8. Pendampingan keluarga yang dilakukan TPK/bidan desa dan kader terpilih untuk
memantau anak stunting yang mempunyai masalah
9. Pendampingan dan rujukan ke dokter Spesialis anak yang dilakukan oleh tim dari
Puskesmas bagi anak- anak yang bermasalah
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam
waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi
badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Seperti diketahui, saat mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021
tentang Percepatan Penurunan Stunting. Presiden Joko Widodo menargetkan penurunan
prevalensi stunting sebesar 14 persen pada 2024. Dalam mengejar target tersebut, dibutuhkan
setidaknya penurunan sekitar 3,8 persen per tahun hingga 2024 nanti.
Perpres tersebut menjelaskan upaya penurunan stunting melalui intervensi gizi spesifik dan
intervensi gizi sensitif
Program gizi untuk penanganan stunting tidak hanya berbicara gizi pada sektor Kesehatan, Para
pakar berpendapat bahwa intervensi gizi spesifik oleh sektor kesehatan hanya berperan sebanyak
30 persen, sementara yang 70 persen adalah intervensi gizi sensitif dimana yang berperan di luar
sektor non Kesehatan (contohnya sanitasi, air bersih dll). Sayangnya selama ini persepsi kita
sekilas tentang stunting adalah masalah gizi yang menjadi urusan sektor kesehatan saja. Padahal
intervensi sensitif sektor non kesehatan berperan besar dalam rangka mendukung intervensi