Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Revitalisasi Penyuluhan Pertanian meliputi aspek-aspek penataan


kelembagaan, ketenagaan, penyelengaraan, sarana dan prasarana serta pembiayaan
penyuluhan. Agar revitalisasi penyuluhan pertanian dapat berjalan secara produktif,
efektif dan efisien, perlu dilakukan identifikasi sumberdaya dan program-program
pembangunan pertanian. Program Penyuluhan pertanian merupakan rencana yang
disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat
pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Programa penyuluhan pertanian yang
disusun setiap tahun membuat rencana penyuluhan tahun berikutnya.
Programa Penyuluhan Pertanian Tingkat  Desa  merupakan salah satu wujud
perencanaan partisipasi masyarakat. Hal ini tercermin dari definisi programa
penyuluhan pertanian Tingkat Desa  yaitu rencana tertulis yang disusun secara
sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian
tujuan penyuluhan. Programa Penyuluh terdiri atas programa penyuluhan
desa/kelurahan, atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan kecamatan, programa
penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan propinsi dan programa
penyuluhan nasional.
Dengan berlakunya undang-undang nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian (SP3K) makan programa penyuluhan pertanian diharapkan
dapat menghasilkan kegiatan penyuluhan pertanian spesifik lokalita yang strategis
dan mempunyai daya ungkit tinggi terhadap peningkatan produktifitas komoditas
unggulan daerah dan penapatan petani. Dengan demikian kegiatan-kegiatan yang
tercantum dalam programa akan mampu merespon kebutuhan pelau utama dan pelaku
usaha dan memberikan dukungan terhadap program-program priorotas dinas/instansi
terkait.
Inti programa adalah rencana kegiatan penyuluhan pertanian yang disusun
melalui sebuah lokakarya partisipatif berdasarkan potensi wilayah dan
masalah/kebutuhan petani serta dukungan instansi/pihak terkait. Isi dari programa ini
adalah kegiatan-kegiatan utama dalam penyuluhan pertanian yang akan dilaksanakan
di wilayah kerja penyuluhan pertanian selama satu tahun.

1 Programa Penyuluhan Pertanian| 2019


Penyuluhan Pertanian merupakan salah satu kegiatan yang menunjang
keberhasilan program perkembangan pertanian. Kegiatan penyuluhan pertanian
bertujuan meningkatkan pendapatan petani dan keluarganya melalui peningkatan
produksi pertanian. Sistem penyuluhan pertanian adalah rangkaian pengembangan
kemampuan, pengetahuan dan keterampilan serta perubahan sikap bagi  pelaku utama
dan pelaku usaha melalui penyuluhan dan peran sertanya dalam pembangunan
pertanian.
Dengan memposisikan programa penyuluhan pertanian secara strtegis, maka
diharapkan masalah-masalah yang selama ini dirasakan menghambat persiapan,
perencanaan, dan pelaksanaan kegiatan penyulhan pertanian dapat diatasi.
Untuk mencapai sasaran pembangunan pertanian tersebut, maka disusunlah
Programa Penyuluhan Pertanian Desa tahun 2019  sesuai dengan keadaan dan potensi
wilayah kerja, serta pedoman yang diambil dari PRA (Partisipatori Rural Appraisal)
Desa  Tirong Programa Penyuluhan pertanian, merupakan rencana yang disusun
secara sistimatik memuat tentang penjabaran aspirasi kebutuhan petani di Desa dan
program pemerintah kecamatan guna memberikan arahan dan pedoman sebagai alat
pengendali tercapainya tujuan penyuluhan tahun berikutnya dengan memperhatikan
siklus anggaran pada masing – masing tingkatan dan cakupan pengorganisasian
pengelolaan sumberdaya yang ada sebagai pelaksana penyuluhan.
Dengan tersusunnya Programa Penyuluhan Pertanian Desa ini diharapkan
dapat dijadikan sebagai pedoman kerja bagi penyuluh dalam melaksanakan tugas
penyuluhan sehingga menghasilkan kegiatan penyuluhan pertanian.

