Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kampung KB merupakan salah satu bentuk/model miniatur pelaksanaan total Program


KKBPK secara utuh yang melibatkan para pengelola program KKBPK dan bersinergi dengan
Kementerian/Lembaga, mitra kerja, stakeholders instansi terkait sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi wilayah, serta dilaksanakan di tingkatan pemerintahan terendah (sesuai prasyarat
penentuan lokasi kampung KB) di seluruh kabupaten dan kota.

Kampung KB telah dicanangkan oleh Presiden RI pada tanggal 14 Januari  2016 di


Kabupaten Cirebon, untuk kelanjutannya BKKBN bekerjasama dengan Kementerian dan
Lembaga terkait harus segera menindaklanjuti  pengembangan Kampung KB dengan
sinergitas kegiatan di dalamnya.

Program Indonesia Sehat (PIS) merupakan salah satu program dari Agenda ke-5 Nawa Cita,
yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung oleh program
sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program
Indonesia Sejahtera.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang setara melalui
program kependudukan.
2. Mengetahui dalam meningkatkan peran pemerintah, pemerintah daerah, lembaga non
pemerintah dan swasta dalam memfasilitasi, pendampingan dan pembinaan.
3. Mengetahui dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
4. Mengetahui peningkatan status kesehatan gizi ibu dan anak.
5. Mengetahui pengendalian penyakit.

1
1.3 Manfaat
1. Sebagai pengetahuan untuk memantau kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung
atau setara melalui program kependudukan.
2. Sebagai pengetahuan untuk menerapkan dalam meningkatkan peran pemerintah,
pemerintah daerah, lembaga non pemerintah dan swasta dalam memfasilitasi,
pendampingan dan pembinaan.
3. Sebagai pengetahuan untuk menerapkan dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
4. Sebagai pengetahuan untuk menerapkan peningkatan status kesehatan gizi ibu dan
anak.
5. Sebagai sarana untuk memecahkan masalah untuk mengendalikan penyakit.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kampung KB


Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara, yang memiliki
kriteria tertentu, dimana terdapat keterpaduan program kependudukan, keluarga
berencana, pembangunan keluarga dan pembangunan sektor terkait yang dilaksanakan
secara sistemik dan sistematis. Kampung KB direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi
oleh dan untuk masyarakat. Pemerintah, Pemerintah daerah, lembaga non pemerintah dan
swasta berperan dalam fasilitasi,

1. Tujuan Kampung KB
a. Tujuan Umum: Untuk mengetahui dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat di
tingkat kampung atau yang setara melalui program kependudukan, keluarga
berencana dan pembangunan keluarga serta pembangunan sektor terkait dalam rangka
mewujudkan keluarga kecil berkualitas.
b. Tujuan Khusus:
1. Untuk mengetahui dalam meningkatkan peran pemerintah, pemerintah daerah,
lembaga non pemerintah dan swasta dalam memfasilitasi, pendampingan dan
pembinaan masyarakat untuk menyelenggarakan program kependudukan,
keluarga berencana, pembangunan keluarga dan pembangunan sektor terkait;
2. Untuk mengetahui dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pembangunan berwawasan kependudukan;
3. Untuk mengetahui dalam meningkatkan jumlah peserta KB aktif modern;
4. Untuk mengetahui dalam meningkatkan ketahanan keluarga melalui program
Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga
Lansia (BKL), dan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja;

3
5. Untuk mengetahui dalam meningkatkan pemberdayaan keluarga melalui
Kelompok UPPKS;
6. Untuk mengetahui dalam menurunkan angka Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT);
7. Untuk mengetahui dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;
8. Untuk mengetahui dalam meningkatkan rata-rata lama sekolah penduduk usia
sekolah;
9. Untuk mengetahui dalam meningkatkan sarana dan prasarana pembangunan
kampung
10. Untuk mengetahui dalam meningkatkan sanitasi dan lingkungan kampung yang
sehat dan bersih
11. Untuk mengetahui dalam meningkatkan kualitas keimanan para
remaja/mahasiswa dalam kegiatan keagamaan (pesantren, kelompok
ibadah/kelompok doa/ceramah keagamaan) di kelompok PIK KRR/remaja
12. Untuk mengetahui dalam meningkatkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air para
remaja/mahasiswa dalam kegiatan sosial budaya (festival seni dan budaya, dan
lain-lain) di kelompok PIK KRR/mahasiswa dan seterusnya.

