Anda di halaman 1dari 5

INOVASI

GERAKAN PENURUNAN STUNTING (GENTING)

Oleh :
POKJA IV
TIM PENGGERAK PKK DESA GUNUNG BENTANG
KECAMATAN SAGARANTEN
KABUPATEN SUKABUMI
2023
A. Latar belakang
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi
kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Stunting mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan otak. Anak stunting juga memiliki risiko lebih tinggi
menderita penyakit kronis di masa dewasanya. Bahkan, stunting dan malnutrisi
diperkirakan berkontribusi pada berkurangnya 2-3% Produk Domestik Bruto (PDB)
setiap tahunnya.
Prevalensi stunting selama 10 tahun terakhir menunjukkan tidak adanya
perubahan yang signifikan dan ini menunjukkan bahwa masalah stunting perlu
ditangani segera. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan 30,8%
atau sekitar 7 juta balita menderita stunting. Masalah gizi lain terkait dengan stunting
yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat adalah anemia pada ibu hamil
(48,9%), Berat Bayi Lahir Rendah atau BBLR (6,2%), balita kurus atau wasting (10,2%)
dan anemia pada balita.
Penurunan stunting memerlukan intervensi yang terpadu, mencakup intervensi
spesifik dan sensitif. Indikator dan target penurunan stunting telah dimasukkan sebagai
sasaran pembangunan nasional dan tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan Rencana Aksi Nasional Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 2017-2019.
Kementerian Kesehatan mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia
(SSGI) pada Rapat Kerja Nasional BKKBN, Rabu (25/1) dimana prevalensi stunting di
Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022, sedangkan menurut
SSGI tahun 2021 Stunting di Kabupaten Sukabumi yaitu 24,2% dan pada tahun 2022
menjadi 27,5% artinya mengalami kenaikan 3,3%. Sedangkan di kecamatan
Sagaranten angka stunting dari tahun 2021 sampai dengan 2022 mengalami
penurunan, akan tetapi masih ada kasus stunting yang masih memerlukan perhatian
khusus untuk di tangani segera. Di desa gunungbentang kasus stunting tahun 2021
sampai dengan 2022 mengalami penurunan dari 7 kasus menjadi 3 kasus stunting
Faktor-faktor pencetus terjadinya kasus stunting antara lain kurangnya
pengetahuan ibu mengenai Kesehatan dan gizi selama masa kehamilan, Asupan gizi
balita yang belum memenuhi kriteria isi piringku dikarenakan rendahnya pendapatan
keluarga,sehingga kualitas asupan gizi keluarga pun masih rendah, faktor berikutnya
konsumsi tablet Fe pada remaja putri masih rendah, (14,12%).
Berdasarkan akar permasalahan yang ditemukan melalui evaluasi rembuk
stunting di desa Gunung Bentang, maka perlu digagas suatu inovasi pencegahan
stunting secara terpadu dari masing-masing permasalahan pencetus stunting  tersebut.
Peraturan Bupati sukabumi No 92 Tahun 2018 Tentang Rencana Aksi Daerah
Penanganan dan Penanggulangan Stunting. Menjadi dasar desa Gunung Bentang
melakukan upaya pencegahan stunting secara terpadu dengan melakukan intervensi
gizi spesifik  dan gizi sensitive dengan melibatkan lintas sektor. Wujud nyata intervensi
mengatasi masalah stunting ialah membuat terobosan sebuah inovasi Gerakan
Penurunan Stunting “GENTING“. Kegiatan  ini merupakan kegiatan terpadu dalam
pencegahan stunting.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menurunkan angka Stunting di Wilayah desa Gunung Bentang
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat mengenai
Stunting
b. Meningkatkan kreatifitas ibu balita dalam pengolahan keberagaman jenis
makanan untuk balita dalam rangka pencegahan Stunting
c. Meningkatkan asupan gizi keluarga resiko stunting

C. Sasaran
Sasaran Gerakan Penurunan Stunting “GENTING” adalah mulai dari kelompok
ibu hamil, ibu menyusui dan baduta juga masyarakat dari keluarga dengan resiko
stunting dalam suatu wadah pemberdayaan masyarakat.
D. Rencana Tindak Lanjut
Kegiatan inovasi tersebut Pemberian PMT pada ibu hamil dan balita, Refresing
kader dan tindak lanjut kegiatan posyandu / Pengukuran Ulang.
a. Pemberian PMT pada Ibu Hamil dan Balita
1. Penjaringan balita dan bumil yang mempunyai masalah gizi
2. Mengajukan dana dari ADD atau dana lainnya
3. Distribusi PMT kepada sasaran
4. Evaluasi PMT
b. Refresing kader
1. Mengajukan dana dari ADD
2. Menjadwalkan kegiatan
3. Mengundang kader Posyandu di wilayah desa Gunungbentang
4. Pelatihan kader Posyandu
5. Evaluasi
c. Tindak Lanjut Kegiatan Posyandu
1. Pengukuran Ulang
 Menjadwalkan kegiatan
 Mengundang sasaran
 Mengukur ulang
 Evaluasi

Kegiatan ini merupahkan berkolaborasi antara desa dengan Muspika, Lintas sektor
(linsek), PKK, dan Kementerian Agama yang berperan dalam kegiatan menurunkan angka
stunting sehingga stunting dapat berkurang dari tahun ke tahun. Dengan adanya anggaran
desa, kegiatan inovasi ini terutama Pemberian PMT pada balita diharapkan dapat lebih
mencapai sasaran lebih banyak.

E. Manfaat inovasi
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanakan Gerakan Penurunan Stunting
“GENTING” ini adalah adanya kerjasama lintas sektor dalam pencegahan stuntng,
sehingga apa yang menjadikan tujuan nasional dalam menurunkan angka stunting bisa
terwujud. Balita mengalami kenaikan Berat Badan dan tinggi badan mencapai optimal
serta Ibu balita lebih kreatif memberikan  makanan bergizi seimbang kepada anaknya.
Selain manfaat diatas dengan adanya gerakan ini diharapkan semakin tingginya
pemberdayaan di masyarakat karena keterlibatan masyarakat dalam setiap komponen
kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai