PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah gizi yang terjadi pada masa tertentu akan menimbulkan masalah
pembangunan di masa selanjutnya, seperti masalah gizi yang terjadi pada masa
anak-anak yang dapat mengakibatkan tubuh mudah terserang penyakit.
(Cakrawati dan Mustika, 2011). Menurut Depkes RI (2006) masalah kurang gizi
masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan dapat menjadi penyebab
kematian terutama pada kelompok resiko tinggi (bayi dan balita).
Desa Batu Belah merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan
Kampar Kabupaten Kampar dengan julmah Penduduk 6.520 Jiwa dan terbentuk
atas V Dusun didalamnya sebagai kekuatan dalam rangka pelaksanaan
programprogram Pemerintahan Desa. Diketahui jumlah penduduk Desa Batu
Belah Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar berjumlah 6.520 Jiwa, dengan
rincian 3.256 Laki-laki dan 3.264 Perempuan dari 1.306 Kepala Keluarga.
1
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini
telah membawa kehidupan manusia ketingkat kemajuan yang lebih baik.
Namun demikian, kemajuan yang telah dicapai masih menyisakan
permasalahan memprihatinkan seperti, masalah ketidak mampuan, kurangnya
sosialisasi dari tenaga kesehatan terhadap masyarakat, kurangnya pengetahuan
gizi, kurangnya variasi makanan, serta kurangnya kesadaran masyarakat
dalam mengonsumsi buah dan sayur.
B. Tujuan PBL
1. Tujuan Umum
Diperolehnya pengalaman dan pengalaman belajar dari masyarakat dan
institusi pelayanan kesehatan tentang permasalahan gizi masyarakat dan
upaya mengatasinya di lapangan.
2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengumpulkan dan menganalisis data dasar (
baseline data) dalam mengidentifikasi masalah.
2. Mahasiswa mampu merumuskan dan menentukan prioritas masalah
gizi.
3. Mahasiswa mampu mencari alternative pemecahan masalah gizi
masyarakat dan menyusun rencana kerja operasional dalam melakukan
intervensi.
4. Mahasiswa mampu melakukan komunikasi kesehatan dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan / gizi.
5. Mahasiswa mampu melakukan pengorganisasian dan bekerja sama (
team work ) dalam kelompok dan masyarakat.
6. Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi dari rencana
kerja dan intervensi yang dilakukan.
2
C. Manfaat PBL
Dengan adanya kegiatan PBL ini, mahasiswa dapat mengetahui situasi
real dari tempat PBL dilaksanakan yaitu Kelurahan Batu Belah. Selain itu
mahasiswa juga dapat mengetahui kebiasaan makan masyarakat setempat dan
dapat mengetahui permasalahan gizi masyarakat dan teknik pengolahan gizi di
desa batu belah .
3
BAB II
GAMBARAN SITUASI
A. Sejarah desa
Desa Batu Belah yang berada di Kecamatan Kampar Kabupaten
Kampar ini berdiri pada tahun 1985, penduduk Desa Batu Belah
merupakan Masyarakat Kenegerian Airtiris, berasal dari masyarakat
Melayu Ocu Kampar.
Visi Desa Batu Belah “ Bersama dalam membangun demi Desa
Batu Belah yang lebih maju “ Rumusan Visi tersebut merupakan suatu
ungkapan dari suatu niat yang luhur untuk memperbaiki dalam
penyelenggaraan Pemerintah dan pelaksanaan Pembangunan di Desa Batu
Belah baik secara individu maupun kelembagaan sehingga 6 ( Enam )
tahun kedepan Desa Batu Belah mengalami suatu perubahan yang lebih
baik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dilihat dari segi ekonomi
dengan dilandasi semangat kebersamaan dalam penyelenggaraan
pemerintah dan pelaksanaan pembangunan.
Misi Desa Batu Belah 1. Bersama masyarakat memperkuat
kelembagaan desa yang ada. 2. Bersama masyarakat dan kelembagaan desa
menyelenggarakan pemerintahan dan melaksanakan pembangunan yang
partisipatif. 3. Bersama masyarakat dan kelembagaan desa dalam
mewujudkan Desa Batu Belah yang aman, tentram dan damai. 4. Bersama
masyarakat dan kelembagaan desa memberdayakan masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
a. Luas wilayah dan Kependudukan
Setiap daerah yang terbentang dibelahan Bumi Nusantara ini
tentunya mempunyai karakteristik yang berbeda atau tidak sama dengan
daerah lain, yakni jika dilihat dari sudut geografis daerah bersangkutan.
