Anda di halaman 1dari 6

INOVASI PENANGANAN STUNTING DAN KEMISKINAN EKSTREM

DI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

SIMIDUN Chating ke FASKES

Simidun chating ke Faskes adalah inovasi dari Dinas Kesehatan,


merupakan inovasi yang mengembangkan pola kemitraan antara bidan dan
dukun kampung untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan.

Latar belakang inovasi ini adalah : Masyarakat menengah ke bawah masih


memegang tradisi, adat istiadat dan budaya dan Masyarakat masih kurang
percaya ke Bidan karena dianggap masih muda, kurang berpengalaman

Keunikan inovasi : Memanfaatkan Budaya Lokal dengan melibatkan dukun


kampung dan dukung kampung memberikan komunikasi dan informasi
dengan media informasi berupa gambar sederhana dan berwarna dan
mudah dipahami tentang asupan gizi.

Setelah adanya inovasi terjadi pembaruan yaitu : dukung kampung


mendampingi rujukan ibu hamil ke fasiltas kesehatan pada saat
melahirkan dan dukun kampung memberikan dukungan dan informasi
asupan gizi seimbang kepada ibu hamil di rumah dukun kampung.
Peran Dukung Kampung dalam persalinan secara perlahan-lahan mulai
digeser, dengan program yang sangat simpatik melalui Strategi Kemitraan
Dukun Kampung – Bidan ke Fasilitas Kesehatan. Strategi ini mengenalkan
dan melaksanakan kemitraan di 144 Desa – 4 Kelurahan – tercakup di 11
Kecamatan.

Inovasi Si Midun Chating ke Faskes disampaikan beberapa kegiatan baik


acara seminar maupun rapat-rapat koordinasi sebagai upaya Pemerintah
Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam penurunan stunting, hal Ini
merupakan Potensi Replikasi bagi daerah yang memiliki karakteristik
budaya yang sama
BAAS

Program Bapak Asuh Anak Stunting

Adalah Program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Hulu Sungai Selatan


dalam rangka Percepatan Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten
Hulu Sungai Selatan.

Program Bapak Asuh Anak Stunting dilatarbelakangi oleh :

1. Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021 di Kabupaten Hulu
Sungai Selatan prevalensi stunting sebesar 29,1%, sehingga diperlukan
adanya upaya intervensi dalam penurunan dengan percepatan penurunan
yang diharapkan sebesar 5,03% pertahun sampai dengan tahun 2024.

2. Pengalaman keberhasilan penanganan stunting yang dilaksanakan di


Desa Tambak bitin Kecamatan Daha Utara, yaitu inovasi Gerakan DASHAT
Beasuh Dilanting (Gerakan dapur Sehat Bersama Orang Tua Asuh dalam
penanggulangan Stunting) yang telah berhasil meningkatkan berat dan
tinggi badan sehingga balita berhasil keluar dari status stunting,
mengadopsi dari keberhasilan tersebut sehingga program tersebut
dilaksanakan untuk semua Desa/Kelurahan se Kab. Hulu Sungai Selatan
melalui Program Anak Asuh Stunting.

Sasaran penyaluran dana Bantuan Sosial kepada kelompok Masyarakat


Program Bapak Asuh Anak Stunting adala Baduta (anak dibawah dua
tahun) stunting dimana periode emas 1000 HPK nya untuk terlepas dari
kondisi stunting. Data diambil dari data Dinas Kesehatan melalui e-PPGM
bulan Agustus 2022 yang dtanta ditarik tanggal 14 September 2022.

Anggaran di Dinas PPKBPPPA Kab. HSS untuk BAAS setiap bulan


disalurkan melalui Camat yang ada Baduta Stunting dan selanjutnya Camat
menyerahkan ke Ketua TP-PKK Desa yang ada Baduta Stunting untuk
keperluan pembelian bahan makanan. Besarnya satuan porsi pembelian
bahan makanan per baduta sebesar Rp.25.000,- per baduta 2 hari sekali,
untuk 1 kali makan, sehingga 1 bulan sebanyak 15 kali diberikan makanan
padat bergizi, sehingga jumlah uang per baduta per bulan adalah sebesar
Rp.375.000,0 dan akan diberikan selama 6 (enam) bulan terhitung dari
bulan Oktober 2022 sampai Maret 2023.
Tim Pendamping Keluarga (TPK) desa melakukan pendampingan
memberikan makanan padat bergizi kepada baduta stunting untuk
memastikan makanan dimakan oleh baduta stunting tersebut.
PRS

PRS adalah inovasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Hulu


Sungai Selatan selama 2 periode masa kepemimpinan Bupati Drs. H.
Achmad Fikry M.AP (Periode I Tahun 2013-2018 dan Periode II Tahun 2018
sampai saat ini).

PRS disertai komplementaritas program untuk 5 aspek SDGs yaitu aspek


kebutuhan dasar berupa Beras Sejahtera Daerah dan Jaminan Hidup
Lansia, aspek peningkatan ekonomi berupa Bantuan Usaha Ekonomi
Produktif, aspek pendidikan berupa Program Bersama Untuk Peduli Anak
Yatim dan Program Kesejahteraan Sosial Anak serta aspek kesehatan yaitu
fasilitas pelayanan kesehatan gratis.

PRS dilaksanakan melalui pendekatan pemberdayaan sosial dengan pola


pendampingan yaitu adanya Sarjana Pendamping Desa Sejahtera yang
bertugas disetiap Desa dan Kelurahan.

Kebaharuan PRS selain dari peningkatan anggaran juga kolaborasi dengan


Gebrak Sehati untuk fasilitasi sanitasi yang layak disamping intervensi
sektor kesehatan dan lainnya turut berkontribusi dalam Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat sehingga mendorong penurunan angka kesakitan yang
berdampak juga kepada penurunan angka berobat jalan. Dengan kondisi
masyarakat yang lebih sehat sehingga mereka dapat mencari nafkah.

Sektor lain juga ikut mengintervensi PRS untuk meningkatkan pendapatan


keluarga sesuai dengan urusan masing-masing OPD. Sinergi program
didukung keterpaduan data pada SATU DATA yang memuat berbagai data
diantaranya data penerima bantuan agar setiap program terarah dan tepat
sasaran sehingga berdampak signifikan terhadap penurunan persentase
kemiskinan dari 5,17 (Tahun 2020) menjadi 4,84 (Tahun 2021), Kabupaten
Hulu Sungai Selatan merupakan satu-satunya Kabupaten di Provinsi
Kalimantan Selatan yang berhasil menurunkan kemiskinan di masa
pandemi Covid-19.

Daerah atau lembaga yang telah belajar mengadaptasi PRS, yaitu :


Pemerintah Kabupaten Panajam Paser Utara Provinsi Kaltim, Dinas Sosial
Kabupaten Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalsel dan
adopsi program oleh Lembaga Baznas Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Strategi keberlanjutan institusional inovasi PRS sudah dilegitimasi dalam


Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, RPJMD dan Renstra Dinas Sosial
Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Strategi keberlanjutan sosial melalui kolaborasi membangun jejaring


dengan kalangan dunia usaha melalui CSR, Baznas dan OPD terkait.
Strategi keberlanjutan manajerial melalui peningkatan kompetensi Potensi
Sosial, perbaikan kinerja organisasi, penguatan peran aktif Kecamatan,
Desa dan Kelurahan.

Evaluasi Internal dilakukan secara berjenjang melalui Laporan Kinerja


Individu, Survey Kepuasan Masyarakat dan monitoring evaluasi Dissos
bersama Samping Desa Sejahtera serta Pimpinan Daerah.

Evaluasi Eksternal pernah dilakukan oleh Ombudsman RI Perwakilan


Kalsel saat PRS diusung menjadi inovasi dalam Lomba Penghargaan
Pembangunan Daerah (PPD), oleh Bappenas RI Tahun 2021. Mereka
memberikan apresiasi yang sangat tinggi dari perencanaan dan
implementasi PRS. Kabupaten Hulu Sungai Selatan ditetapkan sebagai
peringkat 3 Terbaik Nasional PPD 2021.

GEBRAK SEHATI

Program Gebrak Sehati (Gerakan Pembangunan Bersama Berkelanjutan


Seribu Sarana Air Minum Dan Sanitasi), mengakselerasi peningkatan akses
air minum dan sanitasi, memperluas penetrasi ke masyarakat yang belum
terakses dan mengkolaborasi program air minum dan sanitasi yang sudah
berjalan (PAMSIMAS, SANIMAS, DAK Air Minum dan DAK Sanitasi).
Program ini mengupayakan agar satu keluarga bisa mendapatkan dua
akses pelayanan dasar yaitu air minum dan sanitasi sekaligus. Satu rumah
dua akses adalah tagline program ini, karena sebagian besar kasus warga
miskin di Kabupaten Hulu Sungai Selatan tidak memilik akses air minum
sehat dan sanitasi layak.

Dampak : Pasca pelaksanaan inovasi Gebrak Sehati yang dimulai sejak tahun
2019 dengan dukungan komitmen dari Kepala Daerah yang kuat dalam
percepatan SPM Air Minum dan Air Limbah maka angka SPM meningkat signifikan
dari sebelum inovasi dilaksanakan. Intervensi dari dana APBN, DAK Air Minum,
DAK Sanitasi, APBD, Dana Desa dan CSR dikolaborasikan dalam pelaksanaan
kegiatan.
SIGO (Sentra Industri Go Open) UMKM Naik Kelas

Inovasi SIGO memiliki keterkaitan yang erat dengan Tema RKP 2023
“Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan”. Perkembangan ekonomi global serta pandemi Covid-19 dan
Inflasi tentu memperburuk kondisi ekonomi masyarakat. Inovasi ini
mencoba menjawab tantangan dengan cepat dan tepat dalam menjaga serta
memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat kurang mampu, UMKM
di tengah kondisi yang berat ini.

Inovasi SIGO dilakukan dengan pola pendekatan berbasis komoditi


unggulan dan kawasan sentra industri, sehingga kalau dilihat dari relevansi
dengan konsep perencanaan berbasis tematik, holistik, integratif, dan
spasial maka inovasi ini sangatlah relevan. Hal ini dikarenakan perasalahan
diintervensi secara tematik holistik yang saling berkaitan sehingga
penanganan permasalahan dilakukan secara terpadu tidak ego sektoral
OPD. Secara spasial Inovasi ini juga sangat menitikberatkan pendekatan
berdasarkan daya dukung ruang, sehingga data bisa terlihat secara spasial
dan online di alamat : http://geoportal.hulusungaiselatankab.go.id/

Ruang lingkup inovasi SIGO Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah


pengentasan kemiskinan dengan meningktkan pendapatan masyarakat,
dan ini selaras karena SIGO juga memperkuat UMKM dengan digitalisasi
dan berbasis pendekatan komoditi unggulan dan kawasan sentra industri.
Pengentasan kemiskinan diharapkan bisa tercapai salah satunya dengan
mendorong pengembangan UMKM. Secara teoritis UMKM memiliki peran
penting untuk pengentasan kemisikinan, lantaran bersinggungan langsung
dengan masyarakat yang notabene relatif miskin.

Hal ini dikarenakan ketika masyarakat menengah ke bawah membuka


usaha, maka akan dimulai di tingkat mikro lebih dulu. Sehingga kalau
UMKM tumbuh pesat, artinya banyak masyarakat miskin yang ikut dalam
perkembangan UMKM Sehingga tujuan utama dari Inovasi ini adalah
pengentasan kemiskinan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan
meningktkan pendapatan masyarakat melalui memperkuat UMKM,
optimalisasi program Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dan digitalisasi dan
berbasis pendekatan komoditi unggulan dan kawasan sentra industri.
Berdasarkan ruang lingkup dan tujuan maka dapat pahami bahwa sasaran
inovasi ini adalah masyarakat miskin dan UMKM di Kabupaten Hulu
Sungai Selatan. Kebaruan (novelty) dari inovasi SIGO yang dikembangkan
di Hulu Sungai Selatan adalah :

Pertama : Pembinaan UMKM berbasis pada komoditi unggulan daerah dan


sentra industri sebagaimana yang ditetapkan dalam SK Bupati Hulu Sungai
Selatan, Nomor 188.45/226/KUM/2020 tentang Penetapan Komoditi
Unggulan dan Sentra Industri Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Kedua : Digitalisasi UMKM melalui Si OPEN HSS dapat dicapai sistem


100% e-Procurement dan 0% offline, transparansi, efisiensi, efektivitas dan
akuntabilitas dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah. Sehinnga
menjadi sarana promo dan transaksi untuk UMKM lokal secara digital.

Ketiga : Pendekatan secara spasial (kawasan sentra) menitikberatkan


pendekatan berdasarkan daya dukung ruang, sehingga data bisa terlihat
secara spasial di Geoportal Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang
merupakan salah satu simpul Jaringan Informasi Geospasial Nasional
(JIGN). Data dan informasi geospasial disediakan dalam bentuk GIS web
services dan dapat ditelusuri keberadaan datanya.

Anda mungkin juga menyukai