masyarakat yang diceritakan secara turun menurun oleh tetua desa yang
pada saat itu hanya sekelompok kecil masyarakat yang hidup di pinggiran
hutan dan sedikit demi sedikit membuka hutan untuk pemukiman dan lahan
pendiri antara lain Karyo Dongso, Surotirto, Kartooyitno, Sastro Wiryo dan
Dono Karyo, yang pada saat itu dipimpin oleh Surotirto yang akhirnya
Tabel 4.1.
Data Kepala Desa Pagergunung
Kabupaten Blitar dengan jarak dari Ibu Kota Kecamatan 1 km dan dari Ibu
Kesamben.
Keseamben.
Kesamben.
merupakan pemukiman penduduk dan sisanya adalah lahan kering dan areal
persawahan.
warga desa yang di dukung adanya dana subsidi Pemerintah Pusat yang
pemahaman akan ancaman dan peluang merupakan hal yang sangat penting
Kesamben Kabupaten Blitar yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 maupun
Tabel 4.1.
Faktor-Faktor Strategi Internal
Posyandu Kamboja Dusun Sebeng, Desa Pagergunung,
Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar
balita terbukti dan dirasakan oleh masyarakat serta berjalan sesuai dengan
posyandu yang keduanya sama dengan nilai skor 0,3. Untuk peluang yang
dan prosarana) yang efisien, efektif, dan tepat sasaran terhadap program
bawah ini:
Tabel 4.3.
Matriks SWOT
Faktor-Faktor
Eksternal (EFAS)
Peluang (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
1. Motivasi kehadiran 1. Meningkatkan pelayanan 1. Pengadaan
ibu balita prima dengan sosialisasi secara
dipengaruhi oleh penggunaan sarpras berkala pengetahuan
kesadaran, minat, (sarana dan prosarana) masyarakat akan
antusianisme, dan yang efisien, efektif, dan IPKM (Indeks
lingkungan sosial tepat sasaran terhadap Pembangunan
2. Implikasi Peraturan program posyandu (S2, Kesehatan
Menteri Kesehatan O4) Masyarakat) dalam
(Permenkes) Nomor 2. Mengoptimalkan kegiatan posyandu
8 Tahun 2019 pengadaan knsumsi balita (W3, O5)
tentang Pemberian Makanan 2. Pengadaan dan
Pemberdayaan Tambahan (PMT) yang pengembangan
Masyarakat Bidang bergizi bagi balita yang inovasi teknologi
Kesehatan mengikuti posyandu (S3, sarpras kegiatan
3. Keberadaan O3) posyandu balita
Pemberian Makanan 3. Meningkatkan kesadaran (W3, O4)
Tambahan (PMT) di masyarakat (khususnya 3. Menjalin hubungan
Posyandu ibu balita) dalam komunikasi
berpengaruh kepada partisipasi program perangkat dengan
makin tinggginya posyandu dengan cara masyarakat
tingkat partisipasi sosialisasi implementasi khususnya keluarga
para ibu balita di Peraturan Menteri balita (W4, O1)
Posyandu Kesehatan (Permenkes)
4. Penggunaan sarpras Nomor 8 Tahun 2019
(sarana dan tentang Pemberdayaan
prosarana) yang Masyarakat Bidang
efisien, efektif, dan Kesehatan (S5,O2)
tepat sasaran
terhadap program
posyandu
5. Peningkatan IPKM
(Indeks
Pembangunan
Kesehatan
Masyarakat) dalam
kegiatan posyandu
yang dilaksanakan
dengan partisipasi
penuh dari
masyarakat
Ancaman (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
1. Pemberian inunisasi 1. Pelayanan prima dalam 1. Memaksimalkan
yang kurang pemberian imunisasi perhatian serius
maksimal kepada balita lebih pemberian imunisasi
2. Kurangnya keaktifan ditingkatkan (S2, T1) kepada balita secara
bidan dan kader 2. Meningkatkan sistem rutin (W1, T1)
posyandu administrasi dengan 2. Menjalin hubungan
3. Rendahnya mengoptimalkan peran yang erat dan aktif
partisipasi dalam aktif bidan dan kader antara bidan, kader
kegiatan posyandu posyandu (S3, T2) posyandu, dan
4. Kurang sinergi 3. Mencegah terjadinya perangkat Desa (W4,
penyuluhan shunting indikasi korupsi dana T2)
dalam kegiatan posyandu balita (S4, T5) 3. Meningkatkan
posyandu 4. Meningkatkan kepuasan pengetahuan dan
5. Indikasi korupsi masyarakat dengan dukungan inovasi
dana program pemberian penyuluhan teknologi melalui
kegiatan posyandu shunting dalam kegiatan peyuluhan shunting
posyandu balita (S5, T4) dalam kegiatan
posyandu balita
(W3, T4)
Sumber: Data diolah peneliti
posyandu.
Kesehatan.
tatalaksana gizi buruk dan masalah gizi lain, manajemen laktasi dan
konseling gizi, serta akses jalan dan sarana prasarana kesehatan dibuat
memadai.
ditingkatkan.
berjenjang sesuai dengan kasus riil agar semua kasus terlaporkan dan