1.2. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian


Desa Tirong tahun 2019 adalah Sebagai Berikut :
1. Memberikan arah, pedoman dan alat pengendali pencapaian tujuan
penyuluhan
2. Menjadi acuan dasar bagi penyuluh untuk menyusun rencana kerja tahunan
penyuluh pertanian (RKTP)

2 Programa Penyuluhan Pertanian| 2019


BAB II

KEADAAN UMUM LOKASI

2.1. Letak Geografis


Desa Tirong adalah salah satu desa di Kecamatan Palakka, kabupaten
Bone dengan luas wilayah 3,32 Km2, jarak ibukota kecamatan sekitar 14 km dan
jarak dari ibukota Kabupaten sekitar 3,5 km. Desa Tirong terbagi dalam 3 dusun yaitu
dusun 1, dusun 2 dan dusun 3. Adapun batas-batas Desa Tirong secara geografis yaitu
:
a. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Majang dan desa
Mattanete Bua
b. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Bulu Tempe dan Desa T.
Tengnga
c. Sebelah Batasan Utara berbatasan dengan Kel. Bulu Tempe, Kec.
Tanete Riattang Barat
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Panyili
2.2. Karakteristik Tanah dan Iklim
Tanah dan iklim merupakan factor utama dalam kegiatan usahatani. Jenis
tanah di desa Tirong adalah jenis tanah Gleihumus dengan pH tanah 6,5 dan
ketinggian 31 mdpl.
Demikian juga dengan Iklim, curah hujan merupakan salah satu
komponen iklim yang sangat berpengaruh dalam menerapkan jenis komuditi yang
akan diusahakan dan sangat mempengaruhi pola tanam di suatu wilayah. Di desa
Tirong curah hujan tertinggi rata-rata jatuh pada bulan Mei - Juli dengan curah hujan
> 200 mm dan terendah rata-rata jatuh pada bulan Agustus – Desember dan Januari
– Februari dengan curah hujan < 100 mm. Oleh karenanya berdasarkan dengan
distribusi hujan di Kecamatan Palakka tergolonh dalam tipe iklim C2 (Menurut
Oldeman) yaitu rata-rata bulan basah 5 – 6 bulan per tahun dan kering 2 – 4 bulan
per tahun. Namun karena pengaruh pemanasan global (global warming) maka terjadi
anomaly cuaca dan mengakibatkan iklim dan cuaca seperti curah hujan menjadi
tidak menentu.

3 Programa Penyuluhan Pertanian| 2019


4 Programa Penyuluhan Pertanian| 2019
2.3. Sumberdaya Manusia
2.3.1. Jumlah Menurut Jenis Kelamin

Jumlah penduduk di Desa Tirong, Kecamatan Palakka, Kabupaten Bone


adalah sebanyak 1.548 jiwa penduduk laki-laki sebanyak 749 jiwa dan perempuan
sebanyak 799 jiwa. Berikut adalah sebaran jumlah penduduk berdasarkan jeniis
kelamin yaitu pada table di bawah ini :

Table 1. Jumlah Penduduk di Desa Tirong, Kecamatan Palakka, Kabupoaten Bone


Tahun 2017

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Laki-laki 749 48

2. Perempuan 799 52

Total 1.548 100

Sumber: Kecamatan Palakka dalam angka 2017

Pada table 1 di atas menunjukkan bahwa penduduk perempuan lebuh banyak


disbanding penduduk laki-laki yaitu hanya 48% sedangkan perempuan sebesar 52%.
Hal ini berarti di Desa Tirong pemberdayaan perempuan sangat dibutuhkan salah
satunya yaitu dengan pemberdayaan wanita tani.

2.3.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat pendidikan


Pendidikan mempunyai peran penting dalam pembentukan pola pikir
dan perilaku masyarakat. Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal dan
nonformal, tanpa pendidikan seseorang akan terbelakang dalam berfikir, bertindak
dan berkarya. Hal ini sangat berdampak terhadap pengambilan keputusan untuk
menerima inovsi dan teknologi khususnya dalam menjalankan kegiatan
usahataninya. Jumlah penduduk di Desa Tirong berdasarkan tingkat pendidikan
dapat dilihat pada table 2 berikut:

5 Programa Penyuluhan Pertanian| 2019


Tabel 2. Jumlah Penduduk di Desa Tirong Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa
Tirong. Kecamatan Palakka, Kabupaten Bone Tahun 2017

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)


.

