Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

WEBINAR PRAKTIK BAIK DESA/KELURAHAN


BEBAS STUNTING (DE’BEST) DI 1000 HPK SERI 5

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan


Pembangunan Keluarga Berencana mengamanatkan bahwa untuk mencapai sasaran
pembangunan nasional adalah dengan meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Pasal
47, Pemerintah dan Pemerintah Daerah menetapkan kebijakan pembangunan keluarga
melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Kebijakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk mendukung keluarga agar dapat
melaksanakan fungsi keluarga secara optimal. Kebijakan pembangunan keluarga
melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 47 dilaksanakan dengan cara: peningkatan kualitas anak dengan
pemberian akses informasi, pendidikan, penyuluhan dan pelayanan tentang perawatan,
pengasuhan dan perkembangan anak. Dalam UUD 1945 Pasal 28b ayat (2) berbunyi
setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, pembangunan desa


bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia
serta penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar,
pembangunan sarana dan prasarana, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan, dengan
menggunakan dua pendekatan yaitu “desa membangun” dan “membangun desa” yang
diintegrasikan dalam perencanaan Pembangunan Desa.

Dalam perjalanan ketatanegaraan Republik Indonesia, desa telah berkembang dalam


berbagai bentuk sehingga perlu dilindungi dan diberdayakan agar menjadi kuat, maju,
mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam
melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil,
makmur, dan sejahtera.

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Pembangunan desa dilaksanakan oleh pemerintah desa dan masyarakat desa dengan
semangat gotong royong serta memanfaatkan kearifan lokal dan sumber daya alam
desa. Pelaksanaan program sektor yang masuk ke desa diinformasikan kepada
Pemerintah desa dan diintegrasikan dengan rencana pembangunan desa. Masyarakat
desa berhak mendapatkan informasi dan melakukan pemantauan mengenai rencana
dan pelaksanaan pembangunan desa.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Peningkatan kualitas anak dalam Program Kependudukan dan Keluarga Berencana
dilakukan melalui Bina Keluarga Balita (BKB) yang telah dirintis sejak tahun 1984 yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dalam
pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak. Saat ini melalui Peraturan Deputi
Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Nomor 5 Tahun 2022 tentang Bina
Keluarga Balita Holistik Integratif Unggulan (BKB HIU), bahwa kelompok BKB HIU
adalah kelompok BKB HIU yang melakukan layanan unggulan yaitu: 1) layanan
administrasi kependudukan dan jaminan kesehatan; 2) layanan pengasuhan/parenting
bersama dari kedua orang tua; 3) layanan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan; 4) layanan pembentukan karakter anak; 5) layanan promotif preventif
pemeliharaan kesehatan, gizi dan perlindungan anak; dan 6) layanan rujukan/konseling/
perawatan/bansos.

Seiring dengan upaya pemenuhan kebutuhan dasar anak secara utuh baik dari segi
perawatan, pendidikan, dan pengasuhan agar anak tumbuh kembang optimal, program
pembinaan ketahanan keluarga balita dan anak harus diintegrasikan dengan Program
Layanan Anak Usia Dini yang lain di desa agar anak mendapatkan pelayanan secara
utuh. Serta dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan
produktif serta pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan maka perlu dilakukan
percepatan penurunan stunting sebagaimana dalam peraturan Presiden Nomor 72
Tahun 2021. Percepatan Penurunan stunting dilaksanakan secara holistik, integratif,
dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi di antara
Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah
kabupaten/kota, pemerintah desa dan pemangku kepentingan. Target desa/kelurahan
bebas stunting telah di tetapkan sebesar 100% di tahun 2024.

Indikator lain yang harus dicapai oleh desa/kelurahan dalam mewujudkan bebas
stunting antara lain:
No Indikator Perpres 72 Tahun 2021 Target
1. Persentase desa/kelurahan stop Buang Air Besar Sembarangan 90% tahun 2024
2. Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan sanitasi total 100% tahun 2024
berbasis masyarakat (STBM)
3. Persentase desa/kelurahan yang melakukan konvergensi 80% tahun 2024
Percepatan Penurunan Stunting
4. Persentase desa/kelurahan yang meningkatkan alokasi dana 90% tahun 2024
desa/kelurahan untuk intervensi spesifik dan intervensi sensitif
dalam penurunan stunting
5. Persentase desa/kelurahan yang mengintegrasikan program dan 100% tahun 2024
kegiatan percepatan penurunan stunting dalam dokumen
perencanaan dan penganggaran desa/kelurahan
6. Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kelas Bina 90% tahun 2024
Keluarga Balita (BKB) tentang pengasuhan 1000 HPK
7. Persentase desa/kelurahan yang memiliki guru Pendidikan Anak 90% tahun 2024
Usia Dini (PAUD) terlatih pengasuhan stimulasi penanganan
stunting sebagai hasil pendidikan dan pelatihan di
kabupaten/kota.
8. Persentase pemerintah desa/kelurahan yang memiliki kinerja baik 90% tahun 2024
dalam konvergensi percepatan penurunan stunting.

Untuk memenuhi upaya tersebut, maka diperlukan penguatan komitmen dan aksi
bersama dalam menyukseskan Program Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
(HPK) guna mewujudkan tumbuh kembang anak usia dini secara optimal. BKKBN telah
bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan dan mitra kerja strategis untuk
bersama melangkah menjalankan program percepatan penurunan stunting melalui
kampanye pengasuhan 1000 HPK. Keberhasilan program BKKBN dalam meningkatkan
partisipasi masyarakat, tidak terlepas dari peranan berbagai pihak baik pemerintah,
swasta, maupun masyarakat yang bergabung dalam organisasi/lembaga
kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, perguruan tinggi,
media masa, dan sebagainya. Dengan demikian diharapkan pesan program
Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (BANGGA
KENCANA) khususnya yang berkaitan dengan Pembinaan Ketahanan Keluarga,
melalui Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) Unggulan dapat tersampaikan
kepada seluruh lapisan masyarakat secara terus menerus.

Praktik baik desa dalam penyelamatan 1000 HPK untuk mencegah dan menurunkan
angka stunting melalui komitmen pemenuhan target desa/kelurahan bebas stunting dan
inovasi lainnya perlu disebarluaskan sehingga dapat dijadikan contoh bagi wilayah lain
menyesuaikan dengan kearifan lokal. Untuk itu Direktorat Bina Keluarga Balita dan
Anak menggagas Program Webinar Praktik Baik Desa/Kelurahan Bebas Stunting di
1000 HPK.

Program De’Best di 1000 HPK meliputi 3 kegiatan pokok yaitu:


1. Komitmen Desa/Kelurahan dan aksi bersama untuk memenuhi layanan dalam
rangka penyelamatan 1000 HPK;
2. Diseminasi praktik baik desa dalam penyelamatan 1000 HPK untuk percepatan
penurunan stunting, melalui Webinar Series De’Best (Desa/Kelurahan Bebas
Stunting) di 1000 HPK;
3. Penerbitan kompilasi artikel/narasi praktik baik desa/kelurahan bebas stunting di
1000 HPK dalam bentuk De’BestPedia.

Kriteria desa/kelurahan sebagai lokus praktik baik adalah:


1. Penurunan stunting yang signifikan;
2. Mempunyai dukungan anggaran yang tercantum dalam Dokumen Perencanaan
Program dan Anggaran Desa/Kelurahan;
3. Memiliki inovasi untuk menjawab permasalahan terkait penurunan stunting di
desa/kelurahan.

B. Tujuan Kegiatan

1. Menyebarluaskan informasi praktik baik desa dalam rangka penyelamatan 1000


HPK untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
2. Mengadvokasi Pimpinan Daerah untuk meningkatkan kepedulian terhadap
penyelamatan 1000 HPK untuk mencapai Indonesia Emas 2045.