2. Manfaat Kampung KB
1. Kampung KB selain bisa mengentaskan kemiskinan, juga mendekatkan pembangunan
kepada masyarakat. Intinya program ini melibatkan semua sektor pembangunan. 
Dengan kata lain, Kampung KB tak hanya berbicara soal membatasi ledakan
penduduk, tapi juga memberdayakan potensi masyarakat agar berperan nyata dalam
pembangunan.
2. Manfaat lain adalah membangun masyarakat berbasis keluarga, menyejahterakan
masyarakat, serta memenuhi kebutuhan masyarakat melalui pelaksanaan integrasi
program lintas sektor. Pembangunan lintas sektor dan kemitraan melibatkan peran
bernagai pihak seperti swasta, provider, dan pemangku kepentingan lainnya.

3. Prasyarat Pembentukan, Ruang Lingkup dan Sasaran Kampung KB


a. Prasyarat Wajib Pembentukan Kampung KB
Dalam proses pembentukannya, suatu wilayah yang akan dijadikan sebagai
lokasi Kampung KB perlu memperhatikan persyaratan wajib yang harus dipenuhi,
yaitu:

4
1. Tersedianya Data Kependudukan yang Akurat
Data Kependudukan yang akurat adalah data yang bersumber dari Hasil
Pendataan Keluarga, data Potensi Desa dan data Catatan Sipil yang akurat
sehingga dapat digunakan sebagai dasar penetapan prioritas, sasaran dan
program yang akan dilaksanakan di suatu wilayah Kampung KB secara
berkesinambungan.
2. Dukungan dan komitmen Pemerintah daerah Komitmen dan peranan aktif
seluruh instansi/unit kerja pemerintah khususnya Perintahan Kabupaten/Kota,
Kecamatan dan Desa/Kelurahan dalam memberikan dukungan pelaksanaan
program dan kegiatan yang akan dilaksanakan di kampung KB dan memberikan
pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan bidang tugas instansi masing
masing untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
3. Partisipasi Masyarakat yang berpartisipasi aktif Partisipasi aktif masyarakat
dalam pengelolaan dan pelaksanaan seluruh kegiatan yang akan dilakukan di
kampung KB secara berkesinambungan guna meningkatkan taraf hidup seluruh
masyarakat yang di wilayahnya.
b. Ruang lingkup kegiatan Kampung KB Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan di
Kampung KB meliputi:
1. Kependudukan
2. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
3. Ketahanan Keluarga dan Pemberdayaan Keluarga (Pembangunan Keluarga)
4. Kegiatan Lintas Sektor (Bidang Pemukiman, Sosial Ekonomi, Kesehatan,
Pendidikan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan
sebagainya–disesuaikan dengan kebutuhan wilayah Kampung KB)
c. Sasaran penggarapan, sasaran: sasaran yang merupakan subjek dan objek dalam
pelaksanaan program dan kegiatan di Kampung KB adalah:
1. Keluarga
2. Remaja
3. Penduduk Lanjut Usia (Lansia)
4. Pasangan Usia Subur (PUS)
5. Keluarga dengan balita
6. Keluarga dengan remaja
7. Keluarga dengan lansia
8. Sasaran sektor sesuai dengan bidang tugas masing masing

5
Pelaksana:

1. Kepala Desa/Lurah
2. Ketua RW
3. Ketua RT
4. PKB/PLKB/TPD
5. Petugas Lapangan sektor terkait
6. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Tingkat Desa/Kelurahan
7. Institusi Masyarakat Pedesaan (PPKBD dan Sub PPKBD)
8. Tokoh Masyarakat (Tokoh Adat/Tokoh Agama/Tokoh Masyarakat di
desa/kelurahan)
9. Kader

