
menunjukkan bahwa pada subsector tanaman hortikultura semusim dan
subsector kehutanan dan penebangan kayu mempunyai daya saing yang
tinggi dan berpotensi untuk maju dan tumbuh yang dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang.
Penelitian yang dilakukan oleh Stephen B. Billings, Erik B.
Johnson (2012). Penelitian ini menguji properti statistik dari Location
Quotient dan menunjukkan bahwa itu tidak bias di bawah asumsi proses
pembuatan data Binomial.Dalam sampel kecil, proses pembangkitan
data Poisson dapat membuat perkiraan Kuosien Lokasi menjadi turun.
Di bawah distribusi data diskrit apa pun, ketepatan nilai kritis
bermasalah. Ketidaktepatan ini dapat dikurangi dengan meningkatkan
industri (S) dan/atau agregasi spasial atau membuat pengujian hipotesis
lebih restriktif dengan menurunkan nilai
Penelitian Ahungwa, G.T*; U. Haruna and Rakiya Y. Abdusalam.
Kajian ini bertujuan untuk mengambil analisis mendalam tentang tren
dan kontribusi sektor pertanian ke produk Domestik Bruto (PDB)
keseluruhan ekonomi Nigeria menggunakan data deret waktu dalam
rentang waktu 53 tahun (1960-2012) dari keberadaan bangsa. Inti dari
memilih periode ini adalah untuk menilai secara empiris signifikansi
atau sejauh mana kontribusi sektor pertanian terhadap PDB meskipun
beberapa tahun pengabaian Pemerintah dan pembaruan upaya untuk
menstabilkan sektor ini. Data yang digunakan dalam studi ini adalah
bagian komponen sektoral dari PDB Nigeria, dengan penekanan pada
sektor pertanian,dinyatakan dalam Juta Naira (karena satu penggerak
PDB tidak dapat menjelaskan PDB suatu negara secara memadai). Data
diperoleh dari National Bureau of Statistics dan Central Bank of
Nigeria Annual report (CBN Statistical Buletin, 2010); CIA Factbook
(2013) dan laporan tahunan NPC (2012).

C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual ini dimaksudkan sebagai konsep untuk
menjelaskann, mengungkapkan dan menentukan persepsi-persepsi
keterkaitan antara variabel-variabel yang akan diteliti berdasarkan
permasalahan yang akan diteliti berpijak pada teori yang dikemukakan.
Penelitian ini mencoba menjelaskan “Analisis Komoditas Unggulan
Sektor Pertanian Di Kabupaten Solok”
Untuk menetukan sektor unggulan, khususnya sektor pertanian
maka analisis yang digunakan untuk memajukan perekonomian daerah
Kabupaten Solok. Sehingga alat analisis yang digunakan untuk
menentukan sektor unggulan di pakai Typologi Klassen, Location
Quetion, dan Shift and Share yang digunakan untuk menentukkan
sektor yang paling unggul dan potensial dari semua sektor yang ada.
Setelah dilakukan analisis terhadap sektor unggulan sehingg dapat
hasil yang diinginkan untuk dijadikan sebagai acuan bagi pemerintah
sebagai bahan untuk mengambil kebijakan agar dapat meningkatkan
perekonomian dan memperbaiki pembangunan ekonomi daerah.
Sebagai pedoman acuan berfikir penulis dalam melakukan
penelitian ini, maka penulis membuat bagan kerangka konseptual
sebagai berikut;

Gambar 1.5 Sistematis Kerangka Pemikiran Analisis sektor Unggulan


Sektor Pertanian di Kabupaten Solok
PDRB KABUPATEN
SOLOK

Analisis
Tipologi
Klassen

Penentuan Komoditi
Unggulan Sektor Unggulan Analisis LQ
Kabupaten Solok
Analisis Shif
Share

Identifikasi Subsektor Tipologi


Pertanian Klassen
1. Holtikutural/ Tanaman
Pangan LQ
2. Perkebunan
3. Peternakkan
4. Perikanan

Implikasi Kebijakkan
Kabupaten Solok

Sektor Pertanian terdiri dari beberapa subsektor yaitu : subsektor


Tanaman Pangan, subsektor Perkebunan, subsektor Peternakan,dan
subsektor Perikanan yang memiliki beberapa jenis komoditas. Untuk
mengetahui komoditas manakah yang menjadi komoditas unggulan
maka diperlukan data Produk Domestik Rigional Bruto (PDRB) tahun
2015-2019, sedangkan data lainnya yang digunakan adalah data
produksi dan populasi ternak tahun 2015- 2019 dengan menggunakan
analisis Shift Share,Location Quetiont, Klassen Typologi

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif
kuantitatif dengan menggunakkan analisis secara umum dengan
menggunakkan beberapa analisis data dan data yang digunakan. Penelitian
dengan metode kuatitatif,metode penelitian ini merupakan suatu jenis
penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan terstrukur
dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Metode
analisis yang digunakan adalah analisis, Analisis Tipologi Klassen,Loqation
Quotient (LQ) dan Analisis Shift Share(SS)

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini meengambil sampelpada Kabupaten Solok, Provinsi
Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 2015-2019
yang membahas tentang komoditas unggulan sektor pertanian yang terdapat
di Kabupaten Solok.

C. Jenis dan Sumber Data


Data yang digunakan adalah data sekunder merupakan data runtut
waktu (time series) yang diperoleh instansi pemerintahan Badan Pusat
Statistik (BPS) Kabupaten Solok. Metode analisis yang digunakan adalah
analisis Tipologi Klassen,Location Quotient (LQ), Shift Share.
No SubSektor Data
1 Holtikultural/Tanaman Produksi Padi,
Pangan Kentang,Tomat,Wortel,
Alpoket,Markisa,Jagung,Jeruk
Siam,Pisang, Pepaya, Ubi Kayu,
Ubi Jalar, Kacang Tanah, Kacang
Kedelai.
2 Perikanaan Jumlah Produksi Budidaya Ikan,
Jumlah Ikan diperairan
Umum,Jumlah Danau.
3 Perkebunan Produksi
Kelapa,Karet,Kopi,Kakao,Tebu,Teh,
Tembakau.
4 Peternakan Produksi Sapi, Kerbau,Kambing.

D. Teknik Pengumpulan Data


1. Teknik Dokumenter
Data dalam penelitian diperoleh melalui website resmi pemerintah
Indonesia yaitu dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera
Barat serta Kementrian Pertanian Republik Indonesia selama kurun
waktu 2015-2019.
2. Studi Kepustakaan
Dengan mempelajari buku dan literatur lainya yang berhubungan
dengan penelitian penulis di perpustakaan Fakultas Ekonomi dan
Perpustakaan UNP.
E. Defenisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan penegasan dari kontrak atau
variabel yang digunakan dengan cara tertentu untuk mengukurnya, sehingga
dapat menghindari salah pengertian dan penafsiran yang berbeda (Kerlinger,
1993). Untuk menghindari agar tidak terjadi kesalahan pengertian antara
penulis dan pembaca serta untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang
penelitian ini.

1. Sektor pertanian ialah merupakan nilai komoditas-komoditas pertanian


dari subsektor tanaman pangan, subsektor perkebunan, subsektor
peternakan, subsektor kehutanan, subsektor perikanan, subsektor dan jasa
pertanian yang diakumulasi menjadi total output sektor pertanian.
2. Komoditi Unggulan ialah (leading sector) merupakan sektor ekonomi
biasanya berkaitan dengan suatu perbandingan, baik perbandingan regional,
nasional maupun internasional (biasanya dalam persen)
3. PDRB adalah jumlah nilai tambah yang timbul dari seluruh sektor
perekonomian di suatu wilayah kabupaten Solok dalam jangka waktu
tertentu (biasanya satu tahun dihitung berdasarkan atas dasar harga konstan)

4. Holtikultural/ Tanaman Pangan


Holtikultural/ tanaman pangan. Holtikultural merupakan yang termasuk
dalam salah satu jenis atau cabang dari agronomi. Karena holtikultural lebih
fokus pada pembudidayaan tanaman buah, tanaman bunga atau tanaman
hias, tanaman sayuran dan tanaman obat-obatan. Dimana tanaman
holtikultural memiliki ciri yaitu dimana tanaman buahnya bersifat mudah
rusak/lecet atau parisabel.
Tanaman pangan merupakan segala bentuk jenis makanan yang
terdapat karbohidrat dan protein yang bermanfaat dan berguna bagi sumber
energi manusia. Tanaman pangan yang tumbuh dalam waktu musim. Data
diperoleh dari instansi pemerintahan Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun
2015 sampai 2019

5. Perkebunan
Merupakan kegiatan tani di lahan kering yang ditanami dengan
tanaman industri yang laku pasar seperti : cabe, tebu, cengkeh, dan lain-lain.
Data diperoleh dari instansi pemerintahan Badan Pusat Statistik (BPS) dari
tahun 2015 sampai 2019.

