Desa : Payung
Kecamatan : Payung
Kabupaten : Bangka Selatan
Oleh :
Oleh :
Fitria Salsa Binna A44150070
Kania Gita Lestari E44150006
Lucky Hageyna Sitepu G24150043
Putri Nouviyanti H24150043
Ahmad Mufid H44150030
Langgeng Pambudi I14150012
Rizqa Aprilia I24150082
Dr Ir Aji Hermawan, MM
NIP 19680923 199203 1001
1
RINGKASAN HASIL KKN-TEMATIK 2018
Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) merupakan salah satu bentuk aplikasi
dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang diterpakan Institut Pertanian Bogor sebagai
upaya untuk menjalankan fungsinya bagi masyarakat. KKNT sebagai salah satu
bentuk pengabdian masyarakat dilakukan dengan mengirimkan mahasiswa menjadi
duta perubahan di desa-desa yang telah ditentukan. Tujuan program ini adalah
untuk memberikan wadah dan pengalaman nyata bagi mahasiswa untuk dapat
menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama di IPB kepada masyarakat umum
yang membutuhkan. Selain itu juga sebagai ajang pembelajaran untuk
berkolaborasi antarmahasiswa lintas departemen.
Kegiatan KKNT ini dilaksanakan di Desa Payung, Kecamatan Payung,
Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Secara umum
dapat digambarkan potensi utama dari Desa payung adalah setor pertanian
perkebunan terutama lada. Namun terdapat berbagai penyakit yang menyerang
tanaman lada yaitu busuk pangkal batang, kuning, dan keriting. Dibidang
kesehatan, Diabtetes Mellitus tipe 2 dan hipertensi merupakan penyakit yang
banyak diderita oleh masyarakat Desa Payung. Selain itu dibidang pendidikan juga
masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi
Bangka Belitung. Dengan adanya permasalahan tersebut maka mahasiswa KKNT
IPB melaksanakan program kerja yang berfokus pada pertanian, pendidikan, dan
kesehatan. Program kerja bidang pertanian berupa penyuluhan penyakit lada,
penanggulangan penyakit, potensi komoditas lain, dan aplikasi sahangku untuk
pendataan petani lada. Program kerja dibidang pendidikan adalah sosialisasi di
PAUD, SD, SMP, SMA, dan ibu PKK. Program kerja dibidang kesehatan adalah
revitalisasi posyandu, pendampingan balita gizi kurang/buruk, dan pelaksanaan
konsultasi gizi.
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-
Nya sehingga laporan akhir KKN-Tematik “Program Pengembangan Masyarakat
Desa Payung Berbasis Agrivillage Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat” di Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
ini berhasil dilaksanakan dan dapat diselesaikan dengan baik. Kegiatan KKN-T
tersebut dilaksanakan di Desa Payung, Kecamatan Payung, Kabupaten Bangka
Selatan, Provinsi Bangka Belitung selama 38 hari dengan lancar.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada dosen pembimbing lapang Dr Ir
Titiek Siti Yuliani, SU, Farida Ratna Dewi SE, MM, dan Dr Eko Ruddy Cahyadi,
S Hut, MM yang senantiasa memberikan bimbingan dan masukan yang
membangun selama kegiatan KKN-T, Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman
SE, MM, Bupati Bangka Selatan Drs H Justiar , Bappeda Bangka Belitung, dan
Camat Payung. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada M Rifani Z, S IP
selaku Kepala Desa Payung, Ketua Gabungan Kelompok Tani, aparat Desa Payung
dan segenap masyarakat Desa Payung yang telah membantu dan mendukung
keberhasilan pelaksanaan KKN-T.
Tentunya dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu kritikan dan masukan yang membangun sangat
diharapkan untuk perbaikan yang lebih baik. Harapannya, laporan ini dapat menjadi
sumber referensi bagi pembaca dan untuk kegiatan KKN-T selanjutnya.