4. Kriteria Pemilihan Wilayah Kampung KB


1. Kriteria UTAMA Terdapat dua kriteria utama yang wajib dipenuhi dalam pemilihan
dan penetapan pembentukan kampung KB. Kedua kriteria utama tersebut adalah:
jumlah Pra-KS dan KS-1 (miskin) di atas rata-rata Pra KS- dan KS-1 tingkat
desa/kelurahan dimana kampung tersebut berada, jumlah peserta KB di bawah rata-
rata pencapaian peserta KB tingkat desa/kelurahan dimana kampung tersebut
berlokasi
2. Kriteria Wilayah Setelah terpenuhi dua kriteria di atas sebagai kriteria utama
pemilihan dan pembentukan kampung KB, maka selanjutnya dapat memilih salah satu
atau lebih kriteria wilayah berikut:
a. Kumuh f. Terpencil
b. Pesisir/Nelayan g. Perbatasan
c. Daerah Aliran Sungai (DAS) h. Kawasan Industri
d. Bantaran Kereta Api i. Kawasan Wisata
e. Kawasan Miskin (termasuk Miskin Perkotaan) j.Padat penduduk
3. Kriteria Khusus
a. Kriteria Data Setiap RT/RW memiliki Data dan Peta Keluarga yang bersumber
dari hasil Pendataan Keluarga, data kependudukan dan/atau pencatatan sipil
yang akurat.
b. Kriteria Kependudukan Angka partisipasi penduduk usia sekolah rendah

6
c. Kriteria Program Keluarga Berencana

Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB Kampung KB dibentuk pada tingkatan


wilayah Desa/Kelurahan atau Dusun/Rukun Warga (RW) yang memenuhi kriteria-
kriteria pemilihan wilayah (sesuai pada point A di atas) dan dalam pelaksanaan
program dan kegiatannya dikelola oleh Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB yang
terdiri atas:

1. Pelindung: Bupati/Walikota
2. Penasehat: Kepala SKPD-KB kabupaten/kota
3. Pembina: Camat
4. Ketua: Kepala Desa/Lurah

5. Sekretaris: PKB/PLKB
6. Bendahara: Ketua PKK Tingkat Desa/Kelurahan
7. Pelaksana Operasional: PKB/PLKB, Kader, PPKBD/Sub PPKBD, Pos KB

Kelompok Kegiatan (Poktan) dalam Kampung KB terdiri dari:

1. Forum Musyawarah terdiri dari BPD, LPMD,Toma, Toma, Toga, Todat, dll.
2. Petugas Lini Lapangan terdiri dari PLKB, BIDAN, TP PKK, PPL, dan Petugas
Lapangan Instansi terkait
3. Poktan Kader-Kader per Bidang sesuai kebutuhan program dan kegiatan pada
wilayah Kampung KB (misal: Poktan Kader KKBPK, Poktan Kader Bidang
Kesehatan, dst)

Sebagai legalitas pelaksanaan program dan kegiatan di Kampung KB, maka


Kepengurusan Kampung KB disahkan oleh Bupati/Walikota dengan Surat Keputusan
(SK) Bupati/Walikota. Kemudian untuk menjaga kesinambungan dan pengembangan
kegiatan di Kampung KB, rapat-rapat koordinasi secara rutin dilaksanakan dan segala
perkembangan baik dari sisi realisasi kegiatan maupun rencana pengembangan
kegiatan dikoordinasikan melalui forum musyawarah. Selain itu, hal-hal terkait
koordinasi kemitraan lintas sektor (instansi pemerintah dan swasta) ditindaklanjuti
melalui rapat-rapat koordinasi Poktan Kader (per-Bidang) untuk kemudian dilaporkan
secara rutin kepada Pembina sebagai bahan evaluasi guna pelaksanaan kegiatan
berikutnya serta sebagai salah satu bahan perencanaan pengembangan kegiatan yang
akan datang.

7
5. Indikator Keberhasilan Serta Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Kampung KB
Indikator keberhasilan Sebagai sebuah proses,indikator ketercapaian model
kampung KB tidak sematamata hanya melihat hasil, namun keberhasilan juga
didasarkan pada input, proses dan output. Keberhasilan “input” ditandai dengan
jumlah PLKB/PKB proporsional, ketersediaan dukungan operasional (anggaran)
untuk program KKBPK dari APBD dan APBN maupun sumber dana lain seperti
PNPM, Anggaran Dana Desa (ADD), Program keluarga harapan (PKH), Jamkesmas
atau Jamkesda, ketersediaan sarana operasional, baik kontrasepsi maupun sarana
pendukung lainnya. Keberhasilan “proses” ditentukan berdasarkan pada:
1) Peningkatan frekuensi dan kualitas kegiatan advokasi dan KIE
2) Peningkatan kualitas pelayanan KB an KR
3) Pertemuan berkala kelompok kegiatan BKB, BKR, BKL, UPPKS, pertemuan
IMP, Staf Meeting dan Lokakarya mini
4) Pelayanan Taman Posyandu (PAUD, Kesehatan/Posyandu dan BKB), surat nikah,
akta kelahiran, KTP.

