PENDAHULUAN
Program Indonesia Sehat (PIS) merupakan salah satu program dari Agenda ke-5 Nawa Cita,
yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung oleh program
sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program
Indonesia Sejahtera.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang setara melalui
program kependudukan.
2. Mengetahui dalam meningkatkan peran pemerintah, pemerintah daerah, lembaga non
pemerintah dan swasta dalam memfasilitasi, pendampingan dan pembinaan.
3. Mengetahui dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
4. Mengetahui peningkatan status kesehatan gizi ibu dan anak.
5. Mengetahui pengendalian penyakit.
1
1.3 Manfaat
1. Sebagai pengetahuan untuk memantau kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung
atau setara melalui program kependudukan.
2. Sebagai pengetahuan untuk menerapkan dalam meningkatkan peran pemerintah,
pemerintah daerah, lembaga non pemerintah dan swasta dalam memfasilitasi,
pendampingan dan pembinaan.
3. Sebagai pengetahuan untuk menerapkan dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
4. Sebagai pengetahuan untuk menerapkan peningkatan status kesehatan gizi ibu dan
anak.
5. Sebagai sarana untuk memecahkan masalah untuk mengendalikan penyakit.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tujuan Kampung KB
a. Tujuan Umum: Untuk mengetahui dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat di
tingkat kampung atau yang setara melalui program kependudukan, keluarga
berencana dan pembangunan keluarga serta pembangunan sektor terkait dalam rangka
mewujudkan keluarga kecil berkualitas.
b. Tujuan Khusus:
1. Untuk mengetahui dalam meningkatkan peran pemerintah, pemerintah daerah,
lembaga non pemerintah dan swasta dalam memfasilitasi, pendampingan dan
pembinaan masyarakat untuk menyelenggarakan program kependudukan,
keluarga berencana, pembangunan keluarga dan pembangunan sektor terkait;
2. Untuk mengetahui dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pembangunan berwawasan kependudukan;
3. Untuk mengetahui dalam meningkatkan jumlah peserta KB aktif modern;
4. Untuk mengetahui dalam meningkatkan ketahanan keluarga melalui program
Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga
Lansia (BKL), dan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja;
3
5. Untuk mengetahui dalam meningkatkan pemberdayaan keluarga melalui
Kelompok UPPKS;
6. Untuk mengetahui dalam menurunkan angka Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT);
7. Untuk mengetahui dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;
8. Untuk mengetahui dalam meningkatkan rata-rata lama sekolah penduduk usia
sekolah;
9. Untuk mengetahui dalam meningkatkan sarana dan prasarana pembangunan
kampung
10. Untuk mengetahui dalam meningkatkan sanitasi dan lingkungan kampung yang
sehat dan bersih
11. Untuk mengetahui dalam meningkatkan kualitas keimanan para
remaja/mahasiswa dalam kegiatan keagamaan (pesantren, kelompok
ibadah/kelompok doa/ceramah keagamaan) di kelompok PIK KRR/remaja
12. Untuk mengetahui dalam meningkatkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air para
remaja/mahasiswa dalam kegiatan sosial budaya (festival seni dan budaya, dan
lain-lain) di kelompok PIK KRR/mahasiswa dan seterusnya.
2. Manfaat Kampung KB
1. Kampung KB selain bisa mengentaskan kemiskinan, juga mendekatkan pembangunan
kepada masyarakat. Intinya program ini melibatkan semua sektor pembangunan.
Dengan kata lain, Kampung KB tak hanya berbicara soal membatasi ledakan
penduduk, tapi juga memberdayakan potensi masyarakat agar berperan nyata dalam
pembangunan.
2. Manfaat lain adalah membangun masyarakat berbasis keluarga, menyejahterakan
masyarakat, serta memenuhi kebutuhan masyarakat melalui pelaksanaan integrasi
program lintas sektor. Pembangunan lintas sektor dan kemitraan melibatkan peran
bernagai pihak seperti swasta, provider, dan pemangku kepentingan lainnya.
4
1. Tersedianya Data Kependudukan yang Akurat
Data Kependudukan yang akurat adalah data yang bersumber dari Hasil
Pendataan Keluarga, data Potensi Desa dan data Catatan Sipil yang akurat
sehingga dapat digunakan sebagai dasar penetapan prioritas, sasaran dan
program yang akan dilaksanakan di suatu wilayah Kampung KB secara
berkesinambungan.
2. Dukungan dan komitmen Pemerintah daerah Komitmen dan peranan aktif
seluruh instansi/unit kerja pemerintah khususnya Perintahan Kabupaten/Kota,
Kecamatan dan Desa/Kelurahan dalam memberikan dukungan pelaksanaan
program dan kegiatan yang akan dilaksanakan di kampung KB dan memberikan
pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan bidang tugas instansi masing
masing untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
3. Partisipasi Masyarakat yang berpartisipasi aktif Partisipasi aktif masyarakat
dalam pengelolaan dan pelaksanaan seluruh kegiatan yang akan dilakukan di
kampung KB secara berkesinambungan guna meningkatkan taraf hidup seluruh
masyarakat yang di wilayahnya.