Desa Batu Belah merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan
Kampar Kabupaten Kampar dengan julmah Penduduk 6.520 Jiwa dan
4
terbentuk atas V Dusun didalamnya sebagai kekuatan dalam rangka
pelaksanaan programprogram Pemerintahan Desa
b. Letak Geografis dan Demografis
Dalam tinjauan geografis Desa Batu Belah tidak terlepas dari daerah
sekitarnya dengan memeliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Batas Wilayah Desa
Sebelah Utara : Desa Sungai Kampar
Sebelah Selatan : Desa Ridan
Sebelah Barat : Desa Kumantan
SebelahTimur : Desa Tanjung Rambutan
c. Orbitasi
5
c. Keadaan Penduduk
Karakteristik suatu daerah tidak terlepas dari keadaan demografinya,
yakni tinjauan mengenai keadaan penduduk yang mendiami daerah tersebut
meliputi keadaan penduduk dilihat dari tingkat umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan dan mata pencarian, serta penyelenggaraan Pemerintah dan
pembangunan suatu Daerah.
Penduduk Desa Batu Belah Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar
jika diperhatikan dari segi mata pencaharian pada umumnya bergerakn pada
sektor pertanian. Sementara itu ada juga yang bermata pencaharian pada
sektor lainnya seperti Pedagang, Pegawai Negeri Sipil, Tukang, Guru,
Bidan/Perawat, TNI/Polri, Pensiunan, Sopir Angkutan, Buruh, Swasta,
Peternak.
langsung dan pencatatan dari dokumen kartu keluarga (KK). Data ini
rumah tangga. Adapun jumlah anggota yang kurang sama dengan 4 orang
6
yaitu berjumlah 8 rumah tangga (54% ) dan jumlah anggota yang besar dari 4
laki berjumlah 3 orang (50%) dan balita yang berjenis kelamin perempuan
7
Berdasarkan tabel 3 diatas, tingkat pendidikan ayah, ibu dan responden
orang (7%), tingkat pendidikan tamat SMA yaitu berjumlah 7 orang (50%),
Status Gizi BB / U
N %
Gizi buruk 0 -
Gizi kurang 5 45,45
Gizi baik 6 54,54
Gizi lebih 0 -
Total 11 100%
berdasarkan indeks BB/U, balita yang berstatus gizi buruk, gizi buruk dan gizi
8
lebih tidak ada. Balita yang berstatus gizi baik berjumlah 6 orang (54,54%),
berdasarkan indeks TB(PB)/U, anak balita yang berstatus gizi sangat pendek
berjumlah 1 orang (8,33%), dan anak balita yang berstatus gizi pendek
berjumlah 10 orang (83,33%) dan anak balita yang berstatus gizi kurus
9
Tabel 7. Prevalensi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan WUS KEK
Bumil KEK
Status Gizi
N % n %
KEK 1 4,35 - -
Normal 22 95,65 - -
Total 23 100% - -
ibu hamil yang berstatus gizi normal berjumlah 22 orang (95,65 %).
Tabel 8. Jumlah bayi (0-1 bln) yang datang dan ditimbang di posyandu dalam
dua bulan terakhir
Berdasarkan tabel 8 diatas, jumlah bayi (0-1 bulan) yang datang dan
Tabel 9. Jumlah bayi ( 2-3 bln ) yang datang di timbang di posyandu dalam
empat bulan terakhir
10
Berdasarkan tabel 9 diatas, jumlah bayi ( 2-3 bulan) yang datang dan
Tabel 10. Jumlah bayi ( 4-5 bln ) yang datang dan ditimbang diposyandu dalam
enam bulan terakhir
Tabel 11. Jumlah bayi ( 6 - 59 bln ) yang datang dan ditimbang diposyandu
dalam enam bulan terakhir
11
Berdasarkan tabel 11 diatas, jumlah bayi ( 6-59 bulan) yang datang
Ibu hamil N %
Trimester I (1-3 bln) - -
Trimester II (4-6 bln) 2 50
Trimester III (7-9 bln) 2 50
Tidak tahu - -
Total 4 100%
trimester II (4-6 bulan) berjumlah 2 orang (50%), dan usia kehamilan ibu dalam
Tabel 13. Jumlah ibu hamil pertama kali mendapat Tablet Tambah Darah
(TTD)
12
Tabel 14. Frekuensi ibu hamil mendapat Tablet Tambah Darah ( TTD )
tambah darah dengan jumlah pemberian 3 kali yaitu berjumlah 4 orang (100
%).
