Anda di halaman 1dari 13

PROFIL KAMPUNG KELUARGA BERKUALITAS

DESA RABAKODO

KECAMATAN WOHA

UPT-DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN,

PERLINDUNGAN ANAK, PENGENDALIAN

PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

KECAMATAN WOHA KABUPATEN BIMA

TAHUN 2023

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembanggunan Keluarga sebagai dasar pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga
Berencana menekankan kewenangan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) tidak hanya terbatas pada masalah Pembanguan Keluarga Sejahtera saja
namun juga menyangkut masalah pengendalian penduduk.
Kemudian Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah semakin
mempertegas kewenangan tersebut, dimana pada lampiran Undang-Undang Nomor 23 tahun
2014 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Konkuren Antara Pemerintah Pusat, Daerah
Provinsi dan Daerah Kabupaten / Kota pada huruf N (Pembagian Urusan Pemerintah Bidang
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana) Menegaskan kewenangan dalam
pelaksanaan urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana antara Pemerintah,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten / Kota.
Empat sub urusan bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana yang harus
dilaksanakan oleh masing-masing tingkatan perintah yaitu; (1) sub urusan Pengendalian
Penduduk, (2) sub urusan Keluarga Berencana, (3) sub urusan Keluarga Sejahtera, dan (4)
sub urusan Sertifikat dan Standarisasi.Lebih lanjut terkait dengan arah kebijakan
pembanggunan nasional Pemerintah periode 2015-2019, PPKBPPPA diberi mandat untuk
dapat mensukseskan Agen Perioritas Pembangunan (Nawacita), terutama pada Agenda
Prioritas nomor 5 (lima) “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia” melalui
Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana, serta melaksanakan Strategi
Pembanggunan Nasional 2015-2019 (Dimensi Pembanggunan) untuk Dimensi Pembangunan
Manusia pada Pembangunan Bidang Kesehatan dan Mental/Karakter (Revolusi Mental).
Lebih lanjut dalam langkah penguatan Program KKBPK 2015-2019, Bapak Presiden
Republik Indonesia mengamanatkan agar dapat menyusun suatu kegiatan/program yang
dapat memperkuat upaya pencapaian target/sasaran Pembangunan Bidang Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana 2015-2019, dapat menjadi ikon PPKBPPPA serta dapat
secara langsung bersentuhan dan memberikan manfaat kepada masyarakat.
Kampung KB menjadi salah satu inovasi strategi untuk dapat mengimplementasikan
kegiatan-kegiatan prioritas program KKBPK secara utuh di lini lapangan. Kampung KB

2
merupakan salah satu bentuk / model miniature pelaksanaan total Program KKBPK secara
utuh yang melibatkan seluruh Bidang di lingkungan DPPKBPPPA dan bersinergi dengan
mitra kerja, instansi terkait sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah.
Definisi Kampung KB pada “Kamus Istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan
oleh Direktorat Teknologi Informasi dan Dokumentasi (Dittifdok) pada tahun 2011 (Hal:53) :
“ Kampung KB adalah salah satu upaya penguatan Program KKBPK yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam memberdayakan dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan total program KB, sebagai
upaya mewujudkan keluarga yang berkualitas .
Segala langkah baik yang dimulai dari langkah pembentukan dan pencanangan,
Langkah implementasi, sampai dengan langkah monitoring dan evaluasi kegiatan yang
dilaksanakan di kampung KB. Dan sebagai wujud dari implementasi pelaksanaan kampung
KB di Kabupaten Bima di tetapkan di Desa Rabakodo Kecamatan Woha sebagai percontohan
Kampung KB Kabupaten Ogan Ilir dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan
daerah yang kawasan miskin, cakupan peserta KB Metode Jangka Panjang (MKJP) masih
rendah, daerah aliran sungai dan daerah pemukiman yang belum tertata dengan baik (Kumuh)
dirumuskan lebih lanjut di dalam Profil Kampung KB.
B. Pengertian Kampung KB
KB juga berarti suatu tindakan perencanaan pasangan suami istri untuk mendapatkan
kelahiran yang diinginkan, mengatur interval kelahiran dan menentukan jumlah anak sesuai
dengan kemampuannya serta sesuai situasi masyarakat dan negara. Dengan demikian, KB
berbeda dengan birth control, yang artinya pembatasan / penghapusan kelahiran (tahdid al-
nasl), istialh birth control dapat berkonotasi negatif karena bisa berarti aborsi dan strerilisasi
(pemandulan). Perencanaan keluarga merujuk kepada penggunaan metode-metode
kontrasepsi oleh suami istri atas persetujuan bersama diantara mereka, untuk mengatur
kesuburan mereka dengan tujuan menghindar kesulitan kesehatan, kemasyarakatan, dan
ekonomi , dan untuk memungkinan mereka memikul tanggung jawab terhadap anak-anaknya
dan masyarakat.
Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara, yang memiliki
kriteria tertentu, dimana terdapat keterpaduan program kependudukan, keluarga berencana,
pembangunan sektor yang dilaksanakan secara sistemik dan sistematis. Kampung KB
direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi oleh dan untuk masyarakat. Pemerintah,
Pemerintah Daerah, lembaga non pemerintah dan swasta berperan fasilitas, pendampingan
dan pembinaan.

3
Kampung KB adalah pelayanan KB berbasis kampung tujuannya adalah untuk lebih
mengoptimalkan pelayanan KB masyarakat khususnya di pedesaan dengan sasaran
masyarakat menengah ke bawah. Harapannya adalah dengan membatasi jumlah kelahiran
anak dapat merubah taraf kehidupan serta perencanaan terhadap masa depan putra putrinya
lebih terjamin dan sejahtera, maka Pemerintah KB berbasis kampung di tiap desa dan
kelurahan serta memberikan informasi dan merubah pola pikir masyarakat tentang arti
pentingnya Program KB.
C. Tujuan
Adapun tujuan dibentuknya Kampung KB adalah :
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kualitras hidup masyarakat ditingkat kampung atau yang setara Melalui
program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga serta pembangunan
sektor terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan peran pemerintah, pemerintah daerah, lembaga non pemerintah dan
swasta dalam memfasilitasi, pendampingan dan pembinaan masyarakat untuk
menyelenggarakan program, kependudukan, keluarga berencana, pembangunan
keluarga dan pembangunan sektor terkait.
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan berwawasan
kependudukan.
c. Meningkatkan jumlah peserta KB aktif modern.
d. Meningkatkan ketahanan keluarga melalui program Bina Keluarga Balita (BKB),
Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKR), dan Pusat Informasi
dan Konselinh(PIK) Remaja.
e. Meningkatkan pemberdayaan keluarga melalui kelompok UPPKS;
f. Menurunkan amgka Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT);
g. Meningkatkan derajat kesehatan masyartakat
h. Meningkatkan rata-rata lama sekolah penduduk usia sekolah
i. Meningkatkan sarana dan prasarana pembangunan kampong
j. Meningkatkan sanitasi dan lingkungan kampung yang sehat dan bersih
Meningkatkan kualitas keimanan para remaja / mahasiswa dalam kegiatan
keagamaan (pesantren, kelompok ibadah / ceramah keagamaan) di kelompok PIK
KRR/remaja.

4
BAB II
PRASYARAT PEMBENTUKAN
RUANG LINGKUP DAN SASARAN KAMPUNG KB

A. Prasyarat Wajib Pembentukan Kampung KB


Suatu wilayah yang akan dijadikan sebagai lokasi Kampung KB perlu memperhatikan
persyaratan wajib yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Tersedianya Data Kependudukan yang Akurat. Data Kependudukan yang akurat adalah
data yang bersumber dari hasil pendataan keluarga, data potensi desa dan data catatan sipil
yang akurat sehingga dapat digunakan sebagai dasar penetapan prioritas, sasaran dan
program yang akan dilaksanakan diwilayah Kampung KB secara berkesinambung.
2. Dukungan dan komitmen Pemerintah daerah,Komitmen dan peranan aktif seluruh instansi/
unit kerja pemerintah khususnya Pemerintah Kabupaten / Kota. Kecamatan dan Desa /
Kelurahan dalam memberikan dukungan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan dikampung KB dan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai
dengan bidang tugas instansi masing-masing untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
3. Partisipasi Masyarakat yang berpartisipasi aktif Partisipasi aktif masyarakat dalam
pengelolaan dan pelaksanaan seluruh kegiatan yang akan dikampung KB secara
berkesinambungan guna meningkatkan taraf hidup seluruh masyarakat yang diwilayah.
B. Model Penggarapan Kampung KB

C. Ruang Lingkup Kegiatan Kampung KB


Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan dikampung KB meliputi :
1. Kependudukan
2. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
3. Ketahanan Keluarga dan Pemberdayaan Keluarga (Pembangunan Keluarga)
4. Kegiatan Lintas Sektor (Bidang Pemukiman, Sosial Ekonomi, Kesehatan, Pendidikan,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak).