b. Ruang lingkup kegiatan Kampung KB Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan di
Kampung KB meliputi:
1. Kependudukan
2. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
3. Ketahanan Keluarga dan Pemberdayaan Keluarga (Pembangunan Keluarga)
4. Kegiatan Lintas Sektor (Bidang Pemukiman, Sosial Ekonomi, Kesehatan,
Pendidikan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan
sebagainya–disesuaikan dengan kebutuhan wilayah Kampung KB)
c. Sasaran penggarapan, sasaran: sasaran yang merupakan subjek dan objek dalam
pelaksanaan program dan kegiatan di Kampung KB adalah:
1. Keluarga
2. Remaja
3. Penduduk Lanjut Usia (Lansia)
4. Pasangan Usia Subur (PUS)
5. Keluarga dengan balita
6. Keluarga dengan remaja
7. Keluarga dengan lansia
8. Sasaran sektor sesuai dengan bidang tugas masing masing
5
Pelaksana:
1. Kepala Desa/Lurah
2. Ketua RW
3. Ketua RT
4. PKB/PLKB/TPD
5. Petugas Lapangan sektor terkait
6. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Tingkat Desa/Kelurahan
7. Institusi Masyarakat Pedesaan (PPKBD dan Sub PPKBD)
8. Tokoh Masyarakat (Tokoh Adat/Tokoh Agama/Tokoh Masyarakat di
desa/kelurahan)
9. Kader
6
c. Kriteria Program Keluarga Berencana
1. Pelindung: Bupati/Walikota
2. Penasehat: Kepala SKPD-KB kabupaten/kota
3. Pembina: Camat
4. Ketua: Kepala Desa/Lurah
5. Sekretaris: PKB/PLKB
6. Bendahara: Ketua PKK Tingkat Desa/Kelurahan
7. Pelaksana Operasional: PKB/PLKB, Kader, PPKBD/Sub PPKBD, Pos KB
1. Forum Musyawarah terdiri dari BPD, LPMD,Toma, Toma, Toga, Todat, dll.
2. Petugas Lini Lapangan terdiri dari PLKB, BIDAN, TP PKK, PPL, dan Petugas
Lapangan Instansi terkait
3. Poktan Kader-Kader per Bidang sesuai kebutuhan program dan kegiatan pada
wilayah Kampung KB (misal: Poktan Kader KKBPK, Poktan Kader Bidang
Kesehatan, dst)
7
5. Indikator Keberhasilan Serta Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Kampung KB
Indikator keberhasilan Sebagai sebuah proses,indikator ketercapaian model
kampung KB tidak sematamata hanya melihat hasil, namun keberhasilan juga
didasarkan pada input, proses dan output. Keberhasilan “input” ditandai dengan
jumlah PLKB/PKB proporsional, ketersediaan dukungan operasional (anggaran)
untuk program KKBPK dari APBD dan APBN maupun sumber dana lain seperti
PNPM, Anggaran Dana Desa (ADD), Program keluarga harapan (PKH), Jamkesmas
atau Jamkesda, ketersediaan sarana operasional, baik kontrasepsi maupun sarana
pendukung lainnya. Keberhasilan “proses” ditentukan berdasarkan pada:
1) Peningkatan frekuensi dan kualitas kegiatan advokasi dan KIE
2) Peningkatan kualitas pelayanan KB an KR
3) Pertemuan berkala kelompok kegiatan BKB, BKR, BKL, UPPKS, pertemuan
IMP, Staf Meeting dan Lokakarya mini
4) Pelayanan Taman Posyandu (PAUD, Kesehatan/Posyandu dan BKB), surat nikah,
akta kelahiran, KTP.
8
2.2 Pengertian PIS PK
A. PENGERTIAN PIS
Program Indonesia Sehat (PIS) merupakan salah satu program dari Agenda ke-5
Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini
didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program
Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat
selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian
direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun
2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015.
9
2. penguatan pelayanan kesehatan, dan
3. pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN).
1. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan
individu dan psikososial anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk
membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai
dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya
keluarga.
3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
10
4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function)
adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas yang tinggi.
11
Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya
12 indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas
indikator utama tersebut adalah sebagai berikut :
Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus diadakan atau
dikembangkan, yaitu:
12
dan data individu anggota keluarga. Data keluarga meliputi komponen rumah
sehat (akses/ ketersediaan air bersih dan akses/penggunaan jamban sehat).
Data individu anggota keluarga mencantumkan karakteristik individu (umur,
jenis kelamin, pendidikan, dan lain-lain) serta kondisi individu yang
bersangkutan: mengidap penyakit (hipertensi, tuberkulosis, dan gangguan
jiwa) serta perilakunya (merokok, ikut KB, memantau pertumbuhan dan
perkembangan balita, pemberian ASI eksklusif, dan lain-lain).
Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer,
leaflet, buku saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan kepada keluarga
sesuai masalah kesehatan yang dihadapinya. Misalnya: Flyer tentang
Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga yang ibunya sedang hamil, Flyer
tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga yang mempunyai balita, Flyer
tentang Hipertensi untuk mereka yang menderita hipertensi, dan lain-lain.
2) Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat berupa
forum-forum berikut.
Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas.
Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group
discussion (FGD) melalui Dasa Wisma dari PKK.
Kesempatan konseling di UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK, dan lain-
lain).
Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim, rembug
desa, selapanan, dan lain-lain.
3) Sedangkan keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat diupayakan
dengan menggunakan tenaga-tenaga berikut.
Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, kader Posbindu, kader
Poskestren, kader PKK, dan lain-lain.
Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK,
pengurus Karang Taruna, pengelola pengajian, dan lain-lain.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara, yang
memiliki kriteria tertentu, dimana terdapat keterpaduan program kependudukan, keluarga
berencana, pembangunan keluarga dan pembangunan sektor terkait yang dilaksanakan
secara sistemik dan sistematis.
Program Indonesia Sehat (PIS) merupakan salah satu program dari Agenda ke-5
Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini
didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program
Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera.
3.2 Saran
Sebagai seorang tenaga kesehatan haruslah memahami dan terus mengikuti
perkembangan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang setara melalui
program kependudukan.
14
15