6. Peternakan
Peternakan merupakan salah satu usaha di bidang pertanian yang lebih
mefokuskan kepada pengembangan dan produksi untuk di jual kembali
seperti sapi, kerbau,kambing. Data diperoleh dari instansi pemerintahan
Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2015 sampai 2019.
7. Perikanan
Perikanan merupakan salah satu usaha yang lebih memfokuskan pada
pengembangan dan budidaya serta produksi untuk di jual kembali. Data
diperoleh dari instansi pemerintahan Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun
2015 sampai 2019.

F. Teknis Analisis Data


Penelitian ini bertujuan untuk menentukkan komoditas unggulan yang
dimiliki oleh setiap wilayah. Analisis yang digunakan dalam penentuan
komoditas unggulan adalah dengan cara menyajikan perbandingan relatif
antara kemampuan komoditas yang sama pada wilayah yang lebih luas.
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan telah dirumuskan dalam penelitian
ini maka untuk menjawab permasalahan tersebut digunakan alat analisis
meliputi:
1. Klasifikasi Pertumbuhan Sektoral Kabupaten Kepulauan Menatawai
dengan Tipologi Klassen (KT)
Analisis Tipologi Klassen merupakan alat analisis yang digunakan untuk
mengetahui bagaimana gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan
ekonomi masing-masing satu wilayah (Sjafrizal, 2008; 180). tipologi
klassen pada dasarnya membagi wilayah berdasarkan indikator yaitu
pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan perkapita daerah: (1) daerh
cepat maju dan cepat tumbuh ( high growth and high income),(2) daerah
maju tapi tertekan ( high income but low growth), (3) daerah berkembang
cepat (hight growth but low income) dan (4) daerah relatif tertinggal ( low
growth but low income) ( Soepono, 1993: 43-45, Kuncoro dan Aswandi,
2002:30 dan Radianto 2003:484).
Tabel 1
Klasifikasi Tipologi Klassen
PDRB perkapita (y) Yi,1 >yi,2 Yi <yi,2
laju pertumbuhan
PDRB (r)
Ri, 1>ri, 2 Kuadran I daerah maju Kuadrat II daerah maju
dan tumbuh cepat tapi tertekan
Ri, 1<ri,2 Kuandran III daerah Kuandran IV daerah
berkembang cepat tertinggal
Sumber Sjafrizal (2018)

Yi,j : prosentasi kontribusi rata-rata sektor I di wilayah j ; I = 1,…4,j =1,2


Ri,j : prosentasi laju pertumbumhan rata-rata sektor I di wilayah j ; I =1…4,j
J= 1,2 j=1 : wilayah Studi j = 2 : wilayah referensi

Dimana :
a. Tipologi I : dimana sektor ini memiliki nilai kontribusi dan
pertumbuhan diatas rata-rata. Area ini disebut dengan area cepat maju
dan tumbuh.
b. Tipologi II : dimana sektor ini memiliki nilai kontribusi diatas rata-rata
namun pertumbuhannya diatas rata-rata. Area ini disebut dengan
kategori maju tapi tertekan
c. Tipologi III : dimana sektor ini memiliki nilai kontribusi dibawah rata-
rata namun pertumbuhan nya diatas rata-rata. Area ini termasuk
kategori potensial.
d. Tipologi IV : dimana sektor ini memiliki nilai kontribusi dan
pertumbuhannya berada dibawah rata-rata. Area ini termasuk dalam
kategori terbelakang.

2. Metode Location Quetient (LQ )


Location Quotient (LQ) (kuosien lokasi)merupakan metode yang
digunakan untuk menentukkan sektor/komoditas unggulan di suatu daerah
dengan membandingkan peran sektor pada tingkat yang lebih luas. Analisis
LQ merukan analisis yang menunjukan basis ekonomi suatu wilayah
terutama dari kriteria kontribusi. Rumus Menghitung LQ:
Keterangan :
Si = Jumlah produksi pada sektor i di Kabupaten Rembang
S = Jumlah total produksi di Kabupaten Rembang
Ni = Jumlah produksi pada sektor i di Provinsi Jawa Tengah
N = Jumlah total produksi di Provinsi Jawa Tengah

Dimana;
a. Jika nilai LQ > 1 mempunyai arti bahwa sektor tersebut adalah
sektor basis dimana peranan sektor tersebut lebih dominan di
tingkat Kabupaten Solok daripada sektor yang sama di tingkat
Provinsi Sumatera Barat, dengan kata lain sektor tersebut
merupakan sektor yang kuat untuk menjadi sektor unggulan dan
memiliki prospek yang menguntungkan untuk dikembangkan.
b. Jika nilai LQ = 1 mempunyai arti bahwa sektor tersebut adalah
sektor non basis dimana peranan sektor tersebut di Kabupaten
Solok sama dominannya dengan sektor yang sama ditingka
Provinsi Sumatera Barat dengan kata lain produksi dari sektor
tersebut hanya mampu memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri.
c. Jika nilai LQ < 1, mempunyai arti bahwa sektor tersebut adalah
sektor non basis dimana sektor tersebut perenannya lebih dominan
di Provinsi Sumatera Barat dibandingkan dengan sektor yang sama
di tingkat kabupaten Solok, denga kata lain produksi komoditas
pada sektor ini tidak dapat memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri.

3. Analisis shift Share


Analisis Shift Share, Analisis ini digunakkan untuk melengkapi analisis
LQ yang telah dilakukan sebelumnya metode ini lebih tajam dibandingkan
dengan metode LQ tidak memberikan penjelasan atas faktor penyebab
perubahan sedangkan metode ini memeperinci penyebab perubahan atas
beberapa variabel (Tarigan,2014) .

Variabel dalam analisis ini adalah PDRB menurut lapangan usaha


(sektoral) Kabupaten Solok dan Povinsi Sumatera Bara, yaitu tahun 2015
sampai 2019. PDRB dalam analisis ini di notasikan sebagai (y), maka:

Diϳ = Niϳ + Mіϳ +Ciϳ……………………………


Nіϳ = Eіϳ. r n
Mіϳ = Eіϳ (rіn - rn)
Cіϳ = Eіϳ (rіn)

Keterangan :
і : Empat sektor ekonomi yang diteliti
ϳ : Wilayah yang diteliti ( Kabupaten Solok)
r iJ : Laju pertumbuhan PDRB sektor і di daerah j ( kabupaten Solok)
r in : : Laju pertumbuhan PDRB sektor і di daerah n ( kabupaten Solok)
r n : Rata-rata laju pertumbuhan PDRB di daerah n (Provinsi Sumatera
Barat)
Dij : Pertumbuahan PDRB total Kabupaten Solok
Nij : Komponen Nasional Share atau nilai pertumbuhan PDRB sektor i di
daerah j ( Kabupaten Solok)
Mij : Komponen Proportional Shift atau bauran industri (mix Industry)
sektor I di daerah j (Kabupaten Solok)
Cij : Komponen Different Shift atau keunggulan kompetitif sektor I di
daerah j (Kabupaten Solok).

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Solok 2015-2019


Badan Pusat Statistik (BPS). 2015. Kabupaten Solok Dalam Angka Tahun
2015
Pemerintah Daerah Kabupaten Solok
_____ ______________ ___ . 2016. Kabupaten Solok Dalam Angka Tahun
2016. Pemerintah Daerah Kabupaten Solok
_____ ______________ ___ . 2017. Kabupaten Solok Dalam Angka Tahun
2017. Pemerintah Daerah Kabupaten Solok
_____ ______________ ___ . 2018. Kabupaten Solok Dalam Angka Tahun
2018. Pemerintah Daerah Kabupaten Solok
_____ ______________ ___ . 2019. Kabupaten Solok Dalam Angka Tahun
2019. Pemerintah Daerah Kabupaten Solok
Ritayani Iyan (2014) Analisis komoditas unggulan sektor pertanian di
wilayah Sumatera.

Francisca Wenny Astriani Widya Sari1) Rita Herawaty Br Bangun2) (2019)


Analisis peranan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan pada
perekonomian Kabupaten Deli.

Stephen B. Billings, Erik B. Johnson (2012). The location quotient as an


estimator of industrial concentration
Ahungwa, G.T*; U. Haruna and Rakiya Y. Abdusalam.(2014). Trend
analysis of the contribution of agriculture to the gross domestic product
of Nigeria (1960- 2012)
Sjafrizal. 2018. Analisis Ekonomi Regional dan Penerapannya di
Indonesia . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Rachman Handewi, 2003. Penentuan Komoditas Unggulan Nasional di
Tingkat
Provinsi. Makalah Lokakarya ‘Sintesis Komoditas Unggulan Nasional’.
Bogor.
Ismatul Hidayah, 2010. Analisis Prioritas Komoditas Unggulan Perkebunan
Daerah Kabupaten Buru (Pre-eminent Commodity Preference Analysis
of Plantation of Sub-Province Buru)
Michael P. Todaro & Smith, Pembangunan Ekonomi, Edisi Kesebelas,
(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011), h.40
Ropingi, 2005. Aplikasi Analisis Shift Share Esteban-Marquillas Pada
Sektor Pertanian

Anda mungkin juga menyukai