Tabel 15. Jumlah tablet tambah darah (TTD) yang diperoleh ibu hamil
diperoleh ibu hamil dengan jumlah tablet tambah darah 60 butir yaitu 4 orang
(100 %).
Tabel 16. Jumlah tablet tambah darah ( TTD ) yang diminum ibu hamil
13
Berdasarkan tabel 16 diatas, jumlah tablet tambah darah (TTD) yang diminum
ibu hamil dengan jumlah 61-90 butir yaitu 4 orang ( 100 %).
Tabel 17. Persentasi jenis garam yang di gunakan dalam rumah tangga
tangga yaitu garam halus dengan jumlah 7 rumah tangga (100 %), dan
garam cura karena ada dinpasar yaitu berjumlah 3 rumah tangga (30%) dan
rumah tangga yang menggunakan garam halus karena ada dipasar yaitu
14
(80%) dan rumah tangga yang menggunakan garam halus karena murah
15
BAB III
ANALISIS MASALAH
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan gambaran situasi Desa Batu Belah Dusun III dan status
masalah gizi yaitu terdapatnya 11 ( 91,67% ) balita yang memiliki status gizi
kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan. Balita
stunting adalah balita dengan status gizi berdasarkan panjang atau tinggi
badan menurut umur bila dibandingkan dengan standar baku WHO, nilai Z-
scorenya kurang dari -2SD dan dikategorikan sangat pendek jika nilai Z-
dipengaruhi dari kondisi ibu / calon ibu, masa janin dan masa bayi / balita,
termasuk penyakit yang diderita selama masa balita. Dalam kandungan, janin
akan tumbuh dan berkembang melalui pertambahan berat dan panjang badan,
16
perkembangan otak serta organ-organ lainnya. Kekurangan gizi yang terjadi
termasuk sel otak dan organ tubuh lainnya. Hasil reaksi penyesuaian akibat
kekurangan gizi di ekspresikan pada usia dewasa dalam bentuk tubuh yang
yaitu stunting dilihat dari prevalensi status gizi anak balita berdasarkan indeks
Desa Batu Belah Dusun III , terdapat 11 anak balita yang terkena stunting dari
25 anak balita yang terdapat di Desa Batu Belah Dusun III ini.
intervensi gizi spesifik untuk mengatasi penyebab langsung dan intervensi gizi
17
menular dan kesehatan lingkungan. Intervensi spesifik ini umumnya diberikan
peningkatan penyediaan air bersih dan sarana sanitasi; (b) peningkatan akses
yaitu:
1. B = Berikan Tablet Tambah Darah pada ibu hamil dan remaja putri
syarat kesehatan
18
5. H = Hidup sehat dimulai dari diri sendiri Intervensi gizi pada ibu
hamil KEK
C. Intervensi
adalah ibu hamil harus mencukupi kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuhnya dan janinnya. Kebutuhan zat gizi dapat diperoleh dari asupan
makanan yang dikonsumsi ibu, tablet tambah darah yang diberikan oleh pihak
benar agar tidak terjadinya kehilangan zat gizi yang banyak akibat pemanasan.
sampai bayi berusia 6 bulan dan diberikan tambahan MPASI pada usia 6
bulan lebih agar zat gizi untuk bayi terpenuhi. Selain itu, ibu juga harus
melakukan imunisasi kepada bayi agar bayi terhindar dari berbagai macam
penyakit.
19
D. Monitoring dan Evaluasi
masalah stunting ini yaitu mengajak ibu untuk rutin datang ke posyandu
memantau status gizi balita. Selain itu, memberikan edukasi kepada ibu hamil
20
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan gambaran situasi Desa Batu Belah Dusun III dan status
terdapatnya 1 balita yang memiliki status gizi sangat pendek dari 2 balita yang
anak balita yang terkena stunting dari 25 anak balita yang terdapat di Batu
adalah ibu hamil harus mencukupi kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuhnya dan janinnya. Kebutuhan zat gizi dapat diperoleh dari asupan
makanan yang dikonsumsi ibu, tablet tambah darah yang diberikan oleh pihak
benar agar tidak terjadinya kehilangan zat gizi yang banyak akibat pemanasan.
sampai bayi berusia 6 bulan dan diberikan tambahan MPASI pada usia 6
21
bulan lebih agar zat gizi untuk bayi terpenuhi. Selain itu, ibu juga harus
melakukan imunisasi kepada bayi agar bayi terhindar dari berbagai macam
penyakit.
B. Saran
nya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Kesehatan K. 2016. Pusat Data Dan Informasi Situasi Anak Pendek. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI
23