8
2.2 Pengertian PIS PK

A. PENGERTIAN PIS

Program Indonesia Sehat (PIS) merupakan salah satu program dari Agenda ke-5
Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini
didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program
Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat
selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian
direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun
2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015.

Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan


dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019, yaitu:

1. meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak,


2. meningkatnya pengendalian penyakit
3. meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di
daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan
4. meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia
Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan
5. terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta (6) meningkatnya
responsivitas sistem kesehatan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama,


yaitu:

1. penerapan paradigma sehat

9
2. penguatan pelayanan kesehatan, dan
3. pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN).

Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan


kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta
pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi
peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan
mutu menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko
kesehatan. Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran
dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada
tercapainya keluarga-keluarga sehat.

B. PENGERTIAN PK (pendekatan keluarga )

Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan


jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar
gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya.

Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan program Indonesia


Sehat karena menurut Friedman (1998), terdapat Lima fungsi keluarga, yaitu:

1. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan
individu dan psikososial anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk
membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai
dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya
keluarga.
3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

10
4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function)
adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas yang tinggi.

Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan. Sedangkan


tugas-tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah:

a.Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganya


b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat
c.Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarganya
e.Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan.

Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini merupakan


pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan perluasan dari upaya
Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang meliputi kegiatan berikut.

1. Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data Profil Kesehatan


Keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan datanya.
2. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif
dan preventif.
3. Kunjungan keluarga untuk menidaklanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung.
4. Pemanfaatan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga untuk
pengorganisasian/ pemberdayaan masyarakat dan manajemen Puskesmas.
C. Pelaksanaan Pendekatan Keluarga Sehat
Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan
anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah tangga
terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain, maka rumah tangga tersebut dianggap
terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau
tidak digunakan sejumlah penanda atau indikator.

11
Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya
12 indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas
indikator utama tersebut adalah sebagai berikut :

1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)


2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga Sehat


(IKS) dari setiap keluarga. Sedangkan keadaan masing-masing indikator,
mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang bersangkutan.

Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus diadakan atau
dikembangkan, yaitu:

1) Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga.

Instrumen yang diperlukan di tingkat keluarga adalah sebagai berikut.:

 Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa family


folder, yang merupakan sarana untuk merekam (menyimpan) data keluarga

12
dan data individu anggota keluarga. Data keluarga meliputi komponen rumah
sehat (akses/ ketersediaan air bersih dan akses/penggunaan jamban sehat).
Data individu anggota keluarga mencantumkan karakteristik individu (umur,
jenis kelamin, pendidikan, dan lain-lain) serta kondisi individu yang
bersangkutan: mengidap penyakit (hipertensi, tuberkulosis, dan gangguan
jiwa) serta perilakunya (merokok, ikut KB, memantau pertumbuhan dan
perkembangan balita, pemberian ASI eksklusif, dan lain-lain).
 Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer,
leaflet, buku saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan kepada keluarga
sesuai masalah kesehatan yang dihadapinya. Misalnya: Flyer tentang
Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga yang ibunya sedang hamil, Flyer
tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga yang mempunyai balita, Flyer
tentang Hipertensi untuk mereka yang menderita hipertensi, dan lain-lain.
2) Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat berupa
forum-forum berikut.
 Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas.
Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group
discussion (FGD) melalui Dasa Wisma dari PKK.
 Kesempatan konseling di UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK, dan lain-
lain).
 Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim, rembug
desa, selapanan, dan lain-lain.
3) Sedangkan keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat diupayakan
dengan menggunakan tenaga-tenaga berikut.
 Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, kader Posbindu, kader
Poskestren, kader PKK, dan lain-lain.
 Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK,
pengurus Karang Taruna, pengelola pengajian, dan lain-lain.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara, yang
memiliki kriteria tertentu, dimana terdapat keterpaduan program kependudukan, keluarga
berencana, pembangunan keluarga dan pembangunan sektor terkait yang dilaksanakan
secara sistemik dan sistematis.
Program Indonesia Sehat (PIS) merupakan salah satu program dari Agenda ke-5
Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini
didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program
Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera.

3.2 Saran
Sebagai seorang tenaga kesehatan haruslah memahami dan terus mengikuti
perkembangan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang setara melalui
program kependudukan.

14
15

Anda mungkin juga menyukai