5
D. Sasaran Penggarapan
1. Sasaran
Sasaran yang merupakan subjek dan objek dalam pelaksanaan program dan kegiatan
di Kampung KB yaitu :
1. Keluarga
2. Remaja
3. Penduduk Lanjut Usia (Lansia)
4. Pasangan Usia Subur(PUS)
5. Keluatga dengan balita
6. Keluarga dengan remaja
7. Keluarga dengan lansia.
8. Sasaran sektor sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
2. Pelaksanaan
1. Kepala desa / lurah
2. Ketua RW
3. Ketua RT
4. UPTD, PKB / PLKB
5. Petugas lapangan sektor terkait
6. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga(PKK) Tingkat Desa / Kelurahan
7. Institusi Masyarakat Pedesaan (PPKBD dan Sub PPKBD)
8. Tokoh Masyarakat (Tokoh Adat / Tokoh Agama / Tokoh Masyarakat di desa /
kelurahan)
9. Kader

6
BAB III
PROFIL KAMPUNG KB

A. Luas Wilayah dan Letak Geografis


1. Luas wilayah :
2. Letak geografis
1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Talabiu
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tente Runggu
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Samili
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa
B. Kriteria Wilayah
1. Kawasan miskin
2. Kumuh
3. Daerah aliran sungai (DAS)
4. Terpencil
5. Status pendidikan rendah
C. Kriteria Khusus
1. Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sangat rendah
2. Partisipasi Kepedulian keluarga terhadap pemukiman dan lingkungan masih sangat
rendah.
D. Jumlah Jamban/WC yang ada
1. Jumlah Rumah :
2. Jamban Sehat Permanen (JSP)
3. Jamban sehat semi permanen (JSSP) :
4. Sharing (Numpang) :
5. Lainnya :
E. Jumlah yang menggunakan Air
Jumlah Rumah PDAM SPT (Semur Pompa Tangan),SGL (Sumur Galih),PAH (Air
Hujan) PMA Sungai Sumur Bor
F. Jumlah / Kategori Rumah Rumah layak Huni Rumah Tidak layak Huni :

7
G. Fasilitas Fisik Dan Non Fisik Yang Ada
1. PENDIDIKAN :
SD : 2 Buah
PAUD : 2 Buah
SMP/MTs : 0 Buah
SMA : 2 Buah
2. KESEHATAN
POSYANDU : 4 Kelompok
BKB : 2 Kelompok
BKL : 1 Kelompok
BKR : 1 Kelompok
PIK Remaja : 1 Kelompok
Bidan Desa : 2 Orang
TOGA : Orang
TOMA : Orang
H. Agama
Masjid /Musholla : 8 Buah
I. Fasilitas Lain
Kantor Kades : 1 Buah
Gedung serbaguna : Buah

8
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI KAMPUNG KB
DESA RABAKODO KECAMATAN WOHA

9
BAB V
RENCANA KEGIATAN KAMPUNG KB
DESA RABAKODO

A. RENCANA KEGIATAN WAKTU


1. Membuat Tim Kerja (Pokja) Minggu ke I September 2017
2. Penetapan Wilayah Kampung KB Minggu ke IISeptember2017
3. Menyusun tim operasional dan Struktur Organisasi Minggu ke III September 2017
4. Audiensi / Advokasi Minggu ke IV Septemberi 2017
5. Rakor persiapan teknis pencanaan Minggu ke I Oktober 2017
6. Penyiapan media dan display data (umbul-umbul, baliho, roll banner, gapura, tugu,
mural, kaus, topi, jingle Kampung KB dll) Minggu ke II Oktober 2017
7. Sosialisasi melalui multimedia Minggu ke III Oktober 2017
8. Launching Kampung KB Minggu ke IV Oktober 2017

10
BAB VI
INDIKATOR KEBERHASILAN DAN MONITORING EVALUASI
KEGIATAN KAMPUNG KB

A. INDIKATOR CAPAIAN
1. Data dan Informasi
Setiap RT / RW Memiliki Data dan Peta Keluarga yang bersumber dari Pendataan
keluarga %
2. Data Keluarga Berencana
1. Peserta KB Aktif %
2. MOP %
3. MOW %
4. Suntikan %
5. Implant %
6. IUD %
7. PIL %
8. Kondom %
9. Cara Tradisional %

11
BAB VII
PENUTUP

Kampung KB diharapkan dapat menjadi suatu inovasi strategis dalam penguatan


program KKBPK dan pembangunan sektor terkait di seluruh tingkatan wilayah, terutama
sebagai suatu langkah implementasi kegiatan prioritas yang memiliki daya ungkit terhadap
upaya pencapaian target / sasaran yang telah ditetapkan serta memperluas cakupan
penggarapan Program KKBPK yang dapat diterima manfaatnya secara langsung oleh
masyarakat.
Terbentuknya kampung KB diharapkan :
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan berwawasan kependudukan,
2. Meningkatkan jumlah peserta KB aktif MKJP
3. Meningkatkan pemberdayaan keluarga melalui kelompok UPPKS,
4. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
5. Meningkatkan sarana dan prasarana penunjang kampung KB,
6. Meningkatkan sanitasi dan lingkungan kampung yang sehat dan bersih.
Demikianlah profil kampung KB tersebut kami sampaikan, kiranya dapat menjadi
bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang bersangkutan untuk mendukung dan
memeriahkan berbagai program sehingga tujuan yang ingin dicapai setelah dibentuknya
Kampung KB dapat tercapai.

12
LAMPIRAN

13

Anda mungkin juga menyukai