1. Tidak Tamat SD/belum sekolah 328 21,20

2. Tamat SD-SLTP 485 31,30

3. Tamat SLTA 468 30,25

4. Perguruan Tinggi 267 17,25

Total 1.548 100

Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Desa Tirong


Kecamatan Palakka yang tertinggi pada kelompok tamat SD-SLTP dengan persentase
31,30 % dan terendah pada kelompok perguruan tinggi hanya sebesar 17,25%. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Desa Tirong tergolong mulai tinggi .

2.3.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Golongan Umur


Jumlah penduduk di Desa Tirong berdasarkan golongan umur dapat
dilihat pada tabel 3 berikut :

Tabel 3. Jumlah Penduduk di Desa Tirong Berdasarkan Golongan Umur di Desa


Tirong, Kecamatan Palakka, Kabupaten Bone Tahun 2017

No. Golongan Umur Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. 1-6 132 8,55

2. 7-15 201 13,00

181 11,72
3. 16-21
861 55,60
4. 22-59
172 11,13
5. 60 tahun ke atas

Total 1.548 100

6 Programa Penyuluhan Pertanian| 2019


2.4. Kelembagaan
2.4.1. Kelembagaan Ekonomi
Ketersediaan Lembaga Ekonomi sangat menunjang pelaksanaan
Pembangunan pertanian di suatu desa, menyangkut permodalan, penyediaan saran
produksi, pengolahan hsil dan pemasaran hasil pertanian. Lembaga ekonomi yang
terdapat di Desa Tirong yaitu:
- Penggilingan Padi : 1 unit
- Koperasi : 1 unit
- Kios Tani (penyalur pupuk): -
2.4.2. Kelembagaan Sosial
Kelembagaan sosial merupakan salah satu wahana organisasi, yang
berguna dalam rangka menghimpun aspirasi dari masyarakat, pengembangan diri,
wahana kerjasama baik yang sifatnya formal maupun non formal. Kelembagaan
social yang terdapat di Desa Tirong adalah sebagai berikut:
a. Kelompok Tani
- Utama : -
- Madya : -
- Lanjut : 2 kelompok
- Pemula : 8 kelompok
b. Gapoktan : 1 kelompok
c. LKMD : 1 buah
d. Lembaga Kepemudaan : 1 buah
e. TK : 1 unit
f. SD : 1 unit
g. SMP : - unit
h. Posyandu : 1 unit
i. Masjid : 2 unit
j. Sarana Olahraga : 2 unit

Berikut adalah daftar nama-nama kelompoktani di Desa Tirong, Kecamatan Palakka,


Kabupaten Bone :

7 Programa Penyuluhan Pertanian| 2019


Tabel 4. Daftar Nama Kelompoktani di Desa Tirong, Kecamatan Palakka, Kabupaten
Bone

Luas
No Nama Pengurus Jumlah
Kelas Lahan
. Kelompoktani Ketua Anggota
(Ha)

1. Mannennungeng Irwan. B Lanjut 29 23

2. Massengereng Jamaluddin. R Pemula 32 23

3. Sipakainge Syahrudi awan Pemula 24 20

4. Labatu Tahang Pemula 41 24

5. Pada Idi Asdar Pemula 28 22

6 Data Rilau Anwar Pemula 34 23

7 Sarakajae Muh. Kasim Pemula 26 22

8 Mattunru tunrue Mansur Pemula 33 23

9 KWT Mekar Misriani Pemula 25

10 KWT Semangat Baru Irmawati Pemula 25

Jumlah 297 179,25

2.5. Sarana dan Prasarana


Sarana dan Prasarana Pertanian sangat berperan penting dalam mendukung
tercapainya sasaran pembangunan pertanian di suatu wilayah, karena dengan adanya
sarana dan prasarana tersebut akan mempermudah dan mempercepat suatu kegiatan
proses produksi, pengolahan sampai pemasaran hasil. Sarana dan prasarana berupa
peralatan yang terdapat di Desa Tirong dapat dilihat pada tabel berikut :

8 Programa Penyuluhan Pertanian| 2019


Tabel 5. Daftar Peralatan Pertanian di Desa Tirong, Kecamatan Palakka

No. Jenis Alat Jumlah (Unit) Kepemilikan Kondisi

1. Hand Traktor 27 Milik Petani Baik

2. Handsprayer 40 Milik Petani Baik

3. Pompa Air 10 Milik Baik


Petani/bantuan
pemerintah

4 Combine Harvester -

5. Cultivator 1 Bantuan Baik


Pemerintah

6 Power Thereser 16 Milik Petani/ Baik


Bantuan
Pemerintah

7 Conseller 1 Milik Petani Baik

2.6. Potensi Lahan dan Pola Usahatani

2.6.1 Potensi Lahan Pertanian

No Jenis lahan Luas Ket

1 Sawah Irigas -

2 Sawah Tadah Hujan 179,25 Ha

3 Tegalan/kebun 103,06 Ha

4 Pekarangan 7,20 Ha

5 Lain – lain 11,74 Ha

9 Programa Penyuluhan Pertanian| 2019


2.6.2 Potensi Perkebunan

Tanaman perkebunan yang banyak diusahakan di Desa Tirong adalah jenis


tanaman kakao dan kelapa, hal ini disebabkan karena jenis tanaman tersebut cocok
untuk dibudidayakan di daerah ini yaitu denhan ketinggian 31 mdpl berikut jenis
tanaman dan luas areal penanamannya:

No Komoditi Luas Ket

1 Kakao 10 Ha

2 Kelapa 8 Ha

3 Lainnya

2.6.3 Potensi Peternakan


Keadaan populasi ternak di Desa Tirong sebagian besar adalah merupakan
ternak besar dan ternak unggas, dibandingkan dengan tahun sebelumnya peternakan
di Desa Tirong mulai berkembang khususnya pada ternak unggas yaitu ternak ayam
pedaging (ayam potong) yang diusahakan oleh warga setempat dengan bermitra
dengan perusahaan. Berikut populasi ternak di Tirong adalah :

No Komoditi / Jenis Ternak Jumlah Ket

1 Sapi 690 Ekor

2 Kambing 10 Ekor

3 Kuda 17 Ekor

4 Ayam Kampung 2.452 Ekor

5 Ayam Potong 8.200 Ekor

10 Programa Penyuluhan Pertanian| 2019


2.6.4 Pola Usahatani
Pola tanam setahun di Desa Tirong dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6. Pola Usahatani di Desa Tirong, Kecamatan Palakka, Kabupaten Bone

No Pola Usahatani Luas (Ha) Waktu Tanam


.

1. Pola Usahatani
I. Padi Sawah 179,25 April-September
II.Padi + Palawija 152
Pola Usahatani Lahan Kering
I. Padi 20 Oktober-Maret
2.
II. Palawija 159.25
III. Holtikultura/ sayuran 8,11

11 Programa Penyuluhan Pertanian| 2019


2. 7 Kebijakan Pemerintah di bidang pertanian
A. Peningkatan produksi dan produktivitas padi dengan penerapan inovasi
teknologi pada proses pengolahan lahan yang tepat, penggunaan benih unggul
dan bibit bermutu, penerapan tanam pindah dengan sistem legowo, penngunaan
alat tanam, pemupukan berimbang, pengendalian OPT, proses panen dan pasca
panen yang tepat. Dihrapkan dengan program ini dapat meningkatkan produksi
dan produktivitas hasil pertanian serta meningkatkan Pengetahuan,
keterampilan dan sikap petani dalam berusahatani
B. Intensifikasi dan ekstensifikasi kedelai dan jagung hibrida, diharapkan dengan
program ini dapat meningkatkan produksi dan produktivitas jagung dan kedelai
di desa Tirong untuk mendukung program pemerintah pusat tercapainya
swasembada pangan khususnya jagung dan kedelai, selain itu dengan
pendampingan dan pengawalan yang dilakukan rutin oleh penyuluh tentunya
akan meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku petani dalam berusahatani.
C. Pemanfaatan lahan pekarangan dengan menanam berbagai jenis sayuran,
diharapkan dengan program ini ibu-ibu wanita tani dapat diberdayakan,
peningkatan konsumsi sayuran segar bergizi dan menjadi salah satu alternatif
untuk dapat memberikan nilai tambah dalam peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat desa
D. Penumbuhan kelembagaan kelompok tani, dengan program ini diharapkan
kepengurusan kelompoktani yang kurang aktif dapat diperbaharui, dan
diaktifkan kembali, serta melakukan pendampingan kelompoktani dalam
melengkapi administrasi kelompok.

12 Programa Penyuluhan Pertanian| 2019


BAB III

TUJUAN

3. 1 Tujuan Umum

1. Teknis :
Peningkatan produksi dan produktivitas komoditi pertanian dengan
meningkatka pengetahuan, sikap dan perilaku dalam hal budidaya.
2. Sosial
Meningkatkan kemampuan dalam hal perencanaan usahatani dan meningkatkan
kapasitas kelembagaan kelompoktani.
3. Ekonomi
Meningkatkan kemampuan peningkatan dan pemupukan modal bersama dalam
kelompok.
3.2 Tujuan Khusus

A. Teknis
1. Meningkatkan jumlah petani yang menerapkan sistem tanam serentak
dari 25 % menjadi 40% Petani
2. Meningkatkan penggunaan jarak tanam dari 55% menjadi 70 %
3. Meningktakan penggunaan pupuk berimbang dan spesifik lokasi dari
50 % menjadi 60 %
4. Meningktakan kemampuan petani dalam melakukan pengendlian
hama dn penyakit tanaman dengan metode PHT dari 45 % menjadi
65%
5. Menumbuhkan kesadaran petani dalam penggunaan pupuk organik
dari 25% menjadi 35%
6. Menumbuhkan kesadaran petani dalam pemanfaatan jerami padi dari
30% petani mejadi 50% petani
7. Meningktkan kesadaran petani pemanfaatan lahan pekarangan dari
25 % menjadi 40 % petani
8. Meningkatkan pengatehuan dan kemampuan petani dari 35 % menjadi
45 % dalam penerapan teknologi panen dan pasca panen sehingga
tingkat kehilangan hasil dapat dikurangi serta penggunaan mesin
panen combine harvester

13 Programa Penyuluhan Pertanian| 2019


9. Meningkatkan kesadaran petani untuk Melakukan peremajaan
tanaman khusunya pada komoditi kakao dari 10% menjadi 20%
10. Melakukan pemupukan tanaman perkebunan sesuai dengan teknis dari
30% petani menjadi 45%
11. Meningkatkan kesadaran petani untuk melakukan pengolahan pada
hasil produksi pertanian yang berlimpah untuk menambah nilai jual
produk dari 5%menjadi 15 %
12. Pengembangan tanaman hortikultura khusunya cabe dari 5 % menjadi
15 % petani.

B. Sosial
1. Meningkatkan kemampuan petani dalam membuat sendiri
RDK/RDKK
2. Menumbuhkan kelembagaan kelompok tani dengan meningkatkan
peran serta anggota kelompok dan kerjasama dalam kelompoktani.

C. Ekonomi
1. Meningktakan kemampuan kelompok tani agar mau melakukan
pengadaan sarana prdokusi secara bersama-sama
2. Meningkatkan kemampuan kelompok tani dalam melakukan
pemupukan modal kelompok yang dapat digunakan secara bersama-
sama
3. Meningkatkan kemampuan petani dalam mengakses informasi
pemasaran hasil produk pertanian.
4. Meningkatkan kemampuan petani dalam membuat analisa usaha tani.