C. Hasil yang Diharapkan

1. Semakin banyak desa yang melakukan praktik baik penyelamatan 1000 HPK untuk
mencapai Indonesia Emas;
2. Komitmen Pimpinan Daerah dalam penyelamatan 1000 HPK untuk mencapai
Indonesia Emas 2045.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
D. Peserta

Peserta terdiri dari:


1. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya BKKBN;
2. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama BKKBN;
3. 34 Perwakilan BKKBN Provinsi;
4. Jalasenastri seluruh Indonesia;
5. OPD Pengendalian Penduduk dan KB tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota:
6. Tim Penggerak PKK tingkat Provinsi, tingkat kabupaten/kota, tingkat Kecamatan
dan tingkat Desa/Kelurahan;
7. Kepala Desa/Lurah dan jajarannya di seluruh Indonesia;
8. PKB /PLKB;
9. Tim Pendamping Keluarga (TPK);
10. Kader BKB;
11. Organisasi Masyarakat;
12. Pemangku kepentingan; dan
13. Masyarakat umum penggiat program pengasuhan

E. Narasumber

Narasumber dalam kegiatan ini adalah:


1. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN);
2. Ketua Umum Jalasenastri;
3. Direktur Jendral Bina Pemerintahan Desa, Kementerian Dalam Negeri;
4. PO Program dan Kegiatan Sekretariat Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting
Pusat;
5. Wali Nagari Kubang, Kabupaten Lima Puluh Kota, Prov. Sumatera Barat;
6. Lurah Sidoluhur, Kab. Sleman, Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta;
7. Kepala Desa Pangkelak Mas, Kabupaten Lombok Timur, Prov. Nusa Tenggara
Barat;
8. Kepala Desa Kramat, Kabupaten Pulau Taliabu, Prov. Maluku Utara.

F. Waktu dan Metode Pertemuan

Hari/tanggal : Selasa, 19 September 2023


Waktu : 08.30 WIB - selesai
Metode Pelaksanaan:
1. Zoom Meeting
2. Streaming Youtube BKKBN OFFICIAL

Jadwal Tentatif
Webinar Praktik Baik De’Best di 1000 HPK Seri 5

No Waktu Acara Narasumber/Fasilitator


(WIB)
1. 08.30– Registrasi Peserta Panitia
08.30
2. 08.30– Pembukaan
09.00 - Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Mars KB MC
- Laporan Penyelenggara Nopian Andusti, S.E., M.T
Deputi KSPK BKKBN
- Keynote Speech Ny. Fera Muhammad Ali
Ketua Umum Jalasenastri

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
No Waktu Acara Narasumber/Fasilitator
(WIB)
- Arahan dan membuka Acara Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo,
Sp.OG (K)
Kepala BKKBN
3. 09.00– Penjelasan Umum De’Best di 1000 HPK Muslicha, S.Sos., M.Si
09.10 Penata KKB Ahli Muda Ditbalnak
4. 09.10– Panel Praktik Baik Desa Bebas Stunting (De’Best) - Narasumber: Kepala
10.50 di 1000 HPK Desa/Lurah
1. Nagari Kubang, Kabupaten Lima Puluh Kota, - Pembahas: Dr. Eko Prasetyanto
Prov. Sumatera Barat (20”) Purnomo Putro, S.Si., M.Si.,
2. Kalurahan Sidoluhur, Kab. Sleman, Prov. M.A (Direktur Jendral Bina
Daerah Istimewa Yogyakarta (20”)
Pemerintahan Desa,
3. Desa Pangkelak Mas, Kabupaten Lombok
Timur, Prov. Nusa Tenggara Barat (20”) Kementerian Dalam Negeri)
4. Desa Kramat, Kabupaten Pulau Taliabu, Prov. - Moderator: dr. Irma Ardiana,
Maluku Utara (20”) MAPS (Direktur Bina Keluarga
5. Pembahasan (20”) Balita dan Anak BKKBN)
5. 10.50– Tanya Jawab Narasumber Kades, Pembahas,
11.30 Moderator
6. 11.30- Penutup Dr. dr. Lucy Widasari, M.Si
11.50 PO Program dan Kegiatan,
Sekretariat Pelaksana Percepatan
Penurunan Stunting BKKBN
Pusat
7. 11.50- Quiz Online MC
11.55
8. 11.55- Pengumuman Penanya Terpilih dan Pemenang MC
12.00 Quiz Online

G. Penutup

Demikian kerangka acuan kegiatan ini disusun untuk dijadikan rujukan dalam
penyelenggaraan kegiatan Webinar Praktik Baik Desa/Kelurahan Bebas Stunting
(De’Best) di 1000 HPK Seri 5.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai