Anda di halaman 1dari 3

1. Bagaimana dengan program stunting?

Program stunting yang di laksanakan oleh Pemerintah, terkait percepatan penurunan


stunting saat ini sudah jauh lebih banyak dibandingkan tahun2 sebelumnya, karena saat
ini, stunting itu menjadi prioritas dan isu nasional. Termasuk dalam eksekusi anggaran.
Dilhokseumawe sendiri program2 yang terkait percepatan penurunan stunting itu ada:
1. Pemberian Makanan Tambahan Berbasis Bahan Pangan Lokal bagi Ibu hamil kurang Energi
Kalori selama 90 hr.
2. Para pejabat daerah wajib menjadi bapak angkat (org tua asuh) minimal utk 2 kasus
stunting.
3. Perguruan tinggi melalui kkn tematiknya.
4. dinkes melalui program pemberian pil penambah darah utk 3 kelompok sasaran, remaja putri,
catin dan ibu hamil untuk mengurangi dampak anemia.
5. dr PUPR pusat dgn dana APBN, membangun fasilitas MCK dgn fokus masy MBR yg
brpotensi stunting & keluarga MBR dgn kasus stunting.
6. Rumoh Gizi Gampong.

7. Kolaborasi dengan Pendamping Desa terkait pelaksanaan kegiatan pencegahan stunting


dengan Dana Desa

8. Pendampingan keluarga yang dilakukan TPK/bidan desa dan kader terpilih untuk
memantau anak stunting yang mempunyai masalah
9. Pendampingan dan rujukan ke dokter Spesialis anak yang dilakukan oleh tim dari
Puskesmas bagi anak- anak yang bermasalah

2. AKSI stunting sendiri di kota lhokseumawe mengalami kemajuan yg cukup significant,


dodorong paksa. Sehubungan dengan data prevalensi balita Stunting berdasarkan hasil rilis SSGI
Tahun 2021 Kabupaten/kota di Provinsi Aceh saat ini, Lhokseumawe menduduki urutan ke 7
(tujuh) dari 23 Kabupaten/Kota, jika dibandingkan dengan data Provinsi Aceh sebesar 32,2%
Tahun 2021 (Lhokseumawe di 27,4%). Selanjutnya di Tahun 2022 angka prevalensi Stunting di
Kota Lhokseumawe berdasarkan hasil rilis SSGI ada kenaikan sebesar 0,7% menjadi 28,1%
dibandingkan Tahun 2021 dan angka ini masih dibawah angka Prevalensi Sunting Provinsi Aceh
Tahun 2022 sebesar 31,2%.

3. Bagaimana antusiasme program stunting masyarakat?


Antusias sekali, semua aspek lapisan Masyarakat menunjukan keantusiasan yg luar biasa di
tahun ini untuk percepatan penurunan stunting. Percepatan penurunan stunting merupakan kerja
kolaborasi unsur pentahelix, yaitu akademisi, DUDI, masyarakat, pemerintah dan media.
Semua unsur pentahelix ini sudah memperlihatkan antusiasnya.

4. Apa yang dimaksud dengan program Gizi untuk menghadiahkan stunting?

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam

waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi

badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Seperti diketahui, saat mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021
tentang Percepatan Penurunan Stunting. Presiden Joko Widodo menargetkan penurunan
prevalensi stunting sebesar 14 persen pada 2024. Dalam mengejar target tersebut, dibutuhkan
setidaknya penurunan sekitar 3,8 persen per tahun hingga 2024 nanti.
Perpres tersebut menjelaskan upaya penurunan stunting melalui intervensi gizi spesifik dan
intervensi gizi sensitif
Program gizi untuk penanganan stunting tidak hanya berbicara gizi pada sektor Kesehatan, Para

pakar berpendapat bahwa intervensi gizi spesifik oleh sektor kesehatan hanya berperan sebanyak

30 persen, sementara yang 70 persen adalah intervensi gizi sensitif dimana yang berperan di luar

sektor non Kesehatan (contohnya sanitasi, air bersih dll). Sayangnya selama ini persepsi kita

sekilas tentang stunting adalah masalah gizi yang menjadi urusan sektor kesehatan saja. Padahal

intervensi sensitif sektor non kesehatan berperan besar dalam rangka mendukung intervensi

spesifik dari sektor kesehatan

5. Apa pengetahuan masyarakat tentang Gizi Makanan?


Dalam rentang waktu setahun belakangan ini, masyarakat telah banyak mendapatkan edukasi
positif terkait gizi makanan untuk mencegah stunting.
Kegiatan2 yang dilakukan oleh posyandu seperti pemberian makanan tambahan…
Kemudian bkkbn dengan program dahsyatnya, dapur sehat, disitu diperlihatkan cara pengolahan
makanan yg cenderung menggunakan pangan lokal tanpa bahan pengawet, tanpa micin, sehingga
dengan berjalannya waktu Masyarakat menjadi paham dan mengerti tentang gizi yg seharusnya
dikonsumsi bayi, balita ibu hamil dan calon pengantin yg merupakan kelompok sasaran kita
untuk percepatan penurunan stunting.

Anda mungkin juga menyukai