Anda di halaman 1dari 18

Komponen Rujukan dan Paket

Persiapan Rujukan

Kelompok 2

Anggia Puspita
Astri Wahyuni
Debby Inda Rabbi
Intan Nurmalasari
Siti Yusmia Dewi
1 Komponen Tanda Bahaya

2 Komponen Stabilisasi

3 Komponen Konseling

4 Komponen Komunikasi
5 Komponen Pengantar

6 Komponen Transportasi

7 Komponen Peralatan dan Obat

8 Komponen SOP Pelayanan


Komponen
Disetiap jenjang pelayanan mempunyai “tanda bahaya” Tanda Bahaya
dimana keputusan merujuk harus diambil.

Maternal PEB / Eklamsia • Nyeri kepala hebat


• Penglihatan kabur
• Hiperefleksia
• Nyeri ulu hati
• Tekanan darah diastolik >90 mmHg
• protein urine +2 atau lebih

Neonatus Asfiksia • Merintih


• Tidak bernafas atau bernafas megap – megap
• Sianosis
• Pucat
• Tonus otot lemah
Komponen
Stabilisasi

Merupakan komponen yang sangat penting bagi semua penolong


komplikasi ibu dan BBL/neonatus dan harus dilaksanakan disetiap tingkat
pelayanan sebelum melaksanakan rujukan, karena berkontribusi dalam
penyelamatan ibu dan BBL/Neonatus.
Setelah melaksanakan stabilisasi maka penolong persalinan atau
BBL/neonatus harus mengantar kasus ke sasaran fasilitas rujukan.
Persiapan stabilisasi ini perlu ditempel di dekat tempat pertolongan
dilaksanakan, agar pemberi layanan dapat dengan cepat dan tepat memberikan
pertolongan stabilisasi bila tanda bahaya muncul.
Respons Time / Waktu tanggap untuk stabilisasi komplikasi

kasus Bidan di Puskesmas Rumah Rumah Sakit


desa/ PONED Sakit PONEK + ICU
BPS PONEK
Maternal PEB/ SEGERA Persalinan Persalinan Persalinan dalam
Eklamsi dalam 6 jam dalam 24 24 jam
untuk eklamsi jam
dan 12 jam
untuk PEB
Neonatus Asfiksia SEGERA SEGERA SEGERA SEGERA
Resusutasi Resusitasi 10 Resusitasi Resusitasi 10
2-3 menit menit 10 menit menit
Stabilisasi komplikasi maternal
kasus Di bidan desa / BPS Puskesmas Non PONED Puskesmas PONED
Maternal Eklamsia/PEB • Identifikasi tanda • Diagnostik klinik • Diagnostik klinik
bahaya, kolaborasi • penanganan awal • penanganan awal
bidan mgsO4 ( 40 % ) 4 gr mgsO4 ( 40 % ) 4
• mgsO4 ( 40 % ) 4 gr IV 5 menit gr IV 5 menit
IV 5 menit • Lanjutkan dengan 6 • Lanjutkan dengan
gr dalam 15 cc RL 15 6 gr dalam 15 cc
menit bila kejang beri RL 15 menit bila
2 gr selama 5 menit kejang beri 2 gr
• Nifedipine jika td > selama 5 menit
140/90 5-10 mg bisa • Nifedipine jika td
diulang 8X/24 jam > 140/90 5-10 mg
• Pasang peralatan bisa diulang
penanganan kejang, 8X/24 jam
goedel, penghisap • Pasang infus RL
lendir, O2 4-6 dengan jarum
liter/menit ukuran 16 atau
lebih maintenence
mgsO4 1 gr
selama 24 jam.
• rujuk bila
memburuk
Stabilisasi komplikasi neonatus

kasus Di bidan desa / Puskesmas Non Puskesmas


BPS PONED PONED

neonatus Asfiksia Setelah Setelah Setelah


menejemen menejemen resusitasi
BBL dengan BBL dengan neonatus,
Asfiksia, Asfiksia, lakukan
lakukan VTP 3- lakukan VTP 3- tahapan
5X 30 detik. 5X 30 detik. resusitasi acuan
Bila bayi masih Bila bayi masih PONED
merintih/ merintih/
belum nafas belum nafas
spontan, rujuk spontan, rujuk
sambil VTP. sambil VTP.
Komponen
Konseling

Pada komponen konseling, sebagai pendengar yang baik akan diperoleh beberapa
hal, yakni :
a) Informasi yang sebanyak banyaknya atau selengkapnya dari klien dan
keluarganya yang merupakan kekuatan untuk menentukan dan menetapkan
permasalahan atau diagnosa klien.
b) Menghindarkan petugas kesehatan dari kesalahan yang membuat kesan bahwa
sebagai petugas kurang mampu dan tidak profesional.
c) Memberikan kesan bahwa klien dan keluarga diperlakukan sebagai orang
penting yang diperhatikan dan kesan memberi rasa nyaman bagi mereka.
Teknik sederhana berkomunikasi efektif bagi petugas
a) Mengulangi dan mempertegas kalimat yang diucapkan klien dengan tujuan bahwa
kita mengerti dan memahami tentang klien.
b) Mengajukan pertanyaan untuk memberi dukungan dan dorongan terhadap klien.

Tahap tahap yang dilakukan pada konseling/komunikasi interpersonal agar dapat


memberikan kepuasan pada klien
a) Memberikan salam dan menyapa dengan ramah, hangat dan bersahabat
b) Tunjukan kesediaan untuk membantu
c) Buatlah klien merasa penting dan dihargai
d) Layani sebaik mungkin sejak awal hingga akhir
e) Dalam tindakan rujukan berikan rasa nyaman dan aman.
Komponen
Komunikasi Dalam suatu sistim rujukan pada saat terdapat kasus gawat darurat baik
di tingkat masyarakat, bidan di desa, BPS, puskesmas, balkesmas, puskesmas
PONED, dan Rumah Sakit pemerintah maupun swasta dalam suatu jejaring
pelayanan sistem rujukan kegawatdaruratan maternal dan neonatal harus
saling berkomunikasi dan berkonsultasi.
Adapun konsultasi bertujuan untuk mengetahui:
1) Saran Penanganan kasus
2) Kesiapan tempat tujuan PONED
3) Kesiapan tempat tujuan RS PONEK
4) Kesiapan ketersediaan darah
5) Kesiapan administrasi pembiayaan
6) Kesiapan transportasi.
Komponen
Pengantar

Komponen pengantar yaitu kemampuan tenaga kesehatan


yang mengantar atau yang merujuk, harus mampu menangani
kegawatdaruratan sesuai dengan kemampuannya, mengingat selama
dalam perjalanan tetap perlu dilakukan pelayanan gawat darurat.
komplikasi Kemampuan yang dibutuhkan pengantar

asfiksia Memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar dan lanjut resusitasi dan penggunaan
peralatan resusitasi dasar terutama penggunaan O2 dengan benar. Dokter, bidan,
perawat yang telah dilatih resusitasi neonatus

BBLR/premature Memiliki kompetensi penanganan BBLR/Premature dan mampu melakukan


penanganan awal jika timbul seperti bidan, Dokter umum, dan perawat terlatih
penanganan BBLR

sepsis Mampu mendiagnosa serta melakukan penanganan awal untuk komplikasi sepsis
setelah distabilisasi
Komponen
Transportasi

Transportasi merupakan salah satu komponen penting dalam penanganan kasus rujukan.
Transportasi perlu disiapkan selama 24 jam mengingat waktu emas beberapa kasus sangat
singkat.

Guna ketersediaan transportasi 24 jam ada beberapa alternatif upaya yaitu dengan
pemanfaatan ambulans 24 jam baik di Puskesmas atau Rumah sakit.

a) Harus ada jadwal untuk supir

b) Kendaraan lebih dari satu

c) Ketersediaan bahan bakar disediakan oleh Puskesmas/RS


Komponen
Peralatan dan obat

– Peralatan dan obat yang perlu dibawa pada saat tenaga kesehatan
mengantar kasus maternal atau neonatal

– Peralatan dan obat ini harus selalu disediakan dan siap 24 jam di
tempat layanan khususnya di UGD, juga di Puskesmas PONED
maupun Puskesmas Perawatan serta Poskesdes/BPS. Hal ini akan
mendukung kecepatan penanganan rujukan kasus kegawatdaruratan
maternal dan neonatal (BBL)
No kasus Bidan di Desa/BPS Puskesmas Puskesmas poned

1 asfiksia • Selimut/handuk kering • Selimut/handuk kering dan • Selimut/handuk kering dan


dan bersih 2 helai dan bersih 2 helai dan handuk bersih 2 helai dan handuk
handuk kecil/selendang kecil/selendang 1 helai kecil/selendang 1 helai
1 helai • De lee/bola karet yang • Bantal penyangga leher bayi
• De lee/bola karet yang dapat dibersihkan • De lee/bola karet yang dapat
dapat dibersihkan • Balon dan sungkup dibersihkan
• Balon dan sungkup • Sarung tangan DTT • Balon dan sungkup
• Sarung tangan DTT • Jam • Stetoskop
• Jam • Stetoskop • Set infus
• Stetoskop • Alas bayi • Cairan infus garam normal, RL,
• Alas bayi natrium bikarbonat 4,2%,
dextrose 10%
• Alas bayi
Komponen SOP
Pelayanan

SOP Pelayanan yang dimaksud adalah SOP pada saat petugas


kesehatan mengantar kasus gawat darurat ke tingkat pelayanan yang
lebih tinggi.
Kasus Bidan di Desa/BPS Puskesmas PONED RS PONEK
HPP- Jaga jalan nafas selimuti jaga IV 2 Jaga jalan nafas resusitasi Jaga jalan nafas
SHOCK/SY jalur 20IU oksitosin min jaga IV 2 jalur 20IU oksitosin Resusitasi
OK 500cc/jam kompresi aorta 500cc/jam tatalaksana sesuai IV sentral
abd/bimanual kausa tidak berhasil
(curretagge) kompresi aorta
ABD/bimanual
Eklampsia Jaga jalan nafas, jaga dari trauma, Jaga jalan nafas, jaga dari Jaga jalan nafas
MGSO4 IV 1gr/jam melalui infus trauma, MGSO4 IV 1gr/jam Jaga dari trauma
RL/Ringer acetat nifedipin 5mg melalui infus RL/Ringer
subligual acetat nifedipin 5mg
subligual

Maternal Hidrasi Jalur IV Jalur IV sentral


sepsis Jalur IV Antibiotika lini pertama Antibiotika
Antibiotika lini pertama Kultur
Rawatan ICU/HCU

Anda mungkin juga menyukai