14 Programa Penyuluhan Pertanian| 2019


BAB IV

MASALAH

 3.1   Masalah Perilaku

1. Bidang Tanaman pangan dan Hortikultura


a. Baru 25 % petani yang menerapkan sistem tanam serentak
b. Baru sekitar 55 % petani melakukan sistim tanam pindah dintaranya 15 %
sistem legowo dan 45 % sitem tegel selebihnya dengan sistim hambur
langsung tanpa jarak tanam
b. Petani yang menerapkan penggunaan pupuk berimbang dan spesifik lokasi
baru sekitar 50 %

c. Baru sekitar 45 % petani yang menerapkan pengendlian hama dn penyakit


tanaman dengan metode PHT
d. Kesadaran petani dalam penggunaan pupuk organik baru sekitar 25%
petani
e. Baru 30 % petani yang mengembalikan jerami ke sawah setelah panen,
mereka cenderung menumpuk dan membakar jerami setelah panen
f. Sekitar 25 % petani yang melakukan pemanfaatan lahan pekarngan
dengan tanaman sayur – sayuran dan toga
a. Sekitar 35 % petani yang menerapkan teknologi pasca panen padi
termasuk penggunaan mesin panen combine harvester
b. Sisa 10 % petani yang belum menerapkan teknologi pasca panen
jagung

2.  Bidang Perkebunan dan Hortikultura


a. Baru Sekitar 30 % petani kakao yang melakukan pemupukan pada tanaman
kakao
b.  Belum dilakukan pengolahan hasil terhadap produk tanaman buah – buahan
c. Baru 15% petani yang mulai mengembangkan tanaman hortikultura
khususnya cabe

15 Programa Penyuluhan Pertanian| 2019


3.2 Masalah Non Perilaku

1. SDM Pengurus kelompok masih rendah


2. Modal kelompok tani yang masih rendah
3. Tingkat kerjasama kelompok dalam penentuan jadwal tanam masih rendah
4. Kelompok wanita tani masih kurang diberdayakan.
5. Tingginya biaya produski akibat mahalnya harga sarana produksi dan tidak
terjangkau oleh petani
6. Harga komuditi pertanian yang berfluktuasi
7. Kurangnya akses pemasaran, pemasaran hasil produksi dilakukan pada
tengkulak
8. Rendahnya kemampuan petani dalam membuat rencana dan analisa usahata
tani

16 Programa Penyuluhan Pertanian| 2019


BAB V

RENCANA KEGIATAN PENYULUH PERTANIAN

Pelaksanaankegiatan penyuluhan pertanian ditetapkan dengan rencana


kegiatan penyuluhan pertanian wilayah binaan desa Tirong tahun 2019 yang disusun
berdasarkan perumusan masalah, tujuan dan sasaran seperti pada tabel berikut:

17 Programa Penyuluhan Pertanian| 2019


18 Programa Penyuluhan Pertanian| 2019
19 Programa Penyuluhan Pertanian| 2019
BAB VI

PENUTUP

6. 1 KESIMPULAN

- Programa Penyuluhan Pertanian Desa terdiri dari empat unsur yaitu keadaan,

tujuan, masalah dan cara mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam

pelaksanaan kegiatan penyuluhan sehingga masalah-masalah yang dihadapi

oleh pelaku utama dan pelaku usaha dapat terselesaikan.

- Programa Penyuluhan ini merupakan acuan kerja penyuluhan pertanian yang

merupaka pedoman dan acuan dalam penyusuna recana kerja dan pelaksanaan

kegiatan penyuluhan di lapangan.

6.2 SARAN

- Untuk mendukung kelancaran kegiatan penyuluhan pertanian diharapkan

adanya kerjasama yang baik antara penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha

serta stakeholder yang terlibat di dalamnya

- Diharapkan Pemerintah daerah dapat memberikan dukungan dan fasilitas

sehingga kegiatan penyuluhan dapat berjalan dengan baik

20 Programa Penyuluhan Pertanian| 2019

Anda mungkin juga menyukai