5
PENDAHULUAN
Tujuan umum
Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati permasalahan yang ada di
lingkungan masyarakat setempat untuk kemudian meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan mengembangkan potensi masyarakat, dan memberi informasi
terkait bidang pertanian dan non pertanian bagi masyarakat Desa Payung,
Kecamatan Payung, Kabupaten Bangka Selatan.
Tujuan khusus
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam bidang pertanian,
pendidikan, dan kesehatan
2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia masyarakat Desa Payung
melalui pendidikan dan kesehatan
3. Meningkatkan kualitas perkebunan terutama lada
4. Mencegah terjadinya penyakit yang menyerang tanaman lada
5. Mengembangkan komoditas pertanian selain lada
Kondisi Desa
Desa Payung adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Payung,
Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi kepulauan Bangka Belitung. Desa Payung
memiliki jumlah penduduk tahun 2017 adalah 4 174 jiwa dengan luas 5 046. 6 km2
(Profil desa Payung Tahun 2017). Luas penggunaan lahan di Desa Payung adalah
663.3 Ha untuk pemukiman, 306 Ha untuk pertanian, 3 880.3 Ha untuk perkebunan,
dan 130 Ha luas Hutan. Batas-batas wilayah administrasi Desa Payung yaitu
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pangkal Buluh
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sengir
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Nadung
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Paku
Desa payung terdiri atas 1 157 Kepala Keluarga dengan 7 Dusun dan 24 RT.
Desa Payung mempunyai 2 sungai, yaitu sungai jambu dan sungai pering. Mata
pencaharian masyarakat didominasi dengan kegiatan pertanian khususnya lada,
kemudian pedagang, PNS/ABRI, industri, dan peternak. Untuk fasilitas pendidikan,
Desa Payung sudah mempunyai jenjang pendidikan dari Paud, TK, SD, SMP,
sampai SMA. Layanan kesehatan, yang terdapat di desa Payung adalah satu
puskesmas dan tiga posyandu yang siap melayani masyarakat. Tetapi untuk jarak
menuju ke pusat layanan publik lainnya berada di ibukota kabupaten cukup jauh,
sekitar 100 km jarak menuju pusat ibukota kabupaten.
Potensi Desa
Komoditi pertanian yang ada di Desa Payung tahun 2017 adalah cabai,
tomat, jagung, durian, semangka, dan pepaya. Hasil tanaman tersebut tahun 2017
secara berturut-turut adalah 50 Ton/Ha, 60 Ton/Ha, 4 Ton/Ha, 30 Ton/Ha, 300
Ton/Ha, dan 1 Ton/Ha. Sebagian besar lahan yang berada di Desa Payung
7
dimanfaatkan sebagai lahan untuk menanam perkebunan dengan komoditi karet,
lada, dan kelapa sawit dengan luas total perkebunan yaitu 3 916.3 Ha. Karet
merupakan komoditi yang paling luas di Desa Payung dengan luas lahan sebesar 1
800 Ha dan kelapa sawit yaitu 1 500 Ha kemudian selanjutnya komoditi lada seluas
570.3 Ha. Produksi hasil perkebunan pada tahun 2017 yaitu kelapa sawit sebesar
3.5 Ton/Ha, lada sebesar 700 Kg/Ha, dan karet 50 Kg/Ha. Jenis padi yang di tanam
petani ialah jenis padi ladang. Desa Payung memiliki potensi alam yang cukup
untuk diolah menjadi sumber kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan hasilnya
pada bidang agriaria. Dalam bidang peternakan, Desa Payung memiliki prospek
yang cukup baik karena keberadaan ternak sudah berkembang dan masyarakat
mulai menjadikan ternak sebagai penghasilan sampingan. Seperti Ternak sapi,
ayam, kambing, dan bebek. Komoditas durian juga menjadi salah satu unggalan di
kabupaten Bangka Selatan, dengan luas lahan >2.5 Ha dengan >30 Ton/Ha produksi
pertahunnya. Selain itu, sumberdaya manusia di Desa Payung juga merupakan
potensi yang dapat dikembangkan, salah satunya melalui berbagai kegiatan PKK
yang cukup banyak melibatkan warga khususnya ibu rumah tangga.
Selain sumberdaya alam terdapat juga potensi sumber daya manusia sebagai
salah satu faktor yang sangat berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan
masayarakat. Potensi sumberdaya manusia berdasarkan tingkat pendidikan di Desa
Payung yaitu
Masalah yang dihadapi adalah di Desa Payung ada pada beberapa bidang
yang meliputi pertanian perkebunan, pendidikan, dan kesehatan. Bidang pertanian
memiliki masalah yang khas pada tanaman lada. Hal ini karena sebagian besar
masyarakat Desa Payung menjadi petani lada. Masalah tersebut adalah timbulnya
penyakit tanaman lada yang sampai saat ini masih banyak terjadi di Desa payung
maupun juga di Bangka Belitung. Penyakit tersebut adalah penyakit kuning, busuk
pangkal batang, dan keriting. Kurangnya minat untuk melanjutkan pendidikan
khususnya ke jenjang perguruan tinggi yang masih rendah merupakan salah satu
masalah ada pada bidang pendidikan. Masalah pendidikan ini muncul akibat dari
kurang terpaparnya informasi mengenai perguruan tinggi, biaya kuliah, biaya
hidup, dan beasiswa pendidikan. Selain pendidikan dan pertanian perkebunan,
masalah kesehatan juga menjadi salah satu permasalahan utama. Berdasarkan data
potensi Desa Payung tahun 2017 terdapat 49 warga payung yang menderita
Diabetes Mellitus tipe 2 dan juga hipertensi.
RENCANA, PELAKSANAAN, DAN EVALUASI PROGRAM
KEGIATAN
Program Utama
Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat desa payung yang bermata
pencaharian sebagai petani lada dan juga para kepala desa serta anggota kelompok
tani Desa Payung.
Indikator keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini berdasarkan indikator yaitu tercapainya
keterwakilan setiap ketua RT yang berprofesi sebagai petani lada sebanyak 80%.
Selain itu juga meningkatnya pengetahuan petani mengenai penyebab penyakit
lada, solusi pencegahan penyakit lada, dan terbukanya wawasan petani mengenai
potensi komoditas lain selain lada.
Capaian kegiatan
Ketua RT yang hadir saat kegiatan penyuluhan sebesar 91.6% (22 orang dari
24 RT). Ketua RT yang hadir merupakan masayarakat yang menjadi petani lada.
Pengetahuan petani meningkat berkaitan dengan penyebab dari timbulnya penyakit
lada yaitu penyakit kuning, busuk pangkal batang, dan keriting. Petani aktif dalam
9
bertanya mengenai penyakit tersebut dan kemudian sharing mengenai upaya yang
selama ini telah dilakukan untuk mencegah atau menanggulangi penyakit tersebut
dan apakah metode tersebut efektif atau tidak. Petani juga sangat tertarik dengan
upaya penganggulangan penyakit yang ditawarkan yaitu menggunakan agen hayati
tricoderma dan mikoriza. Petani sangat terbuka dengan berbagai solusi yang
ditawarkan untuk mengatasi penyakit kuning, busuk pangkal batang, dan keriting.
Kendala
Kendala yang dihadapai adalah harga jual dari lada yang semakin hari
semakin menurun dibandingkan dengan tahun 2017. Selain itu kendala yang sering
dikeluhkan oleh petani ketika diskusi adalah mahalnya biaya perawatan lada
sehingga antara biaya perawatan dan harga jual tidak seimbang ditambah lagi
dengan munculnya penyakit lada tersebut.
Evaluasi
Evaluasi dari kegiatan ini adalah kurangnya pengetahuan mahasiswa
mengenai pertanian khususnya lada karena anggota kelompok KKN-T Desa
Payung kurang menguasai mengena ilmu mengenai penanggulangan penyakit lada
karena latar belakang fakultasnya bukan pertanian. Kurangnya penguasaan ilmu ini
berakibat pada sedikit kesulitan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan petani
mengenai penyakit lada. Walaupun sudah dilakukan pembekalan sebelum KKN-T
akan tetapi keadaan dilapangan terkadang sedikit berbeda dengan pembekalan yang
didapat.
Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah petani lada yang sedang dalam proses
pembuatan bibit lada yang baru dan petani tersebut merupakan petani yang
sebelumnya hadir di penyuluhan penyakit lada. Kriteria tanaman lada yang akan
diberi perlakuan adalah tanaman lada yang baru berada di tahap pembibitan.
Capaian kegiatan
Perwakilan petani yang bibitnya diberi perlakuan adalah petani yang
sebelumnya ikut dalam kegiatan penyuluhan penyakit tanaman lada sehingga
diharapkan monitoring selanjutnya dapat dibantu oleh petani tersebut sehingga
ketika hasil perlakuan dengan menggunakan tricoderma dan mikoriza berhasil
maka petani yang lain dapat lebih percaya untuk menggunakan agen hayati tersebut.
Kendala
Kendala yang dihadapai adalah ketersediaan trocoderma dan mikoriza yang
terbatas sehingga hanya beberapa tanaman lada yang dapat diberi pelakuan
tricoderma dan mikoriza. Selain itu kendala juga timbul dari akses ke lahan petani
yang cukup sulit dan juga akses terhadap air yang cukup jauh.
Evaluasi
Evaluasi dari kegiatan ini adalah efek yang ditimbulkan dari perlakuan tidak
dapat muncul dalam waktu yang singkat. Hal ini menyebabkan monitoring sulit
dilakukan oleh mahasiswa KKNT karena waktu KKNT yang terbatas. Monitoring
dapat dibantu dilakukan oleh petani dengan sebelumnya terdapat arahan dari
mahasiswa KKNT.
Sasaran
11
Sasaran dari kegiatan pojok gizi adalah masyarakat yang sedang berobat ke
puskesmas kecamatan Payung, sasaran kegiatan revitalisasi posyandu adalah kader
posyandu dan ibu-ibu yang memiliki balita. Kegiatan pendampingan balita gizi
buruk atau gizi kurang yaitu keluarga yang memiliki balita yang status gizi kurang
atau gizi buruk.
Indikator keberhasilan
Keberhasilan kegiatan pojok gizi adalah meningkatnya kesadaran pasien
yang datang ke puskesmas mengenai pentingnnya menjaga pola makan untuk
membantu menunjang penggunaan obat untuk mengatasi penyakit. Keberhasilan
kegiatan revitalisasi posyandu adalah peningkatan pengetahuan kader mengenai
pengetahuan mengenai lima meja posyandu, jumlah balita yang hadir ke posyadu
lebih dari bulan sebelumnya, dan balita gizi buruk mengalami kenaikan berat badan
selama 4 minggu.
Capaian kegiatan
7.2 7.2
6.9
Kendala
Kendala yang dialami adalah konsultasi gizi yang dilakukan sedikit
mengalami kendala yaitu kendala bahasa sehingga harus pelan-pelan dan diulangi
beberapa kali. Kegiatan posyandu yang dilakukan mengalami kendala yaitu antrean
ibu-ibu yang mengantar anaknya cukup padat dan memenuhi ruang posyandu
sehingga suasananya panas dan membuat beberapa balita menangis. Selain itu PMT
yang sudah disediakan yaitu bubur kacang hijau masih sisa banyak sehingga
kaderlah yang menghabiskan PMT tersebut. Pendampingan balita gizi buruk
kurang mengalami kendala rumah yang agak sedikit jauh sehingga memerlukan
waktu untuk sampai. Selain itu kendala bahasa juga dialami dalam upaya
komunikasi antara mahasiswa dengan ibu balita gizi buruk kurang.
Evaluasi
Evaluasi yang diberikan adalah pemberian PMT yang dipertimbangkan
dalam segi jumlah dan pilihan makanannya sehingga tidak ada PMT yang sisa
terlalu banyak.
Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah anak-anak PAUD Desa Payung.
13
Indikator keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini dapat dilihat dari keaktifan siswa PAUD dalam
menyelesaikan permainan yang diberikan serta selesainya mural buah-buahan
sehingga dapat mempercantik bagunan PAUD Desa Payung.
Capaian kegiatan
Siswa PAUD yang mengikuti kegiatan sosiaisasi menyelesaikan permainan
yang diberikan dengan menggunakan daya kreatifan mereka. Pembuatan mural
buah-buahan bekerjasama dengan pihak Desa Payung dan Pengurus PAUD dalam
berkonsultasi desain serta penggunaan warna cat yang akan digunakan.
Kendala
Kendala yang dialami adalah agak sulitnya dalam mengondisikan suasana
kelas serta sulitnya mengondisikan lingkungan PAUD ketika sedang pengerjaan
mural di dinding PAUD Desa Payung.
Evaluasi
Evaluasi yang diberikan adalah lebih melakukan koordinasi dengan tenaga
pengajar yang ada di PAUD sehingga kondisi kelas dapat lebih kondusif.
Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah siswa SDN 1 Payung kelas 5.
Indikator keberhasilan
Indikator keberhasilan kegiatan ini adalah siswa dapat paham mengenai
jenis-jenis awan, siswa dapat mengindentifikasi dengan benar jenis awan yang ada
disekitarnya, dan siswa dapat berperan aktif dalam pembuatan vertikulur TOGA
yang ada dipekarangan sekolah.
Capaian kegiatan
Siswa SD mengikuti kegiatan sosialisasi dengan penuh antusias. Kelas yang
mendapatkan sosialisasi adalah kelas 5 dengan jumlah murid 43 siswa. Siswa dapat
menghafal jenis-jenis awan dengan menggunakan media lagu. Siswa juga dapat
mengidenfikasi dengan benar jenis-jenis awan yang ada disekitarnya. Selain itu
siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan pembuatan vertikultur TOGA di
perkarangan sekolah.
Kendala
Kendala yang dialami adalah waktu pelaksanaan yang mendadak. Ketika
dilakukan kunjungan pertama untuk menentukan tanggal, pihak sekolah meminta
kegiatan dilakukan pada saat itu juga.
Evaluasi
Evaluasi dari kegiatan tersebut adalah penyiapan materi dan bahan-bahan
yang akan digunakan ketika berkunjung ke sekolah sehingga dapat siap setiap saat
ketika diminta pihak sekolah untuk melakukan kegiatan tersebut.
Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah siswa SMPN 1 Payung kelas 7.
Indikator keberhasilan
Indikator keberhasilan kegiatan ini adalah siswa dapat paham mengenai ciri-
ciri dan mempraktikannya ketika melakukan pembelian.
Capaian kegiatan
Siswa SMP yang diberikan sosialisasi sangat antusias terhadap materi yang
diberikan. Materi konsumen cerdas dapat langsung diaplikasikan oleh siswa dengan
cara membaca label makanan yang ada disekitar mereka. Selain itu siswa juga
bersemangat dalam mengutarakan cita-cita yang mereka miliki.
15
Kendala
Kendala yang dialami adalah jumlah siswa yang banyak dengan 6 kelas. Hal
ini menyebabkan mahasiswa KKNT IPB membentuk 3 tim untuk memberikan
materi. Kelas kemudian dibagi menjadi 3 yaitu kelas 7A 7B, 7C 7D, dan 7E 7F.
Materi yang diberikan juga menggunakan proyektor dan di sekolah SMPN 1
Payung hanya terdapat 1 buah proyektor sehingga 2 proyektor sisanya dipinjam dari
kantor kecamatan dan kantor desa Payung.
Evaluasi
Evaluasi dari kegiatan tersebut adalah kondisi kelas yang kurang kondusif
diawal karena siswa baru saja selesai kegiatan senam bersama dan kemudian harus
memindahkan kursi ke kelas yang sudah ditentukan. Hal ini menyebabkan fokus
siswa sedikit kurang diawal pemberian materi sehingga perlu dilakukan warming
up sebelum penyampaian materi sehingga minat siswa untuk mendengarkan tinggi.
Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah ibu-ibu PKK Desa Payung.
Indikator keberhasilan
Indikator keberhasilan kegiatan ini adalah ibu PKK dapat menanam TOGA
dan sayur dipekarangan rumahnya dan melakukan perencanaan keuangan keluarga
secara cermat dan teliti.
Capaian kegiatan
Ibu PKK yang hadir sangat bersemangat untuk memanfaatkan pekarangan
rumah mereka. Ibu PKK diberikan beberapa benih sayuran kangkung dan media
tanam polybag sebagai pemicu untuk memulai menanam sayur dan TOGA di
pekarangan rumah.
Kendala
Kendala yang dialami adalah keterbatasan waktu karena kegiatan
dilaksanakan bersamaan dengan penyuluhan alat kontrasepsi dari pihak puskesmas.
Selain itu kegiatan juga bersamaan dengan kegiatan bulanan arisan sehingga waktu
yang diberikan untuk sosialisasi menjadi terbatas.
Evaluasi
Evaluasi dari kegiatan tersebut adalah lebih berkoordinasi kembali dengan
ketua PKK sehingga dapat dipastikan waktu yang diberikan untuk sosialisasi agar
jumlah materi dan waktu dapat seimbang.
Program Pendukung
Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah siswa SMAN 1 Payung kelas 12.
Indikator keberhasilan
Indikator keberhasilan kegiatan ini adalah motivasi siswa untuk kuliah
meningkat ditandai dengan semangat mengutarakan jurusan dan kampus yang
dicita-citakan. Siswa aktif bertanya mengenai pertanyaan seputar kampus terutama
IPB. Selain itu tim siswa dapat mengaplikasikan hasil FGD di produk buatannya
untuk mengingkatkan daya jual produk tersebut.
Capaian kegiatan
17
Kegiatan IPB goes to school dihadiri oleh 179 siswa kelas 12 SMAN 1
Payung. Siswa sangat bersemangat dalam mengutarakan cita-cita dan kampus
tujuannya. Siswa juga aktif dalam bertanya mengenai pertanyaan seputar kampus
terutama IPB. Tim siswa yang membuat produk makanan nugget berbahan dasar
kulat sawit mendapat pengetahuan dan dapat membranding produk buatannya.
Kegiatan ini berkolaborasi dengan Mahasiswa KKT IPB yang ada di Desa Irat
Kecamatan Payung.
Kendala
Kendala yang dialami adalah kegiatan di bulan agustus Kecamatan Payung
yang padat sehingga beberapa siswa kelas 12 tidak dapat mengikuti sosialisasi
karena mempersiapkan diri sebagai anggota Paskibra baik tingkat kecamatan,
kabupaten maupun provinsi. Selain itu jumlah siswa yang banyak sedikit
memberikan kendala ketika proses persiapan dan pemberian materi karena sedikit
sulit dikondisikan.
Evaluasi
Evaluasi dari kegiatan tersebut adalah kondisi kelas yang kurang kondusif
akibat persiapan peringatan hari kemerdekaan Indonesia dan juga jumlah siswa
yang banyak sehingga diperlukan tenaga ekstra dalam ketika penyampaian materi
dan sesi tanya jawab.
SIMPULAN
SARAN
Mahasiswa KKNT harus ikut dalam segala kegiatan masyarakat desa dan
sering berkunjung ke rumah masyarakat guna menggali informasi sebanyak
mungkin sehingga program kerja yang dilakukan dapat diterima dengan baik dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat di desa tersebut.
LAMPIRAN
Dokumentasi kegiatan
19
Gambar 7 Penanaman pilar karakter Gambar 8 Penanaman pilar karakter
21
Gambar 19 Bersama keluarga pak Gambar 20 Bersama perangkat
RT kecamatan